Anda di halaman 1dari 11

METODE RISET AR.

450
Menggali Potensi Eko-Wisata di Kampung Nelayan Kenjeran

Oleh: KELOMPOK 1 - Sylviana Putri - Elyne Widyanto - Renata Odilia - Mellisa Maria - Eunike Christina - Della Alfreda - Irene Mariska - Jacklyn Stephanie (22410037) (22410040) (22410053) (22410059) (22410073) (22410074) (22410094) (22410133)

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA 2012

DAFTAR ISI
BAB I........................................................................................................... 3 BAB II.......................................................................................................... 5 2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................5 2.2 Landasan Teori..................................................................................6 2.2.1 Konsep Daya Tarik Wisata...........................................................6 2.2.2 Pengertian Ekowisata..................................................................7 BAB III......................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagai negara maritim, laut di Indonesia memiliki peran sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan, salah satunya di bidang perikanan.Hal ini dapat dilihat pada kawasan pesisir yang tidak hanya dimanfaatkan sebagai transportasi laut, melainkan juga area penangkapan ikan dan budidaya hasil laut. Oleh sebab itu, Kampung Nelayan, sebagai daerah yang berada di kawasan pesisir sangat penting untuk diperhatikan kondisinya. Berdasarkan hasil observasi, kondisi Kampung Nelayan ternyata memiliki potensi lain selain hasil laut, yaitu dari sektor pariwisata. Salah satu daya tarik kawasan tersebut adalah Jembatan Suramadu, yang dapat menjadi potensi utama dalam menarik minat pengunjung untuk berwisata. Selain itu, berdasarkan observasi dan wawancara sekilas, pantai kenjeran juga menawarkan objek wisata dari sarana hiburan, olahraga, wisata religi, budaya, hingga edutainment. Di Water Park Kenjeran misalnya, tersedia fasilitas kolam renang. Di samping itu, pada setiap satu tahun sekali Kya Kya Kenjeran menjadi ajang festival bulan purnama, dan tampil semarak dengan ribuan lampion dengan gaya arsitektur Cina, terdapat juga banyak nelayan yang menyediakan jasa penyewaan perahu. Hal ini menandakan bahwa Kenjeran memiliki potensi yang dapat meningkatkan minat turis untuk berwisata. Berdasarkan hasil observasi, para nelayan memasang tarif Rp 50.000 per orang untuk satu kali perjalanan dan Rp 250.000 per hari untuk penyewaan perahu. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diajukan proposal penelitian dengan judul "Menggali Potensi Eko-Wisata di Kampung Nelayan Kenjeran", karena hal ini dianggap memiliki potensi dalam meningkatkan penghasilan tambahan. Menurut Pramono (2010), pengembangan sektor pariwisata ini dapat

diterapkan dalam mengembangkan potensi kampung nelayan yang memberikan dampak berupa rasa bangga masyarakat terhadap kebudayaannya, melestarikan sumberdaya setempat dan meningkatkan pendapatan dengan cara melibatkan partisipasi masyarakat lokal. 1.2 Rumusan Masalah Aktivitas apa saja yang dilakukan para nelayan untuk menambah pendapatan selain melaut yang bersifat wisata/rekreasi? 1.3 Tujuan Mengidentifikasikan tempat atau kegiatan di kampung nelayan yang dapat diberdayakan menjadi tempat wisata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Rima Dewi Surabaya memiliki banyak potensi wisata yang perlu dikembangkan dalam mendukung kegiatan wisata secara regional Jawa Timur. Konsep pengembangan / peningkatan infrastruktur yang mendukung kegiatan wisata pada intinya yaitu melakukan peningkatan koordinasi dalam operasional dan pemeliharaan infrastruktur, penyediaan infrastruktur pada titik strategis, peningkatan kondisi eksisting infrastruktur, pengembangan infrastruktur untuk memberikan kenyamanan dan keamanan kawasan, yang semua pengembangan berorientasi dalam mendukung kegiatan wisata Kawasan Kenjeran. Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, salah satu lokasi wisata bahari di Surabaya, yakni pantai Kenjeran mulai berbenah. Sejumlah fasilitas pendukung mulai dari infrastruktur, areal penginapan hingga fasilitas sirkuit terus diperbaiki. Dermaga perahu juga disiapkan untuk memudahkan para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan di Jembatan Suramadu. Sejumlah perahu nelayan disiapkan. Untuk menikmatinya, pengunjung dapat membayar tiket sebesar Rp. 100.000(Seratus ribu rupiah) sebanyak 10 orang. Selama dua jam menuju Suramadu, wisatawan bisa menikmati pemandangan pulau madura di sebelah utara. Meski tidak memiliki pantai berpasir namun, pantai yang berjarak 10 km dari pusat kota tersebut membentang dari utara sampai selatan dengan luas area-nya mencapai 100 Ha. Fasilitas yang bisa dibilang baru adalah pantai pasir di tengah laut, untuk sampai ketujuan wisatawan bisa menyewa perahu dengan harga per orang Rp. 5.000 (lima ribu rupiah) maksimal 10 orang (rombongan).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata mengenai pengunjung pantai wisata kenjeran dari tahun 2005 - 2009 menyatakan bahwa tahun 2005 terdapat 37 pengunjung wisata mancanegara dan 227.881 pengunjung wisata nusantara, tahun 2006 terdapat 31 pengunjung wisata mancanegara dan 236.735 pengunjung wisata nusantara, tahun 2007 terdapat 11 pengunjung wisata mancanegara dan 330.191 pengunjung wisata nusantara, tahun 2008 terdapat 23 pengunjung wisata mancanegara dan 407.391 pengunjung wisata nusantara, serta tahun 2009 terdapat 5 pengunjung wisata mancanegara dan 556.785 pengunjung wisata nusantara dapat dilihat bahwa setiap tahun pengunjung nusantara pantai kenjeran mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa wisata pantai kenjeran dari tahun ketahun menarik minat para pengunjung karena potensi yang dimilikinya. Menurut harian suara merdeka online mengatakan bahwa pamor taman hiburan kenjeran tidak menurun. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah pengunjung hingga puluhan ribu selama libur panjang Jumat (6/4/2012) hingga Minggu (8/4/2012). Para pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari kawasan Surabaya dan Sidoarjo saja. Masyarakat Gresik, Mojokerto, Bojonegoro dan Malang pun mengisi liburan panjang kemarin di THP Kenjeran.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Konsep Daya Tarik Wisata Konsep tentang daya tarik wisata, banyak dikemukakan para sarjana serta tertuang juga dalam undang-undang kepariwisataan nomor 10 tahun 2009, terutama pasal 1 ayat 5 dimana daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam ( ekowisata ), budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Minothi dalam Yoeti (1989:160) mengatakan obyek wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau berkunjung. Macam dan jenis daya tarik wisata itu meliputi: 1) Benda-benda yang tersedia di alam semesta seperti pemandangan alam, hutan belukar, kekayaan flora dan fauna. 2) 3) Hasil ciptaan manusia seperti peninggalan sejarah, kebudayaan dan keagamaan. Tata cara hidup masyarakat seperti adat-istiadat, dan kebiasaan hidup masyarakat yang menarik untuk disaksikan. Supaya daya tarik wisata dapat dikunjungi oleh wisatawan, hendaknya suatu daerah tujuan wisata memenuhi paling sedikit tiga persyaratan yaitu : (1) sesuatu yang dapat dilihat (something to see) (2) sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do) (3) sesuatu yang dapat dibeli(something to buy).

2.2.2 Pengertian Ekowisata Menurut Ceballos-Lascurain (1987,p.14) Travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objective of studying,admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any exiting cultural manifestations (both past and present) found in these areas Menurut The Ecotourism Society (1991a,b) Responsible travel to natural areas which conserves the environment and improves the well-being of local people Menurut Ecotourism Association of Australia (1992) Ecologically sustainable tourism that fosters environmental and cultural understanding, appreciation and conservation

Menurut National Ecotourism Strategy of Australia (allcock et al., 1994) Ecotourism is nature-based tourism that involves education and interpretation of the natural environment and is managed to be ecologically sustainable. Menurut Tickell (1994, p.ix) Travel to enjoy the worlds amazing diversity of natural life and human culture without causing damage to either Menurut R.K. Blamey ecotourism is nature based, environmentally educated and sustainably managed. 2.2.3 Fungsi Ekowisata Menurut Ross and Wall (1999) terdapat lima fungsi dasar ekowisata, yaitu perlindungan atau konservasi daerah alam, membangun kesadaran lingkungan, meningkatkan kualitas pariwisata, memberikan keuntungan finansial, dan menarik partisipasi lokal (pemberdayaan masyarakat setempat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Teknik penelitian yang digunakan merupakan unsur yang paling penting di dalam melakukan suatu penelitian. Dalam meninjau potensi eko-wisata kampung nelayan kenjeran, metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Informasi data yang dibutuhkan adalah informasi data mengenai apa saja potensi kampung nelayan supaya dapat dikembangkan menjadi eko-wisata yang menarik perhatian pengunjung. Data yang dihasilkan dari metodologi ini berupa data verbal yang didapat melalui metode observasi lapangan serta wawancara. Observasi yang dilakukukan dengan meneliti keadaan kampung nelayan Kenjeran yang berpotensi menjadi tempat wisata. Data yang dihasilkan dilengkapi dengan foto-foto yang mendukung penelitian. Wawancara yang dilakukan terfokus terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Dalam kegiatan wawancara, semua informasi yang diberikan oleh responden disimpan dalam catatan lapangan. Responden yang dipilih menggunakan teknik snow ball. Responden adalah orang yang terlibat langsung dalam suasana dan kegiatan di kampung nelayan serta yang menerapkannya setiap hari. Langkah langkah yang dipakai dalam penelitian ini: 1. Menyusun pertanyaan pertanyaan yang mendukung rumusan masalah 2. Melakukan observasi ke kampung nelayan Kenjeran 3. Melakukan wawancara ke penduduk sekitar kampung 4. Mencatat hasil wawancara dan mendokumentasikannya 5. Mengevaluasikan hasil wawancara dengan studi literatur 6. Menyusun data hasil penelitian 7. Membuat laporan penelitian

Teknik penentuan responden sebagai sampel data dengan cara snow ball, yaitu: Menanyakan kepada penjual ikan asap dimana pusat para nelayan beraktivitas Menanyakan dimana keberadaan para nelayan pada warga desa Cumpat yang merupakan salah satu kampung yang ada disana Menemukan dan melakukan wawancara dengan beberapa para nelayan desa Cumpat Menanyakan dimana keberadaan para nelayan lain yang ada di kawasan di desa tersebut pada warga Desa Cumpat Menemukan dan melakukan wawancara dengan beberapa para nelayan desa tetangga yaitu Desa Nambangan

DAFTAR PUSTAKA
Setiyawardana, Rd Dimas (2009), Pengembangan Infrastruktur Kecamatan Bulak Dalam Mendukung Kegiatan Wisata Kawasan Kenjeran, diunduh dari http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100008033446/4206, 1 Juni 2012. Baihaki, Mus (2010), Pengunjung Pantai Ria Kenjeran Meningkat 8% per Tahun, diunduh dari http://disbudpar.jatimprov.go.id/wisata/wisata-bahari/84-pengunjungpantai-ria-kenjeran-meningkat-8-pertahun.html, 1 Juni 2012. Anggara, Norma (2012). Long Weekend, Pantai Kenjeran Diserbu Puluhan Ribu Pengunjung, diunduh dari http://surabaya.detik.com/read/2012/04/09/094346/1887493/466/, 1 Juni 2012. Tuohino, A., and A. Hynonen (2001). Ecotourismimagery and reality. Reflections on concepts and practices in Finnish rural tourism.Nordia Geographical Publications.pp. 30(4):2134. Ceballos-Lascurain,H.(1987) The future of ecotourism. Mexico Journal January,1314. The Ecotourism Society (1991a) The ecotourism society newsletter Number 1, Spring. The ecotourism society (1991b) Ecotourism guidelines for Nature-Based Tour Operators.The Ecotourism Society, North Bennington, Vermont. Ecotourism Association of Australia (1992) Newsletter 1,2. Allcock, A., Jones, B., Lane, S. and Grant, J. (1994) National Ecotourism Strategy.Commonwealth Departement of Tourism, Australian Government Publishing Service, Canberra. Tickell, C. (1994) Foreword. In:Cater, E. and Lowman, G.(eds) Ecotourism: a Sustainable Option? John Wiley & Sons, Brisbane, pp,ix-x. Ross, S. and Wall, G. (1999) Ecotourism: towards congruence between theory and practice.Tourism Management 20, 123-132.

Anda mungkin juga menyukai