Anda di halaman 1dari 7

Hidrostatika Kapal Selam Kapal selam adalah rekayasa teknologi perkapalan yang merupakan salah satu jenis kapal

khusus yang memiliki kemampuan menyelam dan beroperasi dibawah permukaan air dalam kedalaman tertentuyang dapat disesuaikan. Dalam hidrostatika kapal selam, hal-hal yang perlu dipelajari antara lain adalah masalah berat dan buoyancy, serta factor yang mempengaruhi statika kapal selam. 2.1 Berat dan buoyancy Gaya angkat (buoyancy) ataupun gaya berat ditentukan dengan persamaan berikut : F = mg..(2.1) F = gaya berat/gaya angkat m = masa (kg) g = Percepatan gravitasi (m/s2) Study tentang hukum dasar pengapungan (benda-benda yang mengapung) perlu dikaji kembali terutama beberapa pengertian dasar, diantaranya : a. Displacement Yaitu berat air yang diindahkan badan kapal yang tercelup kedalam air, nilai displecement secara normal sama dengan daya dorong keatas benda. b. Volume displacement Yaitu volume air yang diindahkan oleh badan kapal yang tercelup kedalam air, saat kapal selam berada dibawah permukaan air volume displacement sama dengan volume badan kapal. Jika dikehendaki menenggelamkan keseluruhan badan kapal, harus dilakukan penisian air kedalam tangki yang nilainya sama dengan daya apung cadangan. c. Kapal selam mengapung dengaan trim selam (diving trim). Saat permukaan air (W) berat pada kapal selam sama dengan (B) buoyancy total, keduanya bekerja pada garis yang sama, pusat gravitasi diasumsikan berada diatas titik B. d. Kapal mengapung Pengoperasian ini hanya dilakukan dengan mendorong air keluar dari tangki-tangki ballast, hal ini dilakukan untuk mengurangi nilai w, dan kapal akn mendapat gaya buoyancy positif, yaitu Bs akan lebih besar dari Ws , ketidak seimbangan antara berat dan gaya apung tersebut akan menyebabkan kapal terdorong naik ke permukaan, sebagaimana sebelum kapal menyelam, dan nilai W dan B kembali sama.

2.2 Tekanan Hydrostatik Boyle merumuskan, tekanan Hydrostatik pada kedalaman tertentu berbanding lurus dengan kedalaman, hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : P = (1+h/10).(2.2) Dimana : P = tekanan Hydrostatik h = kedalaman benda sedangkan pada tahun 1900, Allowed menuliskan hubungan antara kedalaman, tekanan dan volume gas pada sebuah tabel. Tabel 2.1 Tabel Tekanan Hydrostatic Kedalaman Tekanan Volume (m) (bar) (L) Permukaan 1 1,0 10 20 30 40 50 2 3 4 5 6 0,5 0,33 0,25 0,2 0,16

3. Penentuan bentuk dan ukuran kapal utama Kapal selam ini dirancang dengan kapasitas maksimal dua orang awak kapal yang bertugas mengoperasikan serta melakukan survey dan inspeksi bawah laut, beberapa kriteria yang harus direncanakan dengan baik dalam merancang kapal selam ini, diantarnya : Kapasitas ruangan yang dibutuhkan awak kapal agar bisa mengoperasikan kapal serta melakukan survey. Kapasitas ruangan yang dibutuhkan peralatan olah gerak kapal selam. Selain itu hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan ukuran utama kapal selam ini diantaranya : Daerah operasi, meliputi daerah dengan perairan yang relatif tenang dengan kedalaman penyelamatan yang mencapai 10 meter dibawah permukaan garis air. Akan tetapi dengan adanya kriteria diatas, kapal selam ini diharapkan tetap mampu bekerja terhadap gaya-gaya hyrodinamika dibawah permukaan air serta mampu melakukan pergerakan sesuai kebutuhan perancangan. Jenis, berat dan dimensi instrumentasi seta kebutuhan ruangan untuk operator merupakan inputan sebagai dasar penentuan ukuran kapal, secara umum kapal selam ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu : Bagian depan yang merupaakan ruangan operator.

Bagian tengah, dimana terdapat tangki ballast, pompa ballast dan baterai. Bagian buritan yang merupakan space (ruang) untuk motor utama dan motor servo yang berfungsi sebagai penggerak utama serta manuever kapal. Selain itu kapal selam harus didesain sedemikian rupa agar tetap bisa bekerja dengan baikdalam menjalankan misinya, pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan diantaranya : Bentuk yang hydrodinamis akan menghasilkan tahanan yang kecil, yang akan berpengaruh terhadap system propulsi kapal. Memiliki tata ruang yang proporsional, sehingga kebutuhan space untuk instrument mekanik terjamin, hal ini skan mempermudah proses perawatan dan perbaikan. Didalam Octopus limited book , penentuan dimensi pada kapal selam juga dapat dilakukan dengan pendekaan rumus : a. Panjang bagian depan kapal selam / bow profile : Lf = 2,4 D..(3.1) b. Panjang bagian belakang kapal selam / sterm profile : La = 3.6 D.(3.2) c. Panjang bagian tengah kapal / perelel midle body : Lpmb = Loa-(Lf+La)(3.3) d. Panjang kapal keseluruhan : L = Lf + La + Lpmb.(3.4) 3.1 Panjang kapal L adalah panjang kapal yang diukur dari garis tegak yang ditarik dari bagian badan kapal paling belakang sampai dengan bagian kapal paling depan, atau merupakan panjang keseluruhan kapal atau Loa. 3.2 Lebar kapal B adalah definisi dari lebar kapal, dalam pembuatan rencana garis dikenal dengan istilah breadth moulded, yaitu lebar tersebar dari badan kapal. 3.3 Tingi kapal H adalah definisi dari tinggi kapal dala penbuatan rencana garis dikenal dengan istilah depth moulded, yaitu tinggi kapal yang diukur dari baseline samapia sisi tertinggi pada bagian tertinggi dari lambung kapa

Seluk Beluk Kapal Selam


5. Cara Kerja Kapal Selam
a. Proses Penyelaman dan Muncul ke Permukaan 1. Proses buoyancy force untuk timbul dan tenggelam dalam air Sebuah kapal selam atau sebuah kapal laut bisa mengapung karena berat air yang dipindahkannya sama dengan berat kapal itu sendiri. Pemindahan air ini menciptakan sebuah gaya ke atas yang disebut gaya apung atau buoyancy force dan bekerja berlawanan dengan gaya gravitasi, yang akan menarik kapal ke bawah. Tidak seperti kapal biasa, sebuah kapal selam bisa mengatur gaya apungnya, sehingga bisa membuatnya tenggelam dan muncul ke permukaan sesuai keperluan. Untuk mengatur gaya apungnya, kapal selam memiliki tangki-tangki pemberat dan tangki-tangki pelengkap atau penyeimbang yang bisa diisi dengan air maupun dengan udara.

Ketika kapal selam berada di permukaan, tangki-tangki pemberat tersebut terisi dengan udara sehingga massa jenis keseluruhan kapal selam menjadi lebih kecil dari pada massa jenis air di sekelilingnya. Ketika kapal menyelam, tangki-tangki pemberat dipenuhi dengan air, sedangkan udara yang ada di dalam tangki pemberat tersebut dilepaskan keluar dari kapal selam sampai massa jenis keseluruhannya menjadi lebih besar daripada massa jenis air di sekitarnya sehingga kapal selam mulai tenggelam (gaya apung negatif). Persediaan udara bertekanan dipertahankan di dalam kapal selam melalui tabung-tabung udara sebagai penopang hidup. 2. Hydroplane untuk mengontrol penyelaman Sebagai tambahan, kapal selam mempunyai perangkat-perangkat yang bisa bergerak berbentuk sayap-sayap pendek yang disebut hydroplane di bagian buritan untuk membantu mengatur arah penyelaman. Hydroplane akan diarahkan sedemikian rupa sehingga air akan bergerak melewati buritan dan mendorong buritan ke atas sehingga kapal selam dapat mengarah ke bawah. Untuk menjaga kapal selam pada suatu tingkat kedalaman, kapal selam menjaga keseimbangan antara udara dan air di dalam tanki penyeimbang sehingga massa jenis keseluruhannya sama besar dengan massa jenis air di sekelilingnya (gaya apung netral).

Ketika kapal selam mencapai kedalaman jelajahnya, hydroplane akan diluruskan sehingga kapal selam bisa berjalan lurus melewati air. Air juga didorong di antara tanki penyeimbang haluan dan buritan untuk menjaga keseimbangan Ketika kapal selam muncul ke permukaan, udara bertekanan mengalir dari tabung-tabung udara ke tangki-tangki pemberat dan air di dalamnya didorong keluar dari kapal selam sampai massa jenis keseluruhannya lebih kecil dari massa jenis air di sekelilingnya (daya apung positif) dan kapal selam pun muncul. Hydroplane diarahkan sedemikian rupa sehingga air akan bergerak ke atas buritan, dan mendorong buritan ke bawah, akibatnya kapal selam akan mengarah ke atas. Dalam situasi darurat, tangki pemberat bisa diisi dengan cepat dengan udara bertekanan tinggi untuk membawa kapal selam tersebut naik ke permukaan dengan sangat cepat. 3. Secondary Propulsion motor untuk berputar Kapal selam bisa dikemudikan di dalam air dengan menggunakan kemudi ekor untuk berbelok ke kanan atau ke kiri dan dengan hydroplane untuk mengatur arah depanbelakang kapal. Sebagai tambahan, beberapa kapal selam dilengkapi dengan sebuah motor penggerak cadangan yang dapat dikeluar-masukkan sehingga bisa berputar 360 derajat. b. Penanganan Penopang Hidup dalam Kapal Selam Ada tiga masalah penting yang berkaitan dengan penopang hidup di lingkungan kapal selam yang tertutup yaitu: menjaga kualitas udara, menjaga suplai air bersih dan menjaga suhu 1. Menjaga kualitas udara dalam kapal selam Ada tiga hal yang harus terjadi untuk menjaga udara di dalam sebuah kapal selam agar tetap bisa dihirup : Oksigen harus diisi ulang bila oksigen dikonsumsi. Jika kadar oksigen di udara terlalu rendah, seseorang akan merasa sesak. Karbondioksida harus dihilangkan dari udara. Jika kadar karbondioksida naik, akan terjadi keracunan. Embun dari udara yang kita hembuskan harus dihilangkan. Oksigen disediakan dari tangki bertekanan, generator oksigen (yang bisa membentuk oksigen dari air yang dielektrolisis) atau semacam tabung oksigen yang mengeluarkan oksigen dengan sebuah reaksi kimia yang sangat panas. Oksigen bisa dikeluarkan secara terusmenerus oleh sebuah sistem terkomputerisasi yang mengontrol kadar oksigen di udara, atau bisa juga dikeluarkan dalam beberapa waktu secara periodik dalam sehari.

2. Menjaga kesinambungan suplai air bersih dalam kapal selam Kebanyakan kapal selam mempunyai suatu perangkat penyulingan yang bisa menarik air laut dan menghasilkan air bersih. Instalasi penyulingan tersebut memanaskan air laut menjadi uap air yang akan menghilangkan garam, kemudian mendinginkan uap air tersebut ke dalam sebuah tangki penampungan air bersih. Instalasi penyulingan dalam beberapa kapal selam bisa menghasilkan 10.000-40.000 galon (38.000150.000 liter) air bersih setiap hari. Air ini digunakan terutama untuk mendinginkan peralatan elektronik (seperti komputer dan peralatan navigasi), serta untuk menopang hidup para awak (misalnya, untuk minum, memasak, dan kebersihan diri).

3. Menjaga temperatur udara dalam kapal selam Suhu lautan yang mengelilingi kapal selam biasanya sekitar 39 F atau 4 C. Logam dari kapal selam menghantarkan panas dari dalam kapal ke air di sekelilingnya. Oleh sebab itu, kapal selam harus dipanaskan secara elektrik untuk menjaga suhu yang nyaman bagi para awak. Tenaga listrik untuk pemanas datang dari reaktor nuklir, mesin diesel, atau baterai (untuk darurat). c. Sistem Navigasi Kapal Selam Cahaya tidak bisa menembus lebih jauh kedalam lautan, akibatnya kapal selam harus dikemudikan melewati air dengan pandangan buta. Oleh sebab itu, kapal-kapal selam dilengkapi dengan bagian navigasi dan perlengkapan navigasi yang canggih. Perlengkapan navigasi tersebut adalah :

1. Global Positioning System (GPS) Ketika di permukaan, sebuah Sistem Pemetaan Global (GPS) yang canggih dengan akurat menentukan letak garis lintang dan garis bujur, tapi sistem ini tidak bisa bekerja ketika kapal selam sedang menyelam dalam air. GPS adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Dengan sistem navigasi GPS, kapal tidak akan tersesat. Setelah memasukkan data tujuan, GPS akan menampakkan di layar posisi, arah tujuan, kapan harus berbelok, dan bagaimana sampai di tujuan. GPS juga dapat menampilkan peta pada saat tidak dijalankan.

2. Inertial Guidance Di bawah air, kapal selam menggunakan sistem pemandu inersial (listrik, mekanik) yang menjaga jalur pergerakan kapal dari sebuah titik awal yang ditetapkan dengan menggunakan gyroscope. Sistem pemandu inersial ini tetap akurat hingga 150 jam waktu operasi dan harus kembali disetel kembali dengan sistem navigasi lain yang harus diakses di permukaan (GPS, radio, radar, satelit). Dengan adanya sistem ini, maka kapal selam bisa ternavigasi dengan akurat dan tetap berada dalam radius seratus kaki dari tujuannya. 3. SONAR System Untuk mengetahui letak suatu target, sebuah kapal selam menggunakan SONAR (Sound Navigation and Ranging) baik secara aktif maupun pasif. Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan cara mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Sistem sonar bisa juga digunakan untuk menyempurnakan kembali sistem navigasi inersia dengan mengidentifikasi fitur-fitur dasar lautan.

d. Proses Penyelamatan dalam Kapal Selam Ketika sebuah kapal selam tenggelam akibat berbenturan dengan sesuatu (seperti dengan kapal lain, dinding jurang atau ranjau) atau akibat sebuah ledakan di dalam kapal, para awak akan mengirimkan panggilan darurat atau meluncurkan pelampung yang akan mengirimkan tanda bahaya dari lokasi kapal selam.

Anda mungkin juga menyukai