Anda di halaman 1dari 10

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Magang Menurut Winarta (1997), mengatakan bahwa magang adalah suatu proses belajar mengajar antara petani, dimana seorang petani belajar dari pengalaman kerja dari suatu usahatani dalam kegiatan sesungguhnya di lapangan dengan bimbingan petani yang berhasil menjalankan usahataninya. Kegiatan Magang bertujuan untuk : 1. meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani, 2. menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa kewirausahaan petani, 3. menumbuhkan minat keyakinan petani pemagang terhadap usahatani sebagai sumber mata pencaharian, 4. menumbuhkan dan mengembangkan hubungan sosial dan interaksi positif antara sesama petani, 5. meningkatkan keterampilan, kecakapan dan rasa percaya diri petani dalam mengajar petani lainnya. Adapun persyaratan yang harus dilakukan dalam mengikuti kegiatan Magang sebagi berikut : 1. bersedia belajar 2. bersedia bekerja dilingkungan usaha petani dan tinggal bersama keluarga petani apabila pengajar berasal dari daerah lain, 3. bersedia menanggung biaya selama kegiatan magang (bila tidak dana dari pemerintah).

B. Penyuluhan Sistem Penyuluhan Pertanian, adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui Penyuluhan. Penyuluhan Pertanian merupakan proses

pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian lingkungan hidup. Pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan) adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumberdaya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi

kesejahteraan masyarakat (UU. No. 16 Tahun 2006). Menurut Sutarmadi, A dan Mardikanto,T (1982), tujuan dari kegiatan Penyuluhan Pertanian adalah merubah perilaku sasaran, perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai Penyuluhan Pertanian adalah : 1. perubahan tingkat pengetahuan petani yang lebih luas terutama mengenai ilmu-ilmu teknis pertanian dan ilmu pengelolaan usahatani, 2. perubahan dalam kecakapan atau keterampilan teknis yang lebih baik dan kecakapan dalam mengelola usahatani yang lebih efisien,

3.

perubahan mengenai sikap yang lebih progresif serta motivasi dan tindakkan yang lebih rasional.

C. Perencanaan Penyuluhan Pertanian Perencanaan Penyuluhan Pertanian, dirumuskan dengan memperhatikan dinamika dan prinsif yang mengarah pada demokrasi, partisipasi, tranparansi dan desentrelisasi (Mohammad Jafar Hafsah, 2009). Perencanaan menurut Denyer (1972) adalah sebagai jembatan penghubung antara keadaan sekarang yang sedang dialami dengan tujuan sasaran-sasaran yang ingin dicapai atau dikehendaki pada masa-masa mendatang.

D. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara yang sudah direncanakan sebelumnya untuk melaksanakan kegiatan Penyuluhan Pertanian (Soesmono 1975 dan Totok Mardikanto, 1985). Dalam pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ada beberapa kegiatan yang dilakukan bersama-sama masyarakat dan instansi terkait dalam upaya untuk merumuskan masalah, dan upaya pemecahan masalah yang dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) I. 1. Mengumpulkan data potensi wilayah dan agroekosistem tingkat desa dan kecamatan.

Menurut Irwan, D. ( 1975 ), identifikasi wilayah dan agroekosistem pada kegiatan pelaksanaan identifikasi lapangan I dengan penggalian dan analisis data sekunder atau analisis data lapangan atau data primer dan hasil wawancara dengan petani akan menghasilkan informasi dan gambaran keadaan wilayah secara menyeluruh baik agroklimat, sosial, ekonomi serta masalah pemilihan komoditas yang sesuai dengan kesesuaian lahan dengan dukungan sub sistem hulu dan sub sistem hilir.

2.

Memandu penyusunan Rencana Kegiatan Desa (RKD) dan Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD). Programa Tingkat Desa adalah programa yang dibuat oleh petani yang berasal dari rencana kegiatan individu, rencana kelompok dan akhirnya secara parsitipatif disusun ditingkat desa guna menyelesaikan masalah-masalah yang menghambat pencapaian visi desa. Langkah dan teknik menyusun rencana ini dimulai dari identifikasi wilayah dan identifikasi individu petani menggunakan teknik PRA. Identifikasi menghasilkan potensi dan masalah, kemudian secara parsitipatif

dirumuskan rencana-rencana kegiatannya baik ditingkat kelompok maupun ditingkat desa.

3.

Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian. Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Programa Penyuluhan Pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman

sebagai alat pengendali dalam pencapaian tujuan Penyuluhan Pertanian. Proses penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian berdasarkan kebutuhan petani terhadap Penyuluhan Pertanian, yang telah dikompilasi dengan hasil-hasil analisis keadaan (UU. RI. No. 16 Tahun 2006).

4.

Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian. Rencana Kerja adalah pernyatan tertulis yang memuat secara lengkap tentang apa, mengapa, bagaimana, dimana, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan Kegiatan Penyuluhan. Rencana Kerja merupakan bentuk kegiatan yang disusun sedemikian rupa, sehingga lebih mudah dapat dipahami serta dapat memberikan dasar pertimbangan bagi pelaksanaan kegiatan secara efesien, sebab didalam rencana kerja dirumuskan secara jelas mengenai masalah umum, masalah khusus, tujuan kegiatan, metode kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan, orang yang melaksanakan kegiatan, sasaran kegiatan, dan sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan, serta rencana evaluasi (Suhardiono, L . 2009 ).

5.

Melakukan kunjungan tatap muka atau anjangsana pada petani perorangan atau kelompok atau massal. Kunjungan tatap muka atau anjangsana adalah suatu kunjungan terencana yang dilakukan Penyuluh ke rumah atau tempat usaha petani dan nelayan untuk tujuan tertentu (Deptan, 2003). Tujuan kunjungan tatap muka atau anjangsana adalah menumbuhkan kepercayan diri petani dan

10

keluarganya. Teknik pelaksanaan kunjungan tatap muka atau anjangsana adalah : a. kunjungan sebaiknya dilakukan secara terencana, untuk itu seorang Penyuluh harus membuat jadwal kunjungan yang berisi tentang siapa yang akan dikunjungi, waktu kunjungan, topik yang akan dibicarakan, b. usahakanlah waktu kunjungan tidak mengganggu kesibukan petani, c. bersikaplah ramah, bersahabat dan penuh rasa kekeluargaan, jangan bersikap terlalu resmi atau menggurui.

6.

Melaksanakan Demonstrasi Cara. Demonstrasi merupakan suatu metode Penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan atau membuktikan secara nyata tentang cara dan hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani dan nelayan. Demonstrasi Cara adalah metode penyuluhan yang menonjolkan pada upaya menunjukkan tentang cara kerja (Anonim, 2011).

7.

Merencanakan Demontrasi Usahatani melalui Demontrasi Farm Menurut Suriatna, S. (1988) metode Penyuluhan Pertanian adalah cara yang sudah direncanakan sebelumnya untuk melaksanakan kegiatan Penyuluhan Pertanian. Sebagai suatu sistem komunikasi, sudah barang tentu Penyuluhan Pertanian dapat dilaksanakan dengan berbagai cara atau metode, antara lain : a. demonsrasi usaha kelompok (DEMFARM), yaitu demonstrasi yang dilakukan secara kerjasama dalam kelompok, dalam satu kelompok

11

dengan areal 1-5 Ha untuk komoditi yang diperlukannya. Tujuan Demonstrasi Farm yaitu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota kelompoktani serta memberikan contoh penerapan teknologi baru melalui kerjasama kelompok. b. Sekolah Lapang yaitu metode Penyuluhan yang dilakukan melalui kegiatan pertemuan berkala yang dilakukan oleh sekelompok petani pada hamparan tertentu, yang diawali dengan membahas masalah yang sedang dihadapi, diikuti dengan curah pendapat, berbagi pengalaman tentang alternatif dan pemilihan cara pemecahan masalah yang paling efektif dan efisien sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki.

8.

Menjadi Pramuwicara dalam perencanaan dan pelaksanaan pameran. Pameran merupakan usaha untuk memperlihatkan atau

mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu. Tahapan pameran meliputi tiga tahap usaha komunikasi yaitu menarik perhatian, menggugah hati dan membangkitkan keinginan serta bila memungkinkan tahap meyakinkan diharapkan dapat juga tercapai (Anonim 2011). Teknik pelaksanaan kegiatan pameran adalah sebagai berikut : a) sabaiknya diselenggarakan bersamaan dengan peristiwa-peristiwa khusus, misalnya hari jadi desa, kecamatan, kabupaten, b) mempunyai tema dan pusat perhatian (focus), c) materi atau barang yang disajikan harus jelas, mudah dipahami,

12

d) tata ruang diatur sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pengunjung, e) gunakan dekorasi dari bahan-bahan yang erat hubungannya dengan yang dipamerkan, f) para penjaga pameran harus dibekali dengan informasi yang cukup mengenai obyek yang dipamerkan.

9.

Mengajar Kursus Tani. Kursus tani merupakan proses belajar mengajar yang khusus diperuntukkan bagi petani dan keluarganya, yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu (Anonim, 2011). Tujuan dari Kursus Tani adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan petani dalam memecahkan masalah dalam usahataninya, dan mampu menerapkan teknologi dibidang pertanian yang lebih menguntungkan.

10. Menumbuhkan Kelompoktani. Penumbuhan kelompoktani dapat dimulai dari kelompok-kelompok atau organisasi sosial yang sudah ada dimasyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian diarahkan menuju bentuk kelompoktani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan pendapatan dari usahataninya. Dalam penumbuhan kelompoktani perlu diperhatikan kondisikondisi kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi,

13

keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan, sehingga menjadi faktor pengikat dalam kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota kelompok merasa memiliki dan menikmati manfaat dari kelompoktani (Anonim, 2007).

11. Mengembangkan Kelompoktani dari Pemula ke lanjut Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan

kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mendiri. Peningkatan kemampuan kelompoktani dimaksudkan agar kelompok dapat berfungsi sebagai kelas belajar, wahana kerja sama, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran serta unit jasa penunjang sehingga menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri (Anonim, 2007).

12. Merencanakan Kegiatan Mimbar Sarasehan Tingkat Kecamatan Mimbar Sarasehan merupakan forum konsultasi antara kelompok tani-nelayan andalan secara (KTNA) periodik dengan dan pihak pemerintah yang untuk

diselenggarakan

berkesinambungan

membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani dalam rangka pembangunan pertanian. Tujuan dari Kegiatan Mimbar Sarasehan Tingkat Kecamatan antara lain :

14

1) memahami keadaan dan masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian dilapangan. 2) mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah beserta penyusunan rencana kegiatan yang mencakup usahatani dan kehidupan petani dan keluarganya.

13. Memberikan berkonsultasi

Pemecahan

Masalah

kepada

petani-nelayan

yang

Masalah adalah penyebab keadaan yang tidak memuaskan atau keadaan yang memerlukan perbaikan, yang menimbulkan rangsangan untuk kita berfikir dan berbuat untuk mengatasi atau menghilangkannya. Masalah ini harus dihadapi dan dipecahkan untuk menjamin dan memperlancar tercapainya tujuan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. 2. catatlah tanda-tanda yang menunjukan dimana terdapat masalah. bandingkan dengan yang normal dengan standar-standar pelaksanaan yang sedang dijalankan. 3. 4. tetapkan adanya masalah. sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah ialah : a. apa (what) yang menjadi selisih, kekurangan dan penyimpangan. 1) berapa banyak (how much) dan bagaimana (how) terjadinya, 2) dimana lokasinya, 3) siapa-siapa (who) yang terlibat pada kejadian itu.

15

Anda mungkin juga menyukai