Anda di halaman 1dari 12

1.1 Kelenjar pituitari. Berukuran 1 cm dan berat 500 mg, terletak didalan sela tursica dari fosa cranial.

Secara fungsional kelenjar pituitary dibagi menjadi 2 yaitu : Adenohypofise (Pituitary anterior) dan Neurohipofise (Pituitary posterior) Perbedaannya : Adeno = kelenjar,

sedangkan neuro = saraf. Adenohyphofise strukturnya dari kelenjar endokrin, sedangkan neurohyphyse mempunyai struktur seperti jaringan saraf. a. Pituitari Anterior ( AdenoHypofise) Kelenjar pituitary anterior mengontrol seluruhnya fungsi dan struktur kelenjar al : Tyroid, kortex adrenal, follikel ovarium dan karpus luteum yang kadang-kadang disebut sebagai kelenjar utama (master gland) Thyroid stimulating hormon (TSH) bekerja pada kelenjar thyroid yang menstimulus kelompok tyroid untuk menaikan sekresi hormon tyroid. Hormon adrenocortisotropic (ACTH) bekerja pada kortex adrenal yang menstimulus kortex adrenal untuk menaikan ukuran dan mensekresi jumlah besar hormonnya, khususnya sejumlah besar kortisol (hydrokortisol) Follicle stimulating hormon (FSH) yang menstimulus folikel ovarium pimer untuk mulai tumbuh dan menghasilkan estrogen dan tubulus seminiferus membentuk sperma. Luteinizing hormon (LH), bekerja bersama-sama FSH dalam beberapa fungsi yaitu Menstimulasi folikel dan ovum untuk jari matur yang komlet 1) Menstimulasi sel-sel folikel untuk mensekresi estrogen dan menyebabkan ovulasi (robeknya folikel matur dan keluarnya ovum yang sudah matang) Karena fungsi ini LH kadang disebut sebagai hormon ovulasi. 2) LH menstimulasi pembentukan golden body (tubuh mas) menjadi corpus luteum, dalam robeknya folikel. Proses ini disebut Luteinizasi Fungsi ini menyebabkan LH disebut hormon Luteinizing. Pada pria, kelenjar pituitary juga mensekresi LH yang secara formal disebuyt Interstial Cell Stimulating Hormon (ICSH), karena hormon ini menstimulasi sel-sel dalam testis untuk berkembang dan mensekresi testoteron yang merupakan hormon sex pria. Melanocyte stimulating hormon (MSH) Menyebabkan cepat terjadi peningkatan synthesis dan penghancuran pigmen melanin, granulasi pada sel-sel kulit khusus.

Hormon hormon yang dihasilkan oleh pituitary anterior serta Fungsi dan mekanismenya dapat Dilihat Pada tabel dibawah Ini. Hormon hormon yang dihasilkan oleh pituitary anterior KELENJAR / HORMON Pituitary Anterior ( adenohipofise) Growth Hormon (GH) PENGATURAN Dikontrol oleh GHRH dan GHIH Sekresinya meningkat setelah makan, dan setelah tidur lelap ( 1-2 jam) Rangsanga lain yang menyebabkan peningkat GH : Latihan, stres, agent kimia : Arginin, clonidine, TRH pada acromegaly, adrenergic antagonis, beta adrenergik antagonis, hypoglikemi. Sekresinya menurun pada hyperglikemia Dikontrol oleh PRH dan PIH Sekresinya meningkat beberapa jam selama tiidur. Rangsangan lain yang menyebabkan peningkatan PRL : Menyusui, stresor, kimia : Estrogen, Clorpromazine : , FUNGSI Organ Target Seluruh tubuh - Meningkatkan pembelahan sel - Meningkatkan pertumbuhan sel, tulang dan jaringan lunak - Meningkatkan glukosa darah dengan menghasmbat pengambilan glukosa (Insulin antagonis) - Meningkatkan sintesis protein - Meningkatkan volume cairan extraceluler dan retensi elektrolit. - Meningkatkan lipolisis, kadar asam lemak bebas dan pembentukan keton - Bekerja pada semua jaringan tubuh untuk merangsang kerja somatomedin .

Prolactin (PRLH)

Thyroid Stimulating Homone (TSH)

Organ target : Payudara, gonads Menstimulasi perkembangan payudara selama kehamilan dan sekresi ASI sesudah kehamilan. Mengatur fungsi reproduksi pada wanita dan pria.

Adrenocorticotropin hormon (ACTH)

Di kontol oleh ; TRH dan mekanisme Organ

target

Kelenjat

negative feed back tiroid dari kadar T4 Dibutuhkan untuk dalam plasma. pertumbuhan dan fungsi Peningkatan T4 kelenjar tiroid , mengotrol menurunkan TSH semua fungsi kelenjar dan sebaliknya. tiroid. Dikontrol oleh CRH dan mekaniosme feed back negative dari kadar kortisol dalam darah. Sekresinya meningkat pada jam 6 dan 8 malam mengikuti ritme circadian dan disebabkan oleh peningkatan CRH. Stresor fisiologis dan psikologis seperti hypoglikemi, infeksi, nyeri dan kecemasan meningkatan ACTH. Perubahan kadar cortisol mempengaruhi ACTH : Cotisol meningkat ACTH menurun dan sebaliknya.

Gonadotropin ; 1) Folikel Stimulating hormone (FSH)

2) Luteinizing Hormone

Organ Target : Kortex adrenal Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mempertahankan ukuran dari kortex adrenal Mengotrol pengeluaran glukokorticoid (cortisol) dan androgen adrenal. Berfungsi minimla dalam melepaskan aldosteron

Sekresinya dikontrol GnRH

P Menstimulasi perkembangan follikel-follikel ovarium dan sekresi estrogen. L. Mentimulasi tubulus seminiferus testis untuk tubuh dan hasilkan sperma . Menstimulasi maturasi oleh P follikel ovarium dan ovum. Menstimulasi sekresi estogen, memicu ovolusi. Menstimulasi perkembangan korpiluteum (Luteini zation) L. Menstimulasi sel-sel interstisia testis untuk sekresi testoteron

b. Pituytari Posterior Yang melepaskan 2 hormon, yaitu : 1) Anti diuretic hormon (ADG) ADH mengreabsorbsi air dari urine dalam tubulus ginjal ke dalam darah. Air yang sisa dalam tubulus berkurang maka hanya sedikit urin yang keluar dari tubuh. Nama ADH sesuai dengan fungsinya, anti=lawan, duiretik=peningkatan volume urin. Dengan kata lain, ADH merupakan penurunan volume urin. Hyposekresi ADH dihasilkan pada diabetes inspidus yaitu suatu kondisi dimana terbentuk sejumlah besar urin. Pada keadaan ini dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit menyebabkan masalah serius, diobati dengan injeksi atau nasal sparay ADH. 2) Oksitosin Dihasilkan pada wanita sebelum dan sesudah ia mempunyai bayi. Oksitoksin menstimulasi konstraksi otot uterus wanita hamil dan diyakini berinisiatif dan pertahanan persalinan. Oxitosin berfungsi penting dalam kelahiran bayi, yang menyebabkan sel-sel glandula payudara melepas ASI kedalam duktus/saluran yang lalu diisap oleh bayi.

KELENJAR / PENGATURAN FUNGSI HORMON Pituitary Posterior Antidiuretic Stimulators ORGAN TARGET : Hormon (ADH, Rangsangan utama ; Ginjal meningkatnya serum Pengatur utama Vasopresine) osmolalitas melalui osmolaritas dan volume osmoresepptor cairan tubuh hipothalamic. Meningkatkan Hipotensi moderat permeabilitas ductus melalui baroreseptor colectikus ginjal Stresor ; psiklogis, sehingga emnyebabkan nyeri mual dan peningkatan reabsorbsi muntah air. Kimia ; nikotine, Merangsang intake morphine, agent cairan melalui cholinergik mekanisme haus. Inhibitord

Oksitosin

Rangsangan utama ; menurunya serum osmolalitas melalui osmoresepptor hipothalamic. Peningkatan volume dan tekanan darah moderat melalui baroreseptor Stresor ; psiklogis, nyeri mual dan muntah Kimia ; Alkohol ORGAN TARGET ; PAYUDARA DAN UTERUS Menstimulasi perkembangan payudara selama kehamilan dan sekresi ASI sesudah kehamilan. Meningkatkan kontraksi uterus pada proses persalinan.

Stimulators Menyusui melalui conduksi refleks neurologis dari serat afferent pada puting susu ke hypothalamus Contraksi Uterus Inhibitors Rangsangan alfa adrenergik

1. KONSEP DASAR HIPOPITUTARYSME Pengertian Hipopituitarysme adalah Gangguan yang terjadi akibat kekurangan hormone yang diproduksi oleh kelenjar pituitary. Pada hipopituitarism manifestasi klinik yang paling sering dilihat adalah penurunan sekresi gonadotropin LH dan FSH pada lakilaki dapat menyebabkan testikular failure yaitu penurunan produksi testosteron dari sel leyding . Pada laki-laki dapat mengakibatkan terlambat pubertas dan kemandulan pada laki-laki dewasa. Pada perempuan penurunan atau tidak adanya gohadotropin dapat mengakibatkan ovulasi. Bentuk dan keberadaan corpus luteum dapat mengakibatkan kemandulan, tidak adanya PRL pada laki-laki tidak timbul gejala sedangkan pada wanita penurunan PRL merupakan salah satu penyebab dari gangguan laktasi pada periode postpartum penurunan sintesis dan sekresi growth hormon merupakan salah satu tanda yang sering dilihat dari patofisiologi hypopituitary pada penurunan growth hormone. Hal ini dapat mengakibatkan

penurunan sintesis. Pengeluaran atau penggunaan growth hormon pada jaringan untuk merespon sematomedin. Sematomedin adalah hormon yang diproduksi pada hati dengan stimulasi secara tidak langsung dari growth hormone. Penurunan growth hormone atau somatomedin pada anak dapat menyebabkan retardasi mental pada pertumbuhan. Insufisiensi hipofise menyebabkan hipofungsi organ sekunder. Hipofungsi hipofise jarang terjadi, namun dapat saja terjadi dalam setiap kelompok usia. Kondisi ini dapat mengenai semua sel hipofise (panhipopituitarisme) atau hanya sel-sel tertentu, terbatas pada satu subset sel-sel hipofise anterior (mis., hipogonadisme sekunder terhadap defisiensi sel-sel gonadotropik) atau sel-sel hipofise posterior (mis., diabetes insipidus).

Pathofisiologi Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder. Primer bila ganggguannya terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan sekunder bila gangguan terdapat pada hipotalamus. Penyebab tersebut termasuk diantaranya: Defek perkembangan kongenital, seperti pada dwarfisme pituitari atau hipogonadisme. Tumor yang merusak hipofise (mis., adenoma hipofise nonfungsional) atau merusak hipotalamus (mis., kraniofaringioma atau glioma). Iskemia, seperti pada nekrosis postpartum (sindrom Sheehan's). Diagnosis insufisiensi hipofise dapat diduga secara klinik namun harus ditegakan melalui uji biokimia yang sesuai, yang akan menunjukkan defisiensi hormon. Panhipopitutarisme. Pada orang dewasa dikenal sebagai (penyakit Simmonds') yang ditandai dengan kelemahan umum, intoleransi terhadap dingin, napsu makan buruk, penurunan berat badan, dan hipotensi. Wanita yang terserang penyakit ini tidak akan mengalami menstruasi dan pada pria akan menderita impotensi clan kehilangan libido. Insufisiensi hipofise pada masa kanak-kanak akan mengakibatkan dwarfisme. Diabetes insipidus ditandai dengan kurangnya ADH sekunder terhadap lesi yang menghancurkan hipotalamus, stalk hipofise, atau hipofise posterior. Kondisi ini dapat

disebabkan oleh tumor, infeksi otak atau meningen, hemoragi intrakranial, atau trauma yang mengenai tulang bagian dasar tengkorak. Klien dengan diabetes insipidus mengeluarkan urine hipotonik dalam jumlah yang besar (5 sampai 6 liter/hari). Diabetes insipidus dikelompokan menjadi nefrogenik (adalah diabetes insipidus yang terjadi secara herediter dimana tubulus ginjal tidak berespons secara tepat terhadap ADH, sementara kadar hormon dalam serum normal), primer (diabetes insipidus yang disebabkan oleh gangguan pada hipofise), sekunder (diabetes insipidus yang disebabkan oleh tumor pada daerah hipofise-hipotalamus, dan tumor sekunder metatasis dari paru dan payudara, dan diabetes insipidus yang berkaitan dengan obatobatan diakibatkan oleh pemberian litium karbonat (Eskalith, Lihthobid, Carbolith) dan Demeclocyline (Declomycin). Obat-Obatan ini dapat mempengaruhi respons tubulus ginjal terhadap air. Insufisiensi hipotalamus membutuhkan terapi penggantian hormon yang sesuai. Terapi penggantian dengan ADH menunjukkan basil yang efektif dalam mengobati diabetes insipidus.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPOFUNGSI PITUTARY 1. Pengkajian 1) Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala. 2) Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja. 3) Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme. 4) Berat dan tinggi badan saat lahir. 5) Keluhan utama klien: Pertumbuhan lambat Ukuran otot dan tulang kecil Tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang; tidak ada rambut pubis dan axilla, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dll.

Infertilitas * impotensia libido menurun * nyeri sanggama pada wanita

6) Pemeriksaan fisik Amati bentuk, dan ukuran tubuh, ukur berat badan dan tinggi badan, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut axilla dan pubis dan pada klien pria amati pula pertumbuhan rambut di wajah (jenggot dan kumis). Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar. Tergantung pada penyebab hipopituitrisme, perlu juga dikaji data lain sebagai data penyerta seperti bila penyebabnya adalah tumor maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi cerebrum dan fungsi nervus kranialis, dan adanya keluhan nyeri kepala. 7) Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 8) Data penunjang dari hasil pemeriksaan diagnostik seperti: Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursika Pemeriksaan serum darah; LH dan FSH, GH, prolaktin, kortisol, aldosteron, testosteron, androgen, test stimulasi yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising hormon.

2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang dapat dijumpai pada klien hipopituitarisme adalah: 1) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan. 2) Disfungsi seksual. 3) Koping individu takefektif. 4) Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan di rumah. 5) Harga diri rendah yang berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh.

6) Gangguan persepsi sensori (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmissi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus. 7) Ansietas yang berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan. 8) Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot. 9) Gangguan integritas kulit (kekeringan) sehubungan dengan menurunnya kadar hormonal 3. Rencana Tindakan Keperawatan Secara umum tujuan yang diharapkan dari perawatan klien dengan hipofungsi hipofise adalah: 1) Klien memiliki kembali citra tubuh yang positif dan harga diri yang tinggi. 2) Klien dapat berpartisipasi aktif dalam program pengobatan 3a Klien dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari 3) Klien bebas dari rasa cemas 4) Klien terhindar dari komplikasi 4. Tindakan Keperawatan Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan (hormonal) Deftsiensi Gonadotropin Pria post pubertas diberikan androgen (testosteron). Lebih efektif dengan pemberian intra muskular. Jelaskan maksud pemberian obat clan cara penggunaan. Obat clan dosis biasanya bertahap dengan diawali dosis minimal dan setiap bulannya dinaikkan sampai ditemukan dosis yang tepat. Observasi efek samping penggunaan testosteron seperti ginekomastia clan hipertropi prostat. Efek maksimal obat ini akan meningkatkan ukuran penis, peningkatan libido, massa otot clan tulang bertambah dan kekuatan otot meningkat clan juga pertumbuhan rambut dada, axilla clan pubis sehingga dapat mengembalikan citra diri dan harga diri. Untuk mencapai tingkat kesuburan yang maksimal harus ditambah atau dikombinasi dengan HCG. HCG diberikan tiga kali seminggu dalam waktu 4-6 bulan sampai kadar testosteron normal. Dosis awal HCG diberi 5000 unit,

kemudian dilanjutkan dosis 3000 unit tiga kali perminggu untuk menjaga testosteron stabil. Setelah 4-6 bulan dengan terapi HCG, menotropin (kombinasi LH dan FSH) diberi intra muskuler tiga kali seminggu. Klien harus mendapat kombinasi HCG clan menotropin selama 5-6 bulan. Setelah 6 bulan terapi, bila jumlah sperma tetap sedikit maka pengobatan dihentikan. Bila jumlah sperma meningkat maka terapi diteruskan sampai konsepsi terjadi. Wanita yang telah mencapai pubertas, mendapat terapi estrogen dan progesteron. Jelaskan hal-hal yang perlu diwaspadai klien seperti hipertensi dan tromboplebitis. Anjurkan agar melakukan follow up secara teratur. Bila menginginkan kehamilan, klien diberi chlomiphene citrat (clonid) untuk merangsang ovulasi. Defisiensi hormon pertumbuhan (GH) Pemberian hormon pertumbuhan sintetis (eksogen). Somatotropin (Humatrop) harus diberikan sebelum epifise tulang menutup yaitu sebelum masa pubertas. Ciptakan kondisi agar klien dapat dengan bebas mengungkapkan perasaan clan pikirannya tentang perubahan tubuh yang dialaminya. Bangkitkan motivasi agar klien mau melaksanakan program pengobatan yang sudah ditentukan. Jangan memberi janji pada klien bahwa ia akan sembuh tetapi yang lebih penting tekankanlah bahwa pengobatan yang teratur akan sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Anjurkan klien memeriksakan diri secara teratur ke tempat pelayanan terdekat. Anjurkan pada keluarga untuk dapat membantu klien memenuhi kebutuhan sehari-harinya bila diperlukan serta dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam keluarga seperti menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar anggota keluarga. Tindakan overprotektif terhadap klien akan sangat menghambat kemampuan klien dalam mengambangkan koping yang adaptif. Bantu klien untuk mengembangkan sisi positif yang dimiliki serta bantu untuk beradaptasi.

Ajarkan klien cara melakukan perawatan kulit secara teratur setiap hari. Menggunakan lotion pelembab sangat dianjurkan, tidak menggaruk kulit karena kulit sangat mudah mengalami iritasi. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, pengobatan dan kunci keberhasilan pengobatan. Bagi pasangan yang menginginkan keturunan, bangkitkan motivasi mereka untuk dapat mengikuti program pengobatan secara teratur dan

berkesinambungan karena untuk upaya ini memerlukan waktu yang lama sehingga butuh kesabaran. Bila dengan pengobatan tidak berhasil maka bantu pasangan untuk mencari jalan keluar seperti mengadopsi anak atau hal-hal lain yang mereka sepakati.

Hipothalamus (-) (-)


Releasing Hormon

Inhibiting Hormone (-)

(+) (-)

Pituitary Anterior

(-)
Tropic Hormone : (TSH, ACTH, FSH,LH) Target endokrine gland (kelenjar thyroid, corteks adrenal dan gonads.) Target gland hormone

Spesifik Target cell


Gambar 1.3 Mekanisme feedback compleks antara hypothalamus, pitutary anterior, kelenjar target endokrin dan sel target yang spesifik (Harvaey A.m. et all dikutip : Barbara C long, 1993 : p = 998)

Anda mungkin juga menyukai