Anda di halaman 1dari 69

Unit 9

INDIVIDU MASYARAKAT DAN NEGARA


S.P. Taneo Pendahuluan

etiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu adalah seorang manusia yang khas, ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda

antara satu dengan yang lainnya. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhannya, ia tidak bisa berdiri sendiri, ia membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok membentuk masyarakat. Dalam mengatur kehidupan berkelompok di buatlah norma atau aturan-aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga kestabilan, keamanan, dan ketertiban bersama. Setiap individu dalam masyarakat mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda, sehingga memungkinkan untuk saling bekerja sama, saling membentuk, saling mendukung untuk mencapai tujuan yang sama. Individu senantiasa berhubungan dengan individu lainnya. Dalam melakukan hubungan tersebut mereka saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menyesuaikan diri sehingga timbul proses sosial. Proses sosial yang terus berlanjut dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok. Dari Unit 9 ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Mampu menjelaskan hubungan antara individu dan masyarakat dalam pandangan Pancasila dan memahami kehidupan bermasyarakat. 2. Menjelaskan pengertian struktur, pranata, dan proses sosial budaya. 3. Menjelaskan prinsip dari sistem pemerintahan Indonesia. 4. Menjelaskan sumber-sumber hukum yang berlaku di suatu Negara. 5. Menjelaskan mengapa hukum diperlukan dalam suatu masyarakat. 6. Mengidentifikasi hak-hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945.

Kajian IPS SD

9-383

Penguasaan individu, masyarakat dan negara dalam proses sosial budaya, sangat penting bagi anda sebagai guru SD. Untuk membantu Anda menguasai unit ini akan disajikan bahasa dan latihan-latihan pada bagian uraian sebagai berikut. 1. Individu dan masyarakat. 2. Struktur, pranata dan proses sosial budaya. 3. Masyarakat sebagai unsur pemerintah dan negara. a. Negara b. Prinsip dasar pemerintah c. Hukum dan peraturan Perundang-undangan d. Warga masyarakat dan warga negara Agar berhasil dengan baik mempelajari unit ini, ikutilah petunjuk berikut ini: 1. Bacalah dengan cermat pendahuluan unit ini agar memahami bagaimana dan untuk apa mempelajari unit ini. 2. Bacalah dengan cermat unit ini untuk menemukan kata-kata kunci yang dianggap penting dan merupakan hal baru. 3. Tangkap sari dari unit ini melalui pemahaman sendiri yang kemudian di diskusikan 4. Memantapkan pemahaman Anda melalui diskusi kelompok kecil mengenai

individu, masyarakat dan negara yang dihubungkan dengan pengalaman hidup sehari-hari. Untuk itu Anda diminta mempelajari Unit 9 ini dengan tuntas.

9-384 Unit 9

Subunit 1 Individu dan Masyarakat

erhatikan orang-orang di sekeliling Anda, apakah ada orang yang benar-benar sama dengan orang lain, baik dari segi fisik, maupun psikis (jiwanya)? Jawaban

tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang sama persis dalam segala hal dengan orang lain. Setiap orang adalah khas menjadi dirinya sendiri. Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu, individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Untuk menyebut individu sering digunakan sebutan orang seorang atau manusia perseorangan Sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsystem jasmani dan subsystem rohani. Proses pembentukan individu menjadi pribadi dipengaruhi faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Faktor pembawaan yang dia miliki berupa potensi fisik-biologis dan potensi mental psikologis. Kedua potensi ini dibawa seseorang sejak lahir, faktor lingkungan pun memberikan pengaruh besar bagi perkembangan pribadi seseorang. Jika Anda perhatikan secara seksama, apakah ada manusia sebagai individu yang bisa hidup sendiri sejak lahir tanpa ada bantuan manusia lainnya. Tentu jawabannya tidak. Manusia membutuhkan pertolongan orang lain untuk bisa bertahan hidup. Ketergantungan seorang anak manusia memerlukan waktu yang jauh lebih panjang dari pada masa ketergantungan anak hewan. Manusia sudah besar atau dewasapun, tidak bisa mencukupi semua kebutuhan hidupnya oleh diri sendiri. Ia membutuhkan orang lain dengan saling ketergantungan, jadi seorang manusia berkedudukan bukan hanya sebagai makhluk individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial karena individu hidup dalam suatu masyarakat, baik dalam lingkungan masyarakat kecil maupun masyarakat luas. Mungkin Anda bertanya apa sebenarnya yang disebut masyarakat itu? Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengetahui diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan.

Kajian IPS SD

9-385

Untuk lebih memahami individu dan masyarakat selanjutnya akan dibahas berturut-turut menyangkut: 1. Individu dengan bagian bahasannya: a. Manusia selaku individu b. Manusia selaku makhluk sosial 2. Masyarakat dengan bagian bahasannya: a. Pengertian masyarakat b. Status dan peran individu dalam masyarakat c. Fungsi Pancasila bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia d. Pancasila sebagai acuan nilai, moral, norma dan hukum dalam masyarakat.

A. Individu
1. Manusia selaku individu. Individu adalah seseorang atau seorang manusia secara utuh, Utuh di sini diartikan sebagai suatu sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan itu satu kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang melekat pada diri seseorang. Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu mempunyai 3 naluri yaitu: a. Naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup; b. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan; dan c. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.

a) Naluri mempertahankan kelangsungan hidup Naluri untuk mempertahankan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dart makan. minum dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan di mana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.
9-386 Unit 9

Teknologi dapat diartikan sebagai cara-cara atau alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi teknologi tidak hanya mencakup peralatan modern atau mesin saja. Panah untuk berburu, bertani berpindah-pindah dan alat atau cara sederhana lain termasuk ke dalam teknologi Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu lainnya. b) Naluri mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman binatang liar atau manusia lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca. Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai gangguan. Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan sangat tergantung pada lingkungan. Seperti rumah di daerah tropis umumnya dibuat dari kayu atau bambu dengan model atap segitiga atau kerucut dan seringkali bawahnya tidak langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak atau berkolong. Di iklim sedang rumah banyak dibangun dari bata atau tanah, atapnya rata atau datar, sedangkan di daerah dingin orang Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bulat saja. Semua itu sangat tergantung pada Cuaca dan bahan mentah yang ada di lingkungannya. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan. c) Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan alam seperti dataran, perbukitan, pegunungan perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia

Kajian IPS SD

9-387

seperti ada yang berkulit hitam, putih sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sebagainya; perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara makan ada yang makan pakai tangan, sendok, sendok garpu dan pisau; perbedaan dalam berpakaian. mata pencaharian. bentuk rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu Pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan siapa telah melahirkan sistem pengetahuan. yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturanaturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual atau batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi. Jadi teknologi adalah berbagai cara atau alat untuk memenuhi kebutuhan material manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan untuk menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia baik selaku individu maupun masyarakat. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki individu tidak seluruhnya hasil dari pengalaman sendiri, tapi lebih banyak dari belajar dan meniru dari orang lain. Karena itu dalam memenuhi naluri ingin tahu dari mencari kepuasanpun tidak dapat dipisahkan: dari kehidupan kelompok. 2. Manusia selaku makhluk sosial Walaupun individu adalah satuan yang berdiri sendiri dan memiliki kemampuan serta kebutuhan yang tersendiri pula, namun dalam usaha memenuhi kebutuhan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya tidak dapat sendiri. Ia selalu membutuhkan individu lain. Ketergantungan individu terhadap individu lain sangat tinggi. Sejak ia dilahirkan sampai meninggal membutuhkan bantuan orang lain. Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kalau binatang dalam waktu singkat ia dapat berdiri dan mencari makan sendiri, maka manusia membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk dapat berdiri dan mencari makan sendiri. .Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian belajar membaca, belajar membuat sesuatu

9-388 Unit 9

dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. Semakin sering dan rajin belajar semakin berkembang kemampuannya. Semakin besar individu ketergantungannya terhadap seseorang semakin berkurang, tapi bukan berarti tidak membutuhkan orang lain. Karena sepintar apa pun manusia pada dasarnya tidak bisa memenuhi segala kebutuhan dengan cara memproduksi sendiri. Misalnya dia pandai bertani menghasilkan padi, tapi tidak bisa membuat baju, membuat rumah, atau peralatan lain Padahal ia membutuhkan kain baju, minuman, perumahan dan alat lainnya. Dengan kepandaiannya itu ia menjual dan membeli keperluan hidupnya dari orang lain. Timbul pertukaran barang dan jasa. Berarti dalam kehidupan manusia saling tergantung antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Malinowski (1949), salah seorang tokoh ilmu Antropologi dari Polandia menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. Seperti manusia membutuhkan makanan, maka ia memerlukan pengetahuan tentang alat-alat yang dipergunakan untuk memperoleh makanan. Dalam hal ini sistem pengetahuan diperlukan. Sistem pengetahuan ini tidak seluruhnya hasil pengalaman sendiri, tapi perlu pula belajar dan mencontoh atau meniru dari orang lain yang lebih dulu tahu Kemampuan meniru dan belajar ini adalah kemampuan khas manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan belajar dan meniru, ia dapat menghasilkan berbagai alat yang berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Perkawinan selain mensahkan hubungan biologis dua individu yang berjenis kelamin berbeda menurut budaya masyarakat tertentu, Juga dapat berfungsi sebagai wahana penerus keturunan (reproduksi). Dalam keluarga terlibat hubungan kasih sayang, rasa memiliki, melindungi, pembelajaran terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam keluarga terjalin hubungan sosial, ekonomi dan politik. Sehingga keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang satu sama lain saling terikat.

Kajian IPS SD

9-389

Rasa aman secara khusus tergantung kepada adanya sistem perlindungan dalam rumah, pakaian dan peralatan. Perlindungan secara umum, dalam pengertian gangguan atau pun kelompok lain akan lebih mudah diwujudkan kalau manusia berkelompok. Untuk menghasilkan keamanan dan

kenyamanan hidup berkelompok ini, diciptakan aturan-aturan dan kontrolkontrol sosial tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Selain itu ditentukan pula siapa yang berhak mengatur kehidupan kelompok untuk tercapainya tujuan bersama. Manusia adalah makhluk sosial. Sosial berasal dari kata socius yang artinya kawan. Kawan dalam ilmu sosiologi tidak hanya diartikan sebagai teman bekerja sama tapi juga lawan. Jadi semua orang yang dapat mempengaruhi atau mengundang reaksi orang lain untuk berperilaku diartikan sebagai kawan. Dalam hidup dan perkembangannya, baik langsung ataupun tidak, manusia membutuhkan karya dan jasa orang lain. Manusia mempunyai emosi atau perasaan dan perasaan ini perlu ditanggapi atau direspon oleh orang lain. Seperti rasa suka, duka, senang, disukai, rasa memiliki, kasih sayang, marah, dan sebagainya. Manusia baru mempunyai makna atau arti dalam hidup kalau Ia hidup berkelompok dengan orang lain. Dalam ceritera kehidupan manusia seperti Tarzan misalnya sesederhana apapun kehidupannya, perlu komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Kalau ia hidup tetap sendiri, ceriteranya tidak pernah berkembang dan tamat tanpa kesan, karena itu dalam kehidupannya lahirlah seorang teman hidup sehingga membuat ceritera menjadi semakin ramai dan berkembang.

B. Masyarakat
1. Pengertian Masyarakat Masyarakat, dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, seting terikat satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama.

9-390 Unit 9

Pengertian sekelompok manusia di sini, tidak mempunyai batas yang jelas harus berapa orang tapi jumlahnya minimal harus 2 orang. Ralph Linton (1957) seorang ahli antropologi, mengartikan masyarakat sebagai kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah dirumuskan dengan jelas. Herkovits ahli antropologi yang lain, mengartikan masyarakat sebagai sekelompok individu yang tersusun mengikuti suatu cara hidup tertentu. Selanjutnya Selo Sumardjan seorang sosiolog Indonesia mengartikan masyarakat sebagai orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Anderson dan Parker (Astrid Susanto 1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah sebagai berikut. 1) Adanya sejumlah orang. 2) Tinggal dalam suatu daerah tertentu. 3) Mengadakan hubungan satu sama lain. 4) Sating terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama. 5) Merupakan suatu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan solidaritas. 6) Adanya saling ketergantungan. 7) Masyarakat merupakan suatu sistem yang diatur oleh norma-norma aturan-aturan tertentu. 8) Menghasilkan kebudayaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang telah cukup lama bergaul mengikuti tata cara yang sama sehingga merupakan satu kesatuan. Berdasarkan tempat tinggal kita mengenal masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Perbedaan antara perkotaan dan pedesaan dapat dilihat dari: 1) Penggunaan lahan: Pedesaan : sebagian besar untuk pertanian, dan sebagian kecil untuk bangunan baik rumah maupun fasilitas sosial

Kajian IPS SD

9-391

Perkotaan: sebagian besar untuk bangunan 2) Mata pencaharian penduduk: Pedesaan : agraris; ruang kerjanya alam terbuka, peranan cuaca, sangat besar Perkotaan : bukan agraris; ruang kerja umumnya - dalam ruangan; cuaca tidak banyak berpengaruh. 3) Jumlah dan kepadatan penduduk: Pedesaan : relatif sedikit dan jarang kepadatannya. Perkotaan : penduduknya banyak dan kepadatannya tinggi. 4) A) Pendidikan dan keterampilan penduduk: Pedesaan : relatif rendah dan sama. Perkotaan : relatif tinggi, keterampilan beragam dan terspesialisasi. 5) Kontak sosial: Pedesaan : bersifat langsung (face to face) dan terbatas. Perkotaan : banyak yang bersifat tidak langsung dan tinggi.

6) Hubungan sosial: Pedesaan : primer atau gemeinschaft artinya akrab, adanya ikatan batin yang kuat, saling mengenal tidak memperhitungkan untung rugi Perkotaan : sekunder atau gesellshaf artinya berdasarkan kepentingan atau kegunaan dan memperhitungkan untung rugi. 7) Mobilitas penduduk Pedesaan : rendah Perkotaan : tinggi 8) Status sosial Pedesaan : relatif stabil Perkotaan : tidak stabil 9) Stratifikasi sosial: Pedesaan : sederhana dan sedikit Perkotaan : kompleks dan banyak

9-392 Unit 9

Menurut Soejono Soekanto (1987) beberapa ciri masyarakat perkotaan yang menonjol adalah: 1) kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan pedesaan Hal ini disebabkan adanya cara berpikir yang rational, yang berdasarkan pada perhitungan-perhitungan eksak; 2) orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain; 3) pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata 4) kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh dari pada warga desa; 5) jalan pikiran yang rational menyebabkan interaksi sosial berdasar kepentingan dari pada faktor pribadi; 6) jalan kehidupan yang cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu; dan 7) perubahan sosial tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari luar.

Menurut Selo Sumardjan masyarakat perkotaan mempunyai ciri: 1) Hubungan antarmanusia terutama berdasarkan atas kepentingan pribadi; 2) Hubungan dengan masyarakat lain terbuka; 3) Kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4) Masyarakat tergolong-golong menurut macam-macam profesi. D keahlian; 5) Tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata; 6) Hukum yang berlaku hukum tertulis; 7) Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar yang berdasarkan atau Penggunaan uang

Kajian IPS SD

9-393

2. Status dan Peran Individu dalam masyarakat Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role) dan kedudukan (status) yang berbeda Petani adalah pola perilaku yang diharapkan dan seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai dengan kepentingannya itu. Contoh dalam keluarga terdapat ayah, ibu dan anak. Ayah mempunyai status sebagai kepala rumah tangga, karena itu ia dituntut untuk berperan sebagai pemimpin dalam rumah, seperti ayah bagi anak-anak, pencari nafkah dan seperangkat perilaku lainnya yang melekat dengan sifat ayah yang baik. Di kantor, ayah berfungsi sebagai karyawan biasa, berarti Ia mempunyai pemimpin dan ayah harus taat dan patuh terhadap aturan-aturan yang dibuat oleh pimpinan kantornya. Selain itu ayah di masyarakat berstatus pula sebagai ketua RW berarti ia harus membimbing, mengarahkan, membina setiap warga RW yang dipimpinnya. Ayah mempunyai kegemaran sepak bola, karena itu ia masuk dalam organisasi sepak bola. Sebagai anggota ia pun wajib berperan sebagai anggota yang baik dalam organisasi tersebut dengan taat dan patuh terhadap aturan yang telah ditentukan. Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaannya: Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggarpun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan untuk menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai. Contoh: antara sepak bola, tinju atau bola voli mempunyai aturan yang beda. Setiap orang dalam tim sepak bola mempunyai tugas dan peran yang berbeda, kiper menjaga gawang, ada penyerang dan ada yang

mempertahankan bola. Tapi tujuannya sama yaitu mendapatkan kemenangan. Dalam sepak hula tidak boleh mempergunakan aturan tinju, dan bila itu jadi

9-394 Unit 9

maka akan dikenakan sanksi berupa kartu merah, kuning atau dikeluarkan dari permainan sesuai dengan tingkat kesalahannya. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas seorang dokter berbeda dengan guru, petani, supir atau ABRI. Tapi masing-masing saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk capai tujuan yang sama yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapai kesejahteraan. Dengan Demikian peran dan kedudukan sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan integritas sosial. Contoh lain bila seorang ayah tidak memberikan keteladanan kepada anaknya, bila guru, petani, dokter, ABRI, supir tidak melaksanakan peranannya dengan baik, maka akan terjadi penyimpangan dan goncangan-goncangan yang dapat mengganggu kestabilan hidup bermasyarakat. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam: 1) Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran, seperti seorang anak yang bergelar radon, otomatis anaknya juga bergelar raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalah raja. Seorang anak yang berasal dari kasta sudra dalam masyarakat Hindu, akan tetap berkasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan keterampilan yang tinggi. Status ini sering pula disebut sebagai status yang tertutup, karena setiap orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalam status ini.

2) Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan sendiri. Seseorang menjadi Direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena kemampuan masing-masing individu dalam berprestasi. Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat simbol atau lambang yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus

Kajian IPS SD

9-395

ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan luas rumah, seorang guru tercermin sikap dan pakaiannya, seorang ABRI dari kegagahan dan pakaiannya, seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara dan sopan santunnya. Banyak simbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam pekerjaan. pemilikan kekayaan, agama dan faktor biologis seperti jenis kelamin. dan lain sebagainya. 3. Fungsi Pancasila bagi Kehidupan Masyarakat Bangsa Indonesia a. Pancasila sebagai pedoman sikap dan perilaku setiap individu. Mengingat individu adalah anggota masyarakat dan negara, maka kesejahteraan, keutuhan dan keamanan masyarakat dan negara diawali dari sikap dan perilaku individu. Kalau etika dan norma dipahami, dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap individu maka tujuan hidup bermasyarakat dan bernegara pun dapat dengan mudah dicapai. Kualitas masyarakat dan negara, ditentukan pula oleh kualitas individu, semakin baik kualitas individu, semakin baik pula kualitas masyarakat dan negara. Setiap individu mempunyai kelebihan dan keterbatasan, mempunyai harapan dan keadaan yang berbeda, namun yang pasti kesejahteraan adalah tujuan setiap individu. Pancasila memberikan arahan dan pedoman dari kesejahteraan yang ideal yang diinginkan oleh setiap manusia yaitu kesejahteraan yang menyelaraskan antara harapan dan kenyataan, antara lahir dan batin, antara jasmaniah dan rohaniah, antara dunia dan akhirat. Pancasila bersifat manusiawi karena memungkinkan untuk

dilaksanakan oleh setiap manusia dengan kelebihan dan keterbatasan masing-masing individu. Sikap dan pribadi yang berasas Pancasila adalah individu yang bertaqwa kepada Tuhan YME, tidak boros, tidak bergaya hidup mewah, suka memberi pertolongan. menghormati orang lain, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang lain, menghargai karya orang lain, suka bekerja keras, senantiasa belajar untuk mengejar kemajuan, cerdas,

9-396 Unit 9

terampil, cinta terhadap tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Dengan demikian sikap dan perilaku yang dituntut dari Pancasila adalah pribadi-pribadi utuh yang memiliki keseimbangan, keselarasan, keserasian hubungan antara individu dengan Tuhannya, individu dengan individu lain, dan individu dengan lingkungan alam. Setiap individu perlu memiliki kesadaran bahwa setiap perilaku kita di dunia harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. dan setiap individu baru punya makna dan arti kalau kita hidup secara harmonis dengan individu lain dalam masyarakat. Semua itu menghasilkan kehidupan masyarakat dan negara yang berwibawa, berkualitas, makmur dalam keadilan, dan berdaya juang serta beritikad tinggi untuk menempatkan diri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. b. Pancasila sebagai pedoman bermasyarakat. Pancasila sangat memahami kodrat dan hakikat manusia selaku makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup dan perkembangannya. Dalam sila ke-2 dari Pancasila dijelaskan secara rinci tentang etika masyarakat yaitu menghargai persamaan derajat,

keseimbangan hak dan kewajiban menjunjung nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran, gemar melakukan kemanusiaan bekerja sama, bergotong-royong, gemar melakukan perbuatan-perbuatan luhur

berdasarkan kekeluargaan gotong-royong, adil dan menghormati orang lain, suka menolong, sama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan adil. c. Pancasila sebagai pedoman bernegara. Negara merupakan alat yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama alas nama masyarakat. Negara mempunyai kewenangan mengatur hubungan bermasyarakat demi tercapainya tujuan bersama. Kewenangan yang dimiliki negara tidak semuanya, seenaknya sendiri atau untuk kelompok tertentu, tapi dikendalikan oleh Pancasila sebagai sumber hukum Negara kita tidak liberal yang individual dan tidak

Kajian IPS SD

9-397

pula sosialis yang totaliter Indonesia adalah negara Pancasila yaitu negara yang mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, selalu mempunyai iktikad baik dan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan mengambil keputusan, menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur, keputusan-keputusan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME. menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran, menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia, memajukan pergaulan dan persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila menjadi dasar hidup bernegara dan semangat untuk mencapai kesejahteraan bersama serta pedoman berperilaku.

d. Pancasila sebagai acuan nilai, moral, norma hukum dalam masyarakat. Telah kita ketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara RI yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Berarti tata kehidupan manusia Indonesia baik selaku individu, selaku anggota masyarakat dan sebagai rakyat suatu negara, harus mengacu kepada nilai, norma, kaidah yang terkandung dalam Pancasila. Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau berharga. Nilai dapat berupa benda atau material, dan dapat pula nonmaterial yaitu ide, gagasan atau pemikiran. Nilai benda atau material biasanya diukur dari: (1) nilai guna yaitu kegunaannya atau manfaatnya; dan (2) nilai tukar. Semakin tinggi kegunaan suatu barang bagi kehidupan manusia, semakin bernilai barang itu. Seperti cangkul bagi petani, buku bagi pelajar, mesin hitung bagi pegawai bank dan sebagainya. Nilai kegunaan suatu barang sangat tergantung kepada peran dan status individu dalam masyarakat. Selain itu sesuatu barang pun dapat diukur dan nilai tukarnya yang tinggi. Satu gram emas dapat ditukar dengan beberapa puluh kilogram beras atau singkong.

9-398 Unit 9

Nilai non-material dapat berupa nilai kerohanian, seperti nilai keindahan, nilai kebaikan, nilai keagamaan, dan sebagainya. Karena sifatnya yang abstrak, akan nilai kerohanian hanya dapat diukur oleh budi pekerti manusia yang lahir dan akal, perasaan, keyakinan, dan kehendak manusia. Manusia selalu mencari sesuatu yang bernilai, nilai mi menjadi dorongan landasan untuk berperilaku. Nilainilai ideal yang menjadi keyakinan seperti yang dianggap paling berharga, paling indah, paling baik, paling benar menjadi acuan atau pedoman dalam berperilaku. Nilai yang tidak berharga, tidak benar, tidak baik, tidak indah harus dihindarkan karena akan membahayakan individu. baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai hamba Tuhan. Pancasila merupakan dasar perilaku manusia, karena nilai yang terkandung dalam Pancasila penuh (dengan nilai keagamaan, nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai kemanusiaan dan nilai keindahan hidup bermasyarakat. Dalam Pancasila terkandung nilai sifat hakiki manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan, selaku individu secara pribadi, individu selaku anggota masyarakat dan negara. Di dalamnya terkandung keserasian, keselarasan dan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara aspek material dan spiritual, antara jasmaniah dan rohaniah. Karena itu sangatlah ide kalau Pancasila menjadi tuntutan, pedoman dan pegangan setiap individu dalami bersikap tercipta ketentraman, kenyamanan bermasyarakat dan bernegara. Moral berasal dari kata mores yang artinya tata kelakuan. Tata artinya adalah aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk dalam berperilaku. dan berperilaku sehingga

dan keamanan dalam hidup

Perbuatan-perbuatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ajaranajaran tentang perbuatan yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Moral sering disebut dengan etika memberikan batas-batas yang jelas kepada individu selaku anggota masyarakat supaya berperilakunya sesuai dengan aturan yang berlaku. Supaya dapat diterima dan diakui sebagai

Kajian IPS SD

9-399

anggota masyarakat Moral mempunyai fungsi menjaga solidaritas antara anggota dan masyarakat. Contoh mencuri adalah perbuatan yang tidak baik. Bila lingkungan tempat tinggal kita banyak pencuri, hidup kita tidak akan tenang. Setiap penduduk tidak menyukai pencuri. Pencuri tidak diterima oleh anggota masyarakat. Butir-butir yang terkandung dalam Pancasila yang telah dijabarkan ke dalam 36 butir operasional penuh dengan muatan moral yang dapat meningkatkan harkat martabat manusia di sisi Tuhan yang Maha Esa juga antarumat manusia. Nilai dan moral yang terkandung dalam Pancasila menghasilkan manusia yang mempunyai keseimbangan lahir dan bathin keseimbangan hak dan kewajiban, menghormati sesama manusia mempertebal solidaritas bermasyarakat dan berbangsa, tidak

membedakan manusia berdasarkan status ataupun kedudukan. Norma atau kaidah adalah aturan-aturan tentang perilaku tentang yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan disertai sanksi atau ancaman bila norma tidak dilakukan. Dalam kehidupan manusia ada seperangkat norma agama yaitu seperangkat aturan kelakuan yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh penganutnya. Bagi yang mengikuti norma agama tersebut akan mendapatkan pahala, sebaliknya bagi yang tidak akan mendapat sanksi keagamaan sesuai dengan kadar penyimpangan yang dilakukan terhadap norma tersebut. Ada norma hukum seperti mencuri dilarang, bila dilakukan a kan mendapat sanksi berupa penjara Ada norma masyarakat yang berupa adat, misalnya kalau berbicara dengan orang tua tidak boleh kasar, harus sopan. kalau tidak akan mendapat sanksi berupa celaan atau teguran. Setiap individu harus taat kepada norma-norma yang berlaku pada masyarakat, supaya tercipta keseimbangan, keamanan dan kenyamanan. Nilai, moral, dan norma bersifat negatif dan subjektif, artinya berubah-ubah sesuai dengan waktu, tempat dan masyarakat. Misalnya berpakaian adalah kebutuhan seluruh manusia di mana pun ia hidup, tapi yang disebut bernilai keindahan dalam berpakaian antara satu masyarakat

9-400 Unit 9

yang hidup di suatu tempat berbeda dengan masyarakat lain yang hidup di tempat lain. Misalnya ada masyarakat yang menganggap lebih indah kalau memakai jubah, rok mini, kebaya, celana panjang atau celana pendek saja bagi perempuan dan laki-laki. Modelnyapun berubah-berubah menurut waktu. Perubahan model berpakaian yang diterima oleh masyarakat berbeda menurut tempat. Saat ini, di Indonesia memakai celana pendek bagi perempuan sudah bisa diterima oleh masyarakat perkotaan, tapi belum biasa bagi masyarakat pedesaan, dan bila ada yang berani memakainya akan dianggap tidak bermoral dan akan mendapat sanksi berupa celaan. Keadaan ini mungkin akan berubah beberapa tahun yang akan datang. Nilai, moral, dan norma yang terkandung dalam Pancasila dapat menjembatani waktu dan perbedaan tempat setiap suku, karena nilai, moral, dan norma yang ada dalam Pancasila berakar dari budaya Bangsa Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lain sampai sekarang. Sejak dulu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius (agamis), percaya terhadap adanya Tuhan, bersifat gotong-royong, tolong-menolong, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, berani mengemukakan kebenaran dan keadilan.

Kajian IPS SD

9-401

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 1 tentang individu dan masyarakat di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini! 1. Bagaimana peran individu dalam masyarakat? 2. Apa perbedaan antara nilai, moral dan norma? 3. Jelaskan 3 naluri manusia yang mendorong untuk hidup berkelompok! 4. Diskusikan dalam kelompok kecil, atas pertanyaan mengapa Pancasila sangat bernilai bagi bangsa Indonesia? 5. Norma-norma masyarakat yang bagaimana yang sesuai dengan Pancasila? Jelaskan!

Rambu-Rambu jawaban latihan


Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci jawabannya. Anda harus menggali jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan sesama mahasiswa, dan bahkan dengan dosen kunjung Anda untuk memperoleh jawaban atas persoalan-persoalan di atas. Anda dipersilahkan melakukannya.

Rangkuman
Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil. Individu sering digunakan sebutan orang seorang atau manusia perseorangan sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem jasmani dan subsistem rohani. Jadi individu adalah satu kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu mempunyai ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu membutuhkan individu lain. Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk masyarakat. Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling berhubungan dan terikat satu sama lain, sehingga memiliki rasa solidaritas dan menghasilkan kebudayaan.

9-402 Unit 9

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang berbeda. Setiap individu diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga tercipta ketertiban, kenyamanan, kestabilan hidup bermasyarakat, yang akhirnya tujuan bersama dapat tercapai. Dalam setiap masyarakat selalu ada nilai, moral dan norma yang dianut dan dipatuhi. Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber nilai, sumber moral dan merupakan seperangkat norma yang harus menjadi pedoman bagi setiap individu dalam bersikap, berperilaku, dalam bermasyarakat dan bernegara. Pancasila mengandung nilai Ketuhanan, kemanusiaan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan hidup bermasyarakat. Pancasila menuntut dan mengarahkan hidup setiap penduduk Indonesia untuk memiliki keseimbangan, keserasian, keharmonisan hubungan antara individu dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta, individu dengan individu dan individu dengan individu dalam kelompok masyarakatnya.

Kajian IPS SD

9-403

Tes Formatif 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling. A. utuh B. kecil C. sederhana D. terbatas

2. Sebagai individu, manusia berfungsi sebagai. A. kawan B. teman C. objek D. subjek

3. Unit terkecil dari masyarakat adalah. A. keluarga B. individu C. lingkungan D. kelompok

4. Perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi tertentu. A. status B. norma C. peran D. wewenang

9-404 Unit 9

5. Individu tidak bisa hidup sendiri karena . A. tidak aman B. kemampuan terbatas C. menyenangi keramaian D. lingkungan beragama Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif Subunit 1 yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit 1. Tingkat penguasaan =

jumlah jawaban yang benar x 100% 5

Konversi nilai penguasaan: 90 -100% 80 - 89% 70 79%


< 70%

: baik sekali : baik : cukup : kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Subunit 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Subunit 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Kajian IPS SD

9-405

Subunit 2 Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya

asyarakat itu merupakan adanya sejumlah orang yang hidup bersama dan dalam waktu yang cukup lama, untuk itu memerlukan suatu lembaga

kemasyarakatan untuk mengatur kehidupan bersama itu. Karena masyarakat bukan hanya kumpulan atau kerumunan orang dalam waktu sesaat seperti penonton sepak bola. Dalam kebersamaan yang lama itu terjadi pula di dalamnya pranata dan proses sosial atau interaksi sosial. Selanjutnya orang-orang yang membentuk masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai, norma, dan kebudayaan bagi kehidupan mereka. Selanjutnya untuk lebih memahami sub-unit ini akan dibahas berturut-turut sebagai berikut: yakni menyangkut struktur sosial budaya, pranata sosial budaya, dan proses sosial budaya.

A. Struktur Sosial Budaya


Telah diuraikan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya, artinya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Mereka saling pengaruh mempengaruhi dengan mempergunakan norma yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Sistem terdiri dari berbagai unsur, komponen atau perilaku yang saling terkait satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan. Pola perilaku dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai suatu sistem disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya menyusun membagi atau mendirikan. Contoh di sekolah terdapat struktur sebagai berikut ada kepala sekolah, guru-guru, murid, pegawai administrasi, dan penjaga sekolah. Semua orang yang ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling

9-406 Unit 9

berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat berfungsi dengan baik. Kalau salah satu unsur dari sekolah tersebut tidak ada misalnya guru, maka proses pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik. Di sekolah juga mempunyai norma, misalnya murid barns datang pukul 7.00, harus memakai seragam dan sepatu yang telah ditentukan, tidak boleh merokok dalam lingkungan sekolah dan sebagainya. Kepala Sekolah, guru, pegawai administrasi, penjaga sekolah, juga mempunyai aturan-aturan yang hendak dipatuhi, kalau tidak akan ada sanksi yang akan mereka terima. Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan kedudukan (status). Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di atas, mempunyai kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus dilakukannya pun berbeda pula, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam memperlancar proses belajar mengajar di sekolah. Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan tersendiri, seperti jenis kelamin, bentuk fisik, perasaan. bakat, minat kemampuan berpikir dan berkarya. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan social (diferensiasi sosial). Perbedaan sosial bersifat universal artinya dimiliki oleh setiap masyarakat dimanapun. Hanya bentuk dan derajatnya saja yang berbeda. contoh pada

masyarakat pemburu dan peramu, perbedaan sosial berdasarkan jenis kelamin, usia dan keterampilan berburu. Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedangkan meramu atau mengumpulkan tumbuhan lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita. Laki-laki yang mempunyai keterampilan tinggi dalam berburu umumnya lebih dihargai. Hasil buruan mereka bagi-bagikan dan yang usianya lebih tua mendapatkan bagian yang paling baik, hati misalnya. Bagian-bagian tertentu dari binatang seperti gigi taring, seringkali dianggap sebagai lambang keberanian, sehingga siapa yang paling banyak mendapatkannya semakin dihargai. Pada masyarakat yang teknologinya sudah maju, perbedaan sosial lebih banyak disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul keanekaragaman pekerjaan atau profesi seperti dokter, guru, perawat, supir, petani dan sebagainya.

Kajian IPS SD

9-407

Perbedaan bentuk fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut, bentuk rambut (keriting atau lurus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuk hidung, bentuk kepala, dan sebagainya. Menyebabkan timbulnya perbedaan ras, ada (1) Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung lebar, dan bentuk bibir yang tebal (2) Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit coklat, rambut lurus tubuh pendek, hidung datar dan tulang pipi menonjol; (3) Ras Caocasoid dengan ciri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung mancung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi. Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha; perbedaan suku seperti suku Sunda, Batak, Minangkabau dan sebagainya; perbedaan marga seperti Simatupang, Simalungun dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut dengan stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu adalah: 1) Ukuran kekayaan, timbul golongan kaya atau ekonomi kuat; golongan miskin atau ekonomi lemah; dan golongan tengah atau sedang. Pada masyarakat petani, luas pemilikan lahan menjadi ukuran utama timbul tuan tanah, penyewa dan buruh tani. Pada masyarakat industri seringkali tampak dalam kekayaan berupa material seperti luas dan bentuk rumah, mobil, pakaian, dan gaya hidup. 2) Ukuran kekuasaan, timbul golongan penguasa dan yang dikuasai. Mereka yang termasuk kelompok penguasa menjadi kelompok teratas dan biasa wewenangnya pun menjadi Iebih tinggi. 3) Ukuran kehormatan; timbul golongan yang berpengaruh dan dihormati dan golongan yang terpengaruh biasanya ukuran ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional, di mana pimpinan informal masyarakat mendapatkan kedudukan yang tinggi di masyarakat, seperti para Kyai, kepala adat dan sebagainya.

9-408 Unit 9

4) Ukuran ilmu pengetahuan: timbul golongan cendekiawan dan masyarakat biasa. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah kepintaran atau kemampuan menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu, seperti seorang sarjana lebih dihargai daripada yang berpendidikan SMA, atau yang berpendidikan SMA lebih dihargai daripada SD. Seorang individu mungkin saja memiliki beberapa peluang sehingga semakin memperkokoh dia berada dalam lapisan tertentu. Misalnya seorang penguasa memungkinkan ia untuk mempunyai kekayaan yang banyak dan memungkinkan pula untuk sekolah ke jenjang yang paling tinggi. Sehingga ia mempunyai beberapa ukuran yang dapat memperkokoh kedudukannya dalam lapisan teratas. Sebaliknya orang yang tidak mempunyai pengetahuan, sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang berpendapatan besar, apalagi menjadi penguasa, sehingga ia miskin. Dengan demikian ukuran pelapisan sosial dapat sifat tunggal, dapat pula bersifat jamak. Dasar dari pelapisan sosial di atas dapat timbul dan berkembang secara otomatis atau tidak disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula pelapisan sosial yang memang sengaja dibuat. Misalnya dalam organisasi, perusahaan instansi pemerintah dibuat strata-strata. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi, dan anggota. Penyusunan ini dibuat dengan maksud: 1) Mengatur tugas dan wewenang. 2) untuk mendorong meningkatkan produktivitas karena setiap Individu ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya. 3) Lebih memudahkan pencapaian tujuan bersama. Dengan demikian pelapisan sosial selalu berkaitan dengan peranan dan kependudukan seseorang dalam masyarakat. Setiap orang diharapkan berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga timbul kerja sama yang saling menguntungkan. Karena itu pula maka pelapisan sosial diperlukan selama hak dan kewajiban setiap orang dalam tiap lapisan diterima secara seimbang dan adil. Ada dua sifat pelapisan sosial yang berkembang di masyarakat. 1) Bersifat tertutup (closes social stratification) yaitu tiap anggota tidak dimungkinkan untuk pindah lapisan baik ke atas maupun ke bawah. Satu-

Kajian IPS SD

9-409

satunya jalan untuk masuk ke dalam lapisan ini adalah melalui kelahiran. Contoh lapisan tertutup ini adalah sistem kasta. 2) Bersifat terbuka (oven social stratification) setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk masuk dan keluar pada tiap lapisan. Contoh berdasarkan kekayaan dan kekuasaan.

B. Pranata sosial budaya


Pranata sosial berasal dari istilah Inggris social institution Istilah social
institution ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di

Indonesia, ada yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (Selo Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono Soekanto, 1982), lembaga sosial (Abdul Syani, 1994), pranata sosial (Koentjaraningrat, 1985), dan bangunan sosial. Istilah yang akan digunakan di sini adalah pranata sosial, karena social
institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para

anggota masyarakat. Menurut Koentjaraningrat pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada. aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (dengan menggunakan istilah lembaga

kemasyarakatan) adalah himpunan dari norma-norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial dalam pengertian ilmu sosial tidaklah sama persis dengan istilah lembaga dalam arti wadah atau badan. Pranata sosial pada dasarnya bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Pemenuhan-pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan, sehingga akhirnya diperlukan adanya norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut. Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial, yang pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia itu. Kebutuhan manusia sangatlah beraneka ragam, sehingga pranata sosial yang mendukungnya pun beraneka ragam pula. Manusia misalnya mempunyai kebutuhan untuk berkembang biak atau mengembangkan keturunan. Manusia memerlukan aturan dalam menyalurkan: nafsu seks dalam menghasilkan
9-410 Unit 9

keturunan itu, supaya tidak sama seperti kelakuan binatang. Oleh karena itu manusia membentuk pranata keluarga yang akan mengatur pemenuhan kebutuhan pokoknya itu. Dalam pranata keluarga maka ada sejumlah norma yang mengaturnya mulai dari kegiatan meminang, melamar, pernikahan, upacara adat, mas kawin, hubungan kekerabatan, dan sebagainya. Manusia juga memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan Tuhannya, maka lahirlah pranata agama. Pranata-pranata yang ada di bidang agama ini misalnya Mesjid, zakat, wakaf, gereja, dan sebagainya. Kebutuhan manusia lainnya, misalnya di bidang pendidikan, maka melahirkan pranata pendidikan yang dapat berwujud dalam bentuk sekolah dasar, sekolah lanjutan, sekolah menengah, universitas, pondok pesantren, madrasah, dan sebagainya. Kebutuhan untuk mendapatkan dan mendistribusikan barang (sandang, pangan, jasa, dll) merupakan dasar bagi lahirnya pranata ekonomi. Kebutuhan di bidang politik akan melahirkan pranata politik yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan kekuasaan; Pranata politik ini akan berkaitan dengan pranata negara, pemerintah, parlemen, desa dan sebagainya. Dari uraian di atas, anda dapat menemukan beberapa contoh pranata sosial, misalnya : pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikaan pranata politik, dan sebagainya. Banyaknya pranata sosial dalam masyarakat tergantung dari Kompleksitas masyarakat. Semakin kompleks suatu masyarakat, maka semakin banyak kebutuhannya, berarti semakin banyak pula pranata sosialnya. Apa sebenarnya fungsi pranata sosial itu bagi kehidupan manusia. Pranatapranata sosial yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1) Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang bersangkutan. 2) Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

Kajian IPS SD

9-411

3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control) yaitu sistem pengawasan :dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

C. Proses sosial budaya


Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan kontak sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat terjadi antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Dua orang yang saling bercakap-cakap adalah contoh interaksi antara individu dengan individu. Guru sedang mengajar di depan kelas adalah contoh interaksi individu dengan kelompok, sedangkan dua kelompok siswa sedang berdiskusi adalah contoh interaksi kelompok dengan kelompok. Komunikasi tidak selamanya dalam bentuk langsung atau tatap muka (face to face) seperti berbicara atau bersalaman. Ada pula komunikasi tidak langsung yaitu melalui perantara seperti surat, telepon, surat kabar, televisi atau radio. Perantara itu disebut sebagai media komunikasi. Interaksi sosial dapat Juga terjadi tidak melalui percakapan atau persentuhan badan (bersalaman). misalnya seseorang merokok- dalam bis mengganggu ketenangan hati, sehingga keadaan ini mengundang reaksi orang-orang di sekitarnya dengan cara menutup hidung atau pindah tempat duduk. Jadi interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau perilaku seseorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki atau mendorong perilaku, pikiran, perasaan/emosi orang lain. Contoh lain, seseorang menendang batu di jalan atau menginjak tumbuhan, itu belum tindakan sosial karena batu atau tumbuhan tidak dapat bereaksi, tapi apabila batu yang ditendang itu mengenai kepala orang lain, atau tumbuhan yang di injak itu adalah tanaman yang dipelihara orang lain, sehingga marah, itu termasuk tindakan sosial. Seorang guru memarahi seorang murid yang tidak melaksanakan tugas, tindakan guru itu menyentuh dan mempengaruhi perasaan murid sehingga perilakunya berubah. Seorang ibu atau anak menonton film di

9-412 Unit 9

TV, pengaruh film itu meresap ke dalam pikirannya sehingga terjadi perubahan emosi, sikap, dan perilaku. Semua itu ada lab contoh tindakan sosial. Besar kecilnya pengaruh yang diterima oleh individu tergantung kepada sifat interaksinya. Menurut Astrid Susanto (1977) sifat interaksi sosial itu adalah: 1. Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal dan makinbanyak nya; 2. Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arahperubahannya; 3. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang dipengaruhinya; 4. Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang berinteraksi semakin besar pengaruhnya; 5. Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung kedua pihak, bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar. Bila proses interaksi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahannya perubahan dalam struktur masyarakat, maka dapat menimbulkan proses sosial. Dan bila proses sosial inipun terus berlanjut dapat menyebabkan, perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Contoh seorang dokter yang berlatarbelakang budaya kota ditempatkan di sebuah desa. Dokter dan warga desa, berinteraksi, saling menyesuaikan diri Dokter terus berkomunikasi secara langsung baik per orang maupun per kelompok. Karena intensifnya komunikasi itu, Ia ma kelamaan terjadi perubahan kebiasaan di antara keduanya. Misalnya petani menjadi lebih tahu: tentang cara hidup sehat. Perilakunya pun berubah misalnya membuang sampah pada tempatnya, mandi 2 kali sehari, makan makanan yang bergizi berobat ke Puskesmas, anaknya disekolahkan dan sebagainya. Sekarang warga desa merasa membutuhkan MCK, membutuhkan sarana kesehatan seperti: Puskesmas, Posyandu, dan BKIA. membutuhkan sarana pendidikan; listrik; jalan, dan peralatan lainnya. Sebaliknya dokter pun mengalami perubahan perilaku misalnya tahu tentang cara bercocok tanam, senang berkebun, berpakaian sederhana seperti orang desa, hidup bergotong-royong, dan mahir memainkan kesenian tradisional yang ada di desa. pengaruh

Kajian IPS SD

9-413

Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang posisinya sama atau setingkat seperti teman sekolah dan teman sepermainan akan Iebih besar pengaruh yang diterima oleh kedua belah pihak. Interaksi sosial dapat menimbulkan: 1) Kerja sama (cooperation); 2) Persaingan (competition); 3) Pertikaian (conflict). Kerja sama terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang, membantu untuk bersama-sama mencapai tujuan. Ada 3 bentuk kerja sama yaitu: 1) Bergantung yaitu perjanjian pertukaran barang atau jasa; 2) Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan atau ketidakstabilan; 3) Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Bila dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satukesatuan hingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dengan kebudayaan aslinya disebut asimilasi, contoh asimilasi adalah perkawinan campuran dua suku yang berbeda menghasilkan satu kebudayaan yang baru dan khas. Bila dua kelompok yang berbeda budaya saling bertemu dan melakukan kontak sosial yang intensif, sehingga terjadi pembaruan tanpa menghilangkan ciri kebudayaan aslinya disebut dengan akulturasi. Contoh datangnya pengaruh Hindu, Budha, dan Islam ke Indonesia berbaur dengan kepercayaan asli. Persaingan adalah proses sosial di mana dua individu atau kelompok berusaha mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian masyarakat tanpa kekerasan atau ancaman. Misalnya dua orang siswa sama-sama memusatkan perhatian untuk memperoleh nilai IPS tertinggi. Pertikaian atau konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok, baik yang terlihat dengan jelas dan terbuka (misalnya dalam bentuk perkelahian)

9-414 Unit 9

maupun tidak (misalnya hanya dalam sikap). Usaha untuk mencegah mengurangi. menghindari dan menghentikan pertentangan disebut akomodasi. Akomodasi dapat melalui paksaan (coercion) seperti dua murid yang berkelahi diancam akan dikeluarkan kalau terus berkelahi; saling mengurangi perbedaan yang membuat mereka berselisih (compromise); mempergunakan pihak ketiga sebagai wasit yang netral (mediation); menyelesaikan pertikaian melalui pihak ketiga yang statusnya lebih tinggi (arbitration); mempertemukan pihak yang berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama (conciliation), menyadari untuk menghindari pertikaian (toleransi); menyadari akan adanya kekuatan yang seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan kalah
(stalemate) dalam penyelesaian perkara melalui pengadilan (adjudication).

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 2 tentang struktur, pranata dan proses sosial budaya di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini! 1. Apa yang dimaksud dengan struktur sosial budaya? 2. Apakah ada perbedaan antara sosial dan stratifikasi sosial? Kalau ada dimana! Dan kalau tidak! Mengapa? Diskusikan dengan teman mahasiswa Anda! 3. Mengapa manusia senantiasa mengalami proses sosial budaya? Jelaskan! 4. Bentuk interaksi sosial berupa apa saja? Dan bagaimana dampak dari adanya interaksi sosial! 5. Jelaskan jenis-jenis dari pranata sosial! Dan mengapa dalam masyarakat perlu ada pranata sosial budaya? Diskusikan dengan teman mahasiswa Anda untuk temukan jawaban!

Rambu-Rambu jawaban latihan


Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan sesama mahasiswa, dan bahkan dengan dosen kunjung Anda untuk

Kajian IPS SD

9-415

memperoleh jawaban yang benar atas persoalan-persoalan di atas. Anda dipersilahkan melakukannya.

Rangkuman
Anggota masyarakat (individu) tersusun menurut suatu sistem yang saling terkait satu sama lainnya. Setiap kelompok masyarakat ada perbedaan-perbedaan sosial yang lahir dari adanya perbedaan individu seperti bentuk fisik, minat, kemampuan berpikir dan berkarya, kebudayaan serta keyakinannya. Bila perbedaan ini tersusun secara bertingkat, ada yang tinggi, sedang dan rendah maka disebut stratifikasi sosial dapat disebabkan oleh faktor kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan. Individu mempunyai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan, karena itu diperlukan wadah atau tempat berinteraksinya individu menurut pola perilaku tertentu dan sesuai dengan norma dan kebudayaan tertentu pula. Maka timbullah pranata yang dapat berupa pranata ekonomi, sosial, politik, pendidikan, agama, bahasa, seni dan teknologi. Mengingat manusia selalu berinteraksi dengan individu lain baik dalam satu kelompok maupun dengan individu di luar kelompoknya, maka terjadi proses sosial budaya yang mengarah kepada perubahan sosial dan budaya. Interaksi tersebut tidak selamanya sepaham, dalam arti menimbulkan kerja sama, tapi dapat juga menimbulkan pertikaian dan persaingan.

9-416 Unit 9

Tes Formatif 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Individu berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku dalam masyarakat disebut. A. struktur sosial budaya B. proses sosial budaya C. sistem sosial budaya D. pranata sosial budaya

2. Proses belajar nilai dan norma di masyarakat supaya dapat diterima dan diakui sebagai anggota masyarakat disebut. A. enkultur B. internalisasi C. sosialisasi D. intitusionalisasi

3. Keluarga termasuk dalam ke dalam lembaga. A. sosial B. ekonomi C. kebutuhan D. politik

4. Seseorang berperilaku dan dapat mempengaruhi perilaku orang lain disebut. A. proses sosial B. interaksi sosial C. struktur sosial D. stratifikasi social

Kajian IPS SD

9-417

5. Di bawah ini merupakan faktor yang dapat menyebabkan proses sosial budaya,
kecuali.

A. sistem sosial B. interaksi sosial C. kontak sosial D. komunikasi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit 2. Tingkat penguasaan =
Jumlah Jawaban yang Benar x 100% 5

Konversi nilai penguasaan : 90 -100% 80 - 89% 70 79% : baik sekali : baik : cukup : kurang

< 70%

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan ke Subunit 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Subunit 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

9-418 Unit 9

Subunit 3 Masyarakat Sebagai Unsur Pemerintah dan Negara

ub unit ini merupakan lanjutan dari Subunit 2 dari unit tersebut tentu Anda masih ingat situasi dan kondisi masyarakat, khususnya kalau Anda kaitkan dengan masyarakat tempat tinggal Anda. Bagaimana situasi dan kondisi

masyarakat di mana Anda tinggal. Bagaimana hubungannya di antara sesama anggota masyarakat, bagaimana kegotong-royongannya, apa mata pencahariannya, bagaimana pendidikannya dan lain-lain. Dapat Anda bayangkan masyarakat yang jauh lebih besar daripada masyarakat tempat tinggal Anda. Masyarakat suatu pemerintah dan negara misalnya, apalagi masyarakat dunia. Dalam Subunit ini Anda akan mempelajari antara lain masyarakat yang jauh lebih besar yaitu masyarakat sebagai salah satu unsur negara, beserta dengan berbagai aspek yang terkait dengan suatu pemerintahan. Subunit ini akan dibahas tentang negara, prinsip dasar pemerintah, hukum dan peraturan Perundang-

undangan, warga masyarakat, dan warga negara, yang nantinya Anda dapat
menjelaskan keluarga sebagai inti masyarakat, karakteristik kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat, aneka komunitas dalam kehidupan masyarakat, masyarakat sebagai salah satu unsur negara, pentingnya organisasi negara, pemerintah dalam organisasi negara dan sebagainya. Untuk itu Anda diminta mempelajari bahasan berikut dengan cermat agar Anda dapat menjelaskannya.

A. Negara
1. Pengertian
Istilah negara berasal dari kata statum (Latin), staat (Belanda) state (Inggris) dan etat (Perancis). Negara merupakan organisasi terpenting dan utama dalam suatu masyarakat tertentu artinya, di samping negara terdapat pula organisasi lain dalam masyarakat (Rachman P., t.t: 32). Organisasi lain

Kajian IPS SD

9-419

tersebut antara lain organisasi kepemudaan, organisasi kesenian, organisasi olah raga, organisasi keagamaan dan sebagainya. Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur/mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas masyarakat. Dalam pengertian mempunyai wewenang yang bersifat memaksa lebih kuat dari individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara sebagai alat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia (dalam hal ini warga negara) dalam masyarakat. Definisi negara telah banyak dikemukakan oleh beberapa orang ahli di bidang kenegaraan. Berikut ini antara lain dikemukakan oleh: a) Haste Kelsen menyatakan bahwa negara identik dengan hukum yang berarti bahwa jika terdapat tertib hukum di situ terdapat pula negara. Jadi negara pada dasarnya adalah suatu tertib hukum yang bersifat memaksa. b) Harold J Laski, menyatakan bahwa negara sebagai sistem peraturanperaturan hukum Negara memiliki kekuasaan memaksa. c) Mr., Soenarko, mengemukakan bahwa negara adalah organisasi

masyarakat yang mempunyai daerah atau teritorial tertentu, negara sebagai organisasi masyarakat mempunyai kekuasaan tertinggi yang dapat memaksakan kehendaknya kepada warga negaranya. d) Jellinek K. mengemukakan bahwa organisasi negara tidak lain hanyalah satu-kesatuan ikatan dari orang-orang yang bertempat tinggal di suatu daerah tertentu yang sifatnya diperlengkapi dengan kekuasaan untuk memerintah e) Bellefroid mengemukakan bahwa negara adalah suatu persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah untuk selama lamanya dan dilengkapi dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya. f) Prof. R. Djokosoetono, SH, mengemukakan bahwa negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama

9-420 Unit 9

g) Prof. Mr. R. Kramenburg mengemukakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan sang diciptakan oleh kelompok manusia yang disebut bangsa. Terkait dengan beberapa definisi negara tersebut di atas, berikut ini akan dibicarakan beberapa pendapat tentang pengertian negara dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang yang berbeda di sini dikaitkan dengan teori-teori yang dikemukakannya seperti di bawah ini.

Pertama, Logeman

melihat negara sebagai organisasi kekuasaan. Ini

berarti bahwa Negara adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa, bertujuan untuk mengatur masyarakat dengan menggunakan kekuasaan yang ada. Negara sebagai organisasi kekuasaan dapat menjalankan kekuasannya atau memaksa warga negaranya untuk mentaati segala peraturan yang ada. Dengan kata lain, negara mengatur kehidupan seluruh warga negaranya. Berbeda dengan organisasi kemasyarakatan lainnya yang tidak memaksa anggotanya untuk selalu tunduk kepada organisasi kemasyarakatan tersebut. Bahkan menjadi anggota organisasi kemasyarakatan ini bebas, tidak dipaksa. Masuk anggota organisasi kemasyarakatan tidak dipaksa dan mau keluar pun, mana kala merasa kurang senang tidak dipaksa pula. Contohnya untuk menjadi organisasi kesenian, olah raga, kepemudaan dan sebagainya. Sebaiknya menjadi warga negara suatu negara yang nota bene sebagai organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang disebut bangsa; mau tidak mau harus tunduk dan menjalankan segala kebijakan organisasi (negara) tersebut. Contohnya warga negara wajib membayar pajak; wajib berperan serta dalam pemilihan umum; wajib mentaati segala macam peraturan dan undangundang yang mengatur kehidupan warganya

Kedua, Mac Iver melihat negara sebagai organisasi politik. Ini berarti
bahwa Negara merupakan perkumpulan manusia yang berfungsi untuk memelihara ketertiban masyarakat atau mengatur kepentingan umum. Negara sebagai organisasi politik, dapat mengusahakan kehendak rakyat. Dengan kekuasannya dapat memaksa mengikat semua orang yang menjadi

Kajian IPS SD

9-421

warga negaranya mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Warga negara yang melanggar peraturan atau Perundang-undangan tertentu; melanggar hukum tertentu; kena sanksi, tindakan, hukuman dan berbagai ketentuan lainnya. Contohnya, warga negara Indonesia yang ingin memisahkan diri menjadi anggota Organisasi Papua Merdeka, wajar kalau ABRI menumpasnya. Sama seperti teori yang pertama, organisasi kemasyarakatan dalam negara sebagai organisasi politik pun wajar diperlukan. Keberadaan organisasi pemuda, organisasi olah raga, organisasi kesenian, organisasi koperasi dan organisasi-organisasi lainnya bebas untuk tumbuh dan berkembang. Anggotanya. tidak dipaksa untuk menjadi anggota tersebut, mereka bebas keluar masuk menjadi anggota.

Ketiga, Prof. Dr. Soepomo SH., melihat negara dari sudut integritas antara
pemerintah dan rakyat. Prof. Dr. Soepomo. SH. dalam pidatonya di depan sidang pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 31 Mei 1945; mengemukakan beberapa teori yang dikemukakannya adalah teori integralistik atau teori persatuan. Menurut teori ini bahwa Negara merupakan susunan masyarakat yang integral di antara semua golongan dari seluruh anggota masyarakat sebagai satu kesatuan yang organis. Negara tidak mengutamakan pada satu golongan karena yang diutamakan adalah kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara sebagai satu kesatuan yang utuh. Negara menurut teori integralistik merupakan negara yang menghendaki persatuan dari seluruh rakyatnya. Teori yang dikemukakan Soepomo ini paling sesuai kalau diterapkan di negara Indonesia yang masyarakatnya sangat heterogen. Bhineka Tunggal Ika, merupakan realisasi dari teori integralistik. Teori integralistik menghendaki suatu negara yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, kebersamaan dan musyawarah serta disertai iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sifat-silat ini pun tercermin dalam Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, di mana sifat-sifat gotong-royong suka menolong tenggang rasa,

9-422 Unit 9

toleransi dan ramah tamah membarengi hidup dan penghidupan bangsa Indonesia. Pendapat Soepomo tentang teen integralistik ini erat kaitannya dengan Pembukaan UUD-1945 pada pokok-pokok pikiran pertama yaitu: ... negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia atas dasar persatuan. Adanya kenyataan perbedaan pendapat perorangan, perbedaan pendapat golongan dan lain-lain; jangan merusak kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

2. Asal Mula Terjadinya Negara


Membicarakan asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan mengadakan dua pendekatan; pertama pendekatan faktual dan kedua teoretis. Asal mula terjadinya negara yang berdasarkan pendekatan faktual selalu melihat kepada adanya fakta-fakta atau kenyataan yang benar-benar pernah terjadi yang diungkapkan dari pengalaman dan sejarah. Pada saat timbulnya suatu negara baru itu tentu saja sudah ada wilayah tertentu yang didiami oleh masyarakat tertentu. Karena tanpa adanya masyarakat yang mendiami wilayah tertentu yang dilengkapi etch pemerintahannya, maka tidak mungkin ada negara. Jadi asal mula terjadinya negara itu dapat diungkapkan melalui fakta sejarah, dengan sebab-sebabnya antara lain sebagai berikut: a. Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa, maka berdirilah suatu negara. Contoh: Terbentuknya negara Liberia di pantai barat Afrika diduduki oleh sekelompok orang Negro dari Amerika Serikat yang dimerdekakan pada tahun 1847. b. Suatu daerah semula menjadi wilayah kekuasaan suatu negara tertentu kemudian melepaskan diri dari ikatan negara itu dengan

memproklamasikan kemerdekaannya. Contoh: Terbentuknya negara Belgia terlepas dari negara Belanda pada tahun 1839. Demikian pula tentang terbentuknya negara Norwegia dan negara Swedia yang masing-

Kajian IPS SD

9-423

masing terpisah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Sementara itu terbentuknya negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 terlepas dari Kerajaan Hindia Belanda merupakan pendekatan pada adanya fakta sejarah. c. Peleburan atau fusi dari beberapa negara menjadi satu negara baru Contoh: Terbentuknya Kerajaan Jerman Raya pada tahun 1871. Demikian pula tentang terbentuknya negara The Great Britain (Inggris Raya merupakan penggabungan dari negara England dan Scotland menjadi satu negara yang baru d. Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah negara itu muncul beberapa negara baru. Contoh: Terbentuknya negara Colombia Baru dan negara Venezuela yang berasal dari satu negara yaitu Colombia. Asal mula terjadinya negara berdasarkan pada pendekatan teoretis merupakan suatu analisis dengan menggunakan dugaan atau pemikiran yang logis dan bersifat hipotetis serta abstrak. Lebih lanjut akan dipersoalkan tentang asal mula terjadinya negara yang untuk pertama kalinya berdasarkan pada pendekatan teoretis yaitu berupa pengamatan terhadap teori Ketuhanan, teori Perjanjian masyarakat, teori kekuasaan dan teori Hukum alam (kodrat). a. Teori Ketuhanan Menurut teori ini mengenai asal mula terjadinya suatu negara adalah atas perkenaan Tuhan. Suatu negara tidak akan terjadi apabila Tuhan belum menghendakinya Teori ini didasarkan pada keyakinan manusia bahwa asal mula terjadinya negara adalah karena ketentuan Tuhan atau karena adanya kekuatan gaib, sehingga jika ada sementara orang yang memerintah suatu negara sebagai raja atau keturunannya, maka pada hakikatnya karena Tuhan menghendaki demikian. Orang percaya bahwa asal-usul raja-raja yang memerintah itu adalah penjelmaan dewa-dewa. Misalnya Raja Iskandar Zulkarnaen dianggap

9-424 Unit 9

sebagai putra dewa Zeus Anarnon, Mikado di Jepang sebagai turunan Dewa Matahari yaitu Ametarasu. Friedrich Julius Stahl (1802-1861) dalam bukunya Die Philosophe des Rechts menyatakan bahwa: kekuasaan itu hanya dipindahkan oleh Tuhan semata kepada seorang manusia atau golongan tertentu. Terjadinya kekuasaan itu tampak secara berangsur-angsur sejalan dengan pertumbuhan negara melalui suatu proses yaitu sejak kekuasaan dalam keluarga. kelompok. klan dan bangsa. Sementara itu sering terdapat tanggapan terhadap hal tersebut yaitu apabila terjadi peperangan antara dua pihak yang berkuasa, maka pihak yang kalah beranggapan bahwa kekuasaan manakah pula yang mendapat keyakinan sebagai kekuasaan atas kehendak Tuhan? Bagaimana pula jika dalam suatu negara terdapat lebih dari satu pemegang kekuasaan? Namun mengenai terjadinya peperangan tentu saja akan melahirkan pemenang di satu pihak dan melahirkan yang kalah di lain pihak, tapi kesemuanya beranggapan bahwa ini merupakan suatu kenyataan adanya kekuasaan serta atas kehendak Tuhan. Teori ini berkembang sampai abad pertengahan dan diterima secara umum bersamaan dengan

berkembangnya agama Kristen sehingga berlakulah ajaran teokrasi, terutama bagi golongan gereja sebagai kekuasaan tertinggi di dalam negara. Hal ini mengakibatkan timbulnya pertentangan antara

Raja/Kaisar dengan Paus. Tanda-tanda dari teori, Ketuhanan tersebut dapat dilihat dalam undangundang dasar berbagai negara yang mencantumkan kalimat By the grace

of God atau dengan berkat dan rahmat Tuhan.


b. Teori Perjanjian Masyarakat Menurut teori ini, bahwa terjadinya negara pada mulanya dilihat dari perkembangan manusia sebagai individu yang hidup menyendiri tempat tujuan dan tanpa berpedoman atau peraturan apa pun yang belakang baginya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ke lain tempat Dengan demikian kehidupan mereka tidak menentu dan penuh

Kajian IPS SD

9-425

kekacauan Mereka belum mengenal hidup bermasyarakat. Mereka tidak mempunyai: sumber pendapatan yang tepat dan sering-sering kebutuhan hidupnya tidak dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kelangsungan hidup mereka tidak segan-segan melakukan perbuatan apa saja, seperti merampas hak orang lain, sehingga perselisihan atau pertarungan sengit di antara mereka tak dapat dibendung yang mengakibatkan terjadinya korban harta benda dan nyawa. c. Teori Kekuasaan Teori ini menyatakan bahwa terbentuknya negara karena adalah kekuasaan dari orang-orang yang merasa dirinya kuat akan mampu mengalahkan orang-orang yang lemah. Maka orang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara dengan segala kekuatannya, si kuat dapat memaksakan segala kehendaknya kepada yang lemah. d. Teori Hukum Alam (Kodrat) Apabila membicarakan hukum biasanya yang kita maksudkan ialah hukum pada saat ini atau hukum yang berlaku pada saat tertentu d tempat tertentu, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hukum seperti ini dinamakan hukum positif (Jus Constitutum). Di samping hukum positif masih ada hukum lain ialah hukum alam atau hukum kodrat. Jadi, hukum alam adalah hukum yang tidak dibuat oleh sesuatu badar pembentuk undang-undang (badan legislatif), melainkan hukum yang seharusnya berlaku menurut alam. Para penganut teori hukum alam menganggap bahwa hukum ini berlaku langgeng serta bersifat universal. Karena hukum ini dianggap tidak akan berubah lagi, berlaku pada setiap saat, setiap tempat, baik zaman dahulu maupun zaman sekarang. Hukum alam merupakan hukum yang tidak tertulis namun memuat asasasas umum. Hukum ini mengandung keadilan abadi yang tidak bergantung pada kehendak manusia.

9-426 Unit 9

3. Asal Mula Terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia


Tidak dapat disangkal lagi bahwa lahirnya Republik Indonesia (RI) secara faktual (kenyataan) yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu sendiri ditanda-tangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Akan tetapi secara teoretis belum ada keseragaman pendapat tentang asal mula terjadinya Negara Kesatuan RI ini. Namun yang jelas bahwa paham kenegaraan Republik ini yang didasari Pancasila tidak menganggap bahwa sebelum adanya negara manusia hidup sendiri-sendiri (individualistis). Paham individualistis hanya terdapat dalam paham negara yang bersifat liberal. Negara kita yang didasari Pancasila meyakini bahwa aturan dasar yang hidup di dunia ini adalah keluarga. Keluarga merupakan lembaga pertama yang melahirkan dan menumbuhkan perkembangan manusia, sehingga hak dan kewajiban dapat terselenggara. Hal tadi jelas sebagai faktor pendorong terjadinya organisasi negara karena adanya naluri yang dapat menjamin seluruh kepentingan anggota keluarga. Dengan demikian hidup bermasyarakat berawal dari lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan dasar kehidupan bermasyarakat ataupun bernegara. Masing-masing anggota keluarga harus memikul tanggung jawab bersama bagi keselamatan keluarga, dan pada dasarnya hidup secara kekeluargaan merupakan perwujudan cinta kasih sesama manusia yang senantiasa ingin hidup bermasyarakat. Republik Indonesia sebagai negara kesatuan terjadi secara alamiah. Ini sejalan dengan tuntutan fitrah manusia dan disertai kehendak Tuhan, seperti yang tersurat pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.

4. Unsur-unsur terjadinya Negara


Sebagai organisasi masyarakat dan politik negara dapat saja terjadi dan berdiri. Namun hal itu harus dipenuhi dan didukung oleh unsur-unsur pokok

Kajian IPS SD

9-427

yang ada dalam suatu negara. Menurut Oppenheim-Lauterpacht unsur-unsur yang harus dimiliki oleh suatu masyarakat politik tertentu untuk disebut negara mencakup tiga unsur pokok, yaitu ada daerah, ada rakyat, dan ada pemerintah yang berdaulat atau pemerintah berwibawa. Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, unsur-unsur yang harus dimiliki oleh suatu negara sebagai subjek hukum internasional, mencakup syarat-syarat berupa ada daerah tertentu, ada rakyat sebagai masyarakat yang tetap, ada. pemerintah yang berdaulat, dan adanya pengakuan atau mempunyai kemampuan Untuk berhubungan dengan negara-negara lain. Untuk memperoleh kesimpulan. maka secara sistematik ketiga unsur pokok tadi harus ditinjau lagi secara rinci. a. Daerah Mengenai daerah (teritorial), sesungguhnya yang tepat dipakai istilah wilayah. Karena apabila dipergunakan istilah daerah, hal itu hanya meliputi daratan. Sedangkan apabila digunakan istilah wilayah hal ini berarti meliputi daratan, lautan, dan udara. Adanya daerah bagi suatu negara merupakan unsur yang pertamatama diharapkan bagi adanya suatu negara. Hal itu diharapkan agar daerah tadi tetap utuh. Memang daerah adalah landasan fisik yang paling utama bagi negara. Daerah suatu negara merupakan tempat bermukim secara tetap dari rakyat, tempat kegiatan pemerintah, serta tempat untuk diadakannya susunan kekuasaan negara itu. Daerah suatu negara tidak bergantung kepada luas atau sempitnya tempat yang didiami secara tetap oleh rakyat. Bahkan daerah itu tidak bergantung kepada banyak atau sedikitnya rakyat yang mendiaminya. Namun yang penting daerah itu harus memiliki batas-batas tertentu secara jelas dan tetap, sehingga cukup bermanfaat bagi kehidupan negara serta bagi kepentingan rakyat dalami daerah itu. Menurut Huge de Groot (Grotius) bahwa daerah negara itu

dominium eminens artinya melupakan milik yang tertinggi bagi suatu

9-428 Unit 9

negara. Batas-batas daerah itu ditentukan oleh perjuangan bangsa itu, baik dengan paksaan maupun dengan persetujuan ataupun dengan perjanjian dengan negara tetangga. Dengan demikian suatu negara bukan hanya daratan, tapi juga meliputi lautan dan udara. b. Rakyat Yang disebut dengan rakyat adalah kelompok manusia yang berstatus sebagai warga negara mempunyai hubungan yang lebih erat dengan organisasi kekuasannya yaitu negara. Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu negara. Rakyat merupakan salah satu unsur mutlak bagi terjadinya suatu negara. Jadi tidak ada negara tanpa rakyat. Rakyat suatu negara adalah kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita dan bertekad untuk hidup bersama dalam suatu kesatuan politik yang akhirnya terbentuk menjadi satu bangsa atau nation. Sedangkan istilah bangsa sebenarnya untuk melakukan suatu pengertian yang dilawankan dengan bangsa-bangsa. Rakyat suatu negara merupakan penghuni negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk, serta antara warga negara dan bukan warga negara. (1) Penduduk dan Bukan Penduduk Yang disebut dengan penduduk suatu negara ialah orang yang berdomisili atau bertempat tinggal menetap di wilayah suatu negara dan telah memiliki syarat menurut undang-undang. Dan yang disebut dengan bukan penduduk ialah orang yang berada di wilayah negara untuk sementara serta tidak bermaksud bertempat tinggal tetap di negara itu. Misalnya, wisata manca negara yang sedang berkunjung di Indonesia. Dengan adanya perbedaan antara penduduk dengan bukan penduduk telah menimbulkan perbedaan dalam hak-hak dan kewajiban tertentu.

Kajian IPS SD

9-429

Misalnya penduduk boleh mendirikan suatu perkumpulan dan boleh melakukan suatu pekerjaan di suatu negara. Sedangkan bukan penduduk tidak memiliki hak serta kewajiban seperti itu. (2) Warga Negara dan Bukan Warga Negara Yang disebut dengan warga negara ialah mereka yang menjadi anggota suatu negara dan mempunyai ikatan hukum dengan negara yang bersangkutan. Sedangkan yang disebut dengan bukan warga negara (orang asing) ialah mereka yang tidak mempunyai ikatan hukum dengan negara itu, namun harus tunduk kepada segala peraturan atau perundangundangan yang berlaku di negara yang mereka tempati. Namun keputusan akhir diserahkan sepenuhnya kepada yang bersangkutan. apakah akan menerima atau menolaknya. Kalau ia mau ,menerimanya, maka pergunakanlah hak opsi dan kalau hal sebaliknya, maka pergunakanlah hak repudiasi (3) Warga Negara Indonesia Setiap negara perlu memiliki peraturan perundang-undangan tentang kewarganegaraan. Ini jelas untuk menentukan status seseorang, apakah ia warga negara atau bukan. Berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku adalah penting, artinya bukan saja hanya rnenyangkut masalah hukum privat saja, melainkan memegang peranan penting di bidang hukum publik. Hal ini dapat terlihat dari hak serta kewajiban yang dimiliki oleh seorang warga negara yang berbeda dengan seorang bukan warga negara (orang asing). Misalnya menggunakan hak pilih dan hak dipilih dalam suatu pemilihan umum yang hanya dimiliki oleh warga negara saja. Untuk itu maka UUD 1945 mencantumkan tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia pada pasal 27, 28,29, 30, 31,32, 33, dan 34.

9-430 Unit 9

c. Pemerintahan yang berdaulat 1) Kedaulatan Pemerintah merupakan gabungan dari semua alat atau badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di wilayah suatu negara seperti raja atau presiden dan para menteri. Selain itu terdapat badan-badan kenegaraan lainnya seperti MIPR, DPR, DPA dan MA. Semua badan tersebut bertugas menyelenggarakan kesejahteraan umum. Misalnya badan yang bertugas membuat segala peraturan, menjalankan peraturan dan mempertahankannya (badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif) Pemerintah dapat dibedakan dalam arti luas, dan dalam arti sempit. Jadi, yang dimaksud dengan pemerintah dalam arti luas di Indonesia mencakup semua lembaga-lembaga kenegaraan seperti MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, dan MA. Sedangkan yang dimaksud dengan pemerintah dalam arti sempit terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri Negara. Kedaulatan berasal dari kata supremus (Latin) berarti yang tertinggi. Kemudian pengertian ini disamakan dengan sovanita (Italia), sover-

eignty (Inggris), dan daulat, daulat yang berarti kekuasaan atau


dinasti Pemerintah Jadi, kedaulatan berarti: kekuasaan Tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah kekuasaan lain ini menunjukkan bahwa kedaulatan negara itu adalah suatu pusat kekuasaan yang luar biasa yang meliputi dan mengatasi segala-galanya. Menurut Jean Bodin (1530-1596) kedaulatan mempunyai empat sifat pokok, yaitu: (1) Permanen (langgeng), yang berarti kedaulatan yang tetap ada walaupun badan yang memegang kedaulatan itu berganti-ganti. Jadi, kedaulatan negara itu tetap ada selama negara tetap berdiri. Lenyapnya kedaulatan bersamaan pula dengan lenyapnya negara.

Kajian IPS SD

9-431

(2) Aslinya, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal atau diwariskan dari kekuasaan lain yang lebih tinggi. (3) Bulat, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya kekuasaan yang tertinggi dalam negara. Jadi, kedaulatan itu tidak dapat dibagi-bagi lagi. (4) Absolut (tak terbatas) yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi atau dikurangi oleh siapa pun dan berlaku bagi setiap orang serta setiap golongan. Apabila kedaulatan itu terbatas, tentu saja ciri bahwa kedaulatan itu merupakan kedaulatan yang tertinggi akan lenyap. Pemerintah dan Kedaulatan di Negara Republik Indonesia. Di Indonesia terdapat enam lembaga kenegaraan sebagai alat-alat perlengkapan negara. Keenam lembaga kenegaraan tersebut yaitu satu buah lembaga tertinggi negara dan lima buah lembaga tinggi negara. (1) Lembaga tertinggi negara di Indonesia yaitu Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) (2) Lembaga-lembaga tinggi negara di Indonesia yakni terdiri dari Presiden, DPR, DPA, BPK, dan Mahkamah Agung.

B. Prinsip dasar pemerintahan


7 kunci pokok sistem pemerintahan negara RI berdasarkan UUD 1945; 1) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka; 2) Sistem konstitusional Pemerintahan berdasarkan sistem konstitusional, tidak berdasarkan kekuasaan yang absolut; 3) Kekuasaan pemerintahan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat; 4) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah Majelis; 5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR;

9-432 Unit 9

6) Menteri-menteri negara ialah pembantu presiden. Menteri-menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR; 7) Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

C. Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan


Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat manusia berinteraksi sosial dengan manusia lainnya yang dapat berupa kerja sama, persaingan, maupun pertentangan (konflik). Interaksi sosial dapat menciptakan keteraturan dan dapat juga menimbulkan ketidakteraturan atau gangguan kepada masyarakat. Agar dalam masyarakat itu tercipta keteraturan, ketertiban, keadilan, dan terhindar dari kekacauan atau perpecahan, maka pada setiap masyarakat selalu ada normanorma yang mengatur kehidupan manusia. Setiap anggota masyarakat diharapkan dapat mematuhi norma-norma tersebut. Yang dimaksud dengan norma atau kaidah ialah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain, dan norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang (Robert M.Z. Lawang, 1986). Norma atau kaidah mengatur perilaku kita sehari-hari. Norma tersebut terwujud dalam aturan-aturan yang tertulis dan tidak tertulis. Norma juga ada yang bersifat melarang, menyuruh, dan mengatur/menganjurkan. Para ahli hukum membedakan beberapa macam norma yang mengatur kehidupan manusia. Utrecht misalnya mengemukakan bahwa selain hukum, kaidah atau norma yang mengatur tata tertib manusia terdapat juga dalam agama, kebiasaan, dan adat-istiadat. Sedangkan menurut Van Apeldoorn norma itu meliputi : hukum, kebiasaan, agama, kesusilaan, dan moral. Norma-norma ini memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Dilihat dari sumbernya maka norma-norma tersebut memiliki sumber yang berbeda. Hukum bersumber dari kekuasaan negara. Norma agama bersumber dari ajaran agama atau dari wahyu Tuhan. Kesusilaan, kebiasaan, moral, bersumber dari budaya masyarakat.

Kajian IPS SD

9-433

Semua norma di atas memiliki sangsi atau balasan terhadap orang yang melanggar norma tersebut. hal ini agar setiap orang mau mematuhi norma-norma tersebut. Dalam hal sangsi juga terdapat perbedaan di antara norma-norma tersebut. Norma hukum memiliki sangsi yang tegas dan bersifat memaksa. Norma agama sangsinya merupakan dosa yang akan di balas di akhirat (kecuali norma agama yang sudah diangkat menjadi norma hukum negara, maka sangsinya pun dapat diterapkan seperti halnya norma hukum). Norma kesusilaan atau adat istiadat, jika dilanggar bisa mendapat sangsi berupa rasa penyesalan diri kutukan, cemoohan, ataupun pengucilan dari masyarakat. a. Pengertian Hukum Apa sebenarnya yang dimaksud dengan norma hukum itu? Banyak para ahli hukum yang memberikan pengertian tentang hukum yang satu sama lain kadang-kadang ada sedikit perbedaan penekanannya. Menurut Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup (perintah-perintah dan laranganlarangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh karena itu seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Pelanggaran petunjuk-petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah masyarakat itu (Utrecht:9). Menurut Simorangkir dan Woerjono S., hukum adalah peraturanperaturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib pelanggaran terhadap peraturan-peraturan berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu, sedangkan menurut Soediman Kartohadiprojo, hukum adalah pikiran atau anggapan orang, adil atau tidak adil mengenai hubungan antar manusia. Norma hukum itu berasal dari negara yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negara dan hubungan antara sesama warga negara. Mungkin anda bertanya mengapa hubungan tersebut perlu diatur dengan norma hukum. Pertanyaan ini menyangkut tentang apa yang menjadi tujuan hukum. Para ahli hukum agak berbeda dalam memandang tujuan hukum itu. Utrecht misalnya mengemukakan bahwa hukum bertugas menjamin adanya

9-434 Unit 9

kepastian hukum dalam pergaulan manusia. Van Kan, menyatakan bahwa tujuan hukum yaitu untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya kepentingan itu tidak dapat diganggu gugat. Sedangkan menurut Apeldoorn tujuan hukum yaitu untuk mengatur tata tertib masyarakat secara adil dan damai. Jika dikaji lebih lanjut, maka para ahli hukum ada yang menekankan tujuan hukum pada penciptaan ketertiban masyarakat, ada yang menekankan Iebih jauh lagi dari sekedar ketertiban, yakni untuk mencapai keadilan dalam kehidupan masyarakat Pendapat yang menyatakan bahwa hukum itu bertujuan untuk menciptakan keadilan beralasan bahwa ketertiban saja tidaklah cukup, karena suatu masyarakat yang tertib belum ada keadilan di dalamnya. jadi keadilanlah yang menjadi tujuan akhir dari hukum itu. Selain menekankan pada ketertiban dan keadilan, ada juga pendapat ahli yang menyatakan bahwa hukumpun bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

b. Sumber Hukum Sumber hukum itu dapat dibedakan dalam dua macam, yakni sumber hukum materiil dan sumber hukum formal. Sumber hukum materiil adalah sumber yang menjadi penyebab adanya hukum, yaitu berupa keyakinan atau perasaan hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi hukum. Jadi sumber hukum materil menentukan isi hukum, atau memberi corak atau warna hukum. Sumber hukum materiil ini bisa berupa jiwa, bangsa ataupun dari pandangan hidup bangsa (filsafat bangsa). Bagi bangsa Indonesia, yang dapat dianggap sebagai sumber hukum materiil adalah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai sumber hukum materiil maka nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila menjiwai atau memberi corak isi kepada hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itulah Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia. Jika sumber hukum materiil itu masih mempunyai sifat yang mengikat yang masih samar-samar, maka sumber hukum formal lebih memperjelas

Kajian IPS SD

9-435

agar hukum itu dapat menjadi peraturan yang berlaku dalam pergaulan manusia. Oleh karena itu sumber hukum formal memberi bentuk kepada hukum. Jadi sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal dari bentuknya. Karena bentuknya itu maka hukum diketahui, berlaku umum, dan dipatuhi. Yang termasuk ke dalam sumber hukum formal adalah sebagai berikut. (1) Undang-undang (dalam arti luas) (2) Yurisprudensi (3) Traktat (4) Doktrin (5) Kebiasaan

(1) Undang-undang
Undang-undang mempunyai pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Dalam arti luas atau dalam arti materiil undang-undang berarti setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mempunyai kekuatan mengikat umum. Sebagai contoh dari undangundang dalam arti materiil (luas) yang ada di Indonesia misalnya meliputi: a) Undang-Undang Dasar 1945; b) Ketetapan MPR; c) Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang; d) Peraturan Pemerintah; e) Keputusan Presiden; f) Peraturan Menteri; g) Keputusan Menteri; h) Peraturan Pelaksanaan lainnya; Sedangkan yang dimaksud dengan Undang-undang dalam arti sempit atau dalam arti formal, adalah setiap keputusan yang dikeluarkan lembaga legislatif (pembuat undang-undang) yang diberi nama secara khusus sebagai undang-undang. Di negara RI yang dimaksud dengan undang-

9-436 Unit 9

undang dalam arti formal ini adalah produk hukum yang dibuat secara bersama oleh Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat, yang

kedudukannya berada di bawah Ketetapan MPR dan di atas Peraturan Pemerintah. Dalam bahasa sehari-hari, jika kita menyebut undang-undang pada umumnya merujuk pada istilah undang-undang dalam arti formal (sempit), misalnya Undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang no. 3 tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golkar, Undang-undang no. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, dan sebagainya.

(2) Yurisprudensi
Yurisprudensi, adalah hukum yang bersumber dari keputusan hakim terdahulu yang menjadi sumber hukum bagi keputusan hakim berikutnya yang mengadili perkara yang sama. Yurisprudensi lahir karena hakim mungkin memandang bahwa undang-undang yang ada tidak cukup jelas atau kurang lengkap, sehingga hakim dalam memutuskan suatu perkara melakukan penafsiran hukum sendiri. Penafsiran hukum oleh hakim itu bisa menjadi hukum yurisprudensi, yang bisa diikuti oleh hakim-hakim lainnya.

(3) Traktat
Traktat, adalah perjanjian antara dua negara atau lebih. Traktat menjadi sumber hukum bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian itu. Jadi setiap traktat mengakibatkan bahwa pihak-pihak yang mengadakan perjanjian terikat pada isi perjanjian yang mereka sepakati, Sehingga setiap isi perjanjian itu harus dicapai. Tercatat ada dua macam yakni traktat bilateral dan traktat multilateral. Traktat bilateral adalah perjanjian traktat multilateral adalah perjanjian antara lebih dua negara. Traktat yang telah disepakati mengikat bukan hanya kepada negaranya melainkan kepada rakyatnya juga. Oleh karena itu biasanya traktat juga diundangkan dalam suatu undang-undang.

Kajian IPS SD

9-437

(4) Doktrin
Doktrin, adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar pertimbangan bagi para hakim dalam mengambil keputusan. Dalam hukum Islam peranan doktrin ini sangat besar. Misalnya keputusan para hakim Islam banyak didasarkan pada pendapat ahli hukum seperti Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan Imam Hambali.

(5) Kebiasaan
Kebiasaan, yang dilakukan oleh manusia atau suatu lembaga yang diterima oleh masyarakat dan dirasakan sebagai suatu keharusan dipandang sebagai hukum yang tidak tertulis. Kebiasaan kadang digunakan hakim dalam mengambil suatu keputusan hukum, selama kebiasaan itu tidak bertentangan dengan undang-undang yang ada. Kebiasaan sebagai hukum bisa berlaku dalam kehidupan masyarakat, tetapi bisa juga berlaku dalam kehidupan ketatanegaraan yang biasa disebut sebagai konvensi.

c. Peraturan Perundang-undangan Ada beberapa istilah yang hampir sama yang sering digunakan yaitu peraturan, undang-undang (arti luas), perundangan, peraturan Perundangundangan. Istilah-istilah tersebut tidaklah berbeda dan semuanya merujuk pada semua produk hukum yang dihasilkan oleh negara/pemerintah. Peraturan perundang-undangan atau undang-undang dalam arti luas ini (arti materiil) merupakan salah satu sumber hukum yang paling penting dan paling sering digunakan dalam mengatur kehidupan masyarakat dan negara. Peraturan perundang-undangan di Indonesia memiliki hierarki hukum, artinya memiliki tata urutan atau bertingkat. Peraturan perundang-undangan yang terletak di atas berkedudukan lebih tinggi dan menjadi sumber hukum bagi peraturan yang ada di bawahnya. Peraturan perundang-undangan yang terletak di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangundangan di atasnya.

9-438 Unit 9

Di Indonesia tata urutan perundang-undangan di atur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 yang menentukan tata urutan sebagai berikut: 1) UUD 1945 UUD 1945 berkedudukan sebagai hukum dasar tertulis yang berarti menjadi sumber hukum tertulis tertinggi di Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan lainnya bersumber kepada UUD 1945. Lembaga negara yang berhak menetapkan undang-undang dasar adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun untuk UUD 1945, penetapannya telah dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. 2) Ketetapan MPR Ketetapan MPR dikeluarkan oleh MPR mempunyai kekuatan hukum mengikat ke dalam maupun keluar MPR. Ketetapan MPR dimaksudkan untuk menjalankan ketentuan yang ada dalam IJUD 1945. 3) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Undang-undang yang dimaksud di sini adalah undang-undang dalam arti sempit atau arti formal, yaitu peraturan perundangan yang dibuat secara bersama oleh Presiden dan DPR. Undang-undang disusun dengan maksud menjalankan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Undang-undang Dasar dan Ketetapan MPR. Sementara itu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan undang-undang. Perbedaannya ialah bahwa Perppu dibuat secara sepihak oleh

Presiden/Pemerintah tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu kepada DPR. Perppu dikeluarkan oleh Presiden dalam keadaan kegentingan yang memaksa (dalam keadaan darurat). Jika keadaan negara sudah normal kembali, maka Perppu tadi harus dimintakan persetujuannya kepada DPR. 4) Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah disusun dengan maksud untuk menjalankan ketentuan dalam undang-undang. Suatu undang-undang hanya akan berlaku jika sudah ada peraturan pemerintah sebagai peraturan

Kajian IPS SD

9-439

pelaksananya.

Peraturan

Pemerintah

sepenuhnya

disusun

oleh

Pemerintah/Presiden, tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari DPR. 5) Keputusan Presiden Dikeluarkan oleh Presiden untuk mengatur hal-hal yang lebih khusus. 6) Peraturan Menteri 7) Keputusan Menteri 8) Peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya (misalnya Peraturan Pemda Tk I, Peraturan Pemda Tk. II, dsb). Setelah kita membicarakan hukum dan peraturan perundang-undangan, maka muncul pertanyaan bagaimana agar hukum dan peraturan Perundangundangan itu dapat dilaksanakan atau dipatuhi dengan baik di masyarakat. Salah satu upaya untuk itu adalah diberikannya sanksi hukum yang tegas bagi para pelanggarnya. Sangsi hukum memiliki ciri khas yakni bersifat memaksa, tegas, dan segera. Sebagai contoh sangsi hukum ini misalnya disebutkan di dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) yang menyebutkan beberapa sangsi hukum seperti: hukuman mati, hukuman penjara (seumur hidup, 20 tahun, kurang dari 20 tahun), hukuman kurungan, dan hukuman denda (misalnya denda membayar uang), serta hukuman tambahan (misalnya pemecatan, pencabutan hak, dsb). Agar hukum benar-benar dapat dipatuhi oleh masyarakat sebenarnya bukan hanya mengandalkan pada adanya sangsi hukum. Meskipun sangsi hukumnya berat, tetapi jika masyarakatnya tidak memiliki kesadaran hukum, maka sangsi apa pun akan berani dilanggarnya. Oleh karena itu yang paling penting dalam menciptakan tegaknya negara hukum adalah adanya kesadaran hukum yang tinggi dari warga negaranya. Tumbuhnya kesadaran hukum warga negara perlu dilakukan dengan melakukan pembinaan kesadaran hukum antara lain melalui pendidikan atau penyuluhan. Pembinaan kesadaran hukum dapat dilakukan sejak di taman kanak-kanak dan sekolah dasar dan terus berlanjut sampai jenjang pendidikan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar siswa sudah bisa dikenalkan dengan konsep

9-440 Unit 9

hukum yang penyimpannya bisa disederhanakan. Misalnya pemahaman dan kesadaran siswa tentang konsep hukum itu diartikan dengan pemahaman dan kepatuhan terhadap peraturan tata tertib kelas atau sekolah. Pembinaan disiplin di sekolah merupakan salah satu upaya pula dalam membina siswa memiliki kesadaran hukum.

D. Warga Masyarakat dan Warga negara


Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal subunit ini bahwa individu dan masyarakat mempunyai hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat terdiri dari individu-individu, dan individu-individu dipengaruhi oleh masyarakatnya. Individu sukar untuk hidup tanpa ada masyarakat yang mendukungnya. Individu-individu itu dapat disebut sebagai anggota atau sebagai warga masyarakat. Setiap orang menjadi warga dari masyarakat di mana dia hidup, dari lingkungan yang sesuai yang terdekat sampai yang meluas. Seseorang menjadi warga dari keluarganya warga masyarakat at lingkungan RT lingkungan RW menjadi warga masyarakat desanya, kecamatannya, sukunya, sampai menjadi warga masyarakat Indonesia. Sebagai warga masyarakat maka ia memiliki hakhak yang diberikan oleh masyarakat lingkungannya dan juga memiliki kewajiban atau tanggung jawab yang harus ia lakukan terhadap masyarakatnya. Sebagai warga masyarakat yang baik ia harus melalui suatu proses sosialisasi, yakni proses belajar menerima nilai, moral, dan norma yang berlaku di masyarakatnya, sehingga ia bisa diterima oleh masyarakatnya sebagai warganya. Dalam kaitannya dengan negara maka seseorang dapat memiliki kedudukan hukum sebagai warga negara. Warga negara adalah anggota dari negaranya. Setiap negara harus memiliki warga negaranya. Untuk menjadi warga negara suatu negara harus memiliki syarat-syaratnya. Tidak semua orang yang tinggal dalam suatu negara dapat disebut sebagai warga negara dan tidak semua warga negara tinggal di negaranya sendiri.

Kajian IPS SD

9-441

Mungkin anda bertanya, siapakah yang dapat disebut sebagai warga negara Republik Indonesia itu. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu kita lihat ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 yang menyatakan (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undangundang. Berdasarkan ketentuan pasal 26 UUD 1945 di atas bahwa yang menjadi warga negara Indonesia itu ialah orang bangsa Indonesia asli. Selain itu bangsa lain pun bisa menjadi warga negara Indonesia. Di dalam penjelasan pasal 26 disebutkan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab yang bertempat kedudukan di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara. Selanjutnya tentang siapa warga negara Indonesia, dilihat pada Undangundang Kewarganegaraan yang masih berlaku di Indonesia yaitu UndangUndang No. 62 tahun 1958 (kecuali pasal 18). Dalam pasal undang-undang tersebut dinyatakan bahwa warga negara Republik Indonesia adalah: a) Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjianperjanjian dan atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI; b) Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya yang berkewarganegaraan RI; c) Anak yang lahir dalam 300-hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI; d) Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya; e) Orang yang pada waktu lahirnya, ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya;

9-442 Unit 9

f) Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui; g) Seorang anak yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua orang tuanya; h) Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui; i) Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu; j) Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan-aturan undangundang ini. Untuk dapat memperoleh kedudukan sebagai warga negara Indonesia ada beberapa cara yang dapat ditempuh a) Keturunan (pertalian darah) Setiap anak yang lahir dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia akan memperoleh kewarganegaraan RI; b) Kelahiran Dalam hal-hal tertentu, kewarganegaraan RI dapat diperoleh karena kelahirannya di wilayah negara RI (lihat pasal 1 UU No. 62 tahun 1958 huruf g, h, dan i di atas); c) Pengangkatan Anak orang asing di bawah umur 5 tahun yang diangkat oleh seorang warga negara Indonesia, dapat menjadi warga negara Indonesia dengan disahkan oleh pengadilan di tempat orang tua angkat itu berada; d) Pewarganegaraan atau naturalisasi. Orang asing yang bukan warga negara Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan cara naturalisasi atau pewarganegaraan. Sementara itu, seseorang yang telah menjadi warga negara RI karena berbagai hal dapat kehilangan kewarganegaraannya. Menurut Undang-undang no. 62 tahun 1958, seorang warga negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya karena hal-hal berikut

Kajian IPS SD

9-443

a) Kawin dengan seorang laki-laki asing; b) Putusnya perkawinan seorang wanita asing dengan laki-laki warga negara Indonesia; c) Anak seorang ibu yang kehilangan kewarganegaraan ri, apabila anak itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya; d) Memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauannya sendiri; e) Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain sedangkan orang yang bersangkutan berkesempatan untuk itu; f) Diakui oleh orang asing sebagai anaknya; g) Diangkat secara sah oleh orang asing sebelum berumur 5 tahun; h) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh menteri kehakiman dengan persetujuan dewan menteri; i) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari menteri kehakiman RI; j) Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing; k) Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing; l) Mempunyai paspor atau syarat yang bersifat paspor dari negara asing atas namanya yang masih berlaku; m) Bertempat tinggal - di luar negeri selama 5 tahun berturut-turut dengan tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia, kecuali ia ada dalam dinas negara ri; n) Istri dari seorang suami yang kehilangan kewarganegaraan RI, apabila kewarganegaraan tersebut diperoleh karena perkawinannya. Hak-hak-warga negara yang diatur dalam Batang Tubuh UUD 1945: a) Hak mendapatkan persamaan dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1); b) Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat

2);
c) Hak berserikat, dan berkumpul, dan menyatakan pendapat (pasal 28) d) Hak kemerdekaan beragama (pasal 29 ayat 2);

9-444 Unit 9

e) Hak membela negara (pasal 30); f) Hak mendapatkan pendidikan (pasal 31); g) Hak mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32); h) Hak mendapatkan kesejahteraan sosial (pasal 33 dan 34). Kewajiban-kewajiban warga negara: a) Kewajiban menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat1); b) Kewajiban membela negara (pasal 30); c) Kewajiban membayar pajak; d) Kewajiban belajar 9 tahun; e) Kewajiban memelihara hasil-hasil pembangunan.

Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi Subunit 3, mengenai masyarakat sebagai unsur pemerintah dan negara di atas, silahkan Anda mengerjakan latihan berikut ini! 1. Apakah ada hubungan antara pendekatan-pendekatan teoritis dengan asal mula terjadinya negara? Kalau ada bagaimana! Kalau tidak, mengapa! Jelaskan alasannya! 2. Kemukakan sekurang-kurangnya tiga pendapat teoretis atas pengertian negara! (kesamaan dan perbedaan) 3. Jelaskan perbedaan antara pendekatan factual dan pendekatan teoritis pada asal mula terjadinya negara 4. Diskusikan dengan teman persoalan berikut, masalah sosial dapat diselesaikan oleh berbagai instansi dan dapat didekati dari berbagai disiplin ilmu, apa sumbangan hukum dan peraturan Perundang-undangan dalam hal ini? 5. Jelaskan dimana letak perbedaan warga masyarakat dan warga negara? 6. Jelaskan mengapa Pancasila disebut sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan ketatanegaraan?

Kajian IPS SD

9-445

Rambu-Rambu jawaban latihan


Pertanyaan yang tercantum pada latihan di atas, tidak disediakan kunci jawabannya. Oleh karena itu, Anda harus menggali jawaban sendiri atau berdiskusi dengan sesama mahasiswa, untuk memperoleh jawaban. Anda dipersilahkan melakukannya.

Rangkuman
Asal mula terjadinya negara dapat diketahui dengan mengadakan dua pendekatan, yakni pendekatan factual dan pendekatan teoretis. Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di bawah suatu pemerintah yang sama. Negara merupakan susunan masyarakat yang integral di antara semua golongan masyarakat, sebagai suatu kesatuan yang organis. Negara dengan pemerintahannya mempunyai hak memaksa rakyatnya untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku di negara tersebut. Tanpa ada masyarakat yang mendiami wilayah tertentu yang dilengkapi oleh pemerintahnya, maka tidak mungkin ada negara. Terjadinya negara Indonesia yang didasari Pancasila terjadi secara alamiah, sejalan dengan tuntutan keinginan manusia dan disertai kehendak Tuhan.

9-446 Unit 9

Tes Formatif 3
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, sehingga. A. memaksa anggota masyarakat membayar pajak B. anggota masyarakat belajar politik C.masyarakat lebih berkembang D. anggota masyarakat bebas memilih dalam pemilu

2. Unsur-unsur terjadinya negara adalah seperti di bawah ini, kecuali A. rakyat B. daerah C. UUD D. pemerintah yang berdaulat

3. Negara identik dengan hukum, demikian pendapat.... A. Mr. Soenarko B. H.J. Laski C. Jellinek D. Hane Kelsen

4. Guru biasanya tidak lepas dari urusan pemerintah di tengah-tengah masyarakat ini disebabkan karena sosok guru dianggap. A. pemimpin masyarakat B. tokoh terkemuka masyarakat C. orang terdidik D. anggota masyarakat

Kajian IPS SD

9-447

5. Contoh jabatan yang tepat bagi seorang guru dalam masyarakat seperti di bawah ini, kecuali.... A. Ketua RW B. Ketua RT C. Ketua umum LKMD D. Ketua LKMD

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Subunit 3. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar x 100% 5

Konversi nilai penguasaan : 90 -100% 80 - 89% 70 79% : baik sekali : baik : cukup : kurang

< 70%

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda bersiap-siap untuk menghadapi ujian.Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Subunit 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

9-448 Unit 9

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif 1
1. B 2. D 3. A 4. C 5. B

Tes Formatif 2
1. D 2. C 3. A 4. B 5. A

Tes Formatif 3
1. A 2. C 3. D 4. B 5. C

Kajian IPS SD

9-449

Daftar Pustaka
Abdu Rahman, (1995), Beberapa Aspekta Tentang Pembangunan Hukum Nasional, Bandung, Citra Aditya Bakti. Astrid S. Susanto, (1977), Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial Bandung: Bina Cipta. _______________, (1977), Komunikasi Kontemporer, Bandung: Bina Cipta. C.S.T.Kansil, (1983), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Hammond, Peter, (1978), An Introduction to Cultural and Social Anthropology, Second Edition, New York: Mac Millan. Horton, Paul dan Chester I Hunt, (1991), Sosiologi, terjemahan Rain dan Tita Sobari, Jakarta; Erlangga. Husni Thanurin (1990), Pokok-pokok Hukum Acara Pidana, (Diktat), Bandung, FPIPS IKIP Bandung. Koentjaraningrat, (1981), Sejarah Teori Antropologi, Jakarta Universitas Indonesia Press. ______________, (1990), Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta Rineka Cipta. P. A.F. Lamintang, (1984), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dengan Pembahasannya, Bandung, Sinar Baru Pengeran Alhaj, (1984), Pendidikan Pancasila Modul 1-3, Jakarta Universitas Terbuka Depdikbud. R. Abdoel Djamali, (1984), Pengantar Hukum Indonesia Jakarta, Rajawali. Rahmat dan M. Halimi (1996), Penuntun Belajar Tata Negara untuk SMU, Bandung, Ganeca Exact. Sanderson Stephen 1993 Sosiologi Suatu Pengantar Penerjemah Farid Warni S. Menno, Jakarta: Rajawali Press. Satjipto Rahardjo, (1986), Hukum Bandung, Alumni. Soejono Soekanto (1987), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta Rajawali Press

9-450 Unit 9

Sudikno Mertokusumo, (1986), Mengenai Ilmu Hukum, Yogyakarta, Liberty Van Apeldoorn (1980), Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita.

Kajian IPS SD

9-451

Anda mungkin juga menyukai