Anda di halaman 1dari 11

ABSTRAK

Penelitian merupakan esensi dari sebuah proses mencapai tujuan akhir berupa jawaban atas pertanyaan dan masalah secara universal. Ragam penelitian disesuaikan dengan cara pandang dan dasar keilmuan yang dimiliki oleh para pakar dalam memberikan klasifikasi akan jenis penelitian yang diungkapkan. Namun demikian, secara komprehensif penelitian digolongkan sebagaimana berikut:

1.

Jenis Penelitian Menurut Tujuan Jenis penelitian menurut tujuan terdiri dari: a. Penelitian Eksploratif b. Penelitian Pengembangan c. Penelitian Verifikatif

2.

Jenis Penelitian Menurut Waktu a. Penelitian Longitudinal b. Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)

3.

Jenis Penelitian Menurut Bidang Ilmu a. Pendidikan b. ekonomi

INTRODUCTION

1.

Jenis Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.1 Ciri ilmiah : 1. Rasional 2. Empiris 3. Sistematis2 Syarat data untuk penelitian : 1. Valid (derajat ketepatan) 2. Reliabel (derajat konsistensi/keajegan) 3. Objektif (interpersonal agreement) 4. Data yang valid maka reliabel dan objektif, tetapi tidak sebaliknya 3. Data valid diperoleh dengan cara : a. Menggunakan instrumen penelitian yang valid. b. Mengunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya. c. Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat/benar4.

Data reliabel diperoleh dengan cara : a. Menggunakan instrumen penelitian yang reliabel. b. Data objektif diperoleh dengan cara : 1. Menggunakan sampel atau sumber data yang besar (jumlahnya mendekati populasi).

1
2 3 4

Marzuki, C. Metodologi Riset.( Jakarta: Erlangga, 1999),4


Ibid., Ibid.,5 Ibid.,

COMPREHENSIVE STUDY

1. Poin Esensial Dari Sebuah Penelitian Adalah: A. Menurut Tujuan 1. Penelitian Eksploratif Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. 2. Penelitian Pengembangan Bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan efisien. 3. Penelitian Verifikatif Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya5. B. Menurut Pendekatan 1. Penelitian Longitudinal (Bujur) Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama). 2. Penelitian Cross-Sectional (Silang) Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus)6.

5 6

Ibid., 6 Ibid., 7-8

C. Menurut Bidang Ilmu Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmu terapan. Kelompok ilmu terapan meliputi antara lain: ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmuteknologi pertanian. Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut sebagai penelitian dasar (basic research), sedangkan penelitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan) dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang teknik, misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat rancangan keteknikan (misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang, para ahli teknik bangunan tersebut juga

mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya: keindahan, biaya, dan sentuhan budaya. Catatan: Suriasumantri menamakan penelitian dasar tersebut di atas sebagai penelitian murni (penelitian yang berkaitan dengan ilmu murni, contohnya: Fisika teori). Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering sulit menngkatagorikan ilmu dasar dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat dari fakultasnya saja. Misal, di Fakultas Biologi dikembangkan ilmu biologi teknik (biotek), yang mempunyai ciri-ciri ilmu terapan karena sangat dekat dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata (perancangan produk). Demikian juga, dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai ilmu dasar, tapi kini dimasukkan sebagai ilmu terapan karena dekat dengan terapannya di bidang industri. Karena makin banyaknya hal-hal yang masuk pertimbangan ke proses

perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar dan terapan, produk-produk perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek penelitian. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian evaluasi (evaluation research) karena mengkaji dan mengevaluasi produk-produk tersebut untuk menggali pengetahuan/teori yang tidak terasa melekat pada produk-produk tersebut (selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah ada sebelumnya). Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh: penelitian

pendidikan, penelitian keteknikan, penelitian ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya7.

2. Penjelasan Ragam Dan Konsep Penelitian A. Penelitian Menurut Tujuan 1. Penelitian Eksplorasi Penelitian eksploratori (exploratorydalam istilah lama disebut penelitian eksploratif), merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian (kadang disebut pula dengan desain penelitian). Pendekatan (desain) penelitian lainnya (selain eksploratori) adalah penelitian deskriptif, dan penelitian kausal.Penelitian eksploratori, menurut Kotler, adalah penelitian yang bertujuan menghimpun informasi awal yang akan membantu upaya menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis 1. Objek Penelitian Eksploratori Istilah untuk menyebut sifat-keadaan topik/masalah penelitian eksploratori seperti disebutkan di atas itu bermacam-macam, antara lain: 1. A topic is not well understood (topic belum diketahui). 2. S/he doesnt know enough about (somethingyang bersangkutan/peneliti belum tahu benar mengenainya/sesuatu yang akan diteliti).

3. An issue or problem where there are few or no earlier studies to refer to (persoalan atau masalah yang sedikit sekali atau bahkan tidak ada sama sekali hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa dijadikan rujukan mengenainya). 4. Hardly anything is known about the matter at the outset of the project (sejak awal proyek penelitian hampir-hampir tiada sesuatu apapun yang diketahui mengenai masalah yang akan diteliti itu)8

Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.(. Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 32

2. Langkah Penelitian Eksploratori Konvensional Langkah pertama, pada latar belakang penelitian dikemukakanlah mengenai adanya sesuatu fenomena yang menarik (misalnyadalam contoh di atasadanya produk teknologi internet baru yang sangat penting untuk dunia pemasaran). Contoh lain dalam pendidikan adalah adanya gerakan baru dalam manajemen sekolah (untuk saat ini misalnya adanya ISOnisasi, SBN-isasi, SBI-nisasi). Konsep atau ide tentang ISO, SBN, SBI mungkin bisa dirujuk dari literatur atau aturan/pedoman tertentu. Pelaksanaannya di lapangan seperti apa, itu yang benar-benar belum ada rujukan tentangnya. Ini sebagai contoh, dalam kenyataan sekarang tentu sudah ada beberapa penelitian tentangnya. Jadi, anggap ISO,SBN, SBI sebagai ide yang benar-benar baru.9 Selanjutnya, langkah kedua, dimunculkanlah pertanyaan penelitian

(permasalahan penelitian) yang dinyatakan sebagai rumusan masalah (dalam kalimat tanya), misalnya, mengacu contoh di atas, Seperti apakah sosok teknologi internet baru tersebut dan seberapa besar tingkat kemanfaatannya untuk pelaksanaan pemasaran? Atau, Bagaimana sekolah melaksanakan upaya untuk mencapai standar sekolah nasional/internasional? (Kasus SBN dan SBI). Atau Bagaimana sekolah merancang dan mengelola program untuk memberikan layanan prima kepada para pemangku kepentingannya? (Kasus: ISO). 3. Langkah murni eksplorasi10 Penelitian eksploratori (eksploratif), merupakan penelitian penggalian, menggali untuk menemukan (konsep atau masalah). Sifat menggali (betul-betul mengeksplorasi), maka sebenarnya tidak ada langkah yang baku. Lakukan saja penggalian, lalu seleksi segala macam yang tergali itu, temukan bulir-bulir yang bernas, yang bermakna daripadanya.Ibaratkan seperti orang mencari emas.

Ibid.,15

10

Ibid.,22-25

2. Penelitian Pengembangan (developmental) Penelitian developmental meripakan pengujian mengenai sejauh mana efektifitas suatu program, masalah, atau rancangan dan rangkaian percobaan itu sendiri11. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, maka jenis penelitian pengembangan (research and development) merupakan jawaban yang tepat. Hal ini karena penelitian pengembangan bukanlah penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan teori, melainkan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk. Produk dalam kaitannya dengan pendidikan dan pembelajaran bisa berupa kurikulum, model, sistem managemen, sistem pembelajaran, bahan/media

pembelajaran dan lain-lain. 3. Penelitian Verifikatif Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit. Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.

B. Penelitian Menurut Pendekatan 1. Penelitian Longitudinal Penelitian longitudinal memiliki cakupan pengertiaserta karakteristik sebagai berikut : a. Data dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua atau lebih periode waktu tertentu. b. Subjek atau kasus yang dianalisis sama, atau setidaknya dapatdiperbandingkan, antara satuperiode dengan periode berikutnya.

11

Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang (UNM). Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran.( Malang : Lemlit UNM, 2000),

c. Analisis melibatkan perbandingan data yangsama dalam satu periode dan antar berbagaimetode yang berbeda.12 Penelitian longitudinal biasanya lebih kompleksdan membutuhkan biaya lebih besar daripadapenelitian cross-sectional, namun lebih andal dalammencari jawaban tentang dinamika perubahan. Selainitu, penelitian longitudinal berpotensi

menyediakan informasi yang lebih lengkap, bergantung pada operasionalisasi teori dan metodologi penelitiannya.Termasuk dalam rancangan penelitian

longitudinaladalah cross-sectional berulang (repeated cross-sectional) atau timeseries, rancangan prospektif,dan rancangan retrospektif 13.

2. Penelitian Cross Sectional Penelitian cross-sectional lebih banyak dilakukan dibanding penelitian longitudinal, karena lebih sederhana dan lebih murah. Dalam penelitian

crosssectional, peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu. Pada penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu. Namun penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya. Kelemahan rancangan cross-sectional lainnya adalah ketidakmampuannya untuk menjelaskan proses yang terjadi dalam objek/variabel yang diteliti serta hubungan korelasionalnya. Rancangan crosssectional mampu menjelaskan hubungan antara dua variabel, namun tidak mampu menunjukkan arah hubungan kausal di antara kedua variabel tersebut 14.

C. Penelitian Menurut Bidang Ilmu 1. Penelitian Pendidikan

12 13

Dane, F.C. Research Methods. (Brooks/Cole Publishing Company. Belmont California,1990),23 Ibid,7 14 Shklovski, Irina; Kraut, Robert; dan Rainie, Lee..The Internet and Social Participation:Contrasting CrossSectional and LongitudinalAnalysis. Journal of Computer-MediatedCommunication. Vol. 10, No. 1. 2004),12

Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan pengamatan empiris15. Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsionallogis. Dalam hal ini logika merujuk kepada Pemahaman terhadap teori yang digunakan dan asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian. Penelitian pendidikan merupakan suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan .Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada di lapangan.

2. Penelitian Ekonomi Penelitian dalam bidang ekonomi sebanarnya sama dengan penelitian pada bidang ilmu yang lainnya seperti pendidikan yang mengacu pada sains, dan pada ekonomi ini di bidang akuntasi dan gradulate management yang mana kita diajarkan bagaimana mengatur dan mengelola tingkatan dalam akuntan dan perbankan. Penelitian yang digunakan biasannya pada masalah harga pasar , pemasaran , saham , suku bunga , inflasi dan lainnya. Permasalahan seperti ini ,maka perlu dikaji lebih dalam dengan penelitian . Prosedur penelitian ekonomi sama halnya dengan penelitian pendidikan, yang membedakan adalah pada objeknya yaitu nominal and value.16

15 16

Supranto, J Metode Riset: Aplikasinya dalam Pemasaran. (Jakarta: Rineka Cipta,1997),22 Sugiyono.Op.cit.,23

REFERENCES

Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.(. Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 32 Asim, Dr. M.Pd, Sistematika Penelitian Pengembangan. (Malang : Lembaga PenelitianUniversitas Negeri Malang, 2001),1 Bailey. Educational Research (London : Oxford university,1990),10. Borg W.R. and Gall M.D., Educational Research : An Introduction, 4 th edition. (London: Longman Inc., 1983),5 Dane, F.C. Research Methods. (Brooks/Cole Publishing Company. Belmont

California,1990),23 Dwiyogo Wasis D Dr. M.Pd, Pelaksanaan Penelitian Pengembangan. (Malang: Lembaga Penelitian-Universitas Negeri Malang, 2001),1 Gephart, William J, Toward a Taxonomy of Empirically-Based Problem Solving Strategies. (Viscounsin: University of Viscounsin, 1972),3 Kerlinger, Fred N. 2000. AsasAsas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Laporan Akhir Studi Evaluasi Program Pendidikan Moral Melalui Televisi. (Jakarta: Pustekkom, LP3ES dan IFES, 2000),2 Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang (UNM). Metodologi Penelitian

Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran.( Malang : Lemlit UNM, 2000), Marzuki, C. Metodologi Riset.( Jakarta: Erlangga, 1999),4

Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia,1999) ,12 Perin, Donald G. Instructional Television : Synopsis of Television in Education.( New Jersey: Educational Technology Publications, 1977),8 Shklovski, Irina; Kraut, Robert; dan Rainie, Lee..The Internet and Social

Participation:Contrasting Cross-Sectional and LongitudinalAnalysis. Journal of Computer-MediatedCommunication. Vol. 10, No. 1. 2004),12 Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. (Bandung: Alfabeta,1999),21 Suhadi, Ibnu, MA..Ph.D. Kebijakan Penelitian Perguruan.( Malang: Lembaga PenelitianUniversitas Negeri Malang, 2001),5 Suhardjono. Metode Penelitian Pendidikan.( Jakarta : Rineka Cipta, 1998),12 Supranto, J Metode Riset: Aplikasinya dalam Pemasaran. (Jakarta: Rineka Cipta,1997),22 Waldopo. Modul Pelatihan Produksi Program Audio: Teknik Menulis Naskah Untuk Program Audio/Radio Pembelajaran. (Jakarta: Pustekkom Depdiknas, 1999),8

Anda mungkin juga menyukai