Gas Ideal
Gas Ideal
Asumsi
Partikel tidak berinteraksi dengan partikel lain Tumbukan hanya dapat terjadi dengan dinding Kotak Tumbukan lenting sempurna Tidak ada gaya lain yang bekerja
PREDICTABLE
Algoritma (Computation)
INPUT
6.
Partikel a menumbuk dinding yang mana? Pertikel b menumbuk dinding yang mana? b va = vb a
N = 1, Rmax = 40*s
Calculation: Setelah dapat momentum untuk setiap dinding, dapat ditotalkan, kemudian dapat dihitung Gaya yang bekerja: F = p/t t = Rmax/v Pressure = F/A dengan A = 2s x 2s x 6 Kemudian dapat dilakukan penskalaan untuk 1 mol molekul (NA = 6.022e23)
Nitrogen gas (N2) Mass = 28*1.660538921e-27 kg Asumsi pada suhu 273 K kecepatan rata-rata Nitrogen = 493 m/s (Vrms di Teori Kinetik Gas) s = 5 m 10 m x 10 m x 10 m Volume = 1000 m3 N partikel = 10000 Rmax = 1000*s
RESULT momentum di dinding 1 = 3.81115e-17 jumlah tumbukan di dinding 1 = 1250983 momentum di dinding 2 = 3.8394e-17 jumlah tumbukan di dinding 2 = 1252486 momentum di dinding 3 = 3.82662e-17 jumlah tumbukan di dinding 3 = 1254159 momentum di dinding 4 = -3.81103e-17 jumlah tumbukan di dinding 4 = 1250893 momentum di dinding 5 = -3.83936e-17 jumlah tumbukan di dinding 5 = 1252506 momentum di dinding 6 = -3.82677e-17 jumlah tumbukan di dinding 6 = 1254203 momentum total yang mengenai dinding = 2.29543e-16 kg m/s Tekanan di kotak berukuran 1000m^3 untuk 10000 partikel = 3.77216e-20 N/m^2 computation time = 0.82 detik Dengan teori kinetik gas: P = NkT/V = 10000*1.380650310-23*273/1000 = 3.7691753e-20 N/m2
Input V diubah dengan menggunakan montecarlo sesuai distribusi kecepatan di atas Metode: Rejection Sampling Nilai f(v) maksimum menggunakan nilai f(v) untuk most probable v :
Maxwell-Boltzmann speed distribution for noble gas in room temperature Source: wikipedia
INPUT
Gas Helium m = 4.0026 u T = 198.15 K (25 Celcius) dimension 1 x 1 x 1 m N partikel = 10000 tmax = 100*2*s/vrms
OUTPUT
Running run_1 run_2 run_3 run_4 run_5 run_6 run_7 run_8 run_9 run_10 average Avg comp time
Using v_rms 4.11631e-17 4.11659e-17 4.11623e-17 4.11664e-17 4.11606e-17 4.11618e-17 4.11631e-17 4.11634e-17 4.11602e-17 4.11639e-17 4.116307e-17 0.19 detik
Using v_MB 4.10553e-17 4.07708e-17 4.15079e-17 4.06187e-17 4.15023e-17 4.15979e-17 4.08263e-17 4.10169e-17 4.11524e-17 4.13107e-17 4.113592e-17 0.22 detik
Efusion of Gas
Cara 1: Dihitung tekanan (P) setiap selang waktu (dt) sambil direkam pengurangan jumlah partikel (akibat adanya lubang) untuk dilakukan perhitungan yang sama pada selang waktu (dt) selanjutnya dengan merandom ulang posisi dan kecepatan namun dengan jumlah yang baru. Secara statistik hal ini dapat diterima (ensemble) Cara 2: Dihitung dengan cara yang sama namun setiap selang waktu (dt) disimpan terlebih dahulu posisi dan vektor kecepatan tepat saat itu, sehingga lebih real, lalu dilanjutkan untuk perhitungan pada selang waktu selanjutnya. pada pekerjaan kali ini hanya dilakukan cara 1 Penanganan partikel yang masuk lubang: if (i_box == 0 && x[1] <= 0.05 && x[1] >= -0.05 && x[2] <= 0.05 && x[2] >= -0.05){ hole = false; lolos ++; }
Hasil cara-1
Menggunakan input parameter yang sama dengan kasus sebelumnya (Helium) m = 4.0026 u T = 198.15 K (25 Celcius) Vrms = 1363.09 m/s dimension 1 x 1 x 1 m Pengaruh dt Ukuran lubang: 0.1 m2 N = 50000
Ukuran lubang dengan kemiringan dN/dt Untuk ukuran lubang yang sama namun dengan N (jumlah partikel) yang berbeda
Untuk ukuran lubang yang berbeda namun dengan N (jumlah partikel) yang sama
Untuk ukuran lubang yang berbeda namun dengan N (jumlah partikel) yang sama
dN =cN dt
N (t )=N 0 ect
Kesimpulan:
tidak perlu simulasi jika memang komputasi sederhana dapat dilakukan kerena sistemnya sederhana dan predictable hasil komputasi sudah mendekati gas ideal simulasi perlu dilakukan apabila melibatkan tumbukan antar partikel dan interaksi (potensial) antar partikel simulasi kebocoran gas telah dilakukan dengan mendapati bahwa ukuran lubang sangat mempengaruhi penurunan tekanan gas jumlah partikel selama terjadi kebocoran diduga dapat didekati dengan model eksponensial