Anda di halaman 1dari 2

Energi Laut Dalam Indonesia Terkaya di Dunia

Selasa, 10 April 2012 Potensi energi dari laut dalam (deep sea) Indonesia sangat besar. Sayangnya, dukungan riset di kawasan tersebut masih minim.

Indonesia kini dihadapkan pada isu krisis energi yang juga menghantui masyarakat global. Krisis energi dampaknya langsung dirasakan dengan membumbungnya harga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini didorong naik tajamnya kebutuhan (demand) terhadap fossil fuel (BBM), sedangkan sumber dan cadangannya terus berkurang. Masyarakat global pun sibuk menyiapkan energi alternatif dengan beralih ke gas dan biodiesel. Lantas bagaimana dengan Indonesia?

Konsumsi BBM Indonesia meningkat cepat dengan tingginya pertumbuhan kendaraan dan makin tingginya penggunaan listrik. Kedua hal itulah yang paling menyedot cadangan BBM nasional. Indonesia pun makin tergantung dengan BBM impor sejalan makin habisnya cadangan minyak bumi dalam negeri. Tahun lalu APBN terkuras Rp 123,6 triliun untuk subsidi BBM. Angka itu setara 15 kali besaran subsidi untuk kesehatan. Di sisi lain upaya pengembangan energi alternatif pun jauh dari menggembirakan. Indonesia tak harus masuk ke lubang krisis energi andaikan serius memanfaatkan potensi sumber energi laut dalam yang membentang di hampir sekujur dasar perairan Indonesia. Jutaan triliun kaki kubik (triliun cubic feet, TCF) gas hidrat ditemukan mulai di dasar Perairan Aceh, selatan Sumatera, selatan Jawa Barat, hingga Sulawesi. Hal itu dikemukakan peneliti senior yang juga Deputi Bakosurtanal, Dr. Yusuf Surachman Djajadihardja kepada Majalah Sains Indonesia akhir Februari lalu.

Di bawah dasar perairan Pulau Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam ditemukan kandungan hidrokarbon dalam jumlah yang amat besar. Volumenya mencapai maksimal 320,79 miliar barrel. Sumber hidrokarbon itu terdeteksi dengan alat seismik di kapal riset milik Jerman, Sonne, yang melakukan survei geologi dan geofisika kelautan pascatsunami Aceh.

Para peneliti Indonesia juga menemukan gas hidrat dalam jumlah besar di dasar laut yang terdapat di perairan selatan Sumatera hingga Jawa Barat dan Perairan Sulawesi. Hidrat merupakan salah satu hidrokarbon yang berujud padat (freezed gas, gas beku) sehingga gas hidrat berpotensi menjadi energi alternatif pengganti BBM. Penelitian yang melibatkan puluhan peneliti dari Jerman, Jepang, Malaysia, dan Indonesia itu menggunakan Shinkai 6500. Inilah salah satu kapal selam tercanggih di dunia buatan Jepang yang memiliki kemampuan selam sampai kedalaman 6.500 meter dengan mengangkut tiga awak.

Besar gas hidrat sekitar 850 TCF terdapat di dua tempat, yaitu di perairan selatan Sumatera

Selatan hingga Jawa Barat sekitar 625,4 TCF Sedangkan di perairan Sulawesi besarnya sekitar 233,2 TCF. Cadangan sebesar itu jika diekstraksi sanggup memenuhi kebutuhan energi bangsa ini hingga ratusan tahun ke depan. Sebagai perbandingan potensi ladang gas Natuna saja hanya sebesar 222 TCF sehingga potensi gas hidrat di dua lokasi tersebut sekitar tiga kali lebih besar dari potensi gas di Natuna.

Anda mungkin juga menyukai