Anda di halaman 1dari 8

Lp Bronkopnemonia

I.

Pengertian Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul Dahlan, 2001) Bronkopneumonia digunakan unutk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak. (Smeltzer,2001).

II.

Insidensi Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahundengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dariseluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.(sudarmo:2008)

III.

Etiologi a) b) c) d) Bakteri Virus Jamur Benda asing


e)

Penyebab terbanyak adalah golongan pnemococcus (Ngastiyah :2005)

IV.

Patofisiologi Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet). Pneumokokus umumnya mencapai alveoli lewat percikan mukus atau saliva. Lobus bagian bawah paru paling sering terkena efek gravitasi.1,3

Agen-agen mikroba yang menyebabkan Pneumonia memiliki 3 bentuk transisi primer : 1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada orofaring 2. Inhalasi aerosol yang infeksius 3. Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal Aspirasi dan inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan pneumonia, sementara penyebaran cara hematogen lebih jarang terjadi. Akibatnya, faktor-faktor predisposisi termasuk juga berbagai defisiensi mekanisme pertahanan sistem pernafasan. Kolonisasi basilus gram negatif telah menjadi subjek penelitian akhir-akhir ini.1 Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi yang terdiri dari : 1. Susunan anatomis rongga hidung 2. Jaringan limfoid di nasofaring 3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut 4. Refleks batuk 5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi 6. Drainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional 7. Fagositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama Ig A 8. Sekresi enzim-enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja sebagai anti mikroba yang non spesifik.()

V.

Klasifikasi Klasifikasi bronkopnemonia menurut disfungsi menelan adalah :


a) Bronkopneumonia hidrokarbon :Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau

sonde lambung ( zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin). b) Bronkopneumonia lipoid : Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum.Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan Setiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis,pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedangmenangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatangyang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu

dan minyak ikan .Selain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya Bronkopneumonia

Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia. A ) Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia). 2. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).

3. Pneumonia aspirasi. 4. Pneumonia pada penderita immunocompromised. B ) Berdasarkan bakteri penyebab: 1. Pneumonia bakteri/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia. 2. Pneumonia virus. 3. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised). C ) Berdasarkan predileksi infeksi: 1. Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri. 2. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. 3. Pneumonia interstisial.

VI.

Gambaranklinis Terjadi pada usia < 4 tahun dan akan menurun resiko terkena dengan bertambahnya usia Faktor pencetus : lingkngan rumah, lebih bersih, terlalu sesak/sempit

Gx : a) suhu 39 40 C kadang klien kejang oleh karena demam yang tinggi b) batuk mula-mula kering produktif c)gelisah,dyspnea, tachipnea d)kadang disertai muntah/diare e )penurunan daya tahan tubuh

f) faktor atrogenik (trauma paru, anastesi,aspirasi.

VII.

Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks:

Terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus 2. Laboratorium:


o

Gambaran darah tepi : Lekositosis (15000 40.000/m3) Kuman penyebab dibiakkan dari usapan tenggorok Urine berwarna lebih tua (mungkin albuminuria) Analisa gas darah arteri : asidosis metabolic dengan atau tanpa retensi CO2
(staf pengajar fkui :2000)

o o
o

VIII.

Diagnosa banding a) Bronkiolitis b) Atelectasis c) Tbc paru d) Abses paru

IX.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis

a) pemberian oksigen b) pemberian cairan per IV tergantung usia c) antibiotic : ampicilin 50 100 mg/kg/BB, kloraphenical 50 75 mg/kgBB d) diet TKTP e) pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas 4 5 hari Penatalaksanaankeperawatan

a) Membantu efektifnya jalan nafas 1. 2. 3. 4. 5. atur posisi anak senyaman mungkin berikan terapi oksigen sesuai indikasi lakuakn nebulezer jika sekret kental lakukan fisio terapi dada lakukan suctioning bila di butuhkan

b) Mengurangi terjadinya resiko infeksi 1. anjurkan orang tua untuk memperhatikan pengeluaran secret dan laporkan perubahan warna, jumlah dan bau secret 2. tunjukkan/ dorong teknik mencuci tangan yang baik 3. lakukan isolasi pencegahan twrjadinya potensi infeksi c) menghindari adanya kekurangan nutrisi 1. 2. Timbang berat badan tiap hari Monitor intake dan out put (pemasukan dan pengeluaran) 3. 4. 5. Setelah dehidrasi berikan minimum oral dengan sering/makanan yang sesuai Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan Bagi bayi ASI tetap diberikan dengan diet dan usia atau BB anak

d) mengurangi resiko kurangnya volume cairan 1. 2. Timbang berat badan tiap hari Monitor intake dan out put (pemasukan dan pengeluaran)

3.
4. 5.

Setelah dehidrasi berikan minimum oral dengan sering/makanan yang sesuai dengan diet dan usia atau BB anak

Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan agar kondisi nyaman tetap terjaga Bagi bayi ASI tetap diberikan tanpa ada batasan (ngastiyah:2005) Prognosis Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat yang dimulai secara dini padaperjalanan penyakit tersebut maka mortalitas selam masa bayi dan mas kanak-kanak dapat di turunkan sampai kurang 1% dan sesuai dengan kenyataan ini morbiditas yang berlangsung lama juga menjadi rendah . Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas tang lebih tinggi

X.

XI. Pencegahan a) Memberikan imunisasi b) Bila sebab penyakit adalah virus jauhkan anak dari ISPA c) Mengatur ventilasi Dengan cara memperbanyak lubang udara dan usahakan sinar matahari dalam rumah agar pertukaran udaranya lebih lancer.dan selalu membuka jendela di pagi hari. d) Menjaga kebersihan lingkungan Menjaga ruangan dari debu Membersihkan ruangan setiap hari Sering menjemur tempat tidur Memberikan pengharum ruangan yang wanginya tidak menyengak

e) Memberitahukan kepada pasien agar selalu menutup tiap batuk dan bersin

(zul,dahlan:2001)

Daftar Pustaka

Doengoes, M. 2000. Asuhan Keperawatan Bayi / Maternal. Jakarta : EGC Suriadi, SKp dan Rita Yuliani, SKp. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : PT Fajar Interpratama Staf pengajar IKA FK UI, 2001, Ilmu Kesehatan Anak bagian 3, Jakarta: Bagian IKA FK UI Smeltzer, Suzanne C.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I, Jakarta : EGC Zul Dahlan.(2001). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. 2008. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai