Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktikum Elektronika Analog

Nomor Percobaan Judul Percobaan

: 04 : RANGKAIAN PENYEARAH

Nama 1. Ade Eka Saputri 2. Arief Triasmoro K. 3. W.A Loviyantara Kelas DOSEN : TT-2B : Benny Nixon, ST. MT

Nim 1311030002 1311030024 1311030016

Jurusan Teknik Elektro Program studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta 2012

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH TUJUAN


Menyelidiki dan mempelajari sifat-sifat dari bermacam-macam rangkaian penyearah. Mempelajari karakteristik dan sifat bermacam-macam filter untuk penyearah gelombang.

DASAR TEORI
Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar peralatan menggunakan sember daya AC 220 volt - 50Hz. Di dalam peralatan tersebut terdapat rangkaian yang sering disebut sebagai adaptor atau penyearah yang mengubah sumber AC menjadi DC. Bagian terpenting dari adaptor adalah berfungsinya diode sebagai penyearah (rectifier). Pada bagian ini dipelajari bagaimana rangkaian dasar adaptor tersebut bekerja. 2.1 Penyearah Diode Setengah Gelombang Perhatikan rangkaian pada gambar 2.1-a, dimana sumber masukan sinusoida dihubungkan dengan beban resistor melalui sebuah diode. Untuk sementara kita menganggap keadaan ideal, dimana hambatan masukan sinusoida sama dengan nol dan diode dalam keadaan hubung singkat saat berpanjar maju dan keadaan hubung terbuka saat berpanjar mundur. Besarnya keluaran akan mengikuti masukan saat masukan berada di atas tanah dan berharga nol saat masukan di bawah tanah seperti diperlihatkan pada gambar 8.1-b. Jika kita ambil harga rata-rata bentuk gelombang keluaran ini untuk beberapa periode, tentu saja hasilnya akan positif atau dengan kata lain keluaran mempunyai komponen DC. Kita juga melihat komponen AC pada keluaran. Kita akan dapat mengurangai komponen AC pada keluaran jika kita dapat mengusahakan keluaran positif yang lebih besar, tidak hanya 50% seperti terlihat pada gambar 2.1-b..

2.1 Penyearah Setengah Gelombang

2.2 Penyearah Diode Gelombang Penuh Terdapat cara yang sangat sederhana untuk meningkatkan kuantitas keluaran positip menjadi sama dengan masukan (100%). Ini dapat dilakukan dengan menambah satu diode pada rangkaian seperti terlihat pada gambar 8.2. Pada saat masukan berharga negatif maka salah satu dari diode akan dalam keadaan panjar maju sehingga memberikan keluaran positif. Karena keluaran berharga positif pada satu periode penuh, maka rangkaian ini disebut penyearah gelombang penuh. Pada gambar 8.2 terlihatbahwa anode pada masing-masing diode dihubungkan dengan ujung-ujung rangkaian sekunder dari transformer. Sedangkan katode masingmasing diode dihubungkan pada titik positif keluaran. Beban dari penyearah dihubungkan antara titik katode dan titik center-tap (CT) yang dalam hal ini digunakan sebaga referensi atau tanah.

2.2-a Rangkain Penyearah Gelombang Penuh

2.2-b Keluaran dari Penyearah Gelombang Penuh

Mekanisme terjadinya konduksi pada masing-masing diode tergantung pada polaritas tegangan yang terjadi pada masukan. Keadaan positif atau negatif dari masukan didasarkan pada referensi CT. Pada gambar 2.2-b nampak bahwa pada setengah periode pertama misalnya, v1 berharga positif dan v2 berharga negatif, ini menyebabkan D1 berkonduksi (berpanjar maju) dan D2 tidak berkonduksi (berpanjar mundur). Pada setengah periode ini arus D1 i mengalir dan menghasilkan keluaran yang akan nampak pada hambatan beban. Pada setengah periode berikutnya, v2 berharga positif dan v1 berharga negatif, menyebabkan D2 berkonduksi dan D1 tidak berkonduksi. Pada setengah periode ini mengalir arus D2 i dan menghasilkan keluaran yang akan nampak pada hambatan beban. Dengan demikian selama satu periode penuh hambatan beban akan dilewati aris D1 i dan D2 i secara bergantian dan menghasilkan tegangan keluaran DC. 2.3 Penyearah Gelombang Penuh Model Jembatan Penyearah gelombang penuh model jembatan memerlukan empat buah diode. Dua diode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat isyaratnegatif. Untuk model penyearah jembatan ini kita tidak memerlukan transformator yang memiliki center-tap. Seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. bagian masukan AC dihubungkan pada sambungan D1-D2 dan yang lainnya pada D3-D4. Katode D1 dan D3 dihubungkan degan keluaran positif dan anode D2 dan D4 dihubungkan dengan keluaran negative (tanah). Misalkan masukan AC pada titik A

berharga positif dan B berharga negatif, maka diode D1 akan berpanjar maju dan D2 akan berpanjar mundur. Pada sambungan bawah D4 berpanjar maju dan D3 berpanjar mundur. Pada keadaan ini elektron akan mengalir dari titik B melalui D4 ke beban , melalaui D1 dan kembali ke titik A. Pada setengah periode berikutnya titik A menjadi negatif dan titik B menjadi positif. Pada kondisi ini D2 dan D3 akan berpanjar maju sedangkan D1 dan D4 akan berpanjar mundur. Aliran arus dimulai dari titik A melalui D2, ke beban, melalui D3 dan kembali ke titik B. Perlu dicatat di sini bahwa apapun polaritas titik A atau B, arus yang mengalir ke beban tetap pada arah yang sama.

Gambar 2.3 Penyearah Gelombang Penuh Model Jembatan

Rangkaian jembatan empat diode dapat ditemukan di pasaran dalam bentuk paket dengan berbagai bentuk. Secara prinsip masing-masing bentuk mempunyai dua terminal masukan AC dan dua terminal masukan DC.

PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN

No. 1 2 3 4 5 6 7

Alat-alat dan Komponen Osiloskop (Hitachi Oscilloscope V-423 40 MHz) Multimeter (Sanwa CX5060a) Dioda Silikon Dioda Jembatan (Bridge) Trafo Step Down 6 V dan 12 V Resistor (56 ; 2k ; 4,7k ) Kapasitor (1 uF; 22 uF, dan 1 mF)

Jumlah 1 1 2 1 1 1 3

Protoboard

9 10

Jumper Kabel-kabel Penghubung: - BNC to Crocodile - BNC to banana

Secukupnya Secukupnya

LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
A. Penyearah gelombang 1. Membuat rangkaian seperti gambar 1, dengan RL sebesar 2 k dan Vin (ac) = 12 Vpp. 2. Mengukur besar Vout (dc) dan Iout (dc).

Gambar 1. Rangkaian Penyearah gelombang

3. Menggambar bentuk gelombang Vin (ac) dan Vout (dc). 4. Menambahkan filter C sebesar 1uF paralel dengan RL dan mengulangi langkah (2) dan (3). 5. Selanjutnya ganti filter C berturut-turut sebesar 22 uF pada rangkaian, tambahkan low pass filter RC dengan R sebesar 56 dan C sebesar 1 mF lalu mengulangi langkah (2) dan langkah (3). B. Penyearah gelombang penuh 6. Membuat rangkaian seperti gambar (2) dengan RL sebesar 4 k dan Vin (ac) = 24 Vpp. 7. Mengulangi langkah (2) sampai (6).

Gambar 2. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh

C. Penyearah Jembatan 8. Membuat rangkain seperti gambar (3) dengan RL sebesar 4 k dan Vin (ac) = 24Vpp. 9. Mengulangi langkah (2) sampai (6).

Gambar 3. Penyearah Jembatan

DATA DAN HASIL PERCOBAAN

No. Percobaan Judul Mata Kuliah Kelas / Kelompok Tahun Akademik

: 04 : RANGKAIAN

Pelaksanaan Praktikum : 17 September20 September 2012 Penyerahan Laporan Nama Praktikan Nama Rekan Kerja : 25 September 2012 : Ade Eka Saputri : 1. Arief Triasmoro K. 2. W.A Loviyantara

PENYEARAH
: Laboratorium Digital : TT-3B : 2012

Tabel 1. Penyearah Gelombang Vin Tanpa C C = 1uF C= 22 uF C = 100 uF R = 2 k C= 1 mF 6V 6V 6V 6V 6V Vout (dc) Ukur Hitung 2.4 V 2.55 V 2.5 V 1.4 V 6.12 V 5.2 V 6.5 V 6.4 V 6.2 V 6.1 V Iout (dc) Ukur Hitung 1.1 mA 1.2 mA 1.35 mA 0.7 mA 3 mA 2.6 mA 3.5 mA 3.2 mA 2.25 mA 3.08 mA

Vin Tanpa C C = 1uF C = 22 uF C= 100 mF R = 4.7 C = 1 mF 12 V 10.5 V 10.5 V 10.5 V 10.5 V

Tabel 2. Penyearah Gelombang Penuh Vout (dc) I (dioda) Ukur Hitung Ukur Hitung 4.2 V 3.81 V 0.9 mA 0.7 mA 7.1 V 6.59 V 1.42 mA 1.2 mA 11 V 10.94 V 2.5 mA 2.17 mA 11.5 V 11.26 V 2.28 mA 2.24 mA

Iout (dc) Ukur Hitung 0.75 mA 0.81 mA 1.25 mA 1.48 mA 2.1 mA 2.3 mA 2.4 mA 2.4 mA 2.2 mA

11.8 V 10.47 V 2.2 mA 2.07 mA 2.1 mA

Tabel 3. Penyearah Jembatan

Vin Tanpa C C = 1uF C = 22 uF C= 100 mF R = 4.7 C = 1 mF 8.6 V 8.6 V 8.6 V 8.6 V 8.6 V

Vout (dc) Ukur Hitung 3.9 V 3.82 V 8.3 V 8.24 V 11 V 10.48 V 11.2 V 11.2 V

I out (dc) Ukur Hitung 1.55 mA 0.81 mA 1.75 mA 1.75 mA 2 mA 2.2 mA 2.2 mA 2.38 mA

I (dioda) Ukur Hitung 1 mA 0.6 mA 1.78 mA 1.6 mA 2.29 mA 2.08mA 2.8 mA 2.23 mA

11.5 V 10.97 V 2.4 mA 2.33 mA 2.85 mA 2.18 mA

ANALISA

Perbandingan hasil pengukuran dan hasil perhitungan pada Tabel 1. Vin Tanpa C C = 1uF C= 22 uF C = 100 uF R = 2 k C= 1 mF Perhitungan : Tanpa C: Vm = Vp = Vdc = 6V 6V 6V 6V 6V Vout (dc) Ukur Hitung 2.4 V 2.55 V 2.5 V 1.4 V 6.12 V 5.2 V 6.5 V 6.4 V 6.2 V 6.1 V Iout (dc) Ukur Hitung 1.1 mA 1.2 mA 1.35 mA 0.7 mA 3 mA 2.6 mA 3.5 mA 3.2 mA 2.25 mA 3.08 mA

Tabel 1. Penyearah Gelombang

(Pembacaan di osiloskop) - Idc =

= = =

Dengan C = 1 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Dengan C = 22 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Dengan C = 100 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Dengan C = 1000 uF = 1mF: Vm = Vp = Vdc = (Pembacaan di osiloskop)

= =

(Pembacaan di osiloskop)

= =

(Pembacaan di osiloskop)

= =

(Pembacaan di osiloskop)

Idc =

Perbandingan antara hasil pengukuran dan perhitungan, terdapat beberapa perbedaan pada angka dibelakang koma. Hal ini kemungkinan disebabkan karena salah pembacaan pada paralaks mata. Atau mungkin juga karena alat ukur. Perbedaan tak terlalu jauh, dan masih bisa ditoleransi. Perbandingan hasil pengukuran dan hasil perhitungan pada Tabel 2. Vin Tanpa C C = 1uF C = 22 uF C= 100 mF R = 4.7 C = 1 mF Perhitungan : Tanpa C: Vm = Vp = Vdc = Idioda = Dengan C = 1 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Idioda = Dengan C = 22 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Idioda = Dengan C = 100 uF: Vm = Vp = 12 V 10.5 V 10.5 V 10.5 V 10.5 V Vout (dc) Ukur Hitung 4.2 V 3.81 V 7.1 V 7 V 11 V 10.94 V 11.5 V 11.26 V I (dioda) Ukur Hitung 0.9 mA 0.7 mA 1.42 mA 1.3 mA 2.5 mA 2.17 mA 2.28 mA 2.24 mA Iout (dc) Ukur Hitung 0.75 mA 0.81 mA 1.25 mA 1.48 mA 2.1 mA 2.3 mA 2.4 mA 2.4 mA 2.2 mA

11.8 V 10.47 V 2.2 mA 2.07 mA 2.1 mA Tabel 2. Penyearah Gelombang Penuh

(Pembacaan di osiloskop) - Idc =

= =

(Pembacaan di osiloskop)

= =

(Pembacaan di osiloskop)

(Pembacaan di osiloskop)

Vdc = Idc = Idioda =

Dengan C = 1000 uF = 1mF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Idioda = Perbandingan antara hasil pengukuran dan perhitungan, terdapat beberapa perbedaan pada angka dibelakang koma. Hal ini kemungkinan disebabkan karena salah pembacaan pada paralaks mata. Atau mungkin juga karena alat ukur. Perbedaan tak terlalu jauh, dan masih bisa ditoleransi. Perbandingan hasil pengukuran dan hasil perhitungan pada Tabel 3. Vin Tanpa C C = 1uF C = 22 uF C= 100 mF R = 4.7 C = 1 mF Perhitungan : Tanpa C: Vm = Vp = Vdc = Idioda = Dengan C = 1 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = 8.6 V 8.6 V 8.6 V 8.6 V 8.6 V Vout (dc) Ukur Hitung 3.9 V 3.82 V 8.3 V 8.24 V 11 V 10.48 V 11.2 V 11.2 V 11.5 V 11 V I out (dc) Ukur Hitung 1.55 mA 0.81 mA 1.75 mA 1.75 mA 2 mA 2.2 mA 2.2 mA 2.38 mA I (dioda) Ukur Hitung 1 mA 0.7 mA 1.78 mA 1.6 mA 2.29 mA 2.08mA 2.8 mA 2.23 mA

= =

(Pembacaan di osiloskop)

2.4 mA 2.33 mA 2.85 mA 2.18 mA

Tabel 3. Penyearah Jembatan

(Pembacaan di osiloskop) - Idc =

= =

(Pembacaan di osiloskop)

Idioda = Dengan C = 22 uF: Vm = Vp =

= =

(Pembacaan di osiloskop)

Vdc = Idc = Idioda =

Dengan C = 100 uF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Idioda = Dengan C = 1000 uF = 1mF: Vm = Vp = Vdc = Idc = Idioda = Perbandingan antara hasil pengukuran dan perhitungan, terdapat beberapa perbedaan pada angka dibelakang koma. Hal ini kemungkinan disebabkan karena salah pembacaan pada paralaks mata. Atau mungkin juga karena alat ukur. Perbedaan tak terlalu jauh, dan masih bisa ditoleransi. Pengaruh filter C terhadap Vout (dc) : Tapis kapasitor sangat efektif digunakan untuk mengurangi komponen AC pada keluaran penyearah. Pertama akan kita lihat karakter kapasitor sebagai tapis dengan memasang langsung pada keluaran penyearah tanpa memasang beban.Pada prinsipnya yang diinginkan pada keluaran penyearah adalah hanya komponen DC, maka perlu adanya penyaringan untuk membuang komponen AC. Secara praktis kita dapat memasang sebuah kapasitor besar pada kaki-kaki beban, karana kapasitor dapat bersifat hubung terbuka untuk komponen DC dan mempunyai impedansi yang rendah untuk komponen AC.

= =

(Pembacaan di osiloskop)

= =

(Pembacaan di osiloskop)

Gambar Arus beban untuk filter C dan Filter L Keluaran tapis/filter-C biasanya mengalami penurunan saat beban meninggi. Namun demikian tegangan keluaran tapis-L relatif lebih rendah dibandingkan tapis/filter-C.

Pengaruh Low Pass Filter RC terhadap Vout(dc), terjadi penurunan keluaran DC dan

terjadi kenaikan tegangan riak Ripple.

Dalam pengoperasiannya, C1 termuati oleh keluaran penyearah jembatan sampai pada harga puncak. Saat masukan dari penyearah mengalami penurunan, maka akan terjadi proses pengosongan C1`melalui resistor R dan L R . Penurunan tegangan pada R akan menurunankan tegangan keluaran. Kapasitor C2 akan termuati pada harga puncak tegangan L R . Besarnya tegangan DC tapis akan tergantung pada besarnya arus beban. Arus beban yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tegangan pada R semakin menurun. Pada prakteknya tapis-RC digunakan untuk catu daya dengan arus beban kurang dari 100mA Tapis-C akan bekerja dengan baik jika L R berharga relatif tinggi. Jika L R berharga rendah, yaitu jika penyearah mengalami pembebanan yang terlalu berat, maka tegangan riak (ripple) akan lebih nampak pada keluarannya.

Perbandingan Vout (dc) rangkaian penyearah gelombang, rangkaian penyearah

gelombang penuh, dan rangkaian penyearah jembatan. Semakin besar nilai kapasitor yang diberikan pada rangkaian maka nilai Vout (dc) nya kan semakin besar dan pengosongan semakin cepat terisi berarti Ripple semalin kecil . Tetapi jika nilai kapasitornya kecil maka Vout(dc) nya kan kecil pula dan pengosongan akan terjadi lama berarti Ripple semakin besar.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang diperoleh ketika mengamati bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus gelombang penuh, disimpulkan bahwa : 1. Penyearah Gelombang adalah penyearah arus yang menggunakan satu diode, arus beban satu arah dioda akan berlaku sebagai penghantar selama putaran setengah Positif dan tidak berlaku sebagai penghantar pada setengah siklus negatif, sehingga dinamakan sebagai Sinyal setengah Gelombang. 2. Penyearah Gelombang Penuh adalah penyearah arus yang menggunakan lebih dari satu dioda sehingga keluaran yang dihasilkan adalah bentuk gelombang penuh, dimana pada tegangan dioda positif, arus dioda mengalir, dan pada tegangan negatif, arus dioda juga mengalir. 3. Penyearah Jembatan, Penyearah gelombang penuh model jembatan memerlukan empat buah diode. Dua diode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat isyarat negatif. menyerupai Penyearah gelombang penuh sebab menghasilkan tegangan keluaran gelombang penuh, Dioda D1 dan D2 menghantar di atas setengah siklus positif. D3 dan D4 menghantar di atas setengah siklus negatif

DAFTAR PUSTAKA
Http://henryranu.files.wordpress.com/2007/12/penyearah.pdf Http://catatankuliah15.files.wordpress.com/2011/03/penyearah-setengah-gelombang.docx Http://chosyi.edublogs.org/files/2007/05/penyearah-dioda.ppt Http://eldaitb.files.wordpress.com/2010/03/penyearah-dioda-kuliah-ke-4-compatibility-mode.pdf Http://nototirta.files.wordpress.com/2010/01/dioda.pdf Http://www.scribd.com/document_downloads/direct/32239789?extension=pdf&ft=1347350584&lt =1347354194&uahk=HBv/yBbvgz7SFmcayEW3zIMWig4.

LAMPIRAN
Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Gambar Gelombang Tanpa C

C = 1uF

C = 22uF

C = 100 uF

C = 1000 uF = 1 mF

Gambar Gelombang Penuh Tanpa C

C = 1 uF

C = 22 uF

C = 100 uF

C = 1000 uF = 1 mF

Gambar Gelombang Penyearah Jambatan Tanpa C

C = 1 uF

C = 22 uF

C = 100 uF

C = 1000 uF = 1 mF

Anda mungkin juga menyukai