Anda di halaman 1dari 9

Blok 3 Unit Pembelajaran 5 Kelenjar Pencernaan

Tujuan Pembelajaran I. Mengetahui struktur mikroanatomi pada glandula digestoria mamalia.

II. Mengetahui proses biokimiawi pada glandula digestoria mamalia.

Pembahasan I. Struktur Mikroanatomi A. Glandula Salivarius Glandula salivarius ditinjau dari ukuran, lokasi dan jarak dari permukaan rongga pipi, dibagi kelenjar ludah mayor dan minor. Glandula salivarius mayor terbagi menjadi mandibular, parotid, sublingual dan zygomatic. Sedangkan glandula salivarius minor terdiri atas buccal, labial, lingual dan palatine. Glandula salivarius mayor berukuran besar dan terletak agak jauh dari rongga pipi dan duktus ekskretoriusnya panjang. Glandula salivarius minor berukuran kecil dan adenomenya tidak jauh dari rongga pipi. Glandula salivarius mayor memiliki sel mukosa dan sel serosa. Penyusun glandula salivarius mayor adalah alveoli, duktus interkalatus dan duktus striatus. Duktus interkalatus adalah tubulus kecil dibatasi oleh epitelium kuboid simpleks pendek, bersifat nonsekretorik, menghubungkan alveolus dengan duktus striatus. Duktus striatus dibatasi epitelium kolumner simpleks, dan terdapat striasi di bawah intisuatu kelenjar yang tidak memiliki duktus striatus maka duktus intralobularis dibatasi oleh epitelium kolumner simpleks. B. Hepar Hepar diselubungi kapsula fibrosa yang disusun oleh jaringan ikat padat kaya serabut elastis. Jaringan ikat kapsula ini melanjutkan diri ke jaringan ikat interstisial. Setiap lobus dari hati terdiri atas lobulus-lobulus. Setiap lobulus terdiri atas sel-sel epitel yang disebut sel-sel hati atau hepatosit. Hepatosit tersusun secara tak beraturan, bercabang, berlapislapis dan dihubungkan langsung ke sebuah vena pusat. Inti hepatosit berbentuk vasikuler, nukleous jelas terletak di sentral dan sitoplasma asidofil dan kadang-kadang ditemukan binukleus. Sel-sel hepatosit ini bekerja mensekresikan cairan empedu. Diantara lapisan-lapisan hepatosit, terdapat ruang endothelial-lined yang disebut sinusoid. Sebagian dari sinusoid ini, terdiri atas sel-sel fagosit dan sel-sel kupffer yang merombak eritrosit dan leukosit yang telah rusak, bakteri-bakteri dan senyawa-senyawa beracun. Di daerah interlobular hepar, terdapat daerah perbatasan liga loboli atau lebih, yang dinamakan trias hepatica (segitiga portal, trigonum Kiernan). Trias hepatica ini tersusun atas 1

Blok 3 Unit Pembelajaran 5 jaringan ikat kolagen longgar. Di dalam trias hepatica ini terdapat cabang arteria hepatica, cabang vena portae, duktus biliverus dan saluran limfe. C. Pankreas Pankreas merupakan kelenjar tubuloalveoler kompleks, dan tumbuh dari divertikulum epithelium usus. Pankreas memiliki bagian endokrin maupun eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas berbentuk tubuloalveoler kompleks (serosa), tidak punya sel keranjang, tidak punya duktus striatus, punya bagian endokrin dan punya sel sentroasiner. Sedangkan bagian endokrin dari pankreas terdiri atas sel-sel yang pucat yang terisolasi, yang tersebar distroma jaringan ikat dari glandula. Di daerah endokrin ini, terdapat pulau-pulau langerhans. Pulau Langerhans merupakan sel endokrin yang tersusun secara kompak yang diatur dalam suatu klaster dan kord yang saling bersimpangan dengan jaringan kapiler darah. Kapiler-kapiler pada pulau langerhans terletak lurus dengan lapisan-lapisan sel endokrin yang bersinggungan langsung dengan pembuluh darah. Di pulau Langerhans ditemukan ada 4 macam sel, yaitu: Sel yang mensekresikan glukagon Sel yang mensekresikan insulin Sel yang mensekresikan somatostatin Sel PP yang mensekresikan polipeptida pancreatic.

II. Biokimiawi A. Glandula Salivarius Pada ruminansia, kelenjar serosa mensekresikan cairan encer yang mengandunng protein tanpa mucin; kelenjar mukus mensekresikan cairan agak kental mengandung glycoprotein mucin, sedang kelenjar campuran mensekresikan campuran serosa dan mukus. Dalam hal ini kelenjar parotis pada sebagian besar mamalia sekretnya serosa mengandung enzim. Dalam saliva terdapat persenyawaan N dalam bentuk urea, sehinggga sekitar 70% N dalam saliva berbentuk urea. Dalam saliva ruminansia banyak mengandung persenyawaan buffer, baik dalam bentuk bikarbonat maupun fosfat. Saliva pada ruminansia bersifat alkalis dan mempunyai sifat buffer yang baik. Dalam mulut, sebagian pati diromabak menjadi maltose dan glukose dan sebagian lagi masuk kedalam lambung untuk pencernaan lebih lanjut. pH optimal untuk mencerna pati dalam mulut sekitar 6,2. Saliva yang mengandung amylase terutama berasal dari kelenjar parotis.

Blok 3 Unit Pembelajaran 5 B. Hepar 1. Glikolisis Proses degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi enzimatis yg menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan NADH Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagi menjadi 2 Fase, yaitu: 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory perlu 2 ATP 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP Sehingga total degradasi Glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 molekul NADP Tahap-tahap glikolisis: Tahap 1: Fosforilasi Glukosa Reaksi: Glucose + ATP4- > Glucose-6-phosphate2- + ADP3- + H+ Reaksi yang irreversibel (tidak dapat balik) Dikatalis oleh Heksokinase : Tranfer gugus fosfat pada molekul heksosa.

Tahap ke 2: Pengubahan glukosa 6-posfat menjadi Fruktosa 6-Fosfat Reaksi: Glucose-6-phosphate2- > Fructose-6-phosphate2 Reaksi yang reversibel (berjalan 2 arah/dapat balik) Dikatalisis fosfoglukoisomerase : Perubahan isomer dari aldosa (glukosa 6-fosfat) ke ketosa (fruktosa 6-fosfat)

Tahap ke 3: Fosforilasi Fruktosa 6-Fosfat menjadi Fruktosa 1,6-DiFosfat Reaksi: Fructose-6-phosphate2- + ATP4- > Fructose-1,6-diphosphate4- + ADP3- + H+ Dikatalisis oleh fosfofruktokinase (enzim pengatur utama pada glikolisis). Reaksi berlangsung irreversibel

Tahap ke 4: Penguraian Fruktosa 1,6-Difosfat Reaksi: Fructose-1,6-bisphosphate4- > Dihydroxyacetone phosphate2- + glyceraldehyde-3-phosphate2 Reaksi yang reversibel (berjalan 2 arah/dapat balik) Dikatalisis oleh Fructose-1,6-Bisphosphate Aldolase.(Aldolase fruktosa difosfat) 3

Blok 3 Unit Pembelajaran 5 Tahap ke 5: Interkonversi Triosa Fosfat Reaksi: Dihydroxyacetone phosphate2- > Glyceraldehyde-3-phosphate2 Dikatalisis oleh Triose Phosphate Isomerase Reaksi yang reversibel (dapat balik)

Tahap ke 6: Pembentukkan senyawa berenergi tinggi ke I Reaksi: Glyceraldehyde-3-phosphate2- + Pi2- + NAD+ > 1,3-bisphosphoglycerate4- + NADH + H+ Dikatalisis oleh hidroginase gliseraldehida fosfat Reaksi yang reversibel (dapat balik)

Tahap ke 7: Fosforilasi tingkat substrat ke I Reaksi: 1,3-bisphosphoglycerate4- + ADP3- > 3-phosphoglycerate3- + ATP4 Dikatalis oleh Enzim Kinase fosfogliserat untuk ADP menjadi ATP dan 3fosfogliserat Reaksi yang reversibel (dapat balik)

Tahap ke 8: Pengubahan 3 fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat Reaksi: 3-phosphoglycerate3- > 2-phosphoglycerate3 Reaksi yang reversibel (dapat balik) Dikatalisis oleh enzim fosfogliserat mutase

Tahap ke 9: Pembentukkan senyawa berenergi tinggi ke II Reaksi: 2-phosphoglycerate3- > phosphoenolpyruvate3- + H2O Dikatalis oleh enolasi menghasilkan fosfoenolpiruvat

Tahap ke 10: Fosforilasi tingkat substrat ke II Reaksi: phosphoenolpyruvate3- + ADP3- + H+ -> pyruvate- + ATP4 Reaksi ini penting, karena tahap terakhir pada glikolisis pemindahan gugus posfat berenergi tinggi dari fosfoenolfirufat ke ADP dengan katalis kinase piruvat Menghasilkan ATP dari reaksi fosforilasi tingkat subtrat ADP

Blok 3 Unit Pembelajaran 5 Reaksi ini secara energetik sangat bagus, sehingga berfungsi untuk menarik dua reaksi sebelumnya. 2. Glukoneogenesis Glukoneogenesis merupakan proses biosintesis Glukosa (C6) dari senyawa ber Carbon 3 (piruvat, laktat, gliserol, asam amino tertentu. Pada organisme tingkat tinggi terjadi dalam hepar, korteks ren. Glukosa yang dihasilkan kemudian masuk kedalam pembuluh darah untuk mensuplai jaringan-jaringan yang lain. Proses Glukoneogenesis: Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat danbeberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya. Tiga tahap reaksi yang tidak reversible pada proses glikolisis: Glukosa + ATP heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP Fruktosa-6-posfat + ATP fosforuktokinase fruktosa 1,6 diposfat + ADP Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu: Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam oksaloasetat.(a) a. b. Asam piruvat + CO2+ ATP + H2O asam oksalo asetat +ADP + Fosfat + 2H+ Oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat +guanosin difosfat + CO2 Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b) menggunakan fosfoenolpiruvat karboksilase. 3. Glikogenolisis Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin. 5

Blok 3 Unit Pembelajaran 5 Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP. C. Pankreas Pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkanenzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum. 1. Amilase pankreatik Enzim ini ada di pankreas dan getah pankreas pada semua vertebrata. Mirip dengan amilase saliva. Berfungsi menghidrolisis karbohidrat dan berbagai gula menjadi maltosa. Enzim ini aktif pada pH 5,5-6 pada babi, pH 6,7 pada sapi, dan pH 7,4 pada manusia. Cairan empedu sedikit mempercepat kerja dari amilase pankreatik ini. Beberapa ion seperti Cl, juga dibutuhkan enzim ini untuk bekerja. 2. Tripsin Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan dialirkan ke dalam duodenum. Cara kerja enzim tripsin yaitu:

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekulpepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam aminomembentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel. 3. Lipase Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan kedalam duodenum. Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu: 6

Blok 3 Unit Pembelajaran 5

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekulkompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getahbening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzimlipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memilikimolekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalamair, maka pengangkutannya di lakukan oleh cairan getah bening (limfe). Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan, dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal.

Daftar Pustaka Dukes, H. H., 1947. The Physiology of Domestic Animals. Comstock Publishing Company. New York Haryanto, A., 2013. Glandula Digestoria. Presentasi Kuliah Umum Tanggal 16 Januari 2013. Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Yogyakarta Samuelson, D. A., 2007. Textbook of Veterinary Histology. Saunders Elsevier. Missouri

Blok 3 Unit Pembelajaran 5

Blok 3 Unit Pembelajaran 5

Anda mungkin juga menyukai