http://peradaban.multiply.com/journal/item/99?mark_read=peradaban:journal:99
Amerika bukanlah benua dan negeri yang asing bagi umat Islam. Para
pengembara dan pelaut muslim Andalusia (Spanyol Islam) dan Afrika barat
telah tiba di pesisirnya dan menjelajah pedalamannya, lima abad sebelum
Christopher Columbus mengaku menemukan benua Amerika. Sebagian dari umat
Islam itu bahkan kemudian berasimilasi dengan 'penduduk asli' Indian
Amerika. Sisa-sisa peninggalan dan peradaban berupa; Rerutuhan masjid,
artefak dan catatan sejarah para ahli sejarah muslim ataupun non-muslim;
Bukti-bukti geografi berupa peta-peta dunia dan Amerika berikut
nama-nama pegunungan, pulau, sungai, kota, dll.; serta bukti-bukti
lingusitik berupa pemakaian bahasa Arab atau yang berakar kata dari
bahasa Arab menjadi bukti itu semua.
Coba kita buka peta Amerika hari ini dari Rand McNally dan teliti
nama-nama tempat yang ada di sana. Di tengah kota Los Angeles hari ini
misalnya, terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro
dan Alamitos serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla,
Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber,
Azure, dan La Habra; di bagian tengah Amerika dari selatan hingga
Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon,
Tullahoma; di negara bagian Washington misalnya ada kota Salem; di
Karibia (yang ini jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya nama
Jamaika, Pulau Cuba (apakah ini juga berasal dari kata Quba?) dengan
ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados,
Bahama, dan Nassau; di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba
(di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil & Argentina).
Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan
pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara
sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo yang juga nama
universitas Islam di Andalusia.
Menurut Dr. Youssef Mroueh1, hari ini di Amerika Utara terdapat 565 nama
tempat, baik negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang
diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab.
Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Nama-nama ini
diberikan oleh penduduk asli yang telah ada sebelum Columbus
menginjakkan kakinya ke Amerika. Dr. A. Zahoor menuliskan bahwa nama
negara bagian seperti Alabama berasal dari kata Allah bamya, dan juga
nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari
Tanasuh. Bagaimana dengan nama Oklahoma dan California?.
Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan
nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di
New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di
Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000,
Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan
Arva di Ontario Canada.Ketika Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada
12 Oktober 1492, pulau itu sudah dinamai Guanahani oleh penduduknya.
Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang merupakan turunan dari bahasa
Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk asli di sini bersahabat
dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih banyak dipakai
sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan Utara, berasal dari
kata Ikhwana yang berarti 'saudara' dalam bahasa Arab.
Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat
perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al
Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab
Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 - 1384) dan Ibn Battuta
(meninggal tahun 1369).
Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 -
957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari
Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889
Masehi. Dalam bukunya, 'Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar' (The
Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa
semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 - 912),
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun
889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum
dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan
membawa berbagai harta yang menakjubkan.4 Sesudah itu banyak pelayaran
yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang
gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku 'Akhbar Az Zaman'
yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke
Afrika dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul
Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya
orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba
(Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan
berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa
barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.
Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar
Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II
(976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat
meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi
Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary). Ibn Farrukh
berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat
hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn
Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999.
Terlepas dari diskusi siapa sebenarnya yang pertama kali menemukan benua
Amerika, ini semuanya hanya beberapa keping anak jigsaw puzzle yang
membuat gambaran menjadi lebih jelas. Mungkin kelak akan ditemukan siapa
yang lebih dulu lagi dating, dengan menggunakan metode penelusuran yang
lebih canggih seperti tes DNA atau yang lebih canggih dari itu.
Namun demikian bukti-bukti geografis, lingusitik, budaya, sejarah, dan
juga politik telah menguak tirai yang menutupi kebenaran. Benua Amerika
dari Argentina hingga Canada telah dirambah oleh hamba-hamba Allah yang
sabar dalam mengarungi Lautan Atlantik, belantara Amazon, pegunungan
cadas hingga padang rumput dan tundra. Mereka datang bukan untuk
menaklukkan, mereka telah menyatu dan berasimilasi dengan penduduk asli
Amerika, dan bahkan menggembangkan budaya 'lokal'-nya sendiri. Dan yang
lebih terutama lagi dalam kerangka pembahasan budaya kemaritiman umat
Islam, telah terbukti bahwa orang-orang Islam seperti Khashkhash Ibn
Saeed Ibn Aswad dan penerusnya sudah mempunyai pengetahuan dan teknologi
untuk menyeberangi lautan Atlantik.
Peta-peta geografi telah mampu mereka buat. Teknik navigasi telah mereka
kuasai. Pengetahuan tentang arus Lautan Atlantik telah mereka fahami.
Dan perahu-perahu yang kokoh berhasil mereka bina untuk menyeberangi
lautan gelap dan berkabut, yang saat itu masih merupakan misteri. Dengan
kata lain dari pelayaran ke benua Amerika ini berarti umat Islam sejak
abad ke-9 masehi, telah memiliki tradisi kemaritiman yang unggul.
Sementara bangsa rumpun Cina di Asia timur belum seabad mengenal
pelayaran laut dan pada masa itu pula bangsa-bangsa di Eropa tengah dan
utara masih hidup di dalam zaman kegelapan, the Dark Ages.