Anda di halaman 1dari 126

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 <<

MATERI ASISTENSI AGAMA ISLAM Mengenal Hakikat Penciptaan Manusia (Marifatul Insan)
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut dengan daging. Lalu Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Al-Mukminun : 12-14) Nama-nama manusia Allah SWT dalam Al-Quran memberikan nama lain untuk manusia dengan berbagai sebutan dalam bahasa arab. Diantaranya adalah - Al-Ihsan - Bani Adam - An-nas - Al-Basyar
15

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << PROSES PENCIPTAAN MANUSIA Hai manusia jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai pada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dulu diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hidup dan suburlah bumi itu dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Al-Hajj : 5) Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah Allah (Az-Zumar: 6) Tiga kegelapan yang dimaksud ayat tersebut adalah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutup janin dalam rahim. Seperti yang telah dijelaskan dalam QS. Az-Zumar ayat 6. Hal ini juga tidak terbantahkan secara ilmiah.
16

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Lebih jelas lagi, ayat Al-Quran yang menggambarkan proses penciptaan manusia adalah pada QS. Al-Mukminun ayat 12-14, yang artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal ) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut dengan daging. Lalu Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (AlMukminun: 12-14) Dari ayat diatas ada 2 kesimpulan isi kandungan ayat tersebut, yaitu : a. Penegasan Allah swt. bahwa manusia merupakan makhluk ciptaanNya yang asal kejadiannya berasal dari saripati tanah. Bagaimana menurut ilmu pengetahuan mengenai asal kejadian manusia? Menurut ilmu Biologi, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan asal kejadiannya adalah dari tanah. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan metode abu bekas bakaran dari makhluk hidup tersebut. Hasil penelitian abu bekas bakaran tersebut diketahui bahwa unsur-unsur asli yang terdapat dalam diri manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan sama dengan unsur17

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << unsur yang terdapat dalam tanah, yaitu, oksigen, hidrogen, zat belerang, zat arang, kalium, natrium, iodium, asam arang, air, dan zat-zat lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. b. Informasi dari Allah swt. tentang proses kejadian manusia ketika masih berada dalam kandungan. Sesuai ayat tersebut, proses kejadian manusia dalam kandungan yaitu : Allah swt menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nutfah (air yang berisi spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan ke dalam qarar (rahim) Allah swt. menjadikan nutfah sebagai alaqah yang berbentuk gumpalan darah menyerupai buah lecis atau lintah. Dari alaqah, Allah swt. menjadikannya sebagai mudghoh, yaitu segumpal daging yang menyerupai daging hancur yang telah dikunyah. Dari mudghoh, Allah swt. menjadikannya sebagai idzam, yaitu tulang atau rangka. Kemudian tulang atau rangka itu dibalut oleh daging. Setelah itu Allah swt. menjadikannya sebagai makhluk dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk manusia yang telah berkepala, berbadan, bertangan dan berkaki.

18

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Bagaimana menurut pandangan ilmu pengetahuan tentang proses kejadian manusia? Menurut ilmu biologi, spermatozoa yang berasal dari laki-laki (suami) melalui proses senggama masuk ke dalam qarar (rahim) wanita (istri). Di dalam rahim, spermatozoa ini bertemu dengan sel telur atau ovum istri sehingga terjadi pembuahan. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot, kemudian mengalami nidasi atau menempal pada salah satu dinding rahim. Pada titik itulah ia membesar dengan sistem perkembangan sel, yaitu membelah diri dari satu menjadi 2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya menurut deret ukur, menjadi berkas sel-sel yang berbentuk seperti buah murbei. Kemudian tumbuh memanjang, gepeng seperti lintah, kedua ujungnya melekat pada dua titik pada dinding rahim, lalu salah satu ujungnya lepas dan terbentuklah segumpal daging yang dihubungkan dengan seutas tali ke dinding rahim ibunya. Dalam proses selanjutnya, daging itu tumbuh menjadi tulang yang beruas-ruas panjang, kemudian berkembang menjadi kerangka badan yang lengkap serta otot menutupi tulang-tulang itu. Sesudah 120 hari atau 4 bulan masa kandungan, maka jabang bayi sudah lengkap dengan segala organ-organ tubuh sebagai manusia dan setelah sembilan bulan sepluh hari bayi tersebut siap dilahirkan. Unsur Manusia Manusia hidup dari rangkaian unsur-unsur tertentu yang menyusun struktur kepribadiannya. Allah menciptakan manusia melalui dua tahap.
19

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Allah pertama kali menciptakan jasadnya, kemudian meniupkan ruh ke dalam jasad itu, sebagaimana pernyataan Allah swt. dalam ayat di bawah ini : Maka apabila Aku telah menyempurnakan (penciptaan jasadnya), lalu Kutiupkan dari ruh-Ku ke dalamnya, maka bersujudlah kamu sekalian kepadanya. (Shaad: 72) Jadi, dua unsur utama dalam kepribadian manusia adalah unsur materi yaitu fisik manusia dan unsur ruh yaitu hati dan jiwa manusia. Selain dua unsur tersebut ada satu unsur yang membuat manusia menjadi makhluk Allah yang sempurna dibandingkan hewan dan tumbuhan, unsur tersebut adalah akal. Ruh merupakan zat yang tak terlihat, tetapi hakekat ruh itu terasa eksistensinya dalam jiwa manusia. Fungsi utama ruh untuk merasakan, meyakini, menghendaki, dan memutuskan. Rasulullah saw mengatakan bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Bila daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad. Namun bila daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Segumpal daging itu adalah hati manusia, dalam hal ini konteks pembahasan hati bukanlah hati secara fisik, walaupun hepar juga sangat menentukan kesehatan tubuh. Akal adalah unsur dalam diri manusia yang berfungsi untuk menampung dan memahami informasi yang disimpan dalam otak, kemudian diproses dalam hati. Karena itulah Al-Quran sering menyatakan bahwa
20

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << kerja akal itu dalam hati, sebab memang tidak ada jeda waktu dari prosesproses itu. Selanjutnya hasil keputusan hati itu akan menjadi tekad. Dari tekad akan turun ke wilayah fisik menjadi sikap dan tindakan. Fisik atau jasad memiliki tugas utama yaitu mengekspresikan kehendak dalam bentuk sikap dan tindakan yang diarahkan oleh akal dan keputusan jiwa. Oleh karena itu fisik adalah kendaraan bagi akal dan jiwa kita. Para ulama Islam mengatakan, Jika engkau mempunyai jiwa besar, niscaya ragamu akan lelah mengikuti kehendaknya. Jadi kendaraan ini harus di up-grade kemampuannya dan dipelihara terus menerus, agar sanggup membawa beban akal dan jiwa kita. Sebab setiap masalah yang menimpa kendaraan ini akan mempengaruhi kondisi akal dan jiwa kita. Ketiga unsur manusia tersebut, adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan pemenuhan kebutuhannya pun harus seimbang. POTENSI MANUSIA Manusia menyimpan potensi dalam dirinya. Potensi tersebut mengarah pada dua kecenderungan yang berlawanan. Dua kecenderungan tersebut mengarahkan manusia untuk berbuat takwa atau berbuat fujur. Maka Dia (Allah) mengilhamkan kepada manusia (jalan) fujur dan taqwa. (Asy-Syams: 8) Fujur adalah representasi semua kebatilan, kejahatan dan keburukan yang semua itu akan menghasilkan dosa dan kesengsaraan dan
21

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << muaranya adalah neraka. Sementara takwa adalah representasi kebenaran, kebaikan dan keindahan yang semua itu menghasilkan pahala dan kebahagiaan yang muaranya adalah surga. Nah, kita jadi tahu bukan apa yang menyebabkan seseorang bisa masuk surga atau neraka? Sesungguhnya potensi fujur dan potensi takwa tidak akan pernah bertemu pada satu waktu dalam diri manusia. Tidaklah seseorang berbuat maksiat ketika ia dalam keadaan beriman. Sebaliknya, orang-orang yang sedang kafir tidak sekali-kali melakukan ketaatan kepada Allah. Demikian hadits Nabi menuturkan. Maka, Allah swt. menjanjikan kepada orangorang yang bertakwa, balasan sesuatu yang tidak diberikan kepada orangorang kafir yang berbuat fujur. Sebagaimana Allah swt berfirman : Sesungguhnya orang kafir, ahli kitab, dan orang musyrik masuk ke dalam neraka jahanam dan mereka kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. (Al-Bayyinah: 6-8) Maka keputusan untuk memilih yang baik (surga) atau yang buruk (neraka) ada pada diri kita. Dan tentu saja, kita ingin berada dalam kebaikan yang selalu kekal di sisi Allah swt.
22

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << KEISTIMEWAAN MANUSIA Ada banyak kelebihan atau keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya, diantaranya adalah: 1. Dalam segi penciptaan 2. Dalam segi Ilmu 3. Dalam segi kehendak 4. Dalam segi posisi 5. Dalam segi kemampuan berbicara 6. Dalam segi tendensi moral MISI MANUSIA DI MUKA BUMI Setidaknya, ada tiga misi diciptakannya manusia di bumi ini, yaitu : 1. Beribadah kepada Allah swt Allah memerintahkan manusia untuk beribadah sebagai bentuk rasa syukur atas karunia dan nikmat yang diberikan-Nya seperti disampaikan dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56 berikut. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Jadi tugas utama manusia adalah menyembah (beribadah) kepada Allah, bukan untuk yang lainnya. Ibadah disini dalam arti luas yang tidak melulu shalat, zakat, puasa, naik haji dan sebagainya, namun bermakna luas. Segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena ketaatan dan
23

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << ketundukannya kepada Allah adalah ibadah. Saat kita kuliah dengan niat bismillah mencari ilmu Allah, maka itu bisa dihitung ibadah. Ketika kita tersenyum ikhlas pada saudara seiman itu juga ibadah. Bahkan sekedar menyingkirkan duri/rintangan di jalan pun dikatakan Rasulullah sebagai ibadah. Ibnu Taimiyah mengartikan ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya. Prinsip hidup hanya untuk beribadah jangan dimaknai meninggalkan berbagai aktivitas untuk melaksanakan ritual ibadah tapi dimaknai dengan menjadikan seluruh aktivitas kehidupan bernilai ibadah. 2. Sebagai pemimpin di muka bumi (khalifah fil ardhi) Allah swt. memilih manusia untuk memimpin dan mengelola bumi dengan seluruh isinya. Hal ini karena kelebihan manusia atas kehendak Allah swt. yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yakni kecerdasan yang dimilikinya. Perhatikan firman Allah swt berikut: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui. (Al-Baqarah: 30)
24

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 3. Misi Peradaban (Al Imarah) Manusia dengan berbagai potensi yang dianugerahkan Allah, adalah makhluk berperadaban. Dengan otaknya, manusia mampu menciptakan karya-karya besar dalam kehidupan ini untuk meramaikan dan memakmurkan kehidupan agar lebih nyaman ditinggali. Allah swt berfirman dalam QS. Hud ayat 61, yaitu Dan kepada Samud (Kami utus) saudara mereka, Salih. Salih berkata, Hai kaumku, sembahlah Allah, sekalikali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan-ku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya). (Hud : 61) Bersamaan dengan itu, Islam hadir dengan tuntunan syariatnya yang komprehensif dan integral, yang memungkinkan manusia memberdayakan seluruh potensinya untuk mengemban misi agung sebagai makhluk yang berperadaban, untuk membangun kehidupan dengan bimbingan nilai-nilai luhur Islam.

Mengenal Allah (Marifatulloh)


Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci
25

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << (Ash-Shaff : 9) Tiga perkara bagi siapa yang mendapatkan hal itu pada dirinya maka ia akan dapat menikmati manisnya iman. Pertama, Allah dan Rasulnya lebih ia cintai dari pada yang lainnya; Kedua, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah; Ketiga, ia benci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan ia dari kekufuran itu, sebagaimana ia benci apabila dicampakkan ke dalam api neraka. (HR Muttafaqunalaih dari Anas bin Malik) Allah, kebutuhan fitrah manusia Manusia sadar bahwa dirinya dan apapun yang ada di alam ini pasti ada yang mencipatakan. Keserasian dan keharmonisan roda kehidupan di alam ini merupakan bukti bahwa di atas semua itu, ada zat yang luar biasa. Tak heran jika muncul berbagai aliran animisme, dinamisme, hindu, budha dan lain sebagainya. Itulah sebenarnya nurani kemanusiaa manusia, fitrah manusia yang telah Allah tetapkan dalam ketentuannya. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (Ar Rum: 30). Bagaimana mengenal Allah A. Bukti yang didasarkan dan dibenarkan oleh akal (dalil aqli) Akal kita (asal kita tidak sombong dan ingkar) sebenarnya bisa merasakan keberadaan Allah. Orang bisa mengatakan bahwa
26

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << alam ini tercipta dengan sendirinya, tapi pernyataan ini bisa langsung dipatahkan dengan argumentasi yang sangat sederhana. Ustadz Hasan Al-Banna rahimahullah, pernah mendapat sanggahan bahwa alam ini tercipta dengan sendirinya. Sedangkan Allah atau apapun yang menciptakan alam, itu tidak ada. Beliau dengan tenang menjawab: Jika Anda meletakkan sebuah buku di atas meja kemudian Anda keluar dari kamar dan tak lama kemudian mendapati buku tersebut berada di dalam laci, maka secara logis Anda akan berpendapat bahwa pasti ada orang yang memindahkannya karena Anda tahu sifat-sifat buku yang tidak mungkin berpindah dengan sendirinya. Lalu jika suatu ketika Anda melihat seseorang duduk di kursi kemudian Anda meninggalkannya. Ketika Anda kembali orang tersebut tak ada lagi di kursinya melainkan duduk di karpet, secara logis pula Anda tidak akan bertanya siapa yang memindahkannya dari kursi ke karpet karena Anda tahu sifat-sifatnya, bahwa ia bisa berpindah dengan sendirinya. Jadi, sifat-sifat alam semesta ini sebagaimana sifat buku yang tadi saya umpamakan, tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Sedangkan sifat-sifat Allah sejalan dengan perumpamaan kedua. Ia pasti ada dengan sendirinya karena demikianlah sifatnya, Ia tidak membutuhkan sesuatu yang lain di luar dirinya.
27

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (Ali Imran: 190) Akal pikiran merupakan anugerah terdahsyat yang dimiliki manusia, dan Allah tidak menganugerahkannya kepada makhluk selainnya. Dengan akal pikiran ini manusia dapat belajar, mengamati, dan akhirnya menyimpulkan. Penjelajahan inderawi manusia hanya akan menjadi data-data empiris yang tidak memberi arti apa-apa jika tidak dibaca dengan akal pikiran manusia. Akal pikiran (logika)-lah yang memberi arti data-data alam itu, menghubung-hubungkan, lalu menyimpulkannya. Maka dengan mengamati fenomena alam yang terbentang ini (ayat kauniyah), manusia dengan logikanya sesungguhnya mampu mendapatkan pengetahuan yang sangat luas. Para ahli filsafat abad-abad silam melakukan penjelajahan filosofinya untuk mendapatkan sebuah hakikat maha penting, yaitu hakikat sumber dari segala alam wujud ini. Ada beragam kesimpulan, namun banyak diantara mereka akhirnya menyimpulkan bahwa dibalik fenomena alam ini ada sebuah kekuatan yang Maha Dahsyat, yang menciptakan alam yang maha luas ini. Jika mereka telah mendapatkan kesimpulan adanya tuhan (what), namun mereka tidak mampu lagi memperoleh
28

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << informasi lebih lanjut tentang siapakah tuhan itu (who)? Meskipun demikian, kesimpulan awal dari penjelajahan logika ini sudah sangat memberi arti bagi kegelisahan jiwa manusia tatkala mereka belum mendapatkan tuntunan wahyu dari langit yang memberi penjelajahan lebih terperinci. Mungkin, jika para filosof ini berjumpa Nabi dengan wahyu yang dibawanya, merekalah yang akan memberi respon positif pertama kali untuk menerimanya. Ini persis seperti kisah petualangan Ibrahim mencari tuhan, atau kisah beberapa sahabat yang mencari agama yang benar dan akhirnya dipertemukan dengan baginda Rasulullah saw. B. Bukti yang berasal dari Al-Quran (dalil naqli) Ada seorang profesor dari Jerman yang juga seorang dokter ahli bedah. Ia seorang yang masih kafir, tapi suka mempelajari ilmu agama (orientalis: belajar untuk diilmui saja, bukan untuk diimani), diantara yang dipelajarinya adalah Islam. Pada suatu hari ia menemukan ayat 92 dari surat Yunus(10) yang berbunyi; Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. Profesor itu kemudian mencari tahu badan siapa yang diselamatkan Allah seperti yang dimaksudkan dalam ayat itu?
29

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Akhirnya dia menemukan jawabannya pada surat Al Baqarah ayat 50, Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. Dari ayat itu, sang Profesor berkesimpulan bahwa yang dimaksudkan Allah itu adalah Firaun yang pernah tenggelam di Laut Merah. Setelah mati tenggelam, Allah menyelamatkan jasadnya dengan tidak membuatnya remuk membusuk. Menurut sejarah Mesir, mayat yang tenggelam itu ditemukan di tepi pantai dan oleh rakyatnya, mayat Firaun itu dibalsem dan dimusiumkan di Mesir. Pada tradisi Mesir kuno, mayat-mayat para raja memang biasanya diawetkan dengan cara dibalsem menjadi mummi dan disemayamkan di Piramida, sebuah bangunan yang tersusun dari batu berbentuk limas. Setelah tahu hal itu, sang profesor ingin membuktikan kebenaran ayat tersebut dengan keahlian yang ia miliki, yaitu ilmu bedah. Ia lalu pergi ke Mesir, tempat tersimpannya mummi Firaun. Ternyata, disana ia tidak hanya menemukan satu Firaun atau yang sering dikenal dengan sebutan raja Ramses. Ia menemukan tiga mummi raja Ramses, yakni Ramses I, II dan III. Lalu manakah
30

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << yang dimaksud dalam surat Yunus ayat 92 itu? Untuk menemukannya, sang Profesor menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk membedah ketiga mummi tersebut. Ternyata, mayat Ramses II-lah yang memiliki tanda-tanda pernah tenggelam. Itu terlihat dari otot-otot tubuhnya yang menegang seperti orang yang mati tenggelam. Bukti lain yang menguatkan adalah adanya salah satu spesies ganggang laut yang ada di Laut Merah terdapat dalam tubuh mummi tersebut. Setelah kejadian itu, sang Profesor yang semula kafir itu mendapat hidayah. Ia tidak lagi sekadar mempelajari agama, namun sekaligus mengimaninya dan mengamalkan Islam. Ini salah satu contoh yang menunjukkan bahwa dalil naqli (ayat-ayat AlQuran) membuktikan keberadaan Allah swt. C. Bukti Fitrah (dalil fitri) Fitrah artinya hati nurani, nurani adalah bisikan hati yang paling dalam. Mungkin kita sering merasakan hal-hal yang berkaitan dengan ini, nurani tidak bisa berbohong kecuali kita mengingkarinya atau menolaknya. Nah, keberadaan Allah itu sesuatu yang sulit disangkal oleh nurani. Sebab, kita sejak awal sudah dibekali kesaksian tentang Allah seperti dalam ayat berikut ini,

31

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi,(Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,. (Al-Araaf:172) Jadi, nurani kita sebenarnya telah terisi kesaksian bahwa ternyata ada Dzat yang Maha Lebih Segalanya dibandingkan kita. Ada kekuatan yang luar biasa kuat menguasai hidup kita. Ada hal-hal yang tidak terjangkau indera kita tetapi nurani kita mengakui adanya. Al-Quran juga menyebutkan bahwa keimanan kepada Allah swt merupakan pokok atau dasar, dimana setiap rukun akidah bersandar kepadanya atau mengikutinya. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari

32

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya. (An-Nisa: 136) Adapun keimanan kita kepada Rasulullah merupakan konsekuensi dari keyakinan kepada Allah. Tidak mungkin seseorang meyakini adanya Rasulullah, apabila mereka tidak beriman kepada Allah. Demikian juga, keimanan kepada kitabkitab dan adanya hari akhir, berdiri di atas pondasi keimanan kepada Allah. Tidak dibenarkan secara logika bahwa seseorang mengingkari Allah tetapi meyakini kitab-kitab Allah. Keseluruhan rukun keimanan berdiri di atas landasan iman kepada Allah. Begitu banyak kehancuran melanda masyarakat paganis yang mengagung-agungkan berhala. Karena kehidupan manusia hanya akan bisa berjalan lurus dan benar apabila berada dalam bimbingan iman kepada Allah swt. Tauhidullah Pengenalan kepada Allah menuntutu pengetahuan tentang tauhid. At-tauhid berasal dari kata kerja wahhada-yuwahhidu yang berarti sikap mengesakan. Tauhidullah dibagi menjadi 3 macam tauhid pokok. 1) Tauhid Rububiyah (Allah sebagai Rabb) Kata rububiyah berasal dari akar rabb, yaitu zat yang menghidupkan, mematikan, menciptakan, memberi rezeki, mengelola, mengatur, dan menguasai alam semesta. Tauhid
33

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << rububiyah menunjukkan sebuah keyakinan terhadap keesaan Allah, bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang melakukan perbuatan (afal) tersebut. Didalam Al Quran, banyak dijelaskan Allah berkaitan dengan rububiyah yang meliputi fenomena penciptaan, pemberian rejeki, juga pengelolan dan penguasaan alam semesta ini. Seseorang yang mempunyai tauhid yang matang, maka tidak akan terjerumus dalam perbuatan syirik, misalnya menganggap suatu benda memiliki kekuatan gaib, atau meyakini dukun, meyakini hari-hari tertentu, atau isyarat-isyarat tertentu (dari binatang, burung, cuaca)sebagai pertanda terjadinya sesuatu. Tauhid rububiyah Allah SWT (1:2, 7:54), menurut fuungsinya terbagi atas 3: - Khaliqan (pencipta) (25:2, 2:21-22) - Razikan (pemberi rizki) (51:57-58) - Malikan (pemilik) (2:284, 1:4, 114:2, 62:2) 2) Tauhid Mulkiyah Kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk, yang dengannya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan. Tidak ada sekutu dalam kekuasaan Allah di alam semesta ini. Dengan sifat mulkiyahnya, Allah berhak menentukan apa saja untuk makhlukNya. Sebagai malik (Yang Memiliki) maka
34

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Allah adalah raja atau penguasa. Tauhid mulkiyah Allah SWT (3:2, 3:189) meliputi: - Waliyan (pemimpin) (7:196) - Hakiman (pembuat hukum) (51:57-58) - A,miran (pemerintahan) (3:54) 3) Tauhid Uluhiyah Jika telah memiliki keyakinan tauhid rububiyah dan uluhiyah, maka tauhid uluhiyah adalah pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan yang paripurna hanya kepada Allah SWT. Uluhiyah atau ilahiyah berasal dari kata ilah. Dalam bahasa arab kata ilah memiliki akar kata a-la-ha yang memiliki arti atara lain tentram, tenang, lindungan, cinta dan sembah. Semua makna ini sesuai dengan sifat-sifat dan kekhususan zat Allah SWT. Makna tauhid uluhiyah adalah sebuah keyakinan bahwa Allah adalah satusatunya zat yang memiliki dan menguasai langit, bumi dan seisinya, satu-satunya yang wajib ditaati, yang menentukan segala hukum dan aturan, yang melindungi dan Dialah yang menjadi tumpuan harapan dab kepadaNya ditujukan semua amalan, dan pada puncaknya Dialah satu-satunya Ilah yang Maha berhak disembah. 4) Tauhid Asma wa Sifat Asma adalah jamak dari kata ismun, yaitu nama-nama. Dengan demikian, tauhid asma wa sifat berarti keyakinan bahwa Allah
35

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << adalah esa dalam nama-nama-Nya. Kita diperintahkan untuk menerima dan mengimani nama serta sifat Allah sebagaimana yang disampaikan sendiri oleh Allah didalam Al Quran dan Rosulullah SAW dalam sunah, apa adanya, tanpa menambah, mengurangi, menolak, mentakwilkan ataupun mengandaikan. Memahami dan mendalami asma dan sifat Allah merupakan hal yang penting bagi kita sebagi hamba-Nya yang beriman. Karena sebuah sikap biasanya akan ditentukan oleh sejauh mana pengenalan seseorang terhadap pihak yang disikapi. Urgensi mengenal Allah 1) Istiqomah di jalan Allah 2) Stabil dan optimis 3) Berani dan tidak pengecut 4) Hidup penuh berkah 5) Ikhlas dalam beramal 6) Tidak mudah putus asa

36

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 <<

Mengenal Rasululloh (Marifaturrosul)


Dan sesungguhnya engkau Muhammad berakhlak sangat mulia (Al Qalam : 4) Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat ayat Kami kepadamu dan mensucikanmu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan hikmah, juga mengajarkan kepadamu apa-apa yang belum kamu ketahui. (Al Baqarah : 151) MENGENAL RASUL Secara etimologi (bahasa), kata rasul memiliki akar kata arsalayursilu, yang berarti mengutus. Maka rasul juga disebut mursal yang berarti orang yang diutus, yang jamaknya mursaluun. Sedangkan secara terminologi (istilah) rasul didefinisikan sebagai Seorang laki-laki pilihan yang diberi wahyu oleh Allah swt dengan kewajiban untuk mengamalkan dan menyampaikannya kepada umat manusia. Definisi rasul ini menggambarkan kepada kita bahwa Rasul adalah manusia terbaik diantara manusia lainnya. Apa yang dibawa, diajarkan dan diperjuangkan adalah sesuatu yang terpilih dan mulia. Namun, bagaimanapun istimewanya, rasul tidak pernah menjadi tuhan, tidak pernah mengaku sebagai tuhan dan tidak mau dipertuhankan. Karena tidak ada tuhan selain Allah. Ia adalah manusia biasa yang tidak lepas dari sifat-sifat kemanusiaan.
37

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Dan Kami tidak peernah mengutus rasul-rasul sebelummu melainkan mereka juga memakan makanan dan berjalan di pasarpasar. (Al Furqan: 20) Rasulullah Muhammad saw. adalah rasul terakhir yang di utus Allah swt. untuk manusia seluruhnya dan menjadi penutup para nabi. Beliau sebagai penyempurna ajaran-ajaran yang dibawa rasul-rasul sebelumnya. Dengan risalah Islam yang universal, beliau mengeluarkan manusia dari gelapnya jahiliyah menuju terang benderangnya Islam. Hal ini telah ditegaskan Allah dalam Al Quran: Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (Al Anbiya: 107) KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP RASUL Setiap manusia diciptakan oleh Allah swt. dengan fitrah, dimana manusia bersih, suci dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif yaitu ke arah Islam. Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Ar-Ruum: 30) Fitrah manusia diantaranya adalah mengakui keberadaan Allah sebagai pencipta, keinginan untuk beribadah dan menghendaki kehidupan yang
38

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan seharihari melalui petunjuk Al-Quran (firman-firman dan panduan dari Allah swt.) dan panduan sunnah (sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduan ini memerlukan petunjuk dari Rasul khususnya dalam mengenal pencipta dan sebagai panduan kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan Rasul kita akan mendapati ibadah yang shohih. Secara fitri manusia juga menginginkan kehidupan yang teratur, selaras, dan harmonis. Manusia pasti tidak menginginkan kerusakan, kesemrawutan dan kekacauan. Manusia ingin hidup tenang dan damai dalam naungan kasih sayang dan cinta kasih. Manusia tidak ingin hidup dengan kondisi jiwa yang terancam. Namun, setan selalu berusaha menimbulkan kekacauan dan keributan di antara manusia sehingga mereka pun bermusuhan dan saling bunuh. Fitrah yang suci itu apabila terawat dengan baik dan mendapatkan bimbingan yang benar akan melahirkan kebaikan bagi diri manusia dan alam semesta. Untuk merawat fitrah, melawan nafsu, dan memerangi setan, manusia membutuhkan petunjuk dan bimbingan Allah swt. Akan tetapi Allah yang Maha Ghaib tidak dapat ditemui secara langsung bahkan manusia tak kuasa untuk berhadapan langsung dengan-Nya. Oleh karena itulah Allah swt mengutus para utusan berupa malaikat dan manusia pilihan untuk memberi petunjuk dan membimbing manusia bagaimana mengenal penciptanya dan bagaimana menjalani kehidupan ini dengan baik. Para
39

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Rasul diberi wahyu sebagai pedoman hidup yang terjamin kebenarannya, sedangkan manusia dibimbing untuk melakukan ibadah yang benar. FUNGSI RASUL Rasulullah saw. yang diutus oleh Allah swt. kepada seluruh manusia memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Membawa risalah dari Allah swt. Rasulullah diberi amanah untuk menyampaikan apa saja yang Allah kehendaki kepada umat manusia, tidak menambah ataupun mengurangi. Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Al Maidah: 67) 2. Teladan dalam menerapkan risalah Dalam menjalankan dan mengamalkan Islam, tidak akan mungkin seorang mnusia dapat memahami langsung apa-apa yang ada di dalam Al-Quran kecuali apabila mendapat petunjuk dan contoh dari Nabi. Muhammad dan para rasul lainnya mempunyai peranan dalam menjembatani pesan-pesan Allah agar dapat diaplikasikan kepada manusia.

40

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Sesungguhnya telah ada pada (diri)Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab: 21) TANDA-TANDA KERASULAN Kita tentu pernah mendengar ada orang yang mengaku sebagai nabi atau rasul. Kasus Lia Eden yang dibawa hingga ke pengadilan karena dianggap melecehkan agama Islam adalah salah satu contohnya. Sebelum itu, banyak juga kasus-kasus seperti itu. Rasulullah sudah mewanti-wanti kita bahwa nantinya akan ada segolongan orang yang mengaku sebagai rasul, padahal tidak ada lagi rasul sesudah Muhammad saw. Kenabian dan kerasulan adalah karunia Allah, diberikan kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Allah kehendaki. Karena kedudukannya yang mulia itu maka kemudian banyak manusia yang mengklaim dirinya sebagai nabi dan rasul. Padahal yang telah diangkat sebagai nabi dan rasul saja tidak pernah memimpikannya. Agar kita tidak salah dan keliru, maka kita harus mengenali tanda-tanda kerasulan tersebut. Adapun tanda-tanda kerasulan tersebut, yaitu: a. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai rasul. Sifat-sifat ini adalah sifat-sifat standar yang harus melekat pada seorang Rasul Allah. Dengan sifat inilah tugas-tugas kerasulan bisa tertunaikan dengan baik dan misi yang diemban bisa diwujudkan dengan sebaik-baiknya. Secara umum, sifat41

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << sifat standar kerasulan ini adalah sifat-sifat mulia yang harus dimiliki oleh umumnya orang beriman, ditambah dengan sifat khusus sebagai tambahan yang dengannya risalah kenabian dan kerasulan bisa tertunaikan. Para ulama menyebutkan empat sifat yang harus dimiliki seorang rasul, dengan asumsi bahwa sifat-sifat dasar lainnya telah terpenuhi, yaitu : shidq (kejujuran), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan seutuhnya), dan fathanah (cerdas). b. Mendapat mukjizat. Mujizat secara bahasa berarti sesuatu yang menundukkan. Secara terminologi, mujizat berarti suatu kemampuan yang luar biasa yang dimiliki oleh nabi dan rasul, yang dianugerahkan Allah untuk mendukung misinya sebagai utusan Allah. Perlu digarisbawahi kata luar biasa. Sekarang ini dengan kemampuan akal manusia, pengetahuan telah mampu pula menghasilkan karya peradaban yang luar biasa, yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh manusia sebelumnya. Namun seluruh produk yang luar biasa ini sesungguhnya masih tunduk kepada hukum alam. Keluarbiasaan mukjizat adalah pada sifatnya yang tidak tunduk, bahkan bertentangan, dengan hukum alam. Seperti Nabi Musa membelah air laut dengan tongkatnya dan Nabi Isa bisa menghidupkan orang mati. Karena mukjizat dianugerahkan Allah kepada Rasul sebagai pendukung tugasnya sebagai Rasul, maka bentuknyapun disesuaikan dengan
42

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << kebutuhan di masa rasul diutus. Jika Nabi Musa dana Nabi Isa didukung dengan mukjizat yang beraroma keanehan, seperti membelah lautan atau mengubah tongkat jadi ular raksasa, ini karena pada masa-masanya orang masih sangat mengagungkan yang anehaneh seperti ini. Pada masa Nabi Muhammad saw. dimana beliau diutus untuk era peradaban modern manusia, mukjizatnya adalah kekuatan argumentasi yang tidak tertandingi oleh ilmu pengetahuan manusia. Maka mukjizat utama beliau yang dijadikan alat untuk menundukkan kaumnya adalah Al-Quran itu sendiri, yang berisi ajaran yang komprehensif sekaligus ilmiah dan argumentatif. Karena itu jika pun Rasulullah saw pernah menunjukkan beberapa mukjizat yang aneh-aneh seperti air yang keluar dari jemari beliau, menjadikan kurma sewadah tak habis-habis dimakan orang banyak, mengusap dada langsung mengubah sifat seseorang, itu tidak dijadikannya mukjizat andalan untuk menghadapi orang kafir, namun sekadar untuk meneguhkan keimanan para sahabat dan sekaligus menghibur mereka. Dan orang-orang kafir Makkah berkata, Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya? Katakanlah: Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata. Dan apakah tidak cukup bagi mereka
43

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (AlQuran), sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (Al Ankabut: 50-51) c. Bisyarah. Bisyarah berarti berita gembira, yaitu kabar gembira akan kehadiran seorang rasul terakhir di Makkah. Ini telah dituliskan dalam wahyu Allah sebelum Al-Quran, sebagaimana dalam surat Ash-Shaff: 6, yaitu : Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata,Ini adalah sihir yang nyata. (Ash-Shaff: 6) Selain itu, kisah Waraqah bin Naufal, salah satu paman Khadijah yang beragama Nasrani ketika mendengar Muhammad menerima wahyu sangatlah jelas menunjukkan bukti hal ini. Khadijah mendatangi Naufal dan menceritakan apa yang pernah dilihat dan didengar Muhammad dan menceritakan pula apa yang dikatakan Muhammad kepadanya, dengan menyebutkan juga rasa kasih dan harapan yang ada dalam dirinya. Waraqa menekur sebentar, kemudian katanya: Maha Kudus
44

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Ia, Maha Kudus. Demi Dia yang memegang hidup Waraqah. Khadijah, percayalah, dia telah menerima Namus Besar seperti yang pernah diterima Musa. Dan sungguh dia adalah Nabi umat ini. Katakan kepadanya supaya tetap tabah. Khadijah pulang. Dilihatnya Muhammad masih tidur. Dipandangnya suaminya itu dengan rasa kasih dan penuh ikhlas, bercampur harap dan cemas. Dalam tidur yang demikian itu, tiba-tiba ia menggigil, napasnya terasa sesak dengan keringat yang sudah membasahi wajahnya. Ia terbangun, manakala didengarnya malaikat datang membawakan wahyu kepadanya: Wahai orang yang berselimut! Bangunlah dan sampaikan peringatan. Dan agungkan Tuhanmu. Dan pakaianmu, maka hendaklah engkau bersihkan. Dan hindarkan perbuatan dosa. Jangan kau memberi, kerana ingin menerima lebih banyak. Dan demi Tuhanmu, tabahkan hatimu. (Al Muddatstsir: 1 - 7) d. Nubuaat. Nubuaat berarti berita atau kabar dari sesuatu kejadian yang belum berlangsung. Yaitu bahwa salah satu ciri seorang Rasul Allah adalah mampu menyampaikan berita tentang berbagai hal yang belum terjadi. Dalam kisah perjuangan Rasulullah kita jumpai beberapa kisah dimana Nabi saw menyampaikan berita kepada para sahabat hal-hal yang sekian tahun kemudian baru terjadi, bahkan jauh setelah Rasulullah sendiri wafat. Misalnya adalah ungkapan beliau ketika
45

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << terjadinya perang Khandaq, saat para sahabat menggali parit dan kesulitan untuk memecahkan sebuah batu. Dalam sirah nabawiyah disebutkan ketika umat Islam kesulitan dalam penggalian parit, seperti adanya potongan benda keras yang berada di antara batu dan tanah, Rasulullah saw. Meminta seember air. Beliau meludah di ember tersebut dan berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian beliau memercikkan air tersebut kepada benda keras, maka benda tersebut dapat digeser dengan mudah seperti memindahkan pasir. e. Tsamarat. Yaitu buah, produk, atau output dari perjuangan Rasulullah saw. Betulkah bahwa setelah sekian lama Rasulullah berjuang menghasilkan sesuatu uyang besar? Jika ternyata hasilnya minim, tentu kita boleh meragukannya, apakah ia benar-benar seorang rasul. Namun yang kita saksikan adalah bahwa Rasulullah saw. yang berjuang hanya dalam waktu 22 tahun lebih sedikit, mampu menghasilkan sesuatu produk yang luar biasa. Produk ini bukan produk peradaban materi atau yang sejenisnya, yang tentu saja membutuhkan waku yang lama. Namun produk istimewa ini adalah lahirnya manusia-manusia unggul secara moral dan mental dalam waktu yang bersamaan. Inilah yang disebut oleh Ustad Sayyid Qutb sebagai jail al-farid (generasi unik). Keunikannya karena mereka lahir dengan keunggulan moral yang puncak, di waktu dan tempat yang sama. Sebuah generasi yang tidak pernah akan terlahir kembali di dunia ini, demikian simpul akhir beliau Sayyid Qutb. Bagi kita tentu ini sebuah pesimisme yang menentang.

46

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Dan memang harus dibuktikan bahwa statemen itu salah. Dengan apa? Tanyakan pada dirimu sendiri. SIFAT SIFAT RASUL ALLAH Rasulullah memiliki sifat-sifat syakhsiyah yang mendasar sebagai seorang rasul. Sifat-sifat tersebut yaitu 1) Shidiq yaitu benar atau jujur Untuk menyelidiki sifat shidiq (kejujuran) ini, bisa kita lacak dari kesaksian-kesaksian orang sezamannya, baik pengikut maupun musuh-musuhnya, serta kesaksian realita. Berikut beberapa kesaksian mereka. Kesaksia musuh Kesaksian pengikut Kesaksian realitas 2) Al-iltizamul kamil atau komitmen yang penuh Sifat mendasar lain yang dimiliki Rosulullah adalah komitmen yang penuh terhadap perintah-perintah Allah. Kita menyaksikan ketaaan yang luar biasa dalam pelaksanaan perintah dan kedisiplinan yang tinggi dalam menunaikan kewajiban. Sehingga tidak berlebihan ungkapan bahwa Rosulullah adalah Al Quran yang berjalan (The living Quran), sebagaimana yang Aisyah ra sifatkan pada beliau, Sesungguhnya akhlak beliau adalah Al Quran.
47

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 3) Tabligh yaitu menyampaikan misi islam Kita juga mendapatkan kualitas pribadi beliau sebagai penyampai ajaran islam kepada manusia yang lurus jalannya. Rosulullah sejak di mekkah melakukan tabligh dengan gigih. Belaiau menghubungi orang per orang secara individu, juga kabilah-kabilah arab, mendatangi tempat-tempat yang biasa dijadikan pertemuan umum, demi tersampaikannya islam. 4) Fathonah yaitu cemerlang akalnya Sifat ini sangat diperlukan oleh seorang pembawa risalah. Dengan kecerdasan yang kuat dalam menyerukan ajaran islam, diharapkan dapat memberikan argumen yang kuat dan gamblang sehingga Rosulullah mampu menguasai orang yang didakwahinya. QS. AnNisa:165 KEWAJIBAN KITA KEPADA RASULULLAH SAW Orang yang bersyahadat rasul mengakui bahwa Muhammad bin Abdullah adalah nabi dan utusan Allah. Persaksian ini menuntut komitmen darinya. Kewajiban kita kepada Rasulullah saw, adalah: a. Mengimaninya dengan iman yang benar Kewajiban pertama kita terhadap nabi adalah mengimaninya. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari
48

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Ash Shaf: 1011) b. Mencintainya dengan cinta yang tulus Dari Anas ra, dari Nabi saw. bersabda: tiga perkara jika kalian memilikinya, maka akan didapati manisnya iman. Pertama, siapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. Kedua, mencintai seseorang semata-mata karena Allah swt. Ketiga, tidak senang kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah swt, sebagaimana ketidaksenangannya dilempar ke dalam api neraka. (HR. Bukhari-Muslim) c. Menghormati dan mengagungkannya Jasa dan pengorbanan Rasulullah untuk umat ini membuatnya layak untuk diagungkan. Namun pengagungan ini tidak boleh melampaui batas, karena Islam melarang mengkultuskan seseorang. d. Membelanya jika keadaan menuntut untuk itu Memang para rasul tidak akan meminta-minta pertolongan kepada manusia, karena Allah swt. telah memberikan jaminan bahwa Allah akan membela Rasul saw. Namun demikian sebagai pengikut Nabi saw. tidak mungkin kita tidak membelanya apabila sunah nabi dan ajaran Islam dilecehkan dan dipermainkan orang. Untuk itu sebagai
49

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << suatu kewajiban terhadap rasul, membelanya sebagai suatu ciri cinta kepadanya. e. Mencintai mereka yang mencintainya Rasul saw. memiliki pengikut yang banyak dan setia. Tergambar dalam sirah nabi tentang hubungan mahabbah di antara mereka yang diikat dengan tali aqidah Islamiyah. Rasul saw. amat sangat mencintai para sahabatnya, bahkan menjadikan suatu kekuatan Islam yang tak terkalahkan dan membuat gentar tentara-tentara Romawi. Mencintai Rasul tentunya juga mencintai para sahabat yang dicintainya. Tanpa mencintai para sahabat yang dicintai Rasul tidak menjadikan sempurna kita mengamalkan nilai-nilai Islam yang dicontohkan oleh Nabi saw. Hadits, dari Abu Hurairah ra. mengatakan Rasulullah saw. bersabda, Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku. Karena demi jiwa ku yang berada dalam gengaman-Nya, kalau saja salah seorang diantara kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, maka tidak akan menyamai satu mud gandum dari mereka dan tidak pula setengahnya. (HR. Muslim) f. Menghidupkan sunah-sunahnya Kewajiban lainnya kita kepada Rasul adalah menghidupkan sunahnya. Sunah nabi tidak saja dalam perkataan dan perintahnya, tetapi perbuatan sehari-hari yang mengandung nilai pedoman hidup. Menghidupkan berarti

50

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << mengamalkan sehingga amalan nabi tidak akan hilang tetapi selalu melekat di hati dan tingkah laku setiap muslim. Hadits, dari Anas ra. berkata Rasulullah saw, Siapa yang membenci sunahku, maka ia bukan dari golonganku. (HR. Muslim) g. Memperbanyak shalawat kepadanya Allah dan para malaikat saja bershalawat kepada nabi, tentunya perintah Allah agar kita bershalawat kepada Nabi merupakan suatu kewajiban. Begitu agung dan besarnya Nabi sehingga Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Oleh karena itu kewajiban kita adalah memperbanyak membaca shalawat, salam dan penghormatan kepada Nabi. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab: 56) h. Mengikuti manhaj-nya Menjadi muslim yang baik tidak akan tercapai tanpa mengikuti manhaj Islam yang dicontohkan oleh Nabi saw. Mengikuti rasul berarti mengikuti manhaj (pedoman) Islam. Kewajiban muslim terhadap rasulnya adalah mengikuti segala yang diperintahnya dan meninggalkan semua yang dilarangnya. Katakanlah: Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
51

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Penyayang. Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang kafir. (Ali Imran: 31) i. Mewarisi risalahnya Adanya Islam di sekitar kita dan diri kita adalah karena dakwah Islam yang disampaikan oleh para dai. Islam akan membawa kedamaian di lingkungannya dan keharmonisan keluarga. Allah swt. telah mengutus rasul agar nilai Islam menjadi menang atas nilai-nilai lainnya di muka bumi ini. Kemenangan nilai Islam hanya dapat dicapai dengan menyampaikan risalah Nabi kepada masyarakat. Kita wajib mewarisi risalah Nabi kepada manusia sebagai wujud dari kecintaan kita kepada Nabi saw. HIKMAH MENGIKUTI RASULULLAH SAW Dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengikuti sunahnya, maka seorang mukmin akan mendapat dua kebaiakn, yaitu kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. 1. Kebaikan di dunia a. Memperoleh kecintaan Allah Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah. Jika Allah sudah mencintai, semua hamba-hamba-Nya pasti akan mencintainya.
52

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << b. Mendapatkan rahmat Allah Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami limpahkan kepadanya keberkahan dari langit dan bumi. (Al Araf: 96) c. Memperoleh petunjuk Allah Orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapat petunjuk dan petunjuk tambahan sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. d. Mendapatkan kemuliaan Kemuliaan adalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Orang yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling bertakwa. e. Memperoleh kemenangan Allah telah menjamin dalam kitab suci-Nya bahwa tentara-Nya adalah yang akan menang. Sebab, orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah sedang orang-orang kafir berperang di jalan Allah sedang orang-orang kafir berperang di jalan thagut 2. Kebaikan di akhirat a. Mendapatkan syafaat Tidak ada yang dapat memberikan syafaat di hadapan Allah kecuali orang yang diizinkan-Nya. Hanya Nabi Muhammad saw. yang diberi izin untuk memberi syafaat kubra di akhirat kelak. b. Keceriaan wajah
53

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Orang-orang yang beriman dan beramal salih tampak ceria karena Allah memberi jaminan kehidupan mulia setelah kematiannya. Bekas-bekas wudhu dan amal shalih mereka di dunia akan memancarkan cahaya yang menerangi. c. Berdampingan dengan Rasulullah Mereka yang menaati Allah dan rasul-Nya akan bersama para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang yang shalih. Mereka adalah sebaik-baik teman. d. Bersama dengan orang-orang pilihan Allah memilih di antara hamba-hamba-Nya orang-orang yang terbaik. Mereka itu adalah para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shalih. e. Memperoleh keberuntungan Allah akan senantiasa membalas setiap amal perbuatan kita, meskipun itu hanya kecil. Balasan yang akan Allah berikan jauh lebih besar dan abadi.

Mengenal Islam (Marifatul Islam)


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan). Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 208)
54

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Makna Islam 1. Secara etimologi, kata islam berasal dari kata aslama-yuslimuislam. Kata ini memiliki akar kata: salima, dari kata salima muncul beberapa istilah dengan makna yang beraneka ragam namun memiliki keterkaitan. Adapun beberapa istilah itu adalah sebagai berikut: a. Tasliim yang berarti tunduk dan menyerahkan diri. Kata ini terdapat dalan QS. An-Nisa: 65 di ujung ayat: wayusallimuu tasliima (dan mereka menerima dengan sepenuhnya). b. Salaam yang berarti keselamatan. Kata ini terdapat dalam QS. Al-Maidah: 15; subulas salaam (jalan-jalan keselamatan) c. Salm yang berarti perdamaian. Kata ini terdapat dalam QS. AlAnfal: 61; wain janahu lis salm.... (jika mereka condong kepada perdamaian....) d. Salaam yang berarti ucapan sejahtera. Ini terdapat dalan QS. Al-Anam: 54; salaamun alaikum (kesejahteraan buat kalian semua). Juga dalam QS. Yunus: 10; watahiyyatuhum fiha salaam (dan ucapan penghormatan mereka adalah salaam) 2. Secara terminologi, Islam didefinisikan sebagai, Agama yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad saw, sebagai penyempurna dari agama yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.

55

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Karakteristik Islam 1) Robbaniyyah (ketuhanan) Yang dimaksud dengan robbaniyyah disini adalah berorientasi kepada Allah dalam setiap aspeknya. Orientasi ini meliputi Robbaniyyah ghayah wa mijhah (orientasi ketuhanan dalam tujuan dan sudut pandang) bahwa Islam menjadikan tujuan akhir dan sasarannya jauh ke depan, yaitu dengan menjaga hubungan dengan Allah secara baik untuk mencapai ridhoNya. Robbaniyyah masdar wa manhaj (orientasi ketuhanan dalam sumber hukum dan sistem) bahwa sistem yang telah ditetapkan oleh Islam guna mencapai sasaran dan tujuan itu dalh sistem robbani yang murni, sistem yang berasal dari Allah. Sebab sumbernya adalah Wahyu Allah. 2) Al insaniyah Bahwa selain berorientasi ketuhanan, Islam adalah ajaran yang sangat manusiawi. Islam itu istimewa dengan kecenderungan kemanusiaannya yang jelas, tetap, orisinil dalam akidah, ibadah, syariat dan orientasi-orientasinya. 3) Syumul (universal) Risalah Islam adalah risakah yang panjang, sehingga meliputi semua abad sepanjang zaman, terbentang luas hingga cakrawala umat
56

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << dan begitu mendalam sehingga memuat urusan-urusan dunia dan akhirat. Risalah sampai akhir zaman Risalah bagi alam semesta Risalah untuk segala sektor kehidupan 4) Al Wasthiyyah (moderat) Moderat atau dal arti yang lain adalah at tawazun, keseimbangan adalh keseimbangan di antara dua jalan atau dua arah yang saling berhadapan atau bertentangan, dimana salah satu dari dua jalan tadi tidak bisa berpengaruh dengan sendirinya dan mengabaikan yang lain. 5) Moderat dalam ideologi Moderat diantara rasionalis dan naturalis. Moderat dalam memperlakukan nabi. Moderat dalam meletakkan akal dan wahyu Moderat dalam sisi ketuhanan dan kemanusiaan beribadah Moderat di antara orientasi dunia dan akhirat. Al Waqiiyyah (kontekstual) Islam adalah serangkaian kalam Allah yang abadi bagi manusia. Sebagai rahmat yang menyeluruh bagi sekalian alam. Beberapa hal yang mencakup hal Al Waqiiyyah ini adalah:
57

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 6) Kontekstual dalam akidah Kontekstual dalam ibadah Kontekstual dalam akhlak Kontekstual dalam syariat

Al wudhuh (jelas) Kejelasan ini mencakup: Kejelasan dalam masalah ibadah Kejelasan dalam masalah akhlak/adab Kejelasan dalam masalah hukum Kejelasan dalam tujuan beragama Kejelasan sistem dan jalan penyelesaian masalah

Universalitas Ajaran Islam Allah menurunkan islam ini secara sempurna dan menyeluruh, sehingga tidak ada satu persoalanpun yang menyangkut kehidupan yang tidak diatur oleh Islam. Inilah ciri universalitas ajaran Islam.Jika islam diibaratkan sebagai sebuah bangunan rumah, maka ada beberapa bagian yang pokok serta bagian yang melengkapinya, yaitu 7) Pondasi Islam 8) Bangunan Islam. Dalam setiap sistem, semua harus mendapatkan perhatian yang sama didalam penegakan bangunan islam. Sistem Sosial dalam Islam
58

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Sistem Politik Dalam Islam Sistem Ekonomi Dalam Islam Sistem Pendidikan Islam 9) Penguat Bangunan Islam Penguat bangunan islam adalah amar maruf nahi munkar serta jihad

Problematika Umat Islam Kontemporer


Saya cemas bahwa suatu saat nanti umat akan diperebutkan sebagaimana hidangan di atas meja makan yang diperebutkan. Lalu para sahabat bertanya, Apakah karena bilangan kita sedikit, wahai Rasulullah? Tidak, jawab Rasul, Bahkan kalian ketika itu lebih banyak. Hanya saja kalian menjadi buih seperti buihnya banjir. Selanjutnya beliau bersabda, Sungguh perasaan gentar akan dicabut dari musuh-musuh kalian dan wahn akan ditanamkan dalam dada kalian. Para sahabat bertanya, Apa wahn itu, wahai Rasulullah? Cinta dunia dan takut mati, jawab Rasul. (HR. Abu Daud)

59

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Kejayaan Islam Nabi Muhammad saw. yang diutus oleh Allah swt sebagai nabi dan rasul bagi umat manusia. Beliau bertugas membimbing umat manusia agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad saw telah mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam untuk memperbaiki masyarakat yang pada waktu itu masih dalam keadaan jahiliyah (bodoh). Hasilnya, terciptalah suatu masyarakat Islam yang penuh dengan kemuliaan dengan menjalankan ajaran Islam yang berpedoman pada Al-Quran dan Sunah. Kemudian, setelah Nabi Muhammad saw wafat, penyebaran nilai-nilai Islam dilanjutkan oleh para sahabat Nabi (khulafaurasyidin) yang terdiri dari Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khaththab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Setelah itu, dilanjutkan oleh orang-orang yang mengikuti Nabi dan para sahabat hingga sekarang ini. Pada waktu masyarakat Islam dipimpin oleh sahabat Nabi, Umar Bin Khaththab, Islam telah berkembang sampai menguasai daerah Persia, Syam, dan Maroko. Masyarakat muslim saat itu benar-benar hidup makmur dan merasakan keadilan Islam. Setelah itu, Islam semakin berkembang lagi di bawah naungan Bani Umayah dan Bani Abasiyah yang kemudian diteruskan oleh khilafah Turki Utsmani. Ketika di bawah naungan Bani Umayah dan Bani Abasiyah, Islam mencapai puncak kejayaan. Wilayah Islam terbentang dari Arab, Persia,
60

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Romawi, Eropa, dan daratan Asia. Semua wilayah tersebut berada di bawah naungan Islam selama empat abad. Saat itu masyarakat berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunah sehingga Islam benar-benar bisa diterapkan pada seluruh aspek kehidupan secara menyeluruh. Kondisi kehidupan masyarakat Islam pada waktu itu bisa digambarkan sebagai berikut: hukum Islam bisa ditegakkan, kehidupan masyarakat tertata rapi, bangunan masjid berdiri megah, pusat-pusat kesehatan bertebaran di manamana, pusat-pusat keilmuan berdiri di setiap sudut kota. Kebutuhan hidup rakyat berupa pendidikan dan kesehatan diperoleh secara gratis, biayanya ditanggung oleh pemimpin Islam saat itu. Ternyata dengan berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah dan menerapkannya secara keseluruhan di semua aspek kehidupan, umat Islam bisa mencapai puncak kejayaan dan kehidupan yang begitu menakjubkan seperti telah diuraikan di atas. Satu lagi bukti yang menakjubkan pada masa kejayaan Islam yaitu di bidang kesehatan yang tampak begitu maju. Ini terjadi pada masa kepemimpinan Sultan Malik Mansur tahun 931 M. Pada waktu itu di setiap kota terdapat rumah sakit. Di Cordoba (kota kecil di Spanyol) terdapat 50 rumah sakit. Setiap rumah sakit merupakan sekolah kedokteran. Bahkan, di rumah sakit Ibnu Thoulan di Kairo terdapat perpustakaan yang berisikan 100.000 buku dari segala jenis ilmu. Para dokter muda dilarang praktek sebelum diuji oleh dokter ahli yang ditunjuk oleh khalifah (pemimpin umat Islam waktu itu). Pada saat itu, hampir 4000
61

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << orang setiap hari keluar masuk dari rumah sakit itu. Bahkan, bagi pasien yang baru sembuh diberi pakaian dan uang agar pasien beristirahat, tidak bekerja dulu. Allahu Akbar! Kita bisa membayangkan betapa makmur dan terjamin kehidupan umat Islam pada saat itu. Kita semua pasti sepakat bahwa prestasi besar seperti yang digambarkan di atas tidak mungkin bisa diraih tanpa sistem yang sempurna seperti yang terdapat dalam ajaran Islam. Jadi, sekarang kita bisa melihat betapa sempurna dan mulia kehidupan umat manusia ketika ajaran Islam diterapkan secara menyeluruh. Eropa merupakan tempat berkembangnya peradaban Yunani dan Romawi. Namun, pada saat yang bersamaan dengan kejayaan Islam, masyarakat Eropa sedang terlena oleh doktrin-doktrin gereja. Apalagi saat itu muncul fatwa gereja (700 M) yang meramalkan akan terjadi kiamat pada tahun 1000 M. Akibatnya menjadi fatal, Eropa menjadi benua yang mati. Di sisi lain, perkembangan peradaban Islam mulai masuk ke Eropa. Hal ini membuka mata orang Eropa (baca: Kristen) dan bangkit kembali dari keterlenaan terhadap doktrin-doktrin gereja. Masa bangkitnya orang Eropa saat itu sering disebut dengan masa Renaisance. Kebangkitan orang Eropa ini sebenarnya dilandasi oleh dua hal, yaitu : 1. Keinginan mengembalikan kejayaan Yunani (paganisme) dan Romawi (filsafati)

62

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 2. Rasa dendam terhadap pemimpin gereja yang dianggap telah membohongi mereka dan dendam terhadap umat Islam yang telah menghancurkan peradaban Yunani dan Romawi. Dengan latar belakang di atas, akhirnya Eropa mendapat kejayaan kembali dengan meninggalkan gereja (berketuhanan) dan memusuhi umat Islam yang telah mengajari mereka (Eropa) tentang peradaban. Sejak saat itu, muncullah perang yang berkepanjangan antara umat Islam dan Eropa sampai sekarang. Keruntuhan Islam Setelah kita menyimak sejarah zaman keemasan umat Islam di atas, kita jadi tahu bahwa umat Islam bisa mencapai puncak kejayaannya dengan menjalankan Al-Quran dan Sunah. Pada saat itu, umat Islam mampu menjalankan ajaran dan tuntunan Islam dalam seluruh dimensi kehidupannya sehingga peradaban manusia mencapai kemuliaannya. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pada zaman keemasannya, umat Islam mendapatkan puncak kesejahteraan dan kemakmuran. Sayangnya, setelah itu umat Islam terlena dengan kenikmatan hidup yang mereka miliki. Akhirnya, lambat laun umat Islam meninggalkan Al-Quran dan Sunah yang menjadi pedoman hidup dan telah mengantarkan pada kejayaan mereka. Mereka tenggelam dalam kemewahan harta dunia dan kekuasaan. Umat Islam sudah mulai mengabaikan sunah-sunah Rasul. Bahkan, banyak yang mulai haus dengan pangkat dan jabatan sehingga
63

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << muncullah perpecahan antar-umat Islam sendiri yang melemahkan kekuatan umat Islam. Permasalahan menjadi semakin besar karena kekuatan orangorang yang memusuhi Islam senantiasa mengancam eksistensi umat Islam dan menjadikan lemahnya internal umat Islam. Perang Salib yang terjadi sampai tujuh kali yang berlangsung selama hampir satu abad selalu dimenangkan oleh umat Islam karena pada saat itu umat Islam masih berpegang pada Al-Quran sekalipun saat itu kekuatan Nasrani dan Yahudi bersatu untuk memadamkan cahaya Islam. Namun, kemudian umat Islam semakin jauh dari Al-Quran sehingga lebih mementingkan dunia. Maka, muncullah banyak kelemahan di internal umat Islam. Puncak kelemahan dan kekalahan umat Islam adalah terjadinya peristiwa bersejarah pada tanggal 3 Maret 1924, dimana Khilafah Turki Utsmani telah dihapuskan oleh Musthofa Kemal Pasha. Turki yang saat itu merupakan simbol kekuatan Islam runtuh dan digantikan dengan sistem Barat yang dianggap lebih modern dan maju yaitu dengan meruntuhkan pelaksanaan ajaran Islam. Saat itu, di Turki, sekolah Islam ditutup, simbolsimbol Islam (jilbab, bahasa arab, adzan masjid, dll) dihapus. Jadi, dengan cara seperti itulah Islam akhirnya terkalahkan. Sebagai buktinya saat ini umat Islam telah jauh dari ajaran Islam yang menyebabkan mereka kehilangan identitasnya sebagai muslim, mulai dari penampilan, perilaku, pedoman hidup, maupun segi kehidupan yang lain. Sungguh fenomena ini sangat memprihatinkan, bukan? Parahnya lagi, sekarang
64

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << permasalahan umat Islam telah terakumulasi menjadi sebuah permasalahan yang sangat kompleks. Sebenarnya solusi untuk menjawab semua permasalahan umat Islam tersebut adalah dengan kembali berpegang pada Al-Quran dan Sunah. Problematika Umat Islam Syarat utama untuk bisa menyeleseaikan permasalahan adalah mengetahui dengan tepat apa saja permasalahan yang muncul. a) Realitas Individu Lemahnya komitmen akidah Lemahnya wawasan Lemahnya spiritualitas Lemahnya kemauan dan cita-cita Lemahnya harga diri Kita tidak hanya dihadapkan pada permasalahan individu, tetapi juga permasalahan yang terjadi di masyarakat. Lemahnya kepemimpinan Lemahnya persaudaraan Lemahnya jaringan Lemah dalam perencanan dakwah

b) Realitas Masyarakat Islam

65

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Tantangan Umat Islam Selain problematika yang bersifat internal, kita juga dihadapakan pada tantangan eksternal yang tak bisa dianggap remeh. Ada sejumlah invasi yang dilakukan berbagai pihak. Ada 2 invasi, yaitu fisik dan pemikiran. Penjajahan secara pemikiran dilakukan dengan invasi pemikiran dan ideologi. Ada beberapa cara yang digunakan, antara lain: a. Pertama, tasykik (menanamkan keraguan), yaitu menciptakan keragu-raguan terhadap Islam dengan cara pendangkalan ajaran Islam. Tahukah kita apa dampak dari metode tasykik tersebut? Hasilnya, terjadilah krisis keyakinan di tengah-tengah umat Islam terhadap kebenaran agamanya. Contohnya: hukum warisan sekarang sudah tidak relevan diterapkan karena penerapannya dahulu lebih disebabkan para wanita terlalu sedikit yang bekerja sedangkan sekarang wanita sudah banyak yang bekerja bahkan sangat sukses karirnya. Akibatnya, banyak umat Islam yang tidak mau lagi hukum warisan secara Islam. b. Kedua, tasywih (pengkaburan persepsi). Cara ini bertujuan menghilangkan kebanggan umat terhadap agamanya dengan memberikan gambaran yang buruk terhadap Islam. Di antaranya dengan mendistorsi sejarah Islam yang akan menghilangkan kebanggaan umat terhadap agamanya. Contoh lain dengan mempropagandakan bahwa Islam identik dengan teroris, Islam adalah
66

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << pembunuhan dan peperangan, dan sebagainya. Padahal itu semua tidak benar. Hilangnya kebanggaan ini menyebabkan umat Islam kurang berani memunculkan Islam dalam bentuk sistem Islam, kehidupan politik, ekonomi, dan sebagainya. Akibatnya, Islam hanya sebatas di masjid, mushala, dan pesantren-pesantren. Padahal ajaran Islam adalah menyeluruh dan seharusnya diterapkan dalam semua aspek kehidupan untuk mencapai kemuliaan. c. Ketiga, tadzwib (pelarutan), yaitu mengeliminasi ajaran Islam dengan melakukan akulturasi nilai Islam dengan budaya dan pemikiran setempat yang bertentangan dengan Islam. Sebagai hasilnya, batasan antara Islam dengan syirik (menyekutukan Allah dengan makhlukNya) tidak jelas. Hal ini menyebabkan kebenaran dan kebatilan pun juga menjadi kabur. Bahkan, umat akan terjebak dengan banyak kesyirikan seperti yang banyak kita jumpai di masyarakat, misalnya sesajen, meminta berkah kepada kuburan, dll. d. Keempat, taghrib (pembaratan) adalah upaya agar umat menerima semua pemikiran barat yang jahiliyah tanpa terkecuali. Hal ini akan memunculkan sosok muslim yang jauh dari sosok muslim yang sempurna. Bagaimana mau menjadi sosok muslim yang sempurna jika secara penampilan, pemikiran, dan perilaku mengekor kepada Barat yang sangat berkebalikan dengan ajaran Islam? Demikianlah langkah-langkah perang pemikiran (ghazwul fikr) yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk memadamkan cahaya Islam. Mereka melakukannya dengan sangat rapi dan mungkin tidak dirasakan oleh umat Islam yang menjadi sasaran
67

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << mereka. Bahkan, mungkin kita sendiri telah menjadi korban dari penyerangan secara pemikiran tersebut. Sesungguhnya mereka memang tidak akan pernah berhenti memerangi umat Islam sampai umat Islam mau mengikuti milah mereka.

Tarbiyah Islamiyah
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Al-Jumuah : 2) Tarbiyah memang bukan segalagalanya, tetapi segalagalanya takkan bisa diraih kecuali melalui tarbiyah. (Musthafa Masyhur) Dahulu kami adalah orangorang yang hina, kemudian Allah memuliakan kami dengan Islam. (Umar bin Khaththab) Pengertian Tarbiyah Islamiyah Tarbiyah berasal dari kata: a. Raba-yarbu yang artinya bertambah dan berkembang b. Rabiyya-yarba yang artinya tumbuh dan berkembang
68

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << c. Rabba-yarubbu yang artinya memperbaiki, mengurusi,. Mengatrur, menjaga dan mempersiapkan. Urgensi tarbiyah islamiyah 1. Membentuk kepribadian Islami (syakhsiyah islamiyah) yang ideal Pribadi yang Islami adalah pribadi yang menjadikan nilainilai Islam sebagai unsurunsur pembentuk kepribadiannya, sehingga ia benarbenar mencerminkan keislamannya. Kepribadian seseorang terbentuk dengan adanya keyakinan, pendirian, perasaan, pemikiran, watak, performa, dan perilaku. Dan kesemuanya itu ada karena adanya aqidah Islamiyah. Dengan tarbiyah islamiyah diharapkan akan terbentuk sosok seorang muslim ideal yang mampu mengaplikasikan nilainilai islam secara keseluruhan (kaffah). Ciri seorang muslim yang ideal yaitu : a. Benar akidahnya (salimul akidah) Perbaikan akidah adalah hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika menyebarkan ajaran Islam. Dan ayatayat Al-Quran yang pertama diturunkan adalah ayatayat tentang akidah, yaitu penegakan kalimat laa ilaaha illallah. Hal terpenting bagi setiap muslim adalah kelurusan akidahnya, karena kelurusan akidah inilah yang akan menentukan arah gerak kemana seseorang
69

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << akan melangkah, sehingga secara langsung ia akan melaksanakan syariat islam. b. Benar ibadahnya (shohihul ibadah) Ibadah merupakan kebutuhan dan kepentingan manusia. Ibadah seorang muslim harus benar, yaitu senantiasa niat ikhlas karena Allah semata dan berdasarkan syariat islam. Ibadah disini adalah segala sesuatu yang dicintai oleh Allah swt, baik perkataan, kepasrahan dan ketundukan yang sempurna serta membebaskan diri dari segala hal yang bertentangan dan salah. c. Kokoh akhlaknya (matinul khuluq) Sesungguhnya yang paling sempurna imannya dari orang orang mukmin adalah yang paling baik akhlaknya. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dari Abu Huroiroh) Kalimat di atas adalah sabda dari Rasulullah saw, manusia yang paling sempurna akhlaknya. Akhlak dan perilaku seseorang merupakan cerminan dari kesempurnaan imannya. Untuk itu, kita harus senantiasa menjaga akhlak kita, karena akhlak ini yang menentukan arah kehidupan kita. Dan islam telah mengatur setiap perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupan ini. d. Berwawasan luas (mutsaqoful fikr) Wawasan yang luas adalah hal yang penting yang harus di miliki setiap muslim, sehingga kita sebagai seorang muslim wajib untuk
70

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu yang lain. Sehingga kita akan bisa memberikan kontribusi untuk agama dan bangsa kita melalui ilmu dan pikiranpikiran kita. e. Kuat fisiknya (qowwiyyul jism) Rasulullah telah menegaskan betapa pentingnya seorang muslim untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Karena dengan tubuh yang kuat dan sehatlah kita bisa melaksanakan ibadah dan kewajiban kewajiban kita dengan baik dan sempurna. Sedangkan jika kondisi kita sedang sakit, maka aktivitasaktivitas kita tidak akan berjalan maksimal. Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, pada keduanya ada kebajikan. (HR. Muslim) f. Mandiri kehidupannya/bisa mencari nafkah (qadirun alal kasbi) Seorang muslim haruslah bisa kreatif, inovatif dan produktif sehingga ia mampu untuk memenuhi kebutuhan materinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Rasulullah dan para sahabat telah memberikan contohnya. Di selasela aktivitas dakwahnya yang berat, beliau mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang ada. Sehingga seorang muslim harus bisa menunjukkan potensinya dalam dunia ekonomi juga. g. Bermanfaat bagi orang lain (nafiun lighairihi)
71

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Khairunnas anfauhum linnas,(HR. Ahmad dan Thobrani) sebaikbaik manusia ialah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Seorang muslim yang ideal adalah seorang yang bisa jadi problem solver bukan trouble maker apalagi lari dari permasalahan. Tapi buat diri kita menjadi seorang muslim ideal yang bisa memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekecil apapun itu. h. Menjaga dengan sungguh-sungguh waktunya (harishun ala waqtihi) Allah swt menegaskan bahwa manusia yang melalaikan waktunya akan berada dalam kerugian yang besar. Waktu sangat penting untuk kita jaga. Karena seorang muslim yang ideal selayaknya mampu untuk memanfaatkan dan memelihara waktunya untuk hal hal yang produktif agar kita terhindar dari kelalaian yang akan membawa kita pada hal yang siasia dan tidak bermanfaat. Pepatah bilang waktu ibarat pedang, jika tidak ditebaskan dengan tepat, maka justru pedang itulah yang akan menebasnya. i. Bersungguh-sungguh mengendalikan hawa nafsu (mujahidun Linafsihi) Kita semua tentu masih ingat, bahwa manusia memiliki dua potensi, yaitu fujur dan taqwa. Karena itulah, diri manusia harus senantiasa dikontrol, agar apa yang dikerjakannya sesuai dengan nilai-nilai
72

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << ajaran Islam. Tidak menyimpang mengikuti hawa nafsunya belaka. Dan sesungguhnya seseorang yang kuat ialah yang paling bisa menahan hawa nafsunya. j. Teratur segala urusannya (munazham fii syuunihi) Kita sebagai seorang muslim hendaknya bisa memberikan yang terbaik untuk Islam. Untuk itu, kita harus bisa memberikan citra positif. Islam itu akan dilihat dari orang-orang yang ada di dalamnya. Nah, kita adalah bagian tersebut, maka mulai dari diri kita masingmasing, kita harus bisa mencitrakan Islam dan salah satu caranya adalah dengan senantiasa memperbaiki diri kita, baik pemahamn terhadap Islam sendiri maupun secara fisiknya. Selain itu, kita juga harus senantiasa berhati-hati terhadap lembaga-lembaga yang menentang Islam. 2. Membentuk jiwa kebersamaan Melalui tarbiyah islamiyah, maka kita akan dikumpulkan dalam sebuah bentuk kerjasama (amal jamai), dimana merupakan sebuah amal kerjasama yang akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar jika dibandingkan ketika kita beramal sendirisendiri (infiradhi). Rasulullah telah membuktikan keberhasilan amal jamai, dimana Rasulullah telah mempersatukan kaum Muhajirin dan kaum Anshar, sehingga terbentuk kekuatan Islam yang lebih besar. Rasulullah telah

73

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << mentarbiyah kaumkaum tersebut sehingga tercipta masyarakat yang islami yang senantiasa saling membantu dan bekerjasama. 3. Membentuk kepribadian dai (syakhsiyah daiyah) Dialah yang telah mengurus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk Al-Quran dan dien al-haq untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun orangorang musyrik tidak menyukai. (At-Taubah : 33) Islam adalah agama yang komprehensif dan integral (syamil dan mutakamil) sehingga setiap dai harus memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap apa yang akan di dakwahkannya. Dai pertama dien ini adalah Rasulullah Muhammad saw. dan dakwah yang dibawanya adalah Islam. Perintah berdakwah ini telah sering Allah swt sampaikan kepada Rasulullah saw secara terusmenerus. Dan serulah kepada (dien) Rabb-mu. Karena sesungguhnya kamu benarbenar berada di jalan yang lurus. (Al-Hajj : 67) Jelaslah bahwa dakwah ini harus dipikul setiap muslim dan muslimah. Sehingga salah satu tujuan dari tarbiyah Islamiyah ialah untuk mencetak seorang muslim menjadi dai yang memiliki pemahaman yang benar dan luas, iman yang mantap, dan hubungan yang kokoh dengan Allah swt. Maka ia akan mampu melaksanakan tugastugas amal islami dan juga mampu memikul beban serta berani menghadapi resiko. 4. Mengembangkan potensi individu
74

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Kualitas diri merupakan sebuah tuntutan dan kebutuhan di dalam proses tarbiyah. Kita tidak boleh merasa puas dan menganggap sempurna apa yang sudah kita miliki, namun hendaknya kita senantiasa meningkatkan potensi yang ada dalam diri kita. Dengan tarbiyah, kekurangan dan kelemahan akan diperbaiki, potensi dan wawasan kita akan ditingkatkan. Sehingga kita akan menjadi pribadi-pribadi yang siap menjadi problem solver dari setiap permasalahan yang ada. 5. Memberdayakan dan mengarahkan potensi individu Di antara orang-orang yang beriman itu ada orangorang yang menepati apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada pula yang menunggununggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya. (Al-Ahzab: 23) Tarbiyah mengarahkan, memfungsikan dan memberdayakan potensi individu sesuai dengan kapasitasnya, sehingga mampu memberikan kontribusi yang riil bagi dakwah, umat, serta tidak ragu untuk berjuang dan berkorban demi tegaknya dinul Islam. Karakteristik tarbiyah isalmiyah Tarbiyah Islamiyah memiliki karakter yang berbeda dengan sistem pendidikan yang lain, yaitu: 1. Integral (Syumuliyah)

75

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-Nya. Allah membuat perumpamaan perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (Ibrahim : 24-25) Ibarat pohon diatas, seperti itulah kepribadian yang akan dibentuk di dalam Tarbiyah Islamiyah, yaitu seseorang yang memiliki kepribadian yang kokoh, tahan terhadap segala tantangan hidup dan berguna bagi orang lain. Tarbiyah Islamiyah akan menjaga keseimbangan pertumbuhan potensi manusia (fisik, hati, akal) agar dapat berkembang dengan baik. Seperti yang dicontohkan Rasulullah. Selain menanamkan akidah pada diri para sahabat, beliau juga membina jasad dan akal para sahabat, sehingga terbentuk individuindividu yang memiliki kepribadian Islami yang menyeluruh. 2. Bertahap (Mutadarrijah) Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Az-Zumar: 6)

76

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Setiap sesuatu memerlukan proses, setahap demi setahap, tidak bisa terjadi begitu saja. Demikian pula dengan Tarbiyah Islamiyah. Proses pembentukan individu tidak bisa secara instan, tapi butuh proses yang panjang, sehingga harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan fase fase kehidupannya. Ibarat seorang bayi, ia awalnya hanya minum ASI, kemudian bubur atau pisang, lalu beranjak besar mencoba nasi. Ketika dewasa, maka ia bisa mencicipi makanan apa saya yang halal dan toyyib. 3. Terusmenerus (Istimrarriyah) Kondisi keimanan seseorang tidak selamanya stabil. Adakalanya iman itu naik sebagaimana ia juga sewaktu-waktu turun, karena ada berbagai hal yang mempengaruhinya. Kondisi demikian yang menyebabkan tarbiyah harus dilakukan secara terus menerus. Manakala keimanan seseorang turun, dia tidak mudah terbawa arus penurunan moral, karena ia selalu terjaga dalam proses tarbiyah. Akan tetapi kala seseorang memutuskan berhenti atau melepaskan diri dari proses tarbiyah Islamiyah barang sekejap saja, akan teramat sulit baginya untuk mencapai kepribadian yang islami (syakhsiyah islamiyah). Dengan demikian, tarbiyah Islamiyah harus senantiasa dilaksanakan secara terus-menerus untuk memperbaiki setiap kekurangan yang ada pada setiap individu dan menyempurnakan kelebihan yang dimilikinya. 4. Penuh kesungguhan (Jiddiyah)

77

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Tarbiyah Islamiyah bukanlah sekedar kegiatan untuk mengisi waktu senggang di tengah kesibukan, namun ia adalah suatu kebutuhan yang harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh, dan kesungguhan ini harus dimiliki oleh yang membina maupun yang dibina. Kesungguhan ini harus senantiasa dimunculkan dan dijaga, sebab proses tarbiyah akan selalu berjalan sepanjang masa bersama segala rintangan dan hambatan yang akan selalu mengiringinya. Andaikan tarbiyah Islamiyah ini dilalui tanpa kesungguhan, niscaya setiap individu akan mudah sekali berguguran. Dan tujuan tarbiyah Islamiyah tidak akan tercapai. Tanpa adanya tarbiyah Islamiyah, selamanya tidak akan tercapai predikat umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik), ummatan wasathan (umat yang menjadi tolak ukur umat yang lain). Sudah selayaknya kita selalu berusaha untuk terus berjalan bersama tarbiyah Islamiyah. Berusaha sungguh-sungguh mendapatkan tarbiyah yang diajarkan Rasulullah saw kemudian bersama menggapai predikat pribadi muslim yang memiliki syakhsiyah Islamiyah dan bersama-sama pula menegakkan kembali peradaban Islam. Mengingat pentingnya tarbiyah Islamiyah yang demikian itu, wajar ada sebagian orang berkomentar , Tarbiyah bukan segalagalanya. Dengan tarbiyah saja kita takkan bisa meraih kemenangan. Maka, Musthafa Mansyur menjawab, Tarbiyah memang bukan
78

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << segala-galanya, tetapi segala-galanya takkan bisa diraih kecuali melalui tarbiyah. Alasan perlunya tarbiyah dari aspek ajaran islam Rosul mengambil murobi dan daiyah membimbing umat manusia untuk keluar dari jahiliyah. Ciri-ciri jahiliyah: a. Jahl (kebodohan) b. Djillah (kehinaa) c. Fakr (kefakiran) d. Tanafur (penciptaan) Inti jahiliyah adalah dhalul mubin (kesetsatan yang nyata) (3:164) Jalan keluar dari kesesatan adalah tarbiyah atau pembinaan yang didalamnya diajarkan (2:151): - Tilawah (membaca atau dibacakan) - Tazkiyah (pembersihan diri) - Talimun kitab wal hikmah/sunah (Al Quran dan hadist) Dengan tarbiyah kita memperoleh nikmat yang dapat mengatur kita menuju khairu ummah (3:110) dengan ciri-ciri: Ilmu (berpengetahuan) Izzah (terhormat) Ghina (kekayaan) Ukhuwah (persaudaraan)

Urgensi Tarbiyah ada 2:


79

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Hakikat jiwa yang memerlukan pembinaan (91:8-9) Waqiul ummat (kekayaan umat)

Pedoman Hidup
Rasulullah saw bersabda : Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara, yang kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah Al Quran dan Sunnah Rasulullah. (HR. Malik) AL-QURAN Secara bahasa, kata Al Quran berasal dari kata dasar qa-ra-a, yang berarti membaca. Dari kata ini terbentuklah kata benda: qar, qiraah, dan quran yang berarti bacaan. Secara terminologi, Al Quran berarti firman Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi manusia yang membacanya bernilai ibadah. FUNGSI AL QURAN Allah menurunkan Al Quran agar manusia mengambil manfaat darinya.Al Quran akan berfungsi ketika nilai-nilainya diterapkan dalam kehidupan nyata. Adapun fungsi dari Al Quran adalah: 1) Al Quran sebagai minhajul hayah (pedoman hidup) bagi seluruh manusia tanpa kecuali
80

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Al Quran sebagai an-nur (cahaya) Al Quran sebagi ad-dzikr (pemberi peringatan) Al Quran sebagi al-furqon (pembeda) Al Quran sebagai al-burhan (bukti) Al Quran sebagai al basyir (kabar gembira) dan an-nadzir (pemberi peringatan) Al Quran sebagai ruh Al Quran sebagai asy-syifa (obat) Al Quran sebagai ar-rahmah

10) Al Quran sebagai al-huda (petunjuk) 11) Al Quran sebagai al-mauizhah (pengajaran) 12) Al Quran sebagai al-kitab 13) Al Quran sebagai al-basyir (mata hati) KEISTIMEWAAN AL QURAN Al Quran adalah satu-satunya kitab Allah yang diturunkan sebagai pedoman hidup manusia yang memiliki keistimewaan yang tak tertandingi oleh kitab manapun. Diantara keistimewaan Al Quran adalah sebagai berikut: 1) Satu-satunya kitab yang terjaga kesalihanya sampai akhir zaman. 2) Kelengkapan peraturan yang termuat dalam Al Quran dan selalu sesuai untuk manusia di semua zaman.

81

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 3) Keindahan penyampaian, ketinggian bahasanya dan kerapihan susunan ayatnya yang sampai saat ini tidak seorangpun sanggup menandinginya. 4) Pemberitahuan Al Quran tentang kejadian yang akan datang. 5) Penemuan ilmiah yang tercantum didalam Al Quran. Tidak hanya sebatas itu saja, A Quran juga menggambarkan tentang kajadian alam semesta, bumi yang bulat, bintang, bulan, planet, laut, matahari dan banyak hal lain yang kesemuanya kemudian dibuktiksn kebenarannya oleh orang-orang yang menentang kebenaran Al Quran. Subhanallah. KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM TERHADAP AL QURAN 1) Meyakini dan mengimani Al Quran 2) Membaca Al Quran 3) Tadabbur Al Quran 4) Mengamalkan isi ajaran Al Quran 5) Belajar dan mengajarkanya Belajar dan mengajarkan Al Quran adalah kewajiban yang suci dan mulia. Di dalam mengajarkan Al Quran terkandung 3 kemuliaan, yaitu kemuliaan mengajar (yang merupakan tugas para nabi), kemuliaan membaca Al Quran ketika mengajarkanya, kemudian men-taddabur-inya. Dengan mengajarkan secara terus-menerus, selain untuk belajar, menjadikan seseorang lebih mahir dalam pemahamanya.

82

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << ADAB MEMBACA AL QURAN Hendaklah seorang muslim mewarnai hari-harinya dengan tilawah (membaca) AL Quran. Sebagaimana ibaah-ibadah lain, tilawatil Quran memiliki adab-adab yang harus diperhatikanoleh setiap muslim. Adabadab dalam membaca Al Quran: 1) Pertama, adab yang berhubungan dengan batiniyah, diantarnya adalah sebagai berikut: - Ikhlas - Konsentrasi - Khusyuk 2) Kedua, adab yang berhubungan dengan lahiriyah yaitu dengan - Memilih waktu, tempat dan kondisi yang tepat. - Suci dari hadast dan najis. - Membaca dimulai dengan taawudz dan basmallah. KEUTAMAAN MEMBACA AL QURAN Allah swt menurunkan kitab-Nya yang kekal dan abadi berupa Al Quran, agar dibaca oleh lidah-lidah manusia, didengarkan oleh telingatelinga mereka, di taddabur-I oleh akal mereka dan menjadi ketenangan bagi kegundahan dan kegersangan hati mereka. Seorang muslim yang senantiasa menghiasi hari-harinya dengan membaca Al Quran, maka akan

83

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << memperoleh keutamaan dan kebaikan sebagaimana disebutkan dalam Al Quran dan hadist. Diantara Keutamaan membaca Al Quran adalah: Seperti di dalam surat Fthir ayat 29-30. Al Quran memberi syafaat kepada pembacanya kelak di hari kiamat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahili, bahwa Rosulullah saw bersabda: Bacalah Al Quran, karena sesungguhnya,akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya (HR.Muslim) Diberikan yang terbaik oleh Allah serta mendapat kebaikan. Dar Ibnu Masud bahwasanyaRosulullah bersabda: Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah akan mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan beripat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Aliif Lam Miim satu huruf, namun Aliif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf. (HR. Tirmidzi). Subhanallah, begitu besar keutamaan yang Allah berikan kepada para pembaca Al Quran, sekualitas apapun mereka. Coba bayangkan seandainya salah seorang diantara kita membaca Al Quran beberapa waktu saja, berapa jumlah huruf yang habis terbaca? Dan jika dalam setiap huruf terdapat sepuluh kebaikan, maka berpakah pahala yang kita dapatkan? Hanyalah orang-orang yang keras hatinya, sehingga tidak terketuk dengan panggilan membaca Al Quran.

84

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 <<

Hadits 1. Secara Lughowi (Harfiyah) Hadits adalah ism masdar, yang fiil madhi dan mudhorinya, hadatsa yahdutsu. Hadist mempunyai 4 makna, yaitu: a. Afal (Perbuatan) Ahdasa diambil dari kata hadits, mengikuti wazan afala, yang artinya amila amalan la minar rasul (mengada-adakan atau melakukan perbuatan lain yang tidak ada di zaman rasul). Jadi hadits disini bermakna perbuatan, dan kalau berubah menjadi ahdasa, maka maknanya berbuat-buat atau mengadakan perbuatan. b. Akhbar/aqwal (Cerita atau perkataan atau kabar) Dalam sejarah dikenal istilah haditsul ifki (cerita bohong) berkenaan dengan tuduhan keji terhadap ibunda Aisyah ra. Di dalam Al Quran terdapat 220 kata hadits serta pecahannya yang berarti cerita atau menceritakan. Misalnya dalam surat Adh Dhuha ayat 11, Allah berfirman, Dan terhadap nikmat Robbmu maka hendaklah engkau menceritakannya.
85

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << c. Jadid (baru) Dalam aqidah menurut imam mazhab Asyariyah, dikenal ada 20 sifat wajib Allah, 20 sifat muhal (mustahil) Allah dan ada satu sifat jaiz. Dan yang kedua dari sifat wajib Allah setelah wujud adalah Qidam. Lawannya qidam adalah hadits. Qidam artinya dahulu, sedangkan hadits artinya baru atau ada permulaan. Jadi hadits disini artinya adalah baru, atau ada permulaan d. Qorib (dekat) Dalam bahasa arab, ada kalimat antum haditsun minni bil islam (kamu terasa dekat dengan saya karena islam). Jadi hadits disini, artinya dekat perasaan/hati. 2. Hadits Secara istilah (definisi) Hadits adalah segala perkataan (aqwal), perbuatan (afal) dan persetujuan (taqrir) dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama serta sifat dari Rasulullah lahiriah maupun batiniah . Hadits-hadits Nabi saw. itu dinamakan dengan Al Hadits karena ada persesuaian dengan arti dari segi bahasanya yang memberi makna baharu lawan kepada Al Qadim. Seolah-olahnya apa yang disandarkan kepada Nabi s.a.w. yang dikenali dengan Al Hadits itu
86

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << adalah sesuatu yang lain daripada Al Quran yang qadim demikian kata Syeikhul Islam Hafidz Ibnu Hajar. Sementara Allamah Syabir Ahmad Utsmani berpendapat bahwa haditshadits Rasulullah s.a.w. itu sebenarnya merupakan pernyataan Nabi s.a.w. akan nikmat Allah s.w.t. yang paling besar yaitu Islam seperti yang terdapat dalam firman Allah s.w.t. bermaksud : Pada hari ini aku sempurnakan untuk kamu agamamu, aku lengkapkan kepadamu nikmatku dan aku redhai Islam sebagai agama untukmu. (Surah Al Maaidah : 3) PEMBAGIAN HADITS Dilihat dari konsekuensi hukumnya : 1. Hadits Maqbul (diterima) : terdiri dari Hadits sohih dan Hadits Hasan Hadits Sohih : Yaitu Hadits yang memenuhi 5 syarat berikut ini : 1. Sanadnya bersambung (telah mendengar/bertemu antara para perawi). 2. Melalui penukilan dari perawi-perawi yang adil. Perawi yang adil adalah perawi yang muslim, baligh (dapat memahami perkataan dan menjawab pertanyaan), berakal, terhindar dari sebab-sebab kefasikan dan rusaknya kehormatan (contoh-contoh kefasikan dan rusaknya
87

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << kehormatan adalah seperti melakukan kemaksiatan dan bidah, termasuk diantaranya merokok, mencukur jenggot, dan bermain musik). 3. Tsiqoh (yaitu hapalannya kuat). 4. Tidak ada syadz (syadz adalah seorang perawi yang tsiqoh menyelisihi perawi yang lebih tsiqoh darinya.) 5. Tidak ada illat atau kecacatan dalam Hadits Tingkatan Hadits Shohih 1. Hadits muttafaqqun alaihi yang dikeluarkan oleh imam Bukhori dan imam Muslim pada kitab shohih mereka masing-masing. 2. Hadits shohih yang dikeluarkan oleh imam Bukhori saja 3. Hadits shohih yang dikeluarkan oleh imam Muslim saja 4. Hadits yang sesuai dengan syarat Bukhori dan Muslim, serta tidak dicantumkan pada kitab-kitab shohih mereka. 5. Hadits yang sesuai dengan syarat Bukhori 6. Hadits yang sesuai dengan syarat Muslim 7. Hadits yang tidak sesuai dengan syarat Bukhori dan Muslim Syarat Bukhori dan Muslim : perawi-perawi yang dipakai adalah perawi-perawi Bukhori dan Muslim dalam shohih mereka. Hukum Hadits sohih : dapat diamalkan dan dijadikan hujjah. Hadits Hasan :
88

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Yaitu Hadits yang apabila perawi-perawinya yang hanya sampai pada tingkatan soduq (tingkatannya berada dibawah tsiqoh). Soduq : tingkat kesalahannya 50: 50 atau di bawah 60% tingkat ke tsiqoan-nya. Soduq bisa terjadi pada seorang perawi atau keseluruhan perawi pada rantai sanad. Para ulama dahulu meneliti tingkat ketsiqo-an seorang perawi adalah dengan memberikan ujian, yaitu disuruh membawakan 100 hadits berikut sanad-sanadnya. Jika sang perawi mampu menyebutkan lebih dari 60 hadits (60%) dengan benar maka sang perawi dianggap tsiqoh. Hukum Hadits Hasan : dapat diamalkan dan dijadikan hujjah. Hadits Hasan Shohih Penyebutan istilah Hadits hasan shohih sering disebutkan oleh imam Thirmidzi. Hadits hasan shohih dapat dimaknai dengan 2 pengertian : Imam Thirmidzi mengatakannya karena Hadits tersebut memiliki 2 rantai sanad/lebih. Sebagian sanad hasan dan sebagian lainnya shohih, maka jadilah dia Hadits hasan shohih. Jika hanya ada 1 sanad, Hadits tersebut hasan menurut sebagian ulama dan shohih oleh ulama yang lainnya.
89

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 2. Hadits Mardud (ditolak) : yaitu Hadits dhoif Hadits Dhoif Yaitu hadits yang tidak memenuhi salah satu/lebih syarat Hadits shohih dan Hasan. Hukum Hadits dhoif : tidak dapat diamalkan dan tidak boleh meriwayatkan Hadits dhoif kecuali dengan menyebutkan kedudukan Hadits tersebut.Hadits dhaif berbeda dengan hadits palsu atau hadits maudhu. Hadits dhaif itu masih punya sanad kepada Rasulullah SAW, namun di beberapa rawi ada dhaf atau kelemahan. Kelemahan ini tidak terkait dengan pemalsuan hadits, tetapi lebih kepada sifat yang dimiliki seorang rawi dalam masalah dhabit atau al-adalah. Mungkin sudah sering lupa atau ada akhlaqnya yang kurang etis di tengah masyarakatnya. Sama sekali tidak ada kaitan dengan upaya memalsukan atau mengarang hadits. Yang harus dibuang jauh-jauh adalah hadits maudhu, hadits mungkar atau matruk. Dimana hadits itu sama sekali memang tidak punya sanad sama sekali kepada Rasulullah SAW. Wlau yang paling lemah sekalipun. Inilah yang harus dibuang jauh-jauh. Sedangkan kalau baru dhaif, tentu masih ada jalur sanadnya meski tidak kuat. Maka istilah yang digunakan adalah dhaif atau lemah. Meski lemah tapi masih ada jalur sanadnya.

90

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Karena itulah para ulama berbeda pendapat tentang penggunaan hadits dhaif, dimana sebagian membolehkan untuk fadhailul amal. Dan sebagian lagi memang tidak menerimanya. Namun menurut iman An-Nawawi dalam mukaddimahnya, bolehnya menggunakan hadits-hadits dhaif dalam fadailulamal sudah merupakan kesepakatan para ulama. FUNGSI HADIST Dalam hubungan dengan Al Quran, maka As-Sunnah (hadist) berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, penjelas atas ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi As-Sunnah dalam hubungan dengan Al Quran itu adalah sebagai berikut: a. Bayan tafsiri, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum mujmal dan musytarak. Seperti hadits: Shallukama raaitumuni ushalli (shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran dari ayat Al Quran yang umum, yaitu: Aqimush-shalah (kerjakan shalat). Demikian pula dengan hadits: khudzu annimanasikakum (ambillah dariku perbuatan hajiku) adalah tafsiran ayat Al Quran Waatimmulhajja (dan sempurnakan hajimu).
91

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Termasuk bayan tafisiri adalah: - Ayat-ayat Al Quran yang tersebut secara mujmal diperincikan oleh hadits, misalnya hukum-hukum di dalam Al Quran yang disebut secara umum dengan tidak menyebutkan kaifiat, sebabsebab, syarat-syarat dan lainnya semuanya diperjelaskan oleh hadits, seperti dalil halal haram dalam makanan, dalam masalah ibadah sholat dll. - Ayat-ayat yang mutlaq kemudian dimuqayyadkan oleh hadits sesuai dengan tempat dan keadaan yang menghendakinya. Seperti ayat tentang muamalah, munakahat, siyasiyah, dll. - Ayat-ayat yang musykil diterangkan oleh hadits, contoh ayat-ayat yang terkait dengan masalah aqidah, ayat yang memiliki makna khusus, dll. b. Bayan taqriri, yaitu berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Quran. Misalnya ada hadits yang berbunyi: Shaumul liruyatihi wafthiruliruyatihi (berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat al-Quran dalam surat Al-Baqarah: 185.
92

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Termasuk bayan taqriri adalah hadits yang menyatakan hukum-hukum, saluran dan saranan bagi sesuatu perkara sesuai dengan masa atau situasi dan kondisi bagi berlakunya perkara-perkara itu berlandaskan prinsip dan objektif Al Quran. Dan hadits-hadits menarik kaedah prinsipal daripada keterangan-keterangan Al Quran yang boleh dijadikan sebagai panduan untuk mengqiaskan persoalan-persoalan yang baru timbul. c. Bayan taudhihi, yaitu menerangkan maksud dan tujuan suatu ayat Al-Qu ran. Seperti pernyataan Nabi: Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-hartamu yang sudah dizakati adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat Al-Quran dalam surat At-Taubah ayat 34 yang berbunyi sebagai berikut: Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak yang kemudian tidak membelanjakannya di jalan Allah maka gembirakanlah mereka dengan azab yang sangat pedih. Pada waktu ayat ini turun banyak para sahabat yang merasa berat untuk melaksanakan perintah ini, maka mereka bertanya kepada Nabi yang kemudian dijawab dengan hadits tersebut.

93

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Termasuk dalam bayan taudhihi, adalah hadits-hadits yang menceritakan sebab-sebab, hikmat dan maslahat-maslahat di sebalik ketentuan hukum dalam Al Quran yang boleh dijadikan kaedah dan prinsip dalam menentukan hukum-hukum yang tidak tersebut di dalamnya. Nabi saw. mengambil hikmat ilahi daripada bimbingan, panduan dan misi Al Quran, kemudian menjelaskannya ke dalam kehidupan amali manusia.

Sholat
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepada kailan dan basuhlah kai kalian sampai pada ke dua mata kaki. (QS. Al Maidah : 6) Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kalian apabila berhadats, sehingga ia berwudhu. (HR. Bukhari Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

A.

WUDHU

PENGERTIAN WUDHU Salah satu syarat sahnya shalat yang merupakan ibadah wajib bagi kita seorang muslim, adalah suci badan. Mensucikan badan sebelum kita sholat
94

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << kita kenal dengan wudhu. Mungkin setiap hari kita memang sudah berwudhu. Namun apakah wudhu yang selama ini telah kita lakukan itu sudah sesuai dan benar dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah? Pada lembaran-lembaran berikutnya kita akan memperdalam kembali ilmu kita tentang aktivitas wudhu ini. Wudhu adalah membasuh bagian tertentu dari anggota badan dengan air sebagai persiapan bagi seorang muslim untuk menghadap Allah swt. (mendirikan shalat). Dalam hal ini Allah Azza Wa Jalla sendiri memerintahkannya dan telah menetapkan bagian-bagian anggota badan yang harus dibasuh pada saat berwudhu. Dalil yang menunjukkan kewajiban berwudhu antara lain : 1. Allah swt berfirman : Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah kepada kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki. (Al-Maidah : 6) 2. Hadits Rasulullah yang diriwatkan dari Abu Hurairah, dimana Nabi saw. bersabda : Allah tidak akan menerima shalat seseorang diantara kalian apabila berhadats, sehingga ia berwudhu. (HR. Bukhari Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
95

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Jelaslah bagi kita bahwa memang tata cara wudhu itu telah ditetapkan, jadi wajib bagi kita untuk menyempurnakan wudhu kita. Wudhu itu memiliki beberapa fardhu dan rukun yang ditertibkan secara berurutan . Jika ada salah satu rukun itu yang tertinggal, maka wudhunya tidak sah menurut syariat. RUKUN WUDHU 1. Niat, adalah kemauan dan keinginan hati untuk berwudhu, sebagai wujud mentaati perintah Allah swt. 2. Membasuh wajah, yaitu membasuh dengan air pada bagian atas dahi sampai bagian dagu yang bawah dan dari bagian bawah satu telinga ke bagian bawah telinga lain. Air wudhu tersebut harus mengalir pada wajah. 3. Membasuh kedua tangan, yaitu membasahi kedua tangan dari ujung jari sampai ke siku. 4. Membasuh kepala. Pengertian mengusap di sini adalah membasahi kepala dengan air, lalu mengusapnya dari arah depan ke belakang. 5. Membasuh ke dua kaki, yaitu membasuh kaki hingga mencapai kedua mata kaki. 6. Tertib dalam membasuh anggota-anggota tubuh di atas. Membasuh muka terlebih dahulu, lalu kedua tangan, kemudian mengusap kepala dan selanjutnya membasuh ke dua kaki.
96

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 7. Berwudhu satu kali (sekaligus) dalam satu waktu, yaitu tidak berselang waktu yang terlalu lama antara satu rukun wudhu dengan rukun yang lain. SUNNAH WUDHU Sunnah adalah ketetapan dari Rasulullah saw. baik berupa perbuatan maupun perkataan . Adapun Sunnah wudhu itu antara lain adalah sebagai berikut : a. Membaca basmalah b. Membersihkan kedua telapak tangan tiga kali c. Bersiwak atau menggosok gigi Disunatkan ketika bau mulut mengalami perubahan, baik karena bangun tidur maupun saat hendak melaksanakan shalat. d. Berkumur tiga kali e. Istinsyaq dan istintsar tiga kali f. Istinsyaq adalah memasukkan atau menghirup air sampai ke dalam rongga hidung. (disunahkan dengan tangan kanan) Istintsar berarti mengeluarkan air tersebut dari dalam hidung. (disunatkan dengan tangan kiri) Membersihkan sela-sela jari g. Mendahulukan yang kanan h. Memperlebar basuhan pada dahi, lengan dan kaki
97

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << i. Membaca doa setelah wudhu.

CARA WUDHU YANG SEMPURNA 1. Berniat di dalam hati 2. Membaca basmalah 3. Mencuci telapak tangan sampai pergelangan tangan sebanyak tiga kali 4. Berkumur tiga kali 5. Bersiwak 6. Istinsyaq dan istintsar tiga kali 7. Membasuh muka sebanyak tiga kali. Dalam membasuh muka ini dimulai dari tempat tumbuhnya rambut kepala sampai ke ujung dagu paling bawah dan dari bagian bawah telinga satu ke telinga yang lain. 8. Selanjutnya basuhlah tangan sebelah kanan sampai siku sebanyak tiga kali, lalu tangan sebelah kiri juga tiga kali. Dalam membasuh tangan ini, hendaklah dimulai dari jari-jari, yaitu dengan menyelanyela antara jari-jari tersebut. 9. Kemudian usaplah kepala secara keseluruhan atau seperempat kepala pada bagian depan satu kali saja, yaitu dengan menggunakan kedua telapak tangan setelah membasuh keduanya dengan air. Air sisanya boleh digunakan untuk mengusap kedua telinga baik bagian dalam maupun bagian luar sebanyak satu kali saja.
98

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 10. Kemudian basuhlah kaki sebelah kanan sebanyak tiga kali dan sebelah kiri juga tiga kali. Keduanya sampai mata kaki. Hal ini dilakukan dengan disertai penyelaan terhadap jari-jari kaki dan meratakan basuhannya mencapai tumit. Urutan-urutan ini harus benar-benar diperhatikan dan berhati-hatilah untuk tidak membiarkan sedikitpun dari bagian anggota wudhu yang harus dibasuh tidak terkena basuhan air, sehingga wudhu dan shalat yang kita lakukan menjadi sah, dan tidak batal. Di dalam membasuh dan mengusap bagian-bagian yang harus dibasuh dan diusap, tidak diperbolehkan menyelang waktu yang terlalu lama antara bagian satu dengan yang lain, sehingga bagian sebelumnya telah menjadi kering. Juga tidak di perbolehkan berbicara ketika berwudhu kecuali adanya suatu kepentingan yang diperbolehkan. 11. Setelah selesai wudhu ucapkanlah doa. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU Berikut adalah hal-hal yang membatalkan wudhu : 1. Mengeluarkan sesuatu melalui dua jalan keluar, misal: kencing, kotoran, angin, baik berjumlah sedikit atau banyak. 2. Tidur, dalam hal ini ada dua macam tidur : a. Tidur telentang: jelas membatalkan wudhu b. Tidur bersandar/duduk. Dalam hal ini ada dua pendapat, yaitu :
99

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Menurut Imam Malik dan Ats-Tsauri, apabila tidur bersandar dilakukan dalam waktu yang lama, maka wudhunya dianggap batal, tetapi bila tidurnya tidak lama maka wudhunya tidak batal. Menurut Imam Asy Syafii bahwa tidur dalam posisi bersandar itu tidak membatalkan wudhu, meskipun dilakukan dalam waktu yang lama. Dengan catatan, jika orang yang duduk tersebut tetap pada posisi semula dan menjaga agar tidak ada sesuatu pun yang keluar dari duburnya, dengan cara menempelkannya ke lantai. 3. Pingsan 4. Tidur dalam shalat. 5. Murtad. (keluar dari islam) 6. Menyentuh kemaluan (dengan telapak tangan dengan sengaja) 7. Memakan daging hewan sembelihan (tidak membatalkan, tetapi memang dianjurkan berwudhu setelahnya) Dari hadits Jabir bin Samurah radhiallahu anhu, seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : Apakah aku berwudhu setelah makan daging kambing? Beliau menjawab: Kalau engkau mau engkau berwudhu, kalau mau maka engkau tidak perlu berwudhu. Beliau ditanya lagi: Apakah aku berwudhu karena makan daging unta? Beliau menjawab: Ya, berwudhulah setelah makan daging unta. (Shahih HR. Muslim)

100

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << KEUTAMAAN-KEUTAMAAN WUDHU Wudhu mempunyai beberapa keutamaan seperti beberapa hadits yang telah disabdakan Rasulullah saw. antara lain: 1. Menyempurnakan wudhu dari hal-hal yang makruf, banyak melangkahkan menuju masjid dan menunggu-nuggu waktu shalat, dosadosanya akan dihapuskan Allah dan ditinggikan derajatnya. Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Maukah kutunjukkan kepada kalian sesuatu yang dapat menjadi sebab Allah menghapuskan dosa-dosa dan meninggikan derajat. Mereka -para sahabat- menjawab, Tentu saja mau, wahai Rasulullah. Maka beliau menjawab, Yaitu menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang tidak menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu sholat berikutnya sesudah mengerjakan sholat, maka itulah ribath. (HR. Muslim dalam Kitab at-Thaharah) An-Nawawi rahimahullah mengatakan, Yang dimaksud isbaghul wudhu adalah menyempurnakannya. Adapun yang dimaksud kondisi yang tidak menyenangkan adalah dingin yang sangat menusuk, luka yang ada di badan, dan lain sebagainya. (SyarAh Muslim [3/41] cet. Dar Ibn al-Haitsam). Yang dimaksud ar-ribath (ikatan) adalah karena amalan- amalan itu mengikat yang bersangkutan dari berbagai kemaksiatan dan dosa. Sebagian lagi ada yang mengatakan bahwa
101

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << selalu ingat tali yang melingkar dileher musuh, karena ingin mendapat kan syahid dan ampunan Allah. Wallahu alam. 2. Dapat memberikan pengaruh positif pada jiwa untuk senantiasa berusaha suci, dan jauh dari perbuatan maksiat. 3. Wajah dan tubuh mereka (orang yang menjaga wudhunya) bersinar dan bercahaya cemerlang kelak di hari akhir dan disambut kedatangannya oleh Rasulullah. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, berkata, Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan ghurran muhajjilin (wajahnya bercahaya dan badannya bersinar) karena bekas wudhu, maka barang siapa mampu untuk memanjangkan ghurrah hendaklah melakukannya. (HR al Bukhari dan Muslim). 4. Kesalahan-kesalahan dari seorang yang berwudhu dari bagian anggota wudhunya akan keluar bersamaan dengan jatuhnya air wudhu dari bagian anggota wudhunya itu. Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu, kemudian dia membasuh wajahnya maka akan keluar dari wajahnya bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan pandangan kedua matanya. Apabila dia membasuh kedua tangannya maka
102

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << akan keluar dari kedua tangannya bersama air itu -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua tangannya. Apabila dia membasuh kedua kakinya maka akan keluar bersama air -atau bersama tetesan air yang terakhir- segala kesalahan yang dia lakukan dengan kedua kakinya, sampai akhirnya dia akan keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa. (HR. Muslim dalam Kitab at-Thaharah) B. TAYAMUM

1. Pengertian Tayamum Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan tayamum. Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air sudah tersedia maka ia tidak wajib mengulang sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap mengutamakan air daripada tayamum yang wajib hukumnya bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah ada.
103

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air dengan alasan tidak ada air atau bisa menggunakan air dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap melakukan tayamum serta sebab musabab lain seperti yang membatalkan wudu dengan air. 2. Sebab melakukan Tayamum : a. Dalam perjalanan jauh b. Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit c. Telah berusaha mencari air tapi tidak diketemukan d. Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan e. Air yang ada hanya untuk minum f. Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat g. Pada sumber air yang ada memiliki bahaya h. Sakit dan tidak boleh terkena air 3. Syarat Sah Tayamum : a. Telah masuk waktu salat b. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran c. Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum d. Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu e. Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh.
104

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 4. Sunah Ketika Melaksanakan Tayamum : a. Membaca basmalah b. Menghadap ke arah kiblat c. Membaca doa ketika selesai tayamum d. Medulukan kanan dari pada kiri e. Meniup debu yang ada di telapak tangan 5. f. Menggodok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku. Rukun Tayamum : a. Niat Tayamum. b. Menyapu muka dengan debu atau tanah. c. Menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah hingga ke siku. 6. Tata Cara Tayamum : a. Membaca basmalah b. Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat. c. Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi. d. Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati fardhollillahi taaala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan melakukan shalat karena Allah Taala). e. Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
105

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << f. Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan g. Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu melekat. h. Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi. i. Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri. C. SHOLAT PERINTAH SHALAT Shalat merupakan salah satu pilar agama yang menduduki peringkat ke dua setelah syahadat. Mengerjakannya pada awal waktu merupakan amalan yang terbaik, sedang meninggalkannya merupakan perbuatan dosa dan kufur. Sebagaimana yang Allah swt telah berfirman : Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An-Nisa : 103) Sedang Rasulullah saw pernah bersabda : Sesungguhnya tanda-tanda yang ada di antara seorang hamba dengan syirik maupun kufur itu adalah perbuatan meninggalkan shalat. (HR. Muslim) Selain dalil-dalil yang tertulis di atas masih banyak dalil lain yang menyampaikan atau menegaskan bahwa posisi shalat dalam agama islam itu sangat penting dan wajib dikerjakan oleh seorang yang telah berikrar sebagai muslim, antara lain :
106

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat; ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. (Ibrahim: 40) Hai Maryam taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuuklah bersama orang-orang yang rukuk. (Ali-Imran : 43) dan Dia menjadikan aku orang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (Maryam: 31) Secara etimologis shalat berarti doa, sedangkan menurut syariat, shalat berarti ibadah yang terdiri dari ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tertentu, yang diawali dengan takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam. Shalat lima waktu hukumnya adalah wajib. Shalat lima waktu mampu membawa pelakunya berbuat adil dan mensucikan serta mendekatkan diri kepada Allah, sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat kelak. Sebagaimana shalat juga mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. PEMBAGIAN SHALAT Shalat yang telah disyariatkan oleh Allah swt. sebagai penyuci hati dan ungkapan rasa syukur atas berbagai nikmat yang telah diberikan-Nya terbagi tiga yaitu: a. Shalat Wajib Shalat yang apabila dikerjakan berpahala, apabila ditinggalkan merupakan dosa besar. Shalat wajib adalah shalat lima waktu,
107

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << hukumnya wajib dilaksanakan oleh muslim yang sudah baligh (dewasa ). b. Shalat Sunah Shalat yang apabila dikerjakan berpahala, namun apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Misal shalat witir, dhuha, dua rakat setelah wudhu, tarawih, qiyamulail/tahajud. c. Shalat Nafiah/Rawatib Shalat sunnat yang menyertai shalat fardhu, baik malam maupun siang hari, mempunyai waktu tertentu, yang tidak dapat dikerjakan kecuali pada waktunya. SYARAT WAJIB SHALAT 1. Shalat itu tidak diwajibkan kecuali bagi seorang yang telah mengucapkan syahadatain 2. Shalat itu hanya diwajibkan bagi mereka yang berakal sehat dan telah mencapai usia baligh. 3. Shalat juga diwajibkan setelah mencapai waktunya 4. Suci dari hadats besar, seperti haid, nifas dan junub. Disamping itu juga suci dari hadats kecil seperti buang angin atau lainnya yang dapat disucikan dengan cara berwudhu.

108

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << RUKUN SHALAT Dalam shalat ada yang dinamakan rukun shalat yang tanpa terpenuhinya pelaksanaanya shalat dianggap tidak sah. Hal ini akan disampaikan agar dapat membedakan antara rukun shalat dengan sunnat shalat. Rukun shalat adalah sebagai berikut: a. Niat b. Takbiratul Ikhram c. Membaca Al Fatihah d. Ruku Yaitu membungkukkan punggung dengan meletakkan kedua telapak tangan pada kedua lutut. Kemudian beritidal dan bertumaninah (berdiam sebentar), dan membaca doa ruku. e. Berdiri dari ruku. Setelah ruku hendaklah berdiri tegak dan tumaninah f. Sujud. Yaitu meletakkan dahi dan hidung di atas tempat shalat setelah kedua telapak tangan, lutut serta ujung jari jemari kaki dan bertumaninah. g. Bangkit dari sujud atau duduk diantara dua sujud.. h. Salam. Setelah selesai membaca tasyahud akhir. Dengan menolehkan wajah ke kanan dan ke kiri dalam posisi duduk, dengan mengucap Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.
109

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << i. Tertib. Harus tertib atau urut dalam melaksanakan rukun shalat. SUNNAH SHALAT Sunnah sholat perlu diketahui karena melaksanakannya akan mendapatkan pahala. Adapun sunnah sholat adalah sebagai berikut : a. Mengangkat kedua tangan. Disunnahkan mengangkat kedua tangan pada empat hal yaitu : 1. Takbiratul Ikhram 2. Ruku 3. Bangun dari ruku 4. Ketika bangun dari tasyahud pertama. b. c. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri Posisi kedua tangan. Ada beberapa pendapat sebagai berikut: 1. Abu Hanifah: posisi kedua tangan adalah di bawah pusar 2. Asy- Syafii : Posisi kedua tangan adalah di bawah dada. 3. Imam Ahmad : Posisi kedua tangan adalah di bawah dada atau di bawah pusar Sementara ada sebuah hadits hasan, yang menyebutkan bahwa Nabi saw. meletakkan kedua tangannya di bawah dada. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi. d. Doa iftitah

110

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Membaca doa taawudz. Dibaca setelah membaca doa iftitah dan sebelum Surat Al Fatihah. Taawudz dibaca perlahan dan hanya pada rakaat pertama saja. a b c Mengucapkan Aamiin, yaitu setelah bacaan Al Fatihah selesai. Bacaan surat atau ayat Al Quran setelah membaca Al Fatihah. Tasyahud pertama.

Demikian sunnah-sunnah yang apabila seseorang lupa melakukannya, tidak wajib untuk melakukan sujud sahwi (sujud yang dilakukan karena ada bacaan, gerakan atau jumlah rekaat yang terlupa). Mengerjakannya akan mendapat pahala yang besar, oleh karena itu kita senantiasa menjaga sunnah-sunnah tersebut. TATA CARA SHALAT Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (H.R Bukhari) Hadits di atas memberikan ilmu pada kita untuk senantiasa menjaga dan menyempurnakan sholat kita agar sesuai dengan tata cara sholat nabi, sehingga amalan ibadah kita tidak sia-sia. Adapun tata cara atau urutan gerakan sholat adalah sebagai berikut: Pertama adalah persiapan yaitu sebagai berikut : 1. Menghadap kiblat 2. Berdiri tegak
111

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 3. Kaki tidak renggang dan tidak rapat 4. Mengangkat kedua tangan dan mengucap takbir. 5. Pandangan tertuju pada tempat sujud. Selanjutnya, kedua adalah masuk rakaat pertama sebagai berikut: 1. Takbiratul ihram Dengan cara : a. Mengangkat tangan kemudian bertakbir atau mengangkat tangan bersamaan dengan takbir atau bertakbir kemudian mengangkat tangan. b. Posisi tangan setinggi dada atau bahu atau telinga c. Jari-jari tangan lurus tidak renggang dan tidak mengepal d. Telapak tangan menghadap kiblat e. Membaca takbir 2. Berdiri bersedekap a. Tangan kanan diletakkan pada punggung telapak tangan pergelangan dan hasta tangan kiri. b. Posisi tangan di dada , atau di bawah dada. 3. Membaca doa iftitah 4. Membaca taawudz 5. Membaca surat Al Fatihah 6. Membaca ayat atau surat Al Quran a. Kita membaca satu surah dari awal sampai akhir
112

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << b. Kita membaca lebih dari satu surat c. Kita membaca beberapa ayat saja dari suatu surat Al-Quran. 7. Ruku a. Turun ruku sambil bertakbir b. Kedua tangan lurus memegang kedua lutut, lengan renggang dari lambung, dan jari-jari tangan merenggang. c. Kedua lutut direnggangkan d. Punggung lurus e. Kepala tidak menunduk dan tidak mendongak f. Tumaninah 8. Membaca bacaan ruku 9. Berdiri itidal a. Bangkit dari ruku b. Mengangkat tangan setinggi bahu atau telinga c. Berdiri tegak sambil bersedekap atau tidak bersedekap d. Tumaninah 10. Membaca bacaan itidal 11. Sujud pertama a. b. c. Turun sujud dengan mengangkat tangan atau tidak mengangkat tangan sambil bertakbir Menurunkan kedua lutut sebelum kedua tangan Meletakkan tujuh anggota badan :
113

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 1. Kening dan hidung di tempat sujud 2. Tangan diletakkan dekat kepala atau dekat telinga atau di tempat yang mudah 3. Tangan direnggangkan dari lambung atau dirapatkan 4. Jari-jari tangan diarahkan ke kiblat 5. Jari-jari kaki diarahkan ke kiblat 6. Kedua paha dirapatkan atau direnggangkan 7. Perut tidak menempel pada paha d. Punggung lurus e. Tumaninah 12. Membaca bacaan sujud 13. Duduk antara dua sujud a. Bangkit dari sujud sambil bertakbir b. Boleh mengangkat tangan boleh tidak c. Cara duduk antara dua sujud: Duduk di atas telapak kaki kiri, telapak kaki kanan ditegakkan, dan jari-jari kaki kanan mengarah ke kiblat dengan kedua tangan diletakkan di paha dan boleh berisyarat dengan telunjuk kanan d. Tumaninah 14. Membaca bacaan sujud 15. Bangkit dari sujud kedua
114

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << a. Sambil bertakbir b. Duduk terlebih dahulu sebelum bangkit berdiri ke rakaat kedua Selanjutnya masuk pada rakaat kedua yaitu: 1. Bangkit berdiri a. satu atau dua tangan bertopang di tanah b. tangan tidak bertopang pada tanah. 2. Melakukan gerakan dan bacaan sebagaimana rakaat pertama tanpa takbiratul ikhram, membaca iftitah dan taawudz. 3. Duduk tahiyat awal a. Telapak kaki kiri dibeberkan untuk diduduki dan telapak kaki kanan ditegakkan (duduk Iftirasy) b. Tangan di atas paha atau lutut, siku kanan menempel pada paha kanan, dan berisyarat dengan telunjuk. c. Pandangan tidak melampaui jari telunjuk d. Jari telunjuk digerak-gerakkan atau tidak 4. Membaca tasyahud 5. Membaca shalawat Selanjutnya untuk melanjutkan ke rakaat tiga atau empat, mengulangi gerakan dan bacaan pada raat pertama dan ke dua. Selanjutnya pada rakaat terakhir, setelah sujud ke dua maka masuk pada gerakan tasyahud akhir sebagai berikut:
115

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 1. Tasyahud akhir Cara duduk tahhiyat akhir sama dengan duduk tahiyyat awal, hanya saja telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah tulang kering kaki kanan dan duduk dengan pantat (duduk tawarruk), kedua telapak tangan di atas lutut, dan berisyarat dengan telunjuk. 2. Membaca tasyahud dan shalawat 3. Membaca doa sebelum salam. 4. Salam a. Memalingkan muka dengan mengucap salam i. Memalingkan muka sedikit dengan mengucap salam ii. Memalingkan muka ke kanan dengan mengucap salam, kemudian ke kiri dengan mengucapkan salam. b. Mengusap kepala atau kening dengan tangan kanan (sunnah) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam sembahyangnya. (QS. AlMuminun (23) : 1-2)

Pergaulan dalam Islam


Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh (QS.Luqman:18)
116

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Tidak ada yang paling berat dalam timbangan amal di akhirat kelak selain dari pekerti yang baik (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Baniy dalam Shahih al-Jami 5721) Urgensi adab-adab dalam Islam Salah satu aspek dari ajaran Islam yang tidak kalah pentingnya dan wajib bagi setiap muslim mengetahuinya dan memilikinya serta menghiasi diri dengannya adalah akhlak dan adab, karena suatu umat apabila telah hilang akhlak dan adabnya, maka ini merupakan tanda-tanda kehancuran suatu umat dan generasi tersebut, demikian juga sebaliknya, ketika suatu kaum dan generasi mempunyai akhlak dan adab maka jayalah umat tersebut. Beberapa peran penting adab-adab dalam Islam yaitu: a. b. c. d. e. Membentuk kehidupan yang baik Membina aqidah Membina kepribadian Mengetahui hak dan kewajiban masyarakat Membina kekuatan dan persatuan umat

117

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Adab-adab Pergaulan Adab terhadap Allah swt Bersyukur terhadap segala nikmat-Nya Dan jika kamu kamu menghitung nikmat Allah, niscaya engkau tidak bisa menghitungnya. (QS. Ibrahim: 34 ) Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Oleh karena itu, ingatlah kepada-Ku niscaya aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku. (QS. al-Baqarah: 152) Malu dan takut kepada Allah Subhanahu wa Taala Ia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. (QS. at-Taghabun: 4) Berserah diri dan menggantungkan segala perkara dan urusan kepada-Nya Dan hanya kepada Allahlah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang beriman. (QS. al-Maidah: 23).
118

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Merenungi rahmat Allah yang telah dilimpahkannya dan kepada seluruh makhluk Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. (QS. Yusuf: 87) Berhusnuzhan kepada Allah terhadap janji yang pasti akan ditepati dan ancaman yang pasti dipenuhi. Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. (QS. an-Nur: 52) Adab Kepada Al-Quran Membacanya dalam keadaan suci, menghadap kiblat dan duduk dengan penuh kesopanan dan ketenangan. Membacanya dengan tartil dan tidak terburu-buru. Membaca dengan penuh kekhusuan. Membaguskan suaranya, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam : Hiasilah Al-Quran dengan suaramu. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Nasai, Abu Daud) Mensirkan (merendahkan) bacaannya jika ia takut riya atau mengganggu kekhusyuan orang sedang shalat.

119

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Membacanya dengan penuh perhatian, serta berusaha merenungi dan memahami maknanya dan hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya. Ketika membaca Al-Quran hendaknya ia tidak termasuk orang yang lalai dan menyimpang dari aturan-aturannya, karena hal tersebut dapat menyebabkan laknat terhadap diri sendiri, seperti ia membaca ayat: Maka kita minta supaya laknat Allah ditimpakan pada orang-orang yang dusta. (QS. Ali Imran: 61) Dalam surat lain Allah Taala berfirman: Ingatlah laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dzalim. (QS. Hud: 18) Berusaha dengan sungguh-sungguh supaya menjadi ahlul-Quran yang merupakan Ahlullah dan orang-orang yang mendapatkan keistimewaan. Adab Kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam * Mentaati dan mengikuti jalan kehidupan beliau shallallahu alaihi wa sallam, baik dalam urusan dunia ataupun agamanya. * Mendahulukan cinta kepadanya dari mencintai yang lain.Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah sempurna keimanan salah seorang dari kalian sehingga aku lebih dia cintai dari anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia (Muttafaqun alaihi)
120

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << * Mencintai orang yang beliau cintai, memusuhi orang yang beliau musuhi, dan meridhai apa yang beliau ridhai, serta marah terhadap sesuatu yang beliau murkai. * Memuliakannya ketika menyebut nama beliau shallallahu alaihi wa sallam dan bershalawat beserta salam kepadanya. * Membenarkan apa yang beliau khabarkan, baik tentang urusan agama, permasalahan dunia maupun hal ghaib tentang kehidupan dunia maupun akhirat. * Menghidupkan sunnah-sunnah beliau shallallahu alaihi wa sallam, memperjuangkan syariatnya, dan menyampaikan dakwah beliau serta menjadikan beliau sebagai khudwah uswatun hasanah Adab seorang muslim terhadap dirinya sendiri Seorang Muslim harus mempunyai sifat-sifat: Taubat Yang dimaksud dengan taubat adalah berlepas diri dari seluruh perbuatan dosa dan maksiat, menyesali segala dosa yang telah berlalu serta bertekad untuk tidak mengulanginya dikemudian hari. Muraqabah Hendaklah setiap muslim menjaga sikap dan perbuatannya dihadapan Allah Taala di setiap waktu dalam hidupnya, dan menyadari bahwa Allah Subhanahu wa Taala selalu mengawasi segala tindak-tanduk, serta mengetahui apa yang dirahasiakannya dan yang dinyatakannya Muhasabah (Mengoreksi diri)
121

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Mujahadah seorang muslim dihadapkan dengan berbagai macam godaangodaan dunia, dengan godaan tersebut banyak orang yang terlena dan jatuh ke dalam lembah keburukan, dosa, maksiat, dan memperturutkan syahwat. Pergaulan dengan orang lain Menjaga Pandangan Menutup Aurat Adanya Pembatas Antara Lelaki Dengan Perempuan Tidak Brdua-duaan Di Antara Lelaki dan Perempuan Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan) Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis

Didalam melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Taala

Beberapa Adab dalam Kehidupan Sehari-hari Adab dalam Berpakaian Beberapa adab dalam berpakaian antara lain dimulai dengan membaca doa sebagai berikut Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih payahku dan kekuatanku. Syarat pakaian yang digunakan yaitu:
122

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 1. Harus tertutup aurat Aurat bagi perempuan (muslimah) adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan sedangkan bagi laki-laki (muslimin) adalah dari pusar hingga lutut. Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (.S Al-Araf:26) Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan. (.S Al-Araf:26) 2. Tidak terlalu ketat Bagi seorang perempuan, pakaian yang terlalu ketat mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya akan kelihatan, tentunya akan mengundang pikiran kotor dan sangkaan buruk (suuzan) yang melihatnya. 3. Tidak berlebih-lebihan

123

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Berpakaianlah secara sederhana tetapi menarik simpai orang lain. Allah SWT tidak menyukai orang yang selalu berlebih-lebihan. 4. Bersih dan rapi Pakaian yang kita pakai harus bersih dan rapi. Sebab Allah SWT menyukai orang-orang yang senantiasa menjaga kebersihan, baik kebersihan badannya maupun pakaiannya. 5. Sesuai dengan situasi dan kondisinya Dalam berpakaian, kita harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Ketika sekolah, pakailah pakaian seragam sekolah. Ketika bermain, pakaian bermain dan lain-lain Adab dalam makan a. Memulai makan dengan mengucapkan Bismillah. Berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Apabila salah seorang diantara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: Bismilah. Dan jika ia lupa untuk mengucapkan Bismillah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan Bismillahi Awwalahu wa Aakhirahu (dengan menyebut nama Allah di awal dan diakhirnya). (HR. Daud Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah: 3264) b. Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah.
124

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Barangsiapa telah selesai makan hendaknya dia berdoa: Alhamdulillaahilladzi athamani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin. Niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Daud, Hadits Hasan)

Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. Atau bisa pula dengan doa berikut,

Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidaklah dibutuhkan oleh Rabb kita. (HR. Bukhari VI/214 dan Tirmidzi dengan lafalnya V/507) c. Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan. Sungguh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam makan dengan menggunakan tiga jari. (HR. Muslim, HR. Daud)
125

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << d. Hendaknya menjilati jari jemarinya sebelum dicuci tangannya. Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai makan maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilati (oleh Isterinya, anaknya). (HR. Bukhari Muslim) e. Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya. Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang diantara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan meninggalkannya untuk syaitan. (HR. Muslim, Abu Daud) f. Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin, hal ini berlaku pula pada minuman. Apabila hendak bernafas maka lakukanlah di luar gelas, dan ketika minum hendaknya menjadikan tiga kali tegukan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya. (HR. At Tirmidzi) g. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas. Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga),
126

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya. (HR. Ahad, Ibnu Majah) h. Makan memulai dengan yang letaknya terdekat kecuali bila macamnya berbeda maka boleh mengambil yang jauh. Wahai anak muda, sebutkanlah Nama Allah (Bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu. (HR. Bukhari Muslim) i. Hendaknya memulai makan dan minuman dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilakan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan. j. Ketika makan hendaknya tidak melihat teman yang lain agar tidak terkesan mengawasi. k. Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan. l. Jika makan bersama orang miskin, maka hendaklah kita mendahulukan mereka. Adab Tidur Berikut beberapa adab tidur yang diajarkan oleh Rasulullah SAW 1. Berintropeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur
127

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintropeksi diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah ia lakukan siang hari. lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik makahendaknya memuji Allah SWT dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya. 2. Tidur dini Berdasarkan hadits yang bersumber dari Aisyah Bahwasanya Rasulullah tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan sholat.(Muttafaqalaih). 3. Disunnatkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al-bara bin azib menuturkan : Rasulullah bersabda:Apabila kamu akan tidur,maka berwudhu lah sebagaimana wudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya. 4. Disunnatkan pula mengibaskan seprei tiga kali sebelum berbaring Berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: Apabila seorang dari kamu akan tidur, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu

128

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << apa yang ada diatasnya Di dalam satu riwayat lain dikatakan:tiga kali.(MuttafaQalaih) 5. Makruh tidur tengkurap Abu dzar menuturkan :Nabi pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka nabi membagunkan akau dengan kakinya sambil bersabda: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah). 6. Makruh tidur diatas dak terbuka. Hadits yang bersumber dari Ali bin Syaiban menyebutkan bahwasanya Nabi telah bersabda:Barangsiapa yang tidur malam diatas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya. (H.R. Al-Bukhari) 7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah telah bersabda: Padamkanlah lampu dimalam hari apabila kamu tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.(Muttafaqalaih). 8. Membaca ayat kursi, dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah. Surah Al-ikhlas dan Al-Muawwiidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.

129

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 9. Membaca doa-doa dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Seperti : Allaahumma qinii yauma tabatsuibaadaka (Ya Allah,peliharalah aku dari Adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu). Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud) Dan membaca: Bismika Allahumma Amuutu Wa ahya (Dengan menyebut nama-mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.) (HR. Al-Bukhari) 10. Apabila disaat tidur merasa kaget atau merasa gelisah atau merasa ketakutan, Maka, dianjurkan berdoa dengan doa berikut ini:Auudzu bikalimaatillaahit taammati min ghadhabihi Wa syarru ibaadihi, wamin hamazaatisy syasaathiini wa an yahdhuruuna.(Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya,kejahatan hamba-hambaNya, dari gangguan syetan dan kehasiran mereka kepadaku.) (HR. Abu Dawud) 11. Apabila bermimpi buruk maka hendaknya ia meludah ke sebelah kirinya tiga kali lalu merubah posisi tidurnya dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

130

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Dan hendaknya ia tidak menceritakan mimpi buruknya tersebut kepada orang lain serta tidak memikirkannya namun hendaknya ia berdoa dan bertawakkal kepada Allah, sesungguhnya mimpi buruknya tersebut tidak akan membahayakannya. Adapun jika mimpinya baik maka boleh ia menceritakannya kepada orang lain. 12. Hendaknya apabila bangun tidur membaca : Allhamdu Lillahilladzi Ahyaanaa bada maa Amaatanaa wa ilaihinnusyurru (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya,dan kepada-nya lah kami dikembalikan) (HR. Al-Bukhari) 13. Ketika seorang menguap hendaknya ia menahannya sekuat tenaga Karena jika ia mengucapkan Ha,maka setan akan menertawainya, berdasarkan hadits dari Abu Hurairah riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam muslim. Atau hendaknya ia menutup mulutnya dengan tangannya karena setan akan masuk, berdasarkan hadits dari Abu Said Al-Khurdiy riwayat Imam Muslim, Imam Abu dawud dan Imam Ahmad.

131

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Adab Berdoa Ikhlas karena Allah semata. (QS. Al-Mumin: 14),(QS. Al-Bayyinnah: 5) Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah, lalu diikuti dengan bacaan shalawat kepada atas Rasulullah dan diakhiri dengannya. Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan doa serta yakin akan dikabulkan Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdoa dan tidak terburuburu Menghadirkan hati dalam doa. Memanjatkan doa, baik dalam keadaan lapang maupun susah. Tidak boleh berdoa dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata. Tidak mendoakan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri. Merendahkan suara ketika berdoa, yaitu antara samar dan keras. (QS. Al-Araaf: 55, 205). Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu mohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam doa.

132

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Tadharru (merendahkan diri), khusyu, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak dikabulkan). (QS. Al-Anbiyaa: 90). Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat. Memanjatkan doa tiga kali. Menghadap Qiblat. Mengangkat kedua tangan dalam doa. Jika mungkin berwudhu terlebih dahulu sebelum berdoa. Tidak berlebih-lebihan dalam berdoa. Tawassul kepada Allah dengan Asmaa-ul Husna dan sifat-sifatNya yang Maha Tinggi, atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan doa seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya. Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal. Tidak berdoa untuk suatu dosa atau memutuskan silaturahmi. Menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Harus menegakkan amar maruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran). Hendaklah orang yang berdoa memulai dengan mendoakan diri sendiri, jika dia hendak medoakan orang lain.

133

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Adab Bertamu 1. Memperbaiki Niat Tidak bisa dipungkiri bahwa niat merupakan landasan dasar dalam setiap amalan. Hendaklah setiap muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan hajatnya, juga ia niatkan untuk menyambung silaturahim dan mempererat ukhuwah. Sehingga, tidak ada satu amalan pun yang ia perbuat melainkan berguna bagi agama dan dunianya. Tentang niat ini Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda :

Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia niatkan (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya). Ibnul-Mubarak berkata :

Betapa amal kecil diperbesar oleh niatnya dan betapa amal besar diperkecil oleh niatnya (Jaamiul-Ulum wal-Hikam halaman 17 Daarul-Hadits).

134

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 2. Memberitahukan Perihal Kedatangannya (untuk Minta Ijin) Sebelum Bertamu Adab ini sangat penting untuk diperhatikan. Mengapa ? Karena tidak setiap waktu setiap muslim itu siap menerima tamu. Barangkali ia punya keperluan/hajat yang harus ditunaikan sehingga ia tidak bisa ditemui. Atau barangkali ia dalam keadaan sempit sehingga ia tidak bisa menjamu tamu sebagaimana dianjurkan oleh syariat. Betapa banyak manusia yang tidak bisa menolak seorang tamu apabila si tamu telah mengetuk pintu dan mengucapkan salam padahal ia punya hajat yang hendak ia tunaikan. Allah telah memberikan kemudahan kepada kita berupa sarana-sarana komunikasi (surat, telepon, sms, dan yang lainnya) yang bisa kita gunakan untuk melaksanakan adab ini. 3. Menentukan Awal dan Akhir Waktu Bertamu Adab ini sebagai alat kendali dalam mengefisienkan waktu bertamu. Tidak mungkin seluruh waktu hanya habis untuk bertamu dan melayani tamu. Setiap aktifitas selalu dibatasi oleh aktifitas lainnya, baik bagi yang bertamu maupun yang ditamui (tuan rumah). Apabila memang keperluannya telah usai, maka hendaknya ia segera berpamitan pulang sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak memberatkan tuan rumah dalam pelayanan. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda :
135

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 <<

Apabila salah seorang diantara kamu telah selesai dari maksud bepergiannya, maka hendaklah ia segera kembali menuju keluarganya (HR. Bukhari dan Muslim). 4. Berwajah Ceria dan Bertutur Kata Lembut dan Baik Ketika Bertemu Wajah muram dan tutur kata kasar adalah perangai yang tidak disenangi oleh setiap jiwa yang menemuinya. Allah telah memerintahkan untuk bersikap lemah lembut, baik dalam hiasan rona wajah maupun tutur kata kepada setiap bani Adam, dan lebih khusus lagi terhadap orang-orang yang beriman. Dia telah berfirman :

Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman (QS. Al-Hijr : 88). Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata :

136

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << Maksudnya bersikap lemah lembutlah kepada mereka sebagaimana firman Allah taala : Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang beriman (QS. At-Taubah : 128). 5. Tidak Sering Bertamu Mengatur frekwensi bertamu sesuai dengan kebutuhan dapat menimbulkan kerinduan dan kasih-sayang. Hal itu merupakan sikap pertengahan antara terlalu sering dan terlalu jarang. Terlalu sering menyebabkan kebosanan. Sebaliknya, terlalu jarang mengakibatkan putusnya hubungan silaturahim dan kekeluargaan. 6. Dianjurkan Membawa Sesuatu Sebagai Hadiah Memberi hadiah termasuk amal kebaikan yang dianjurkan. Sikap saling memberi hadiah dapat menimbulkan perasaan cinta dan kasih saying, karena pada dasarnya jiwa senang pada pemberian. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda :

Berilah hadiah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai (HR. Bukhari dalam Al-Adabul-Mufrad 594; dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwaa nomor 1601).
137

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << 7. Tidak Boleh Seorang Laki-Laki Bertamu kepada Seorang Wanita yang Suaminya atau Mahramnya Tidak Ada di Rumah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam sangat keras menekankan pelarangan ini sebagaimana sabda beliau :

Janganlah sekali-kali menjumpai wanita. Maka seorang laki-laki dari kaum Anshar bertanya : Wahai Rasulullah, bagaimana dengan Al-Hamwu?. Beliau menjawab : Al-Hamwu adalah maut (HR. Bukhari dan Muslim). Imam Al-Baghawi dalam menerangkan hadits ini mengatakan : Al-Hamwu jamaknya Ahma yaitu keluarga laki-laki dari pihak suami dan keluarga perempuan dari pihak istri. Dan yang dimaksudkan di sini adalah saudara laki-laki suami (ipar) sebab dia bukan mahram bagi istri. Dan bila yang dimaukan adalah ayah suami sedang ayah suami adalah mahram, maka bagaimana lagi dengan yang bukan mahram ? Tentang kalimat Al-Hamwu adalah maut; Ibnul-Arabi berkata : Ini adalah kalimat yang diucapkan oleh orang Arab, sama dengan ungkapan : Serigala adalah maut. Artinya, bertemu serigala sama dengan bertemu maut.
138

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 <<

Tajwid
Dan bacalah Al-Quran itu dengan Tartil. (Al-Muzammil:4) Definisi Ilmu Tajwid Lafadz tajwid menurut bahasa (lughowi) artinya membaguskan, sedangkan menurut istilah artinya mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hanya dan mustahaknya. Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya seperti sifat AlJahr, Istila dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa dan sebagainya. Hukum Ilmu Tajwid Hukum mempelajari lmu Tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, sedangkan membaca Al Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, hukumnya fardu ain. Beberapa dalil yang mewajubkan untuk membaca Al Quran dengan tajwid: 1) Firman Allah swt dalam Al Quran, Surat Al-Muzammil:4. dengan cara dan suara orang-orang arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar, maka sesunguhnya akan
139

2) Sabda Rosulullah saw sebagai berikut: Bacalah Al Quran sesuai

Buku Panduan dan Monitoring Asisten AAI 2010-2011 << datang beberapakaum setelah aku melagukan Al Quran seperti nyanyian dan rohaniyah (membaca tanpa taddabur dan pengamalan) suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka (tidak dapat meresap dalam hati), hati mereka dan orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar dari jalan yang lurus). 3) Adapun hukum fardhu ain, imam Ibnul jazari mengatakan: Membaca Al Quran denagan tajwid, hukumnya wajib, barangsiapa yang tidak membacanya dengan tajwid, ia berdosa. Karena dengan tajwidlah Allah menurunkan Al Quran dan demikianlah Al Quran sampai kepada kita dari-Nya.

140

Anda mungkin juga menyukai