Marx dan Engels bukanlah orang-orang yang pertama kali mengembangkan dan mengajukan visi tentang
masyarakat tanpa klas. Sebagaimana yang telah diakui oleh keduanya, para pemikir sebelum mereka
mengembangkan "pada abad ke 16 dan 17, pada abad 18, teori-teori komunistik yang aktual ... dimana yang
harus dihapuskan bukan sekedar keistimewaan-keistimewaan (privileges) klas, namun perbedaan klas itu
sendiri". Pencapaian besar yang diraih oleh Marx dan Engels adalah berhasil melihat proses sejarah yang
sesungguhnya, yang memungkinkan sosialisme menjadi kenyataan. Itulah sebabnya mereka menciptakan
sosialisme ilmiah. Engels menekankan dalam karyanya Sosialisme: Utopia dan Ilmiah, bahwa "Untuk
memberikan landasan ilmiah bagi Sosialisme, pertama-tama dia harus diletakkan diatas basis atau landasan
yang nyata".
Yang dimaksudkan dengan "landasan yang nyata" ini adalah, sebuah konsepsi sejarah yang materialistis.
Konsepsi ini menunjukkan bahwa Sosialisme tidak akan pernah terwujud melalui himbauan moral kepada
seluruh umat manusia untuk menuju terbentuknya masyarakat tanpa klas, akan tetapi ia hanya akan
terwujud melalui pengambil alihan kekuasaan politik oleh sebuah klas, yaitu proletariat. Inilah kesimpulan
pokok yang tertuang dalam karya pertama mereka prinsip materialisme historis -- The German Ideology--.
Dalam buku yang ditulis antara bulan November 1845 dan April 1846 (yang tak pernah diterbitkan selama
Marx dan Engels masih hidup) para penulisnya menunjukkan bahwa yang menjadi basis material terjadinya
satu perubahan dari satu sistem sosial ke sistem sosial lainnya adalah kontradiksi antara kekuatan-kekuatan
produktif dengan bentuk pemilikan yang sudah usang terhadap kekuatan-kekuatan produktif. Buku ini
menunjukkan bahwa kontradiksi yang bersifat obyektif ini merupakan akar dari perjuangan klas antara kau
proletar upahan dan kaum kapitalis yang menghisap mereka. Perjuangan klas ini hanya bisa dilancarkan
oleh proletariat melalui sebuah revolusi komunis.
Sebelumnya pada karya Theeses on Feurbach yang ditulis pada 1845 Marx telah merumuskan gagasan
melalui praksis Revolusioner, umat manusia bukan hanya mengubah kondisi materialnya tetapi juga
mengubah diri mereka sendiri. Dalam The German Ideology Marx dan Engels mengatakan bahwa tatanan
sosial yang baru hanya dapat diwujudkan melalui sebuah revolusi sosial. Mereka menulis bahwa revolusi
dibutuhkan, " bukan hanya klas yang berkuasa tak bisa digulingkan dengan cara lain, tapi juga disebabkan
klas yang menggulingkannya hanya bisa mensucikan dirinya melalui sebuah revolusi, dimana mereka akan
bisa membersihkan diri dari seluruh kotoran yang telah melekat berabad-abad, dan dengan demikian mereka
siap untuk mendirikan masyarakat baru".
Dalam The german Ideology diterangkan bahwa tahap pertama revolusi komunis adalah pengambilan
kekuasaan politik oleh proletariat. Secara lebih jelas dilukiskan bahwa " setiap klas yang ingin menegakkan
dominasinya atau juga pada saat kaum proletariat sudah mendominasi dan hendak menhapuskan
masyarakat lama secara keseluruhan segala bentuk dominasi pada umumnya, sebelum semuanya itu di
capai maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah merebut kekuasaan politik".
Dalam buku tersebut tak dirumuskan lebih jauh mengenai tugas-tugas nyata kaum sosialis untuk
mewujudkannya. Akan tetapi pada tahun 1889, Lenin kemudian merumuskan tugas kaum sosialis adalah: "
bukan rencana untuk memperbaharui masyarakat, bukan untuk menceramahi kaum kapitalis dan antek-
anteknya agar mereka memperbaiki nasib kaum buruh dan bukan juga untuk menyusun persekongkolan-
persekongkolan, akan tetapi ia harus mengorganisir perjuangan klas proletariat dan memimpin perjuangan
ini, dimana yang menjadi tujuan utamanya adalah perebutan kekuasaan politik oleh proletariat dan
mengorganisir masyarakat sosialis".
Dalam suart yang dikirim untuk kaum sosialis Denmark, pada 1889, Engels menekankan bahwa
"Proletariat tidak dapat merrebut kekuasaan politik yang merupakan satu-satunya pintu menuju masyarakat
baru tanpa revolusi dengan kekerasan. Dan sebagaimana telah Marx dan saya serukan sejak 1847, maka
agar proletariat cukup kuat untuk memenangkan pertempuran pada hari yang menentukan, ia harus
membentuk sebuah partai yang terpisah yang berbeda dengan yang lainnya dan beroposisi kepada mereka,
yaitu sebuah partai yang berdasarkan/berkesadaran klas".
Setelah pada 1844-1845 mereka berdua menyepakati prinsip-prinsip dasar sosialisme ilmiah dan setelah
mereka menguraikannya secara lebih rinci melalui pengerjaan bersama The German Ideology pada tahun
1845-1846, maka pada awal 1846 Marx dan Engels berupaya untuk --sebagaimana dikatakan oleh engels
dikemudian hari-- "menghimpun seluruh kaum proletar diseluruh Eropa dan yang menjadi target pertama
adalah Jerman".
Pada awal 1846, mereka mendirikan komite korespondensi komunis Brussels, yang bertujuan untuk
menjalin kontak surat menyurat dengan para pimpinan klas buruh radikal dan kaum sosialis seluruh Eropa
barat untuk memudahkan penyebaran gagasan-gagasan sosialisme ilmiah dikalangan mereka.Keanggotaan
komite terdiri dari sejumlah kecil kaum imigran Jerman, yang mencakup seorang guru Breslav, yaitu Wilhem
Holf dan seorang mantan perwira artileri Prusia, Joseph Weydemeyer.
Marx dan Engels juga berupaya mendirikan komite-komite serupa diberbagai tempat, terutama sekali di
Jerman. Melalui bantuan wolf mereka menjalin kontak dengan sekelompok intelektual yang dipengaruhi oleh
gagasan-gagasan komunisme di Silesia, sementara Weydemeyer berusaha mendirikan komite-komite
korespondensi komunis di Westphalis dan propinsi Rhine.
Ketika menyusun piagam piagam taktik bagi kaum komunis di Jerman, Marx dan Engels menyerukan
Akhirnya konggres terlaksana dari tanggal 2 sampai dengan tanggal 7 Juni 1847. Marx tidak bisa
mengikuti konggres karena tidak punya biaya untuk datang. Engels yang telah menjadi anggota organisasi
hadir sebagai utusan peserta dari cabang Paris, sementara Wolff datang sebagai utusan cabang Brussels.
Apapun tujuannya, konggres adalah sebuah mekanisme konstitusional dan ia telah melahirkan sebuah
organisasi yang benar-benar baru, dengan prinsip-prinsip ideologi dan struktur yang baru serta nama yang
baru pula, Bund der Komunisten atau Liga Komunis. Organisasi kemudian mensahkan sebuah program,
yang nantinya akan disempurnakan dalam konggres berikutnya, berupa rancangan garis besar yang di susun
oleh Engels dalam bentuk katekismus revolusioner, sebuah bentuk yang populer dikalangan perkumpulan
kaum buruh. Katekismus tersebut kemudian diputuskan akan diedarkan ke cabang-cabang sebagai bahan
diskusi
AD/ART yang baru juga dirancang partisipasi langsung dari Engels dan Wolff. Rancangan ini juga
diedarkan kecabang-cabang lokal untuk di jadikan bahan diskusi sebelum disahkan pada konggres
berikutnya. Sesuai dengan kesepakatan yang di capai oleh Marx dan Moll, Liga Komunis menghapuskan
semua praktek persekongkolan (konspiratif), seperti ritual -ritual pengangkatan anggota baru yang berbau
mistis, janji kesetiaan, penyusunan kwajiban anggi\ota yang njlimet dan pemusatan pengambilan keputusan
yang berlebihan oleh badan-badan kepemimpinan yang telah diangkat melalui konggres.
Dalam AD/ART yang baru disebutkan bahwa badan pengambilan keputusan tertinggi di Liga adalah
konggres, yang terdiri dari delegasi-delegasi yang yang dipilih oleh organisasi-organisasi lokal. Sebuah pasal
yang tercantum dalam rancangan AD/ART sebagaimana diusulkan oleh Marx, memberi hak kepada
organisasi-organisasi lokal untuk menerima atau menolak keputusan konggres. Organ Liga yang berkuasa
diantara dua konggres adalah pimpinan sentral, yaitu sebuah komite yang sekurang-kurangnya terdiri dari
lima orang anggota yang dipilih oleh lingkaran-lingkaran atau distrik. Para anggota pimpinan sentral
ditempatkan selama masa konggres tanpa hak untuk mengambil keputusan.
Jika kita begitu akrab dengan AD/ART Liga Komunis setelah 150 tahun dibuat, hal itu karena AD/ART
tersebut menyediakan elemen-elemen dasr bagi apa yang sekarang kita sebut sentralisme demokratik. Yaitu
sebuah prinsip yang yang memungkinkan kontrol anggota yang ketat terhadap institusi-institusi
kepemimpinan sejalan dengan prinsip sub ordinasi badan-badan yang lebih rendah terhadap badan-badan
yang lebih tinggi. Baik istilah maupun prinsip sentralisme demokratik selama ini ditafsirkan secara salah
sebagai penemuan oleh faksi Bolshevik pimpinan Lenin yang ada ditubuh Partai buruh Sosial Demokrat
Rusia, pada awal abad ini.
Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui dari AD/ART Liga Komunis, gagasan penggabungan
demokrasi, yang merupakan kekuasaan mayoritas, dengan kepemimpinan yang tersentralisir sebagai prinsip
dasar organisasi klas pekerja sebenarnya telah dianjurkan oleh kaum Marxis jauh sebelum istilah
"Sentralisme Demokratik" dipakai oleh kaum Bolshevik. Sebenarnya, sebagaimana ditunjukan oleh Paul Le
Blanc dalam karyanya "Lenin dan Partai Revolusioner" (1990), istilah tersebut pertama-tama justru dipakai
oleh kaum Menshevik dalam resolusi tentang organisasi PBSDR pada bulan November 1905. Dalam
resolusinya Menshevik mengatakan :
"PBSDR harus diorganisir sesuai prinsip sentralisme demokratik. Seluruh anggota partai harus terlibat
dalam pemilihan-pemilihan institusi-institusi partai. Seluruhinstitusi partai dipilih untuk bekerja selama periode
tertentu, dimana mereka berkewajiban menjalankan kebijakan-kebijakan dan mempertanggungjawabkannya
secara periodik atau berdasarkan permintaan organisasi yang dipilih mereka. Keputusan-keputusan
dikeluarkan oleh kolektif kepemimpinan bersifat mengikat seluruh anggota organisasi dimana kolektif
tersebut menjadi organ kepemimpinannya. Segala kegiatan organisasi yang mempengaruhi jalannya roda
organisasi secara keseluruhan (seperti konggres, reorganisasi) harus diputuskan oleh seluruh anggota
organisasi. Keputusan -keputusan yang dikeluarkan oleh level organisasi yang lebih rendah tidak boleh
dilaksanakan jika keputusan itu bertentangan dengan keputusan organisasi yang lebih tinggi."
Kaum Bolshevik memakai istilah sentralisme demokratik untuk pertama kalinya dalam resolusi : "Tentang
Reorganisasi Partai" yang dikeluarkan pada pada Desember 1905, yang kemudian dituangkan dalam
resolusi tentang organisasi partai yang disyahkan oleh Konggres Persatuan Bolshevik - Menshevik PBSDR
pada April 1906.
Yang menjadi pertanyaan adalah "Mengapa istilah sentalisme ddemokratik dan prinsip yang tekandung
didalamnya ditafsirkan oleh banyak orang sebagai gagasan yang khas Leninis?". Ada dua alasan dasar yang
bisa disebutkan disini. Alasan pertama adalah hanya kaum Bolshevik yang konsisten menerapkan prinsip
organisasi ini baik dalam teori maupun praktek. Alasan kedua adalah bahwa istilah itu sendiri kemudian
dikaitkan dengan ciri tertentu dari prinsip demokrasi dan sentralisme yang dipakai oleh Bolshevik sejak tahun
1912, yaitu saat mereka membentuk sebuah partai Marxis Revolusioner yang terpisah dan bertentangan
dengan kawan Menshevik yang reformis.
Yang dimaksud dengan ciri yang berwatak Leninis dari sentralisme demokratik adalah meliputi prinsip
organisasional yang sama sekali baru dalam sejarah gerakan sosialis, setidaknya sejak berkembangnya
gerakan tersebut di Eropa pada dekade 1890-an. Prinsip organisasional yang baru tersebut adalah larangan
bagi faksi minoritas di kalangan Bolshevik untuk "mengeluarkan pernyataan di muka umum hal-hal yang bisa
menggangu aksi-aksi atau keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh mayoritas." Sebagai alternatifnya,
Lenin yang pada bulan 1814 mengirim laporan kepada forum pertemuan kaum sosialis Rusia yang
Konggres pertama Liga Komunis juga memutuskan untuk menghapus motto perjuangan "Seluruh
manusia adalah bersaudara!" yang berwatak demokratik borjuis kecil, dan menggantikannya dengan motto
perjuangan baru sebagaimana yang diusulkan oleh Engels : "Kaum buruh sedunia, Bersatulah!"
Akan tetapi meskipun terdapat kemajuan-kemajuan yang bersifat ideologis dalam konggres tersebut,
namun masih juga tersisa pandangan-pandangan borjuis kecil warisan liga keadilan. Hal ini ditunjukan dalam
rancangan AD/ART yang mengaskan bahwa liga adalah "penghancuran perbudakan rakyat dengan cara
penyebaran teori pembangunan jaringan distribusi barang-barang kebutuhan serta perwujudannya segera
mungkin".
Mengingat kondisi politik di Jerman dan hambatan-hambatan yang dijumpai kaum imigran dalam
menjalankan kegiatan politik mereka di negeri-negeri liberal seperti Belgia dan Prancis, maka liga
memutuskan untuk tetap menjadi organisasi tertutup. Akan tetapi marx terus meyakinkan bahwa jangan
sampai Liga terkucil dan kehilangan kontak dengan massa pekerja yang sebelumnya pernah diorganisir oleh
Liga Keadilan. Marx menegaskan bahwa organisasi Liga yang bersifat tertutup dan merupakan elemen
pelopor klas pekerja harus tetap berada ditengah-tengah massa buruh dan bekerja dalam jaringan
perkumpulan-perkumpulan buruh yang terbuka, seperti perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman yang ada
di London. Liga Komunis dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjalin kontak dengan perhimpunan-
perhimpunan pendidikan yang sudah ada atau mendirikan pendidikan yang baru.
Gagasan ini segera dilaksankan yaitu dengan cara pendirian perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman
di Brussels pada akhir Agustus 1847. Jumlah anggotanya pada tahap awal sekitar 37 orang yang dalam
beberapa bulan kemudian meningkat menjadi hampir 100 orang. Perhimpunan kemudian mendirikan
sejumlah perpustakaan, pengajaran-pengajaran bagi buruh mengenai berbagai materi pendidikan yang
menganalisa peristiwa-peristiwa sosial. Tentang hal itu Marx menulis bahwa : "Liga yang bergerak secara
tertutup dibalik perhimpunan-perhimpunan buruh yang terbuka dan juga mengarahkan mereka, menemukan
perhimpunan-perhimpuanan tersebut sebagai ajang propaganda yang paling mudah dicapai. Dan seiring
dengan itu, Liga juga berkesempatan mengisi keanggotaannya dan memperbesar dirinya dengan anggota-
anggota perhimpunan yang paling akap."
Mengenai keputusan konggres agar Liga menerbitkan terbitan secara berkal, ternyata liga hanya mampu
satu kali mengeluarkan yaitu pada September 1847. Namun terbitannya adalah Kommunistische Zeitscrift.
Artikel-artikel yang dimuatnya, yang kebanyakan ditulis oleh Schapper sebagian besar mengkritik ide-ide
sosialis utopis dan memaparkan pandangan kaum komunis mengenai persoalan-persoalan taktik yang
dihadapi gerakan buruh di Jerman. Karena kekurangan biaya, maka nomor kedua tidak bisa diterbitkan. Akan
tetapi pada akhir 1847, para pemimpin Liga komunis di Brussels berhasil mengambil alih kontrol dewan
redaksi majalah mingguan imigrran yang terbit seminggu dua kali, Deutsche Brusseler Zeitung. Sejak saat itu
hingga nomor terakhir yang muncul pada 27 februari 1848, koran ini berfungsi sebagai corong propaganda
tak resmi dari Liga Komunis.
Langkah selanjutnya dalam rangka konsolidasi ideologis dan organisasional Liga adalah penyelenggara
Konggres kedua di London. Konggres ini berlangsung dari dari 28 November hingga 8 Desember 1847.
Konggres ini dihadiri oleh marx dan Engels. Penyusunan program menjadi agenda utama konggres. Marx
dan Engels harus habis tenaga mereka selama 10 hari pelaksanaan konggres untuk meyakinkan mayoritas
peserta akan kebenaran pandangan mereka berdua. Dan akhirnya mereka berhasil. Hal ini tercermin dari
perubahan Bab I AD/ART Liga. Tujuan lama organisasi yang bermaksud mendirikan "jaringan masyarakat
barang-barang" digantikan dengan rumusan baru. Tujuan baru dari Liga Komunis adalah : Penggulingan
Borjuasi, menegakan demokrasi proletariat, penghapusan masyarakat borjuis yang mendasarkan dirinya
pada antagonisme klas, dan pembangunan masyarakat baru tanpa klas dan tanpa pemilikan pribadi"
sebagai hasilnya, konggres menyerahkan tanggung jawab kepada Marx dan Engels untuk merancang
sebuah "Program Teoritis dan praktis partai secara rinci". Mereka berdua menerima dan kemudian lahirlah
manifesto partai Komunis yang tersohor itu.
Liga Komunis sendiri bubar pada 1852 sebagai akibat dari gelombang reaksi dan represi yang melanda
Eropa sesudah kegagalan revolusi borjuis demokratik antara tahun 1848-1849. Selama masa itu, Liga
komunis retak karena adanya faksionalisme antara Marx dan Engels serta pendukung mereka disatu pihak
berhadapan dengan Schapper dan August Willich seta para pendukung mereka dipihak lain.
Faksionalisme semakin menajam pada tahun 1850-an, ketika Marx dan Engels berkesimpulan bahwa
konsep-konsep ekonomiyang diberikan kaum monarkhi absolut di Jerman telah melicinkan jalan bagi
ekspansi sistoim produksi kapitalisme. Sampai pertengahan dekade 1850-an, Marx dan Engels percaya
bahwa krisis ekonomi baru seperti pada tahun 1847 akan segera datang, dan krisis baru akan memancing
pecahnya revolusi di Eropa. Akan tetapi, setelah mereka belajar ekonomi lebih dalam, mereka berkesimpulan
bahwa ramalan mereka meleset.
Mereka juga menghilangkan harapan mereka akan terjadinya revolusi di Perancis dan bertransformasinya
revolusi borjuis di Jerman menjadi revolusi sosialis. Ramalan yang prematur ini berdasarkan perkiraaan
Setelah bubarnya Liga Komunis, Marx dan Engels tetap menjalin kontak dengan para mantan anggota
yang tetap setia dengan tujuan dan program liga. Mereka berdua menyarankan kawan-kawan
seperjuangannya ini untuk mendirikan partai buruh revolusioner di negeri-negeri yang menjadi tujuan
emigran mereka setelah kekalahan revolusi 1848.
Sebagai contoh, pada bulan November 1886, Engels menulis sebuah surat kepada mantan anggota Liga
Komunis Frederich Sorge yang sekarang ada di A.S. Dalam suratnya Engels menyarankan agar terlibat
dalam gerakan buruh di AS. Engels memulai suratnya dengan lontaran kritik dengan sektarianisme partai
buruh sosialis, yaitu sebuah organisasi kecil yang didirikan di AS oleh kaum emigran Jerman, yaitu para
pengikut tokoh sosialis reformis Jerman Ferdinand Lassalle.
Engels menulis, " orang-orang Jerman itu tidak tahu bagaimana menggunakan teori mereka untuk
menggerakan massa di Amertika, kebanyakan dari mereka malah tidak mengerti apa itu teori dan
memberlakukannya secara doktriner dan dogmatis, sebagai sesuatu yang hanya dihafal serta akan
memberikan kepuasan tanpa melakukan apa-apa. Abagi orang-orang ini teori adalah credo dan bukannya
tuntunan untuk aksi. Terlebih-lebih lagi mereka tak pernah mengetahui/belajar memahami cara-cara Inggris.
Oleh karena itu massa Amerika harus mencari jalannya sendiri, dan tampaknya untuk sementara waktu,
mereka menemukannya di organisasi Ksatria Buruh. Walaupun prinsip-prinsip organisasi ini membingungkan
dan organisasinya menggelikan, tapi tampaknya ia bisa menjawab kebingungan-kebingungan mereka".
Setelah Engels mengamati bahwa organisasi Gotong Royong buruh ini adalah organisasi besar, walaupun
bersifat tertutup, dan menyadari bahwa organisasi ini memilki kekuatan nyata, khususnya di kawasan New
england dan pantai barat Amerika, maka dia menyarankan kaum komunis Jerman yang tinggal disana untuk
bergabung dengan organisasi ini, membentuk kelompok inti yang terdiri dari orang-orang yang sungguh-
sungguh mengerti gerakan dan harus mengambil alih kepemimpinan organisasi--atau salah satu bagiannya,
jika nantinya terjadi perpecahan dalam organisasi".
Menurut Engels, kelemahan terbesar dari organisasi Ksatria Buruh adalah penolakannya untuk
mengorganisir kaum buruh AS bagi perjuangan politik secara independen. Menurut Engels, tugas gerakan
klas buruh AS yang paling mendesak adalahmengorganisir buruh ke dalam sebuah partai politik independen
dari pengaruh politisi borjuis. Engels kemudian melanjutkan bahwa langkah awal ke arah itu telah diambil
oleh Federasi serikat buruh di New York, yaitu dengan mencalonkan salah seorang anggotanya sebagai
Marx dan Engels menyarankan taktik yang berbeda bagi para penyokong mereka di Jerman pada tahun
1860 dan 1870, saat mereka harus berhubungan dengan organisasi-organisasi politik klas buruh yang
didominasi oleh mereka yang menganjur-anjurkan kerja sama antar klas dan tidak mendasarkan diri pada
gerakan yang meradikalisir buruh.
Ketika pada tahun 1863 Ferdinand Lassale mendirikan perhimpunan Buruh Umum Jerman atau ADAV,
Marx dan Engels pada awalnya menyambut hangat hal tersebut. Selama massa yang singkat pada 1864-
1865, mereka turut menyumbangkan tulisan pada jurnal ADAV. Akan tetapi pada akhirnya, mereka berdua
kecewa dengan organisasi tersebut, bahkan mereka menganggapnya sebagai "sekte" buruh ketimbang
partai buruh. Apa yang dimaksud Marx dan Engels tentang hal ini, diterangkan dalam surat Marx kepada
presiden ADAV Johann Schweitzer, yang mengambil alih organisasi setelah kematian Lassale. Saat
menyinggung lassale Marx menulis :
"...sama seperti setiap orang yang beranggapan bahwa dia punya obat mujarab bagi penderitaan massa,
dia melancarkan agitasi yang bertitik tolak dari karakter keagamaan dan sektarian. Setiap sekte pada
faktanya berwatak religius...(Lassale) jatuh pada kesalahan sama seperti dilakukan oleh Proudhon,
yaitu:...yaitu agitasinya bukan diperoleh dari elemen-elemen sejati gerakan klas, tapi diperoleh dari resep-
resep yang doktriner..."
"Dimana-mana, sekte itu melihat alasan keberadaan dan kehormatannya bukan pada kesamaan
kepentingan dalam gerakan klas, namun lebih menyandarkan diri slogan-slogan yang membedakannya dari
gerakan secara keseluruhan"
Marx dan Engels melihat bahwa upaya ADAV untuk mengekang tujuan gerakan buruh sebatas tujuan-
tujuan reformis dalam bentuk pendirian-pendirian koperasi-koperasi pabrik yang didanai oleh pemerintah
monarkhis borjuis pimpinan Kanselir Wilhelm Bismarck, kultus individu terhadap lassale, dan sentralisasi
kekuasaan yang berlebihan, yang juga telah menjalar ke dalam serikat-serikat buruh yang didirikannya.
Marx menyarankan para pendukungnya di Jerman untuk tetap berada di luar ADAV dan membangun
organisasi sendiri, yang dapat meletakan dasar bagi pendirian sebuah partai buruh berskala nasional.
Langkah ini tercapai pada 1867 ketika Wilhelm Lubknecht---seorang mantan anggota Liga Komunis---dan
kawannya August bebel, yang terpilih sebagai anggota Parlemen Wilayah Jerman bagian Utara. Sebagai
hasilnya, dua tahun kemudian Liebknecht dan bebel mampu meletakan dasar-dasar bagi pembentukan
partai buruh sosial demokrat---SAP---pada konggres yang diselenggarakan di Eisenach, Agustus 1869.
Partai baru ini merupakan hasil fusi antara Liebknecht dan Bebel serta para pendukungnya yang tergabung
dalam serikat bagi pendidikan masyarakat buruh Jerman di satu pihak ; dengan elemen-elemen oposisi yang
dipimpin oleh Wilhelm Brache yang memisahkan diri dari ADAV, di pihak lainnya.
Ketika pada tahun 1875 diselengarakan konggres persatuan di Gotha anatar SAP dan para pengikut
Lassale dari ADAV, Marx dan Engels mengecam konsesi-konsesi teoritis yang diberikan para pemimpin SAP
kepada kaum Lassaleis. Dalam kritik yang disampaikan kepada para pemimpin SAP, Marx dan Engels
menulis :
"Setiap langkah gerakan yang nyata jauh lebih berharga ketimbang sekedar selusin program. Oleh karena
itu, jika kita menimbang tidak mampu merumuskan program yang lebih maju dari program Eisenach---karena
Lenin belum menolak konsepsi-konsepsi Kautsky tentang partai pekerja sampai tahun 1914-1915. Lenin
benar-benar menolak secara tegas konsep Kautsky ... ketika ia menyaksikan bahwa partai-partai sosial
demokrat Eropa memberikan sokongan kepada pemerintah mereka masing-masing, dalam perang dunia
antar kaum imperialis. Hal ini semua meneguhkannya bahwa partai-partai ini tidak lagi merupakan partai
pekerja, tetapi "partai-partai oportunis borjuis kecil". Betapapun ditingkat praktek,ditahun-tahun sebelum
1914, pendekatan yang dilakukan oleh Lenin dalam melawan oportunisme didalam pergerakan buruh Rusia,
memiliki begitu banyak persamaan dengan metode dan taktik yang telah dianjurkan kepada siapapun juga di
SPD.
LLL