Anda di halaman 1dari 11

MARX DAN ENGELS TENTANG PARTAI PROLETARIAT

oleh: Doug Lorimer

Marx dan Engels bukanlah orang-orang yang pertama kali mengembangkan dan mengajukan visi tentang
masyarakat tanpa klas. Sebagaimana yang telah diakui oleh keduanya, para pemikir sebelum mereka
mengembangkan "pada abad ke 16 dan 17, pada abad 18, teori-teori komunistik yang aktual ... dimana yang
harus dihapuskan bukan sekedar keistimewaan-keistimewaan (privileges) klas, namun perbedaan klas itu
sendiri". Pencapaian besar yang diraih oleh Marx dan Engels adalah berhasil melihat proses sejarah yang
sesungguhnya, yang memungkinkan sosialisme menjadi kenyataan. Itulah sebabnya mereka menciptakan
sosialisme ilmiah. Engels menekankan dalam karyanya Sosialisme: Utopia dan Ilmiah, bahwa "Untuk
memberikan landasan ilmiah bagi Sosialisme, pertama-tama dia harus diletakkan diatas basis atau landasan
yang nyata".
Yang dimaksudkan dengan "landasan yang nyata" ini adalah, sebuah konsepsi sejarah yang materialistis.
Konsepsi ini menunjukkan bahwa Sosialisme tidak akan pernah terwujud melalui himbauan moral kepada
seluruh umat manusia untuk menuju terbentuknya masyarakat tanpa klas, akan tetapi ia hanya akan
terwujud melalui pengambil alihan kekuasaan politik oleh sebuah klas, yaitu proletariat. Inilah kesimpulan
pokok yang tertuang dalam karya pertama mereka prinsip materialisme historis -- The German Ideology--.
Dalam buku yang ditulis antara bulan November 1845 dan April 1846 (yang tak pernah diterbitkan selama
Marx dan Engels masih hidup) para penulisnya menunjukkan bahwa yang menjadi basis material terjadinya
satu perubahan dari satu sistem sosial ke sistem sosial lainnya adalah kontradiksi antara kekuatan-kekuatan
produktif dengan bentuk pemilikan yang sudah usang terhadap kekuatan-kekuatan produktif. Buku ini
menunjukkan bahwa kontradiksi yang bersifat obyektif ini merupakan akar dari perjuangan klas antara kau
proletar upahan dan kaum kapitalis yang menghisap mereka. Perjuangan klas ini hanya bisa dilancarkan
oleh proletariat melalui sebuah revolusi komunis.
Sebelumnya pada karya Theeses on Feurbach yang ditulis pada 1845 Marx telah merumuskan gagasan
melalui praksis Revolusioner, umat manusia bukan hanya mengubah kondisi materialnya tetapi juga
mengubah diri mereka sendiri. Dalam The German Ideology Marx dan Engels mengatakan bahwa tatanan
sosial yang baru hanya dapat diwujudkan melalui sebuah revolusi sosial. Mereka menulis bahwa revolusi
dibutuhkan, " bukan hanya klas yang berkuasa tak bisa digulingkan dengan cara lain, tapi juga disebabkan
klas yang menggulingkannya hanya bisa mensucikan dirinya melalui sebuah revolusi, dimana mereka akan
bisa membersihkan diri dari seluruh kotoran yang telah melekat berabad-abad, dan dengan demikian mereka
siap untuk mendirikan masyarakat baru".
Dalam The german Ideology diterangkan bahwa tahap pertama revolusi komunis adalah pengambilan
kekuasaan politik oleh proletariat. Secara lebih jelas dilukiskan bahwa " setiap klas yang ingin menegakkan
dominasinya atau juga pada saat kaum proletariat sudah mendominasi dan hendak menhapuskan
masyarakat lama secara keseluruhan segala bentuk dominasi pada umumnya, sebelum semuanya itu di
capai maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah merebut kekuasaan politik".
Dalam buku tersebut tak dirumuskan lebih jauh mengenai tugas-tugas nyata kaum sosialis untuk
mewujudkannya. Akan tetapi pada tahun 1889, Lenin kemudian merumuskan tugas kaum sosialis adalah: "
bukan rencana untuk memperbaharui masyarakat, bukan untuk menceramahi kaum kapitalis dan antek-
anteknya agar mereka memperbaiki nasib kaum buruh dan bukan juga untuk menyusun persekongkolan-
persekongkolan, akan tetapi ia harus mengorganisir perjuangan klas proletariat dan memimpin perjuangan
ini, dimana yang menjadi tujuan utamanya adalah perebutan kekuasaan politik oleh proletariat dan
mengorganisir masyarakat sosialis".
Dalam suart yang dikirim untuk kaum sosialis Denmark, pada 1889, Engels menekankan bahwa
"Proletariat tidak dapat merrebut kekuasaan politik yang merupakan satu-satunya pintu menuju masyarakat
baru tanpa revolusi dengan kekerasan. Dan sebagaimana telah Marx dan saya serukan sejak 1847, maka
agar proletariat cukup kuat untuk memenangkan pertempuran pada hari yang menentukan, ia harus
membentuk sebuah partai yang terpisah yang berbeda dengan yang lainnya dan beroposisi kepada mereka,
yaitu sebuah partai yang berdasarkan/berkesadaran klas".

I. Pembentukan Liga Komunis

Setelah pada 1844-1845 mereka berdua menyepakati prinsip-prinsip dasar sosialisme ilmiah dan setelah
mereka menguraikannya secara lebih rinci melalui pengerjaan bersama The German Ideology pada tahun
1845-1846, maka pada awal 1846 Marx dan Engels berupaya untuk --sebagaimana dikatakan oleh engels
dikemudian hari-- "menghimpun seluruh kaum proletar diseluruh Eropa dan yang menjadi target pertama
adalah Jerman".
Pada awal 1846, mereka mendirikan komite korespondensi komunis Brussels, yang bertujuan untuk
menjalin kontak surat menyurat dengan para pimpinan klas buruh radikal dan kaum sosialis seluruh Eropa
barat untuk memudahkan penyebaran gagasan-gagasan sosialisme ilmiah dikalangan mereka.Keanggotaan
komite terdiri dari sejumlah kecil kaum imigran Jerman, yang mencakup seorang guru Breslav, yaitu Wilhem
Holf dan seorang mantan perwira artileri Prusia, Joseph Weydemeyer.
Marx dan Engels juga berupaya mendirikan komite-komite serupa diberbagai tempat, terutama sekali di
Jerman. Melalui bantuan wolf mereka menjalin kontak dengan sekelompok intelektual yang dipengaruhi oleh
gagasan-gagasan komunisme di Silesia, sementara Weydemeyer berusaha mendirikan komite-komite
korespondensi komunis di Westphalis dan propinsi Rhine.
Ketika menyusun piagam piagam taktik bagi kaum komunis di Jerman, Marx dan Engels menyerukan

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 1


agar mereka mendukung tuntutan-tuntutan kaum borjuis bagu ditegakkannya sebuah konstitusi demokratik,
seperti kebebasan pers, kebebasan untuk berkumpul, dll, Karena jika tuntutan-tuntutan itu dapat tercapai
"akan datang era baru yang memudahkan dilancarkannya propaganda komunis". Sebagai konsekwensinya,
kaum komunis harus terlibat aktif dalam aksi-aksi massa menentang kekuasaan rejim-rejim feodal absolut di
Jerman dan menyokong kemenangan revolusi-revolusi demokratik-borjuis disana. Dengan demikian kaum
komunis dapat menciptakan kondisi-kondisi yang lebih menguntungkan bagi perjuangan proletariat
menentang borjuasi. Taktik seperti ini kemudian diterapkann oleh Marx dan Engels serta kawan-kawan
mereka selama periode Revolusi 1848 di Jerman.
Diantara pihak-pihak yang mendapatkan terbitan litograf dan pamflet-pamflet yang diterbitkan dari
Brussels adalah para pemimpin liga keadilan, yaitu sebuah perkumpulan rahasia para imigran Jerman yang
sebagian besar terdiri dari tukang jahit , yang didirikan pada tahun 1836.
Beberapa tahun sebelumnya, baik Marx maupun Engels telah bertemu dengan beberapa pimpinan liga
tersebut di Paris dan London, dan keduanya diajak bergabung dengan dengan organisasi mereka. Akan
tetapi, pada saat itu liga tersebut sangat dipengaruhi oleh gagasan-gagasan borjuis kecil yang reaksioner
dan romantik, yaitu mewujudkan masyarakat tanpa klas dengan cepat melalui pelaksanaan distribusi barang-
barang konsumsi secara sama rata oleh sebuah pemerintahan revolusioner. Akan tetapi pemerintahan
revolusioner versi mereka didirikan tidak melalui pengambilan kekuasaan politik oleh sebuah gerakan massa
buruh revolusioner, melainkan --sebagaimana gagasan seorang komunis yutopia dari Perancis, August
Blanqui-- melalui kudeta yang dilakukan oleh persekongkolan revolusioner yang bersifat rahasia dan padu.
Karena Marx dan Engels tidak setuju dengan ntujuan dan cara yang dipakai oleh Liga, yang bertentangan
dengan sosialisme proletariat, maka keduanya menolak bergabung dengan organisasi tersebut.
Akan tetapi menjelang akhir tahun 1846, terjadi perubahan ideologis dikalangan para pemimpin liga.
Mereka mulai tidak mulai tidak puas dengan gagasan sosialis Utopia, karena gagasan-gagasan tersebut
gagal menjawab persoalan-persoalan praktis gerakan klas pekerja yang mereka temui dilapangan. Pada saat
bersamaan, mereka mulai melihat bahwa ide-ide sosialisme ilmiah yang dipropagandakan dari Brussels oleh
Marx dan Engels dapat membawa gerakan klas pekerja ke jalan yang benar.
Pada bulan November 1846 Komite eksekutif Liga --yang diantara anggotanya terdapat seorang pembuat
sepatu Heinrich Bauer, pembuat jam tangan Joseph Moll dan Karl Schapper-- menyerukan diadakannya
sebuah konggres komunis internasional di London pada bulan Mei 1847. Pada bulan Januari 1847 Moll
diutus secara resmi untuk menemui Marx dan Engels di Paris dan untuk mengatur rencana agar kedua orang
itu dapat bergabung dengan liga dan berpartisipasi dalam menyiapkan dokumen-dokumen konggres.
Keduanya dijanjikan akan diberikan keleluasaan untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka. Dengan
kondisi semacam ini, Marx dan engels yang sedang mencari kesempatan untuk bekerja pada sebuah
organisasi yang lebih besar dan kuat memutuskan untuk bergabung. "Yang tergabung didalamnya berkisar
ratusan orang", demikian tulis Engels dalam suratnya kepada Marx pada bulan Desember 1846.
Pada bulan februari 1847 komite eksekutif liga mengeluarkan seruan kedua, yang kemudian
mempengaruhi diskusi Moll dengan Marx dan Engels. Seruan tersebut menjadikan gerakan Cartist di Inggris
sebagai contoh bagi kaum Komunis, walaupun tetap disertai catatan yang berbunyi: " dengan sangat
menyesal harus kami katakan bahwa gerakan tersebut belum berbentuk sebuah partai". Komite eksekutif
kemudian memundurkan penyelenggaraan konggres yang semula direncanakan pada pada bulan Mei
menjadi bulan Juni untuk memberikan lebih banyak waktu bagi persiapannya. Agenda yang akan dibahas
didalam konggres meliputi organisasi liga secara menyeluruh, penyusunan AD/ART baru, penyusunan
program dan penerbitan berkala.

II. AD/ART dan Struktur Liga Komunis

Akhirnya konggres terlaksana dari tanggal 2 sampai dengan tanggal 7 Juni 1847. Marx tidak bisa
mengikuti konggres karena tidak punya biaya untuk datang. Engels yang telah menjadi anggota organisasi
hadir sebagai utusan peserta dari cabang Paris, sementara Wolff datang sebagai utusan cabang Brussels.
Apapun tujuannya, konggres adalah sebuah mekanisme konstitusional dan ia telah melahirkan sebuah
organisasi yang benar-benar baru, dengan prinsip-prinsip ideologi dan struktur yang baru serta nama yang
baru pula, Bund der Komunisten atau Liga Komunis. Organisasi kemudian mensahkan sebuah program,
yang nantinya akan disempurnakan dalam konggres berikutnya, berupa rancangan garis besar yang di susun
oleh Engels dalam bentuk katekismus revolusioner, sebuah bentuk yang populer dikalangan perkumpulan
kaum buruh. Katekismus tersebut kemudian diputuskan akan diedarkan ke cabang-cabang sebagai bahan
diskusi
AD/ART yang baru juga dirancang partisipasi langsung dari Engels dan Wolff. Rancangan ini juga
diedarkan kecabang-cabang lokal untuk di jadikan bahan diskusi sebelum disahkan pada konggres
berikutnya. Sesuai dengan kesepakatan yang di capai oleh Marx dan Moll, Liga Komunis menghapuskan
semua praktek persekongkolan (konspiratif), seperti ritual -ritual pengangkatan anggota baru yang berbau
mistis, janji kesetiaan, penyusunan kwajiban anggi\ota yang njlimet dan pemusatan pengambilan keputusan
yang berlebihan oleh badan-badan kepemimpinan yang telah diangkat melalui konggres.
Dalam AD/ART yang baru disebutkan bahwa badan pengambilan keputusan tertinggi di Liga adalah
konggres, yang terdiri dari delegasi-delegasi yang yang dipilih oleh organisasi-organisasi lokal. Sebuah pasal
yang tercantum dalam rancangan AD/ART sebagaimana diusulkan oleh Marx, memberi hak kepada
organisasi-organisasi lokal untuk menerima atau menolak keputusan konggres. Organ Liga yang berkuasa
diantara dua konggres adalah pimpinan sentral, yaitu sebuah komite yang sekurang-kurangnya terdiri dari
lima orang anggota yang dipilih oleh lingkaran-lingkaran atau distrik. Para anggota pimpinan sentral
ditempatkan selama masa konggres tanpa hak untuk mengambil keputusan.

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 2


Unit organisasi yang paling dasar adalah "komunitas", dimana jumlah anggotanya paling sedikit tiga orang
dan paling banyak duapuluh orang. Masing-masing komunitas harus memilih dua pengurus yang terdiri dari
seorang ketua yang memimpin pertemuan-peertemuan komunitas dan seorang wakil ketua yang
bertanggung jawab atas pendanaan komunitas. Dua atau lebih komunitas yang sudah ada kemudian
mengkompakan dirinya kedalam sebuah "lingkaran". Organ eksekutif lingkaran terdiri dari pengurus-
pengurus terpilihyang berasal dari seluruh komunitas yang tergabung didalamnya. Organ eksekutif ini
dipimpin oleh presiden yang terpilih. Berbagai lingkaran yang ada di sebuah negeri ataupun propinsi
kemudian tunduk pada "lingkaran tertinggi", yang keanggotaanya dipilih melalui konggres dan bertanggung
jawab kepada pimpinan sentral.
Komunitas-komunitas, pimpinan-pimpinan lingkaran dan pimpinan sentral harus bertemu setidaknya
satukali dalam dua minggu. Para anggota pimpinan lingkaran dan pimpinan sentral dipilih satu tahun sekali
dan dan dapat dipilih kembali atau dijatuhkan oleh para pemilih kapan saja. Pimpinan sentral berhak
menentukan tema-tema diskusi untuk dibahas oleh seluruh anggota Liga.
Para calon anggota yang sudah setuju dengan AD/ART dapat dilantik dengan persetujuan komunitas
lokalnya masing-masing. AD/ART juga memungkinkan pemecatan anggota yang melanggar syarat-syarat
keanggotaan, dimana anggota yang dipecat hanya bisa diangkat kembali atas persetujuan pimpinan sentral
berdasar proposal yang diajukan oleh lingkaran.
Para anggota liga harus mengakui prinsip-prinsip liga, menerapkan "cara hidup dan menjalankan
aktivitas" yang mendukung tujuan liga, tidak terlibat dalam organisasi politik lain, mereka harus segera
menginformasikannya kepada pimpinan liga yang langsung ada diatasnya. Sementara itu, sesuai dengan
usulan Marx, segala kwajiban lainnya lebih baik dicantumkan dalam AD/ART selanjutnya sesuai dengan
kebutuhan, ketimbang merancang AD/ART yang sektarian yang melarang para anggota liga untuk bergabung
dengan perkumpulan-perkumpulan politik lainnya.
Marx dan Engels mengomentari bahwa ‘ Konstitusi demokratis ini yang tidak memungkinkan adanya
kelompok rahasia yang konspiratif, sangatlah cocok dengan tugas-tugas yang harus dijalankan oleh
organisasi propaganda".

III. Fusi Demokrasi dan Sentralisme

Jika kita begitu akrab dengan AD/ART Liga Komunis setelah 150 tahun dibuat, hal itu karena AD/ART
tersebut menyediakan elemen-elemen dasr bagi apa yang sekarang kita sebut sentralisme demokratik. Yaitu
sebuah prinsip yang yang memungkinkan kontrol anggota yang ketat terhadap institusi-institusi
kepemimpinan sejalan dengan prinsip sub ordinasi badan-badan yang lebih rendah terhadap badan-badan
yang lebih tinggi. Baik istilah maupun prinsip sentralisme demokratik selama ini ditafsirkan secara salah
sebagai penemuan oleh faksi Bolshevik pimpinan Lenin yang ada ditubuh Partai buruh Sosial Demokrat
Rusia, pada awal abad ini.
Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui dari AD/ART Liga Komunis, gagasan penggabungan
demokrasi, yang merupakan kekuasaan mayoritas, dengan kepemimpinan yang tersentralisir sebagai prinsip
dasar organisasi klas pekerja sebenarnya telah dianjurkan oleh kaum Marxis jauh sebelum istilah
"Sentralisme Demokratik" dipakai oleh kaum Bolshevik. Sebenarnya, sebagaimana ditunjukan oleh Paul Le
Blanc dalam karyanya "Lenin dan Partai Revolusioner" (1990), istilah tersebut pertama-tama justru dipakai
oleh kaum Menshevik dalam resolusi tentang organisasi PBSDR pada bulan November 1905. Dalam
resolusinya Menshevik mengatakan :
"PBSDR harus diorganisir sesuai prinsip sentralisme demokratik. Seluruh anggota partai harus terlibat
dalam pemilihan-pemilihan institusi-institusi partai. Seluruhinstitusi partai dipilih untuk bekerja selama periode
tertentu, dimana mereka berkewajiban menjalankan kebijakan-kebijakan dan mempertanggungjawabkannya
secara periodik atau berdasarkan permintaan organisasi yang dipilih mereka. Keputusan-keputusan
dikeluarkan oleh kolektif kepemimpinan bersifat mengikat seluruh anggota organisasi dimana kolektif
tersebut menjadi organ kepemimpinannya. Segala kegiatan organisasi yang mempengaruhi jalannya roda
organisasi secara keseluruhan (seperti konggres, reorganisasi) harus diputuskan oleh seluruh anggota
organisasi. Keputusan -keputusan yang dikeluarkan oleh level organisasi yang lebih rendah tidak boleh
dilaksanakan jika keputusan itu bertentangan dengan keputusan organisasi yang lebih tinggi."
Kaum Bolshevik memakai istilah sentralisme demokratik untuk pertama kalinya dalam resolusi : "Tentang
Reorganisasi Partai" yang dikeluarkan pada pada Desember 1905, yang kemudian dituangkan dalam
resolusi tentang organisasi partai yang disyahkan oleh Konggres Persatuan Bolshevik - Menshevik PBSDR
pada April 1906.
Yang menjadi pertanyaan adalah "Mengapa istilah sentalisme ddemokratik dan prinsip yang tekandung
didalamnya ditafsirkan oleh banyak orang sebagai gagasan yang khas Leninis?". Ada dua alasan dasar yang
bisa disebutkan disini. Alasan pertama adalah hanya kaum Bolshevik yang konsisten menerapkan prinsip
organisasi ini baik dalam teori maupun praktek. Alasan kedua adalah bahwa istilah itu sendiri kemudian
dikaitkan dengan ciri tertentu dari prinsip demokrasi dan sentralisme yang dipakai oleh Bolshevik sejak tahun
1912, yaitu saat mereka membentuk sebuah partai Marxis Revolusioner yang terpisah dan bertentangan
dengan kawan Menshevik yang reformis.
Yang dimaksud dengan ciri yang berwatak Leninis dari sentralisme demokratik adalah meliputi prinsip
organisasional yang sama sekali baru dalam sejarah gerakan sosialis, setidaknya sejak berkembangnya
gerakan tersebut di Eropa pada dekade 1890-an. Prinsip organisasional yang baru tersebut adalah larangan
bagi faksi minoritas di kalangan Bolshevik untuk "mengeluarkan pernyataan di muka umum hal-hal yang bisa
menggangu aksi-aksi atau keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh mayoritas." Sebagai alternatifnya,
Lenin yang pada bulan 1814 mengirim laporan kepada forum pertemuan kaum sosialis Rusia yang

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 3


diorganisir oleh Biro Internasional dari internasional kedua di Brussel, mengusulkan "kaum minoritas berhak
mendiskusikan didalam forum partai, semua ketidaksepakatan tentang program, taktik dan organisasi yang
dituangkan dalam jurnal yang khusus memuat perdebatan-perdebatan mengenai hal-hal diatas."
Gagasan lainnya yang juga ditafsirkan sebagai ciri khas Leninisme dalam membahas persoalan-
persoalan organisasi partai sosialis adalah mengenai syarat-syarat keanggotaan partai. Dalam laporan yang
dibuat oleh Lenin diatas, jika menunjuk sejumlah kebijaksanaan yang "tidak bisa diberi tempat dalam jajaran
organisasi PBSDR ilegal." Kebijakan-kebijakan yang tak bisa diterima tersebut adalah penentangan terhadap
keberadaan organisasi partai bawah tanah, usulan untuk mendukung pendirian partai buruh legal di Russia
karena hal itu akan tergiring menjadi "partai buruh yang dimanipulir oleh kekuasaan monarkhis Tzar"
penentangan terhadap slogan republik demokratik dan perampasan tanah-tanah perkebunan dan pandangan
tentang bangsa-bangsa tertindas yang menyimpang dari keputusan konggres PBSDR tahun 1903.
Sebenarnya, keputusan oleh Bolshevik untuk menerapkan persyaratan keanggotaan yang ketat bukanlah
merupakan hal yang baru dalam gerakan Marxis. Pada konggres pertamanya di bulan Juni 1847, liga
komunis mensahkan keputusan yang melarang dogma-dogma sektarian utopis yang dianggap tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip keanggotaan organisasi Proletariat. Jika hal itu dilanggar maka anggota yang
bersangkutan akan dipecat.

IV. Konsolidasi atas garis Proletariat sebagai ideologi Liga Komunis

Konggres pertama Liga Komunis juga memutuskan untuk menghapus motto perjuangan "Seluruh
manusia adalah bersaudara!" yang berwatak demokratik borjuis kecil, dan menggantikannya dengan motto
perjuangan baru sebagaimana yang diusulkan oleh Engels : "Kaum buruh sedunia, Bersatulah!"
Akan tetapi meskipun terdapat kemajuan-kemajuan yang bersifat ideologis dalam konggres tersebut,
namun masih juga tersisa pandangan-pandangan borjuis kecil warisan liga keadilan. Hal ini ditunjukan dalam
rancangan AD/ART yang mengaskan bahwa liga adalah "penghancuran perbudakan rakyat dengan cara
penyebaran teori pembangunan jaringan distribusi barang-barang kebutuhan serta perwujudannya segera
mungkin".
Mengingat kondisi politik di Jerman dan hambatan-hambatan yang dijumpai kaum imigran dalam
menjalankan kegiatan politik mereka di negeri-negeri liberal seperti Belgia dan Prancis, maka liga
memutuskan untuk tetap menjadi organisasi tertutup. Akan tetapi marx terus meyakinkan bahwa jangan
sampai Liga terkucil dan kehilangan kontak dengan massa pekerja yang sebelumnya pernah diorganisir oleh
Liga Keadilan. Marx menegaskan bahwa organisasi Liga yang bersifat tertutup dan merupakan elemen
pelopor klas pekerja harus tetap berada ditengah-tengah massa buruh dan bekerja dalam jaringan
perkumpulan-perkumpulan buruh yang terbuka, seperti perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman yang ada
di London. Liga Komunis dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjalin kontak dengan perhimpunan-
perhimpunan pendidikan yang sudah ada atau mendirikan pendidikan yang baru.
Gagasan ini segera dilaksankan yaitu dengan cara pendirian perhimpunan bagi pendidikan buruh jerman
di Brussels pada akhir Agustus 1847. Jumlah anggotanya pada tahap awal sekitar 37 orang yang dalam
beberapa bulan kemudian meningkat menjadi hampir 100 orang. Perhimpunan kemudian mendirikan
sejumlah perpustakaan, pengajaran-pengajaran bagi buruh mengenai berbagai materi pendidikan yang
menganalisa peristiwa-peristiwa sosial. Tentang hal itu Marx menulis bahwa : "Liga yang bergerak secara
tertutup dibalik perhimpunan-perhimpunan buruh yang terbuka dan juga mengarahkan mereka, menemukan
perhimpunan-perhimpuanan tersebut sebagai ajang propaganda yang paling mudah dicapai. Dan seiring
dengan itu, Liga juga berkesempatan mengisi keanggotaannya dan memperbesar dirinya dengan anggota-
anggota perhimpunan yang paling akap."
Mengenai keputusan konggres agar Liga menerbitkan terbitan secara berkal, ternyata liga hanya mampu
satu kali mengeluarkan yaitu pada September 1847. Namun terbitannya adalah Kommunistische Zeitscrift.
Artikel-artikel yang dimuatnya, yang kebanyakan ditulis oleh Schapper sebagian besar mengkritik ide-ide
sosialis utopis dan memaparkan pandangan kaum komunis mengenai persoalan-persoalan taktik yang
dihadapi gerakan buruh di Jerman. Karena kekurangan biaya, maka nomor kedua tidak bisa diterbitkan. Akan
tetapi pada akhir 1847, para pemimpin Liga komunis di Brussels berhasil mengambil alih kontrol dewan
redaksi majalah mingguan imigrran yang terbit seminggu dua kali, Deutsche Brusseler Zeitung. Sejak saat itu
hingga nomor terakhir yang muncul pada 27 februari 1848, koran ini berfungsi sebagai corong propaganda
tak resmi dari Liga Komunis.
Langkah selanjutnya dalam rangka konsolidasi ideologis dan organisasional Liga adalah penyelenggara
Konggres kedua di London. Konggres ini berlangsung dari dari 28 November hingga 8 Desember 1847.
Konggres ini dihadiri oleh marx dan Engels. Penyusunan program menjadi agenda utama konggres. Marx
dan Engels harus habis tenaga mereka selama 10 hari pelaksanaan konggres untuk meyakinkan mayoritas
peserta akan kebenaran pandangan mereka berdua. Dan akhirnya mereka berhasil. Hal ini tercermin dari
perubahan Bab I AD/ART Liga. Tujuan lama organisasi yang bermaksud mendirikan "jaringan masyarakat
barang-barang" digantikan dengan rumusan baru. Tujuan baru dari Liga Komunis adalah : Penggulingan
Borjuasi, menegakan demokrasi proletariat, penghapusan masyarakat borjuis yang mendasarkan dirinya
pada antagonisme klas, dan pembangunan masyarakat baru tanpa klas dan tanpa pemilikan pribadi"
sebagai hasilnya, konggres menyerahkan tanggung jawab kepada Marx dan Engels untuk merancang
sebuah "Program Teoritis dan praktis partai secara rinci". Mereka berdua menerima dan kemudian lahirlah
manifesto partai Komunis yang tersohor itu.

V. Manifesto Partai Komunis dan persoalan Partai

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 4


Dalam manifesto komunis yang berhasil diselesaikan pada awal Februari 1848, Marx dan Engels hanya
menyajikan konsep tentang partai klas pekerja secara garis besar saja.
Pada bagian I Manifesto mereka menyebut partai proletariat sebagai "pengorganisasian proletariat
menjadi sebuah klas", yang memberikan pengakuan terhadap kepentingan-kepentingan khusus kaum buruh,
dengan cara memanfaatkan perpecahan di kalangan borjuis".
Kemudian saat Marx dan Engels memberi contoh tentang lolosnya peraturan 10 jam kerja di parlemen
Inggris, mereka berdua merujuk pada satu-satunya (sampai saat itu) gerakan politik klas pekerja---Assosiasi
Piagam Nasional )National Charter Movement). Bahkan pada bagian ke-empat dari manifesto Komunis,
mereka mencata bahwa gerakan Chartist di Inggris dan gerakan reformasi agraria di Amerika Serikat sebagai
contoh dari partai-partai klas pekerja.
Gerakan Chartist adalah gerakan front persatuan yang longgar yang menghimpun para aktivis serikat
buruh murni, orang-orang yang menuntut pemberlakuan 10 jam kerja per-hari, kaum demokrat radikal dan
kaum Filantropis borjuis, yang mencapai puncak aktivitasnya pada 1842 dan bubar pada 1848.
Dalam bukunya yang diterbitkan pada 1847, The Poverty of Philosophy, Marx memaparkan bagaimana
kaum buruh di Inggris berjuang, mulai dari perjuangan serikat buruh dan pembentukan "sebuah partai politik
bernama chartist", mereka telah berkembang dari kekuatan yang tak berbentuk, sebagai "klas yang
merupakan kondisi obyektif dalam dirinya" yang masih terpecah-pecah, menjadi kekuatan yang padu
berskala nasional, sebagai "klas yang sadar atas dirinya" dan memiliki daya juang tinggi. Konsep yang
demikian itu bertitik tolak dari pandangan Marx bahwa " setiap perjuangan klas adalah perjuangan politik".
Dengan pernyataan tersebut Marx tidak bermaksud menyatakan bahwa setiap perjuangan sekelompok buruh
melawan majikan mereka adalah perjuangan politik. Yang sebenarnya dia maksud adalah bahwa sejauh
kaum buruh memperjuangkan kepentingan-kepentingan klas mereka secara umum, maka mereka harus
menetang kepentingan kolektif klas kapitalis yaitu, kepentingan-kepentingan yang diwujudkan melalui
kekerasan negara. Dalam pandangan Marxis, politik adalah wilayah dimana kepentingan klas diperjuangkan.
Pada bagian dua Manifesto, diajukan pertanyaan " Dalam jalinan macam apa kaum komunis
berhubungan dengan seluruh proletariat?". Jawabannya adalah: :Kaum komunis tidak membentuk partai
yang terpisah yang menentang partai-partai klas buruh lainnya". Hal ini karena mereka " Tak punya
kepentingan untuk memisahkan diri dan terpisah dari proletariat secara keseluruhan". Oleh karena memiliki
"tujuan jangka pendek" yang sama "sebagaimana partai-partai proletariat lainnya, yaitu: pengorganisiran
proletariat sebagai sebuah klas, penggulingan supremasi borjuasi, pengambilan kekuasaan politik oleh
proletariat". Manifesto menerangkan, yang membedakan kaum komunis adalah:
Dalam pejuangan ditingkat nasional oleh proletariat diberbagai negara, mereka mengutamakan
kepentingan bersama seluruh proletariat, terlepas dari apaun bangsanya.
Dalam tahap-tahap perkembangan yang harus dilalui oleh klas buruh dalam perjuangannya melawan
borjuasi, mereka selalu dan senantiasa mewakili kepentingan gerakan secara keseluruhan.
Manifesto menyatakan bahwa sebagai konsekwensinya, kaum komunis dalam prakteknya, "merupakan
bagian yang paling maju dan paling teguh diantara partai-partai klas pekerja diseluruh negeri, yaitu
merupakan bagian yang selalu mendorong maju yang lainnya". Hal ini karena kaum komunis "memiliki
pemahaman yang jelas terhadap arah perjuangan, kondisi-kondisi dan hasil akhir perjuangan proletariat".
Pernyataan ini merupakan pengulangan dari pernyataan sebelumnya yang dia lontarkan dalam
perdebatannya melawan seorang anarkhis Perancis, Pierre Proudhon, dimana marx menjelaskan bahwa
kaum sosialis dan komunis adalah "ahli-ahli teori dari klas proletar/buruh.
Perlu kita camkan disini bahwa dalam pernyataan Manifesto yang menerangkan hubungan antara kaum
komunis dengan klas pekerja secara keseluruhan [yaitu bahwa kaum komunis tidak punya kepentingan untuk
memisahkan diri dan terpisah dari seluruh proletar dan bahwa mereka teoritisi klas buruh] digabungkan
dengan pernyataan bagaimana Liga komunis, sebuah organisasi kader yang anggotanya ratusan dan
tersebar diseluruh Eropa barat, harus berhubungan dengan gerakan Chartist di Inggris yang anggotanya
sekitar 40.000. Artinya, para anggota Liga Komunis sambil tetap mempertahankan keberadaaan organisasi
mereka sendiri, harus bergabung dengan organisasi klas pekerja dan mempropagandakan pandangan-
pandangan teori komunis dikalangan anggota-anggota mereka.
Hanya dengan taktik demikianlah Marx dan Engels yakin bahwa organisasi Liga Komunis yang kecil dapat
diubah menjadi partai komunis yang berbasisi massa. Walaupun mereka menyebut programnya sebagai
Manifesto Komunis, Marx dan Engels Marx dan Engels menyatakan bahwa Liga Komunis merupakan satu-
satunya cikal bakal partai yang hendak dibangun.

VI. Bubarnya Liga Komunis

Liga Komunis sendiri bubar pada 1852 sebagai akibat dari gelombang reaksi dan represi yang melanda
Eropa sesudah kegagalan revolusi borjuis demokratik antara tahun 1848-1849. Selama masa itu, Liga
komunis retak karena adanya faksionalisme antara Marx dan Engels serta pendukung mereka disatu pihak
berhadapan dengan Schapper dan August Willich seta para pendukung mereka dipihak lain.
Faksionalisme semakin menajam pada tahun 1850-an, ketika Marx dan Engels berkesimpulan bahwa
konsep-konsep ekonomiyang diberikan kaum monarkhi absolut di Jerman telah melicinkan jalan bagi
ekspansi sistoim produksi kapitalisme. Sampai pertengahan dekade 1850-an, Marx dan Engels percaya
bahwa krisis ekonomi baru seperti pada tahun 1847 akan segera datang, dan krisis baru akan memancing
pecahnya revolusi di Eropa. Akan tetapi, setelah mereka belajar ekonomi lebih dalam, mereka berkesimpulan
bahwa ramalan mereka meleset.
Mereka juga menghilangkan harapan mereka akan terjadinya revolusi di Perancis dan bertransformasinya
revolusi borjuis di Jerman menjadi revolusi sosialis. Ramalan yang prematur ini berdasarkan perkiraaan

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 5


mereka yang keliru mengenai kematangan kapitalisme di Eropa dan perkembangan material bagi sebuah
transisi revolusionere menuju sosialisme. Dalam kata pengantar untuk bukunya Marx Perjuangan klas di
Perancis (1850) Engels menulis: " Sejarah telah membuktikan bahwa kita dan orang-orang yang berfikir
sama dengan kita, adalah salah. Sudah jelas bahwa perkembangan ekonomi di Eropa daratan belum cukup
matang bagi penghapusan kapitalisme".
Bertitik tolak dari kondisi obyektif, Marx dan Engels berkesimpulan bahwa tugas Liga Komunis untuk
sementara waktu adalah mencetak dan membina kader-kader proletariat, memberi perbekalan teoritis pada
mereka, mempererat jaringan dan organisasi -organisasi klas pekerja yang lebih besar dan memanfaatkan
setiap peluang untuk mempropagandakan sosialisme ilmiah.
Sebagian besar anggota Liga Komunis yang ada di London tidak menyepakati pandangan ini. Mereka
mengingkari perlunya prasyarat-prasyarat material bagi sebuah revolusi proletar/komunis. Sebaliknya
mereka beranggapan bahwa revolusi demikian dapat dituntaskan di Jerman saja melalui kerja keras para
pejuang revolusioner semata.
Untuk melawan pandangan tersebut, Marx menyampaikan pidato dalam rapat luar biasa Komite Sentral
Liga pada 15 september 1850: "Cara pandang yang terfokus di Jerman initelah menggantikan cakrawala
manifesto yang universal, dimana para tukang di Jerman menjadi kaki tangan dari sentimen kebangsaan.
Konsepsi Maniesto yang materialistis telah dikalahkan oleh idealisme. Revolusi tidak lagi dilihat sebagai
produk realitas situasi, tetapi semata sebagai hasil keinginan. Dimana menurut pemikiran tersebut, saat kita
berkata pada buruh; Kalian punya waktu 15,20,50 untuk kalian lewati dalam kancah perang saudara
terselubung, untuk merubah situasi dan menempa diri kalian dalam menjalankan roda kekuasaan, maka
mereka akan menjawab: "kita harus merebut kekuasaan dengan sekali gebrakan atau kita bubar saja".
Pada pertemuan itu disepakati bahwa liga distrik Cologne, diaman pandangan-pandangan Marx dan
Engels mendeapat dukungan mayoritas, harus membentuk komite sentral. Akan tetapi keberadaaan faksi
Schapper -Willich di London tidak diakui oleh komite sentral Cologne. Dan ketika distrik di London
memutuskan untuk memecat Marx dan Engels serta para pendukungnya dari Liga serta mendirikan komite
sentral tandingan, maka komite sentral Cologne memecat seluruh pendukung faksi Schapper-Willich dari
Liga. Faksi ini akhirnya digembosi dan terpecah-belah.
Perpecahan di Liga Komunis muncul ditengah-tengah terjadinya gelombang penangkapan di Jerman
dimana yang menjadi target utama dari polisi adalah para pengikut Marx dan Engels. Dalam laporan rahasia
yang dibuat pada bulan April 1852 kepala kepolisian menulis: "Bisa dikatakan bahwa partainya Marx dan
Engels jauh melampaui potensi para emigran, para agitator dan komite-komite sentral, hal ini disebakan
karena mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan yang paling kuat.marx sendiri adalah seorang figur
yang kesohor dan setiap orang menyadari bahwa dia mempunyai lebih banyak intelektualitas diujung jarinya
ketimbang daya nalar yang dimiliki oleh kerumunan orang dikepala mereka".
Penangkapan dan dakwaan-dakwaan yang ditujukan pada para anggota Liga Komunis di Jerman telah
menghancurkan Liga di seluruh benua eropa. Di London sendiri sebagai akibat perpecahan keanggotaan liga
bisa dihitung dengan jari. Dalam pertemuan liga distrik London pada 17 November 1852, disepakati mosi
yang diajukan oleh Marx untuk membubarkan organisasi lokal.

VII. Anjuran untuk mendirikan Partai Pekerja Independen di Amerika Serikat

Setelah bubarnya Liga Komunis, Marx dan Engels tetap menjalin kontak dengan para mantan anggota
yang tetap setia dengan tujuan dan program liga. Mereka berdua menyarankan kawan-kawan
seperjuangannya ini untuk mendirikan partai buruh revolusioner di negeri-negeri yang menjadi tujuan
emigran mereka setelah kekalahan revolusi 1848.
Sebagai contoh, pada bulan November 1886, Engels menulis sebuah surat kepada mantan anggota Liga
Komunis Frederich Sorge yang sekarang ada di A.S. Dalam suratnya Engels menyarankan agar terlibat
dalam gerakan buruh di AS. Engels memulai suratnya dengan lontaran kritik dengan sektarianisme partai
buruh sosialis, yaitu sebuah organisasi kecil yang didirikan di AS oleh kaum emigran Jerman, yaitu para
pengikut tokoh sosialis reformis Jerman Ferdinand Lassalle.
Engels menulis, " orang-orang Jerman itu tidak tahu bagaimana menggunakan teori mereka untuk
menggerakan massa di Amertika, kebanyakan dari mereka malah tidak mengerti apa itu teori dan
memberlakukannya secara doktriner dan dogmatis, sebagai sesuatu yang hanya dihafal serta akan
memberikan kepuasan tanpa melakukan apa-apa. Abagi orang-orang ini teori adalah credo dan bukannya
tuntunan untuk aksi. Terlebih-lebih lagi mereka tak pernah mengetahui/belajar memahami cara-cara Inggris.
Oleh karena itu massa Amerika harus mencari jalannya sendiri, dan tampaknya untuk sementara waktu,
mereka menemukannya di organisasi Ksatria Buruh. Walaupun prinsip-prinsip organisasi ini membingungkan
dan organisasinya menggelikan, tapi tampaknya ia bisa menjawab kebingungan-kebingungan mereka".
Setelah Engels mengamati bahwa organisasi Gotong Royong buruh ini adalah organisasi besar, walaupun
bersifat tertutup, dan menyadari bahwa organisasi ini memilki kekuatan nyata, khususnya di kawasan New
england dan pantai barat Amerika, maka dia menyarankan kaum komunis Jerman yang tinggal disana untuk
bergabung dengan organisasi ini, membentuk kelompok inti yang terdiri dari orang-orang yang sungguh-
sungguh mengerti gerakan dan harus mengambil alih kepemimpinan organisasi--atau salah satu bagiannya,
jika nantinya terjadi perpecahan dalam organisasi".
Menurut Engels, kelemahan terbesar dari organisasi Ksatria Buruh adalah penolakannya untuk
mengorganisir kaum buruh AS bagi perjuangan politik secara independen. Menurut Engels, tugas gerakan
klas buruh AS yang paling mendesak adalahmengorganisir buruh ke dalam sebuah partai politik independen
dari pengaruh politisi borjuis. Engels kemudian melanjutkan bahwa langkah awal ke arah itu telah diambil
oleh Federasi serikat buruh di New York, yaitu dengan mencalonkan salah seorang anggotanya sebagai

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 6


walikota. Meskipun program pertama dari organisasi cikal bakal partai buruh ini membingungkan dan sangat
tidak sempurna", tetapi Engels menganjurkan kaum komunis Jerman bergabung didalamnya. Engels
menulis, " Massa harus diberi waktu dan peluang untuk berkembang, dan mereka hanya peluang jika mereka
mempunyai gerakan sendiri---apapaun bentuknya, asal itu merupakan gerakannya sendiri--dimana mereka
akan ditempa oleh kesalahan-kesalahan dan belajar dari pengalaman mereka sendiri".
Engels menganjurkan kepada para emigran Jerman Veteran Liga Komunis untuk bergabung dengan
gerakan ini karena "perlu ada sekelompok orang yang punya pemahaman teori dan terlatih serta yang dapat
berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris karena berdasarkan alasan sejarah, orang-orang Amerika
adalah tempat dimana seluruh persoalan teoritisi bisa menemukan jawabannya".
Engels menyatakan jawabannya bahwa para emigran yang bermukim di Amerika, "ternyata tidak cukup
cerdas untuk membawa serta puncak kemajuan institusi-institusi abad pertengahan dari Eropa---namun
mereka malah membawa tradidi-tradisi, adat-adat kebiasaan, agama, hukum, takhayul, spiritualisme---
pendeknya segala macam kedunguan yang walau tak begitu berbahaya dari urusan bisnis, akan tetapi
sangat membodohi massa".
Dalam konteks ini, Engels menjelaskan kepada Sorge: "Persoalannya adalah, bahwa harus ada sejumlah
orang yang punya pemahaman teoritis yang bagus. Orang-orang ini harus mampu menjelaskan kepada
buruh Amerika tentang konsekwensi dari kekeliruan mereka, yang membuat mereka mengerti, bahwa setiap
gerakan yang tidak bertujuan untuk menghapuskan sistem pengupahan secara konsisten akan tersesat dan
menemui kegagalan. Hanya ketika persoalan ini bisa diatasi, maka semua kosong yang tak perlu dapat
dihindari dan proses tersebut dapat dipersingkat".
Engels menambahkan: "perkembangan gerakan di Amerika sekarang ini serupa dengan perkembangan di
negeri Jerman sebelum tahun 1848". Sebagai konsekwensinya, pertama-tama, orang-orang cerdas itu harus
memainkan peranan yang dulu pernah dimainkan oleh Liga Komunis dikalangan perkumpulan-perkumpulan
buruh sebelum 1848".

VIII. Menentang penggabungan Partai dengan kaum Reformis

Marx dan Engels menyarankan taktik yang berbeda bagi para penyokong mereka di Jerman pada tahun
1860 dan 1870, saat mereka harus berhubungan dengan organisasi-organisasi politik klas buruh yang
didominasi oleh mereka yang menganjur-anjurkan kerja sama antar klas dan tidak mendasarkan diri pada
gerakan yang meradikalisir buruh.
Ketika pada tahun 1863 Ferdinand Lassale mendirikan perhimpunan Buruh Umum Jerman atau ADAV,
Marx dan Engels pada awalnya menyambut hangat hal tersebut. Selama massa yang singkat pada 1864-
1865, mereka turut menyumbangkan tulisan pada jurnal ADAV. Akan tetapi pada akhirnya, mereka berdua
kecewa dengan organisasi tersebut, bahkan mereka menganggapnya sebagai "sekte" buruh ketimbang
partai buruh. Apa yang dimaksud Marx dan Engels tentang hal ini, diterangkan dalam surat Marx kepada
presiden ADAV Johann Schweitzer, yang mengambil alih organisasi setelah kematian Lassale. Saat
menyinggung lassale Marx menulis :
"...sama seperti setiap orang yang beranggapan bahwa dia punya obat mujarab bagi penderitaan massa,
dia melancarkan agitasi yang bertitik tolak dari karakter keagamaan dan sektarian. Setiap sekte pada
faktanya berwatak religius...(Lassale) jatuh pada kesalahan sama seperti dilakukan oleh Proudhon,
yaitu:...yaitu agitasinya bukan diperoleh dari elemen-elemen sejati gerakan klas, tapi diperoleh dari resep-
resep yang doktriner..."
"Dimana-mana, sekte itu melihat alasan keberadaan dan kehormatannya bukan pada kesamaan
kepentingan dalam gerakan klas, namun lebih menyandarkan diri slogan-slogan yang membedakannya dari
gerakan secara keseluruhan"
Marx dan Engels melihat bahwa upaya ADAV untuk mengekang tujuan gerakan buruh sebatas tujuan-
tujuan reformis dalam bentuk pendirian-pendirian koperasi-koperasi pabrik yang didanai oleh pemerintah
monarkhis borjuis pimpinan Kanselir Wilhelm Bismarck, kultus individu terhadap lassale, dan sentralisasi
kekuasaan yang berlebihan, yang juga telah menjalar ke dalam serikat-serikat buruh yang didirikannya.
Marx menyarankan para pendukungnya di Jerman untuk tetap berada di luar ADAV dan membangun
organisasi sendiri, yang dapat meletakan dasar bagi pendirian sebuah partai buruh berskala nasional.
Langkah ini tercapai pada 1867 ketika Wilhelm Lubknecht---seorang mantan anggota Liga Komunis---dan
kawannya August bebel, yang terpilih sebagai anggota Parlemen Wilayah Jerman bagian Utara. Sebagai
hasilnya, dua tahun kemudian Liebknecht dan bebel mampu meletakan dasar-dasar bagi pembentukan
partai buruh sosial demokrat---SAP---pada konggres yang diselenggarakan di Eisenach, Agustus 1869.
Partai baru ini merupakan hasil fusi antara Liebknecht dan Bebel serta para pendukungnya yang tergabung
dalam serikat bagi pendidikan masyarakat buruh Jerman di satu pihak ; dengan elemen-elemen oposisi yang
dipimpin oleh Wilhelm Brache yang memisahkan diri dari ADAV, di pihak lainnya.

IX. Perjungan bagi perumusan program yang tegas

Ketika pada tahun 1875 diselengarakan konggres persatuan di Gotha anatar SAP dan para pengikut
Lassale dari ADAV, Marx dan Engels mengecam konsesi-konsesi teoritis yang diberikan para pemimpin SAP
kepada kaum Lassaleis. Dalam kritik yang disampaikan kepada para pemimpin SAP, Marx dan Engels
menulis :
"Setiap langkah gerakan yang nyata jauh lebih berharga ketimbang sekedar selusin program. Oleh karena
itu, jika kita menimbang tidak mampu merumuskan program yang lebih maju dari program Eisenach---karena

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 7


kondisinya tidak memungkinkan---maka akan lebih baik jika kita hanya menyepakati program kesepakatan
untuk melancarkan aksi melawan musuh bersama"
Dalam surat yang ditujukan pada Bebel, Engels menyatakan bahwa ketimbang membuat konsesi-konsesi
program dengan kaum Lassale-is, SAP seharusnya menanggapi proposal penggabungan oleh mereka
dengan cermat dan berhati-hati, dan penggabungan organisasi hanya bisa terjadi dengan syarat mereka
mau membuang slogan-slogan mereka yang sektarian, menolak ketergantungan mereka pada subsidi
negara, menerapkan pesan-pesan yang terkandung dalam program yang dirumuskan di Eisenach atau
merevisinya sesuai dengan kondisi sekarang.
Pada saat mengomentari rancangan program penggabungan, Engels menulis, "Jika memang watak
seperti itu yang akan diterapkan, maka saya dan Marx tak akan pernah berkesempatan menawarkan partai
yang baru bagi pengikut kami ... Secara umum, program resmi partai memang kurang punya makna jika
dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan partai. Akan tetapi juga mesti diingat bahwa sebuah program
baru bagaimanapun juga adalah sebuah panji yang dikibarkan secara terbuka, dimana melalui hal itu
masyarakat akan menilai karakter sebuah partai. Oleh karena itu jangan sampai program ini lebih
terbelakang dari program Eisenach"
Peringatan yang diberikan Marx dan Engels ternyata tidak banyak mempengaruhi jalannya Kongres;
penggabungan yang diselenggarakan di Gotha pada bulan Mei 1875. Konggres tersebut akhirnya melahirkan
Partai Persatuan Buruh Sosialis Jerman (USAP).
Pada awalnya Marx dan Engels bermaksud mengumumkan keluarnya mereka dari partai baru tersebut,
akan tetapi akhirnya diputuskan untuk tidak melakukannya. Dalam suratnya kepada Bebel tertanggal 12
Oktober 1875, Engels menulis: "Jika pers borjuis mempunyai seorang penulis yang kritis, maka ia akan
meneliti program --kalimat perkalimat-- menyelidiki watak asli dari tiap-tiap kalimatnya; membongkar
kontradiksi-kontradiksi dan kesalahan analisa ekonomi yang terkandung di dalamnya ... sehingga akan
terbongkarlah penampilan partai yang buruk dan konyol. Tidak usah sebuah koran borjuis , silahkan kau lihat
dan baca dari cara pandang komunistik. Kaum buruhpun bersikap sama. Hal inilah yang menyebabkan saya
dan Marx tidak mengumumkan keluarnya kami secara terbuka."
Dibutuhkan waktu cukup lama bagi Marx dan Engels untuk menganggap USAP sebagai "partai kami".
Sementara itu pada saat bersamaan mereka berdua menyampaikan keprihatinannya kepada para pemimpin
USAP yang bersikap toleran terhadap tendensi ideologis yang bersifat non-proletariat dan borjuis kecil. Salah
satu contohnya adalah dukungan yang sangat antusias yang diberikan oleh para intelektual USAP pimpinan
Eduard Bernstein terhadap tulisan-tulisan Eugen Duhring.
Sebagai seorang asisten profesor di Universitas Berlin, melalui ceramah-ceramah dan tulisan-tulisannya,
Duhring telah menyatakan bahwa dia telah menemukan sebuah "ilmu pengetahuan universal" yang
menggantikan peran Marxisme. Bernstein dan para pendukung-pendukungnya menjadikan Duhring-isme
sebagai doktrin teoritis gerakan klas buruh. Tidak ketinggalan Bebel pun menulis komentar yang menunjukan
simpati terhadap Duhring dalam koran partai Volksstaat pada bulan Maret 1874. Bahkan Liebknecht sendiri
mencoba meyakinkan Engels bahwa Duhring adalah orang yang "sangat jujur dan berada di pihak kita".
Keragu-raguan para pemimpin partai di Jerman, terhadap tantangan ideologis yang dikedepankan oleh
Duhring atas Marxisme; membuat Engels --dengan dukungan Marx-- menulis dan mempublikasikan sebuah
buku yang berjudul Anti Duhring pada tahun 1878. Buku ini berisi kecaman yang sangat keras atas
pencampuradukan eklektis atas materialisme mekanis yang sangat primitif dan teori evolis idealis yang
vulgar. Ini semua diserap oleh Duhring dari ilmu sosiologi positivis borjuis dan sosialisme borjuis kecil.
Sementara Engels melancarkan kritikan dan mendebat pandangan-pandangan Duhrin tersebut --pada
saat yang sama-- pimpinan-pimpinan partai tidak sadar juga, dari orientasi mereka untuk memberikan
konsesi-konsesi kepada kecenderungan ideologis borjuis kecil.
Partai Kaum Buruh dan Oportunisme Borjuis Kecil
Akibat-akibat yang lebih jauh dan serius dari problem ini muncul di tahun 1879. Ketika sebagian golongan
konservatif di parlemen Jerman memberlakukan UU yang sangat konservatif. UU ini berwenang untuk
melarang setiap --perhimpunan, serikat buruh, penerbitan dan kampanye-kampanye-- yang dianggap terlibat
dalam penyebaran gagasan sosialis.
Pemberlakuan dari UU anti Sosialis ini, memaksa partai untuk menampilkan aktifitas-aktifitas publiknya
dalam nama yang baru, yakni, Partai Sosialis Jerman atau SPD.
Perilaku bimbang pimpinan-pimpinan partai di Jerman dalam menghadapi kecenderungan ideologis
borjuis kecil; membuat mereka terpancing untuk mendiskusikan kembali komposisi Dewan Editor (Dewan
Penyunting) dari organ terbitan pusat. Padahal terbitan itu tinggal menunggu proses pencetakannya saja.
Tadinya Karl Hirsch (salah saeorang dari jajaran pucuk pimpinan partai) yang seharusnya menjalankan
fungsi editorial. Namun dalam sebuah pembicaraan yang dihadiri oleh Hirsch, terungkaplah fakta sebagai
berikut. Bahwa selain Karl Hirsch sendiri --yang akan bertindak sebagai Dewan Editor di Leipzig, bersama
Bebel dan Liebnicht-- terdapat juga sebuah dewan pengawas di Zurich, yang merupakan tempat akan
dicetaknya materi terbitan partai. Anggota-anggota Dewan Pengawas tersebut, diantaranya Karl Huchberg
(seorang reformis petualang) dan dua pengikut Eugen Duhring, yakni Carl Schramm dan Eduard Bernstein.
Struktur Dewan Editor ini, dan juga ketergantungan yang sangat besar dari Hochberg (yang disebut-sebut
Marx sebagai "dermawan" borjuis yang telah berhasil "memberi karcis masuk" kedalam partai)... Hal-hal
inilah yang membuat kelompok (Dewan Pengawas) di Zurich, memilik kekuatan yang menentukan dalam
mengontrol isi pemberitaan terbitan partai ini.
Karena merasa keberatan dipakai sebagai "pangan" belaka, Hirsch menolak ajakan untuk menjadi editor.
Marx dan Engels mendukung sikap Hirsch. Dalam suratnya kepada Bebel --tertanggal 4 Agustus 1879--
Engels secara tegas menyatakan bahwa atas nama Marx dan dirinya sendiri ... dengan ini mereka
melepaskan diri dari dari semua pertanggungjawaban atas penerbitan organ yang dilakukan di bawah
naungan Hochberg.

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 8


Pada mulanya pimpinan-pimpinan partai di Jerman tidak paham, mengapa Marx dan Engels mengambil
sikap seperti itu. Mereka mengira Marx dan Engels mempunyai masalah emosional atau bertindak secara
tidak "fair’ atas Hochberg. Betapapun, tidak lama kemudian masalah sebenarnya terungkap. Pada awal
September 1879, edisi pertama terbitan baru yang disunting oleh trio Zurich (Hochberg, Schramm dan
Bernstein) muncul di Zurich. Terbitan itu berisi artikel yang berjudul "sebuah pengkajian retrospektif atas
gerakan sosialis di Jerman". Di atas nama-nama penulis artikel tersebut tercantum tanda asteriks (tanda
baca menyerupai bintang, sebagai berikut: --penerjemah). Cukup beralasan bahwa artikel ini ditulis oleh Trio
Zurich tersebut.
Karya tersebut mencirikan sebuah menifesto yang dikeluarkan sebagai representasi semua elemen
oportunis, sayap kanan dari partai-partai di Jerman. Marx menyatakan bahwa para penulis tersebut tidak lain
dari "kumpulan karung sampah kontra revolusioner".
Artikel tersebut mengecam seluruh aktifitas revolusioner yang pernah dilakukan partai-partai di Jerman.
Mereka juga mengutuk dukungan yang pernah diberikan untuk Komune Paris. Para penulis artikel tersebut
mengkritik --sikap keras dan tegas partai atas pemberlakuan UU Anti Sosialis-- sebagai kegagalan partai
untuk "menggelar tampilan moderat" di sepan publik. Artikel itu juga mengutuk perlawanan partai terhadap
kaum borjuis. Lebih jauh lagi menganjurkan kebutuhan partai untuk mengundang sebanyak mungkin borjuasi
ke dalam jajaran partai. Dan mengisi pos-pos penting dengan intelektual-intelektual borjuis, karena
memandang kaum buruh begitu terbelakang tingkat pendidikannya. Singkatnya artikel tersebut mendesak
partai untuk mengambil "jalan Legalitas" atau reformis.
Marx dan Engels benar-benar marah. Pada pertengahan bulan September mereka menyusun draft bagi
surat edaran yang dikirimkan pada Bebel, Liebnecht, Bracke dan juga pimpinan lainnya dalam partai (di
Jerman). Surat yang laxim disebut sebagai "Circular Letter" berisikan pernayataan bahwa organ partai yang
baru telah dijadikan corong kepentingan pribadi oleh Trio Zurich. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa bagi
kita, tidak ada lagi yang perlu kita sesalkan ... selain mendeklarasikan secara terbuka sikap dan perlawanan
kita atasnya. Surat edaran ini mengkupas intisari dari posisi yang dianjurkan oleh "tiga tukang sensor dari
Zurich". Lengkapnya sebagai berikut:
"Program (perjuangan klas pekerja bagi sosialisme) memang tidak perlu ditinggalkan, namun hanya perlu
ditunda saja --sampai jangka waktu yang tidak ada batasnya--. Maka inilah konsekuensinya bila kita
menerima usul "trio Zurich" tersebut. Maka walaupun kita sendiri yang menerimanya ... namun
implikasinya/akibat-akibatnya sungguh-sungguh tidak akan hanya ditanggung sendiri sepanjang hayat kita ...
Tapi bahkan akan terus berkelanjutan setelah kita mati. Implikasinya akan diwariskan kepada anak cucu-cicit
kita ... Sementara pada saat yang sama "segenap energi dan kekuatan kita" dicurahkan pada hal-hal yang
sepele dan melakukan antisipasi yang tambal sulam atas tatanan masyarakat kapitalis ... Sehingga
setidaknya akan timbul kesan bahwa kita mengerjakan sesuatu (tanpa menukik pada akar permasalahnnya,
yakni penyingkiran borjuasi). Semua ini adalah ... pencerminan dari pandangan dan kepentingan borjuasi
yang ingin didengarkan suaranya ... yang begitu "penuh perhatian" pada kaum proletar (karena menyadari
betul potensi revolusioner yang sedemikian besar dari proletar sebagi sebuah klas ... Agar Proletariat dapat
dibujuk supaya "tidak melangkah terlalu maju" ke muka".
Dalam surat edaran yang ditujukan pada para pimpinan SPD, Marx dan Engels menyatakan bahwa
mereka menemukan hal ini sebagai "sesuatu yang tak dapat mereka mengerti" ... Bahwa partai "dapat
memberikan toleransi yang begitu longgar pada para penulis artikel semacam itu". Para Trio Zurich itu --
tandasnya-- sarat dengan konsep-konsep borjuis dan borjuis kecil. Di negeri Borjuis kecil seperti Jerman ini,
konsep-konsep ini memang mendapatkan pembenarannya. Namun pembenaran ini hanya di luar lingkup
Partai Sosialis Demokrat. Kalau "tuan-tuan" di Zurich tersebut menggolongkan diri mereka sendiri sebagai
anggota Partai Borjuis Kecil Sosial Jerman Demokrat ... mereka boleh-boleh saja melakukannya. Namun kita
tidak perlu berurusan dengan mereka, apalagi membiarkan mereka membangun sebuah klik demi
kepentingan mereka sendiri. Kami ingin menegaskan bahwa dalam sebuah partai kaum buruh mereka inilah
yang disebut sebagai elemen "perusak yang cabul". Kalau memang ada alasan dan pertimbangan-
pertimbangan demi kepentingan partai secara keseluruhan untuk tetap membiarkan mereka sementara ini ...
Adalah tugas kami juga untuk mencegah pengaruh-pengaruh merusak mereka dalam kepemimpinan partai.
Sehingga perlu dicamkan bahwa pemisahan dengan mereka hanyalah masalah waktu saja, dan waktu
tersebut nampaknya telah menjelang tiba".
Pimpinan SDP menanggapi surat Marx dan Engelas tersebut dengan menunda rencana mereka untuk
melibatkan Hochberg, Schram dan Bernstein dalam penerbitan organ sentral partai berikutnya. Namun
mereka tidak menjalankan saran Marx dan Engels untuk memutus hubungan dengan kaum oportunis sayap
kanan seperti mereka. Para pimpinan tetap membiarkan Bernstein dan antek-anteknya menyebarkan
pandangan-pandangan reformis borjuis kecil, dalam organ sentral partai, yakni dala mingguan
Sozialdemokrat. Pada awal Desember 1879 pimpinan SPD menunjuk Bernstein sebagai editor
Sozialdemokrat. Untuk itu, Engels menyurati Bebel. Engels berkata: "(kalau) kamu tetap memandang orang-
orang ini sebagai komrad-komrad partai ... maka kami tidak. Kami tidak akan melakukannya. Pokok yang
menjadi permasalahan adalah pokok yang tidak dapat lagi didiskusikan dalam partai proletariat manapun.
Membiarkannya masuk dalam diskusi-diskusi didalam tubuh partai, akan bermuara pada pertanyaan keji
mereka: Apa untungnnya Sosialisme bagi klas buruh?".
Sebagai hasil dari kritik/kecaman yang secara konsisten dilancarkan oleh Marx dan Engels ... pandangan
kaum reformis tersebut akhirnya ditolak oleh SPD, dalam konggres bawah tanahnya yang pertama di Swiss,
pada bulan Agustus 1880. Setelah pergumulan keras ini, Bernstein menampakan dirinya sebagai orang yang
telah menyesali pandangan-pandangan reformisnya. Namun belum genap satu tahun kematian Engels di
tahun 1895 ... Ternyata lagi-lagi Bernstein mengedepankan "Revisi", "perbaikan" atas Marxisme. Dan lagi ...
sekalipun partai secara formal mengutuk pandangan kolaborasi klas yang reformis dari Bernstein; pimpinan
partai tidak kunjung menyingkirkan kecenderungan oportunis di dalam partai secara organisasional. Dalam

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 9


kenyataannya, setelah kematian Engels, kepemimpinan baru SPD dikepalai oleh Karl Kautsky. Kautsky
mengembangkan konsepsi partai pekerja yang membenarkan ko-eksistensi (baca: hidup berdampingan
secara damai) antara proletariat revolusioner dengan kaum reformis borjuis kecil di dalam SPD. Hal inilah
yang dimaksud oleh doktrin Karl Kautsky tentang "partai yang meliputi seluruh Klas". Dimana partai kaum
buruh, harus menyertakan didalamnya berbagai kecenderungan yang mengklaim dirinya sebagai (kaum
sosialis).
Kautsky sendiri telah meninggalkan kesan yang tidak menyenangkan ketika ia mengunjungi Marx di tahun
1881. Pada tanggal 11 April 1881 Marx menulis kepada anak perempuannya yang tertua, Jenny. Diantaranya
tertulis, "Ketika yuan baik hati (Kautsky) itu berdiri dihadapanku, pertanyaan pertama yang diajukannya justru
sedemikian mengganggu. Ucapnya. "Apakah kamu mirip ibumu sendiri?". tentu tidak, dia berusaha
meyakinkan diriku. Aku secara pribadi mengucapkan selamat kepada ibu yang telah melahirkan anak yang
begitu "sopan" seperti ini. Tuan "sopan" ini berasal dari latar belakang yang biasa-biasa saja, tidak ada
sesuatu yang benar-benar luar biasa dari padanya. Namun ia begitu congkak. Seorang yang nampak ingin
dianggap getol dengan ketekunannya. Ia banyak berbicara tentang statistik , namun untuk diterapkan pada
hal-hal yang sepele. Kiranya tidak berlebihan kalau orang menganggap bahwa ia berasal dari gerombolan
orang-orang murtad. Namun lain bagiku, ia tampak biasa-biasa saja bagiku."
Dalam bulan-bulan pertama perkenalannya, Engels juga menggambarkan Kautsky sebagai orang yang
terlahir dengan kecenderungan suka memamerkan apa-apa yang dianggap lebih oleh-nya. Singkatnya
menurut Engels: "Bukannya berusaha menyederhanakan permasalahan-permasalahan yang rumit, malah ia
membuat rumit persoalan-persoalan yang remeh".
Kelemahan-kelemahan Kautsky ini memaiknkan peran yang menentukan dalam proses perjalanan
politiknya terutama setelah kematian Engels. Kautsky, kemudian, menjadi penganjur teori perdamaian
dengan para reformis kolaboratoris-klas didalam tubuh SPD dan gerakan sosialis Internasional. Kautsky juga
bertanggung jawab atas rekomendai yang diberikannya pada seorang menteri (dalam lingkaran SPD) yang
duduk dalam pemerintahan. Rekomendai itu berkenaan dengan perintah untuk melibas aksi massa besar-
besaran kaum buruh di Berlin pada tahun 1919. Pembantaian atas gerakan kaum buruh ini dilakukan dengan
sangat berdarah dan keji, oleh tentara borjuis dan sayap kanan "Korps kematian" (Freikopers).
Konsep Kautsky (dan pengikut-pengikutnya) tentang gerakan Partai Pekerja, Kautsky --sebagaimana
yang telah diajarkan oleh Marx dan Engels-- meletakan basis sosial dari oportunisme didalam gerakan
sosialis, sebagai hasil dari dua fenomena. Pertama, yakni, intelektual-intelektual borjuis yang melibatkan
dirinya dalam gerakan sosialis, namun tidak sanggup membebaskan dirinya dari prasangka-prasangka
borjuis. Kedua, yaitu, kaum buruh yang baru terproletarisasi, yang masih mempertahankan suasana psikologi
sosial dari cara hidup borjuis kecil. Selain Rosa Luxemburg, tidak ada kaum sosialis yang berhasil
mengidentifikasi sumber utama penyebab oportunisme ini, sebelum tahun 1914. Sumber utama tersebut
adalah dibiarkannya/dipeliharanya konsensus yang membiarkan serikat-serikat buruh tertentu menikmati
hak-hak istimewa dari pemerintah, dan diterimanya segelintir perwakilan partai pekerja di dalam parlemen.
Sementara memimpin perlawanan teoritis menghadapi oportunisme di dalam tubuh SPD ... Secara keliru
Rosa Luxemburg menganggap bahwa persoalan oportunisme bisa dituntaskan dengan kenaikan jumlah
perjuangan klas yang militan. Dalam amanatnya kepada Henriette Roland Holst (seorang sosialis sayap kiri
di Belanda), Luxemburg menulis: "Oportunisme adalah seperti sebuah tanaman rawa yang berkembang biak
dan menjalar dalam genangan air yang deras tanaman itu akan hanyut dan mati sendiri".
Sebagai konsekuensinya Luxemburg gagal menegakan perjuangan untuk membela sosialis revolusioner
di dalam tubuh SPD. Ia tidak melakukan pembelaan organisasional atas kaum oportunis, dengan
membangun organisasi terpisah yang tersentralisir, yang hanya terdiri dari revolusionis proletariat. Malah
sebaliknya, ditahun 1904-1905, Luxemburg mengusulkan peningkatkan sentralisasi atas SPD yang "inklusif"
(yang merangkul dan melibatkan semua kelompok).
Di tahun 1904, Luxemburg menulis sebuah artikel yang berjudul "permasalahan-permasalahan
organisasional dalam Sosial Demokrat Rusia". Dalam tulisan ini Luxemburg menolak rancangan Lenin untuk
membangun partai tersentralisasi dari revolusionis-revolusionis profesional di Rusia. Ia menolaknya, karena
kuatir --bahwa di negara-negara yang kondisi sosialnya masih demikian terbelakang-- partai-partai semacam
itu hanya akan dijadikan alat oleh kekuatan-kekuatan oportunis. Luxemburg melanjutkan bahwa --dinegeri-
negeri yang kondisi sosialnya lebih maju-- seperti halnya Jerman ..." ketegasan yang lebih tinggi dalam
penerapan prinsip-prinsip disiplin dan sentralisme-- terutama yang diformulasikan dalam AD/ART partai--
akan menjadi benteng penghalang terhadap ancaman oportunis". Perkembangan yang lebih lanjut dari SPD
di Jerman maupun Bolsheviks di Rusia akan menunjukan, bahwa sentralisme partai yang lebih tinggi akan
mempunyai dinamika politik yang berbeda, berkenaan dengan permasalahan oportunisme ... bagi sebuah
partai yang didominasi oleh kariris profesional (para pengajar karir profesional), dibandingkan dengan partai
yang didominasi oleh revolusionis-revolusionis profesional.

X. Sumbangan Lenin bagi Konsep Marxis tentang Partai Pekerja

Lenin belum menolak konsepsi-konsepsi Kautsky tentang partai pekerja sampai tahun 1914-1915. Lenin
benar-benar menolak secara tegas konsep Kautsky ... ketika ia menyaksikan bahwa partai-partai sosial
demokrat Eropa memberikan sokongan kepada pemerintah mereka masing-masing, dalam perang dunia
antar kaum imperialis. Hal ini semua meneguhkannya bahwa partai-partai ini tidak lagi merupakan partai
pekerja, tetapi "partai-partai oportunis borjuis kecil". Betapapun ditingkat praktek,ditahun-tahun sebelum
1914, pendekatan yang dilakukan oleh Lenin dalam melawan oportunisme didalam pergerakan buruh Rusia,
memiliki begitu banyak persamaan dengan metode dan taktik yang telah dianjurkan kepada siapapun juga di
SPD.

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 10


Pendekatan yang dilakukan oleh Lenin terfokus pada upaya membangun partai tersentralisir secara
demokratis, yang meliputi kader-kader Marxist yang memiliki orientasi pendidikan untuk kemajuan kaum
buruh ... yang direkrut dari kaum buruh sendiri yang sudah memiliki taraf teori yang cukup maju ... Hal ini
sama penting untuk tetap mempertahankan kepentingan klas dalam keseluruhannya, sehingga partai pekerja
tidak akan mengabdi pada kepentingan segelintir anggotanya. Ditengah degup jantung orientasi inilah
terdapat perjuangan ideologis yang sistematik melawan kecenderungan oportunis borjuis kecil dalam
gerakan buruh Rusia. Diawali dengan perjuangan melawan "ekonomisme" di tahun 1894-1902, sampai pada
tingkatan pembelahan organisasional atas elemen-elemen proletariat yang revolusioner dari kecenderungan
yang menyimpang tersebut.
Setelah tahun 1914, Leninlah yang mengajukan satu-satunya pemecahan yang setia pada Marxisme,
atas akar-akar permasalahan sosial dari politik sistem kolaborasionis-klas ... yang mendominasi gerakan
buruh di seluruh negeri kapitalis mutakhir. Dalam membuat analisisnya, Leninn belajar dari penjelasan yang
dibuat Engels. Ketika Engels mengkalkulasi tingkat kematangan, yang memberikan peluang bagi
kecenderungan-kecenderungan reformis dalam gerakan buruh di Inggris ... Engels menunjukan bagaimana
gerakan buruh di Inggris terperosok dalam sistem yang terkonsolidasi, dari kolaborasi politik terbuka --antara
serikat-serikat buruh dan borjuasi Inggris-- pada paruh kedua abad 19.
Engels menambahkan bahwa sumber keuntungan yang melimpah ruah yang dimiliki para kapitalis
Inggris, didatangkan dari monopoli temporer atas produksi-produksi industrial dan dari koloni-koloni jajahan
Inggris. Sebagian kecil keuntungan digunakan untuk menjamin (baca:menyogok) konsep-konsep ekonomi-
politik atas "segelintir, minoritas yang diberikan hak-hak istimewa" dalam kaum buruh di Inggris. Keseluruhan
hal inilah yang pada gilirannya menjadi basis sosial atas karakter konservatif dari serikat buruh Inggris. Pada
waktu itu Engels mengira bahwa konservatisme "buruh aristokrat" tersebut akan dilenyapkan lewat
perkembangan tingkat kemajuan kapitalisme industrial di negeri-negeri lain (yang akan berimbas ke Inggris).
Sambil mendasarkan dirinya pada analisis yang dikemukakan Engels, Lenin menunjukan bahwa
fenomena sosial ini telah menjadi bentuk yang permanen ... didalam semua negeri-negeri kapitalis maju,
yang muncul diakhir tahun 1890-an.
Lenin mengembangkan konsep tentang peran dan watak dari partai kaum buruh, yang diperlukan untuk
memerangi oportunisme dalam gerakan buruh di neger-negeri kapitalis maju. Kesemua ini dilakukan oleh
Lenin --ditengah-tengah gencarnya usaha untuk membuka praktek kolaborasionis-klas-- oleh para pemimpin
partai sosial-demokrat di Eropa ... setelah pecahnya perang dunia I pada Agustus 1914. Konsepsi ini
didasrkan pada pengkupasan kecenderungan umum atas hakekat dan orientasi partai Bolsheviks di Rusia --
satu-satunya partai di Eropa yang teruji kesetiaannya dengan tegak berdiri, melawan arus gelombang
histeria para Chauvinis paham kebangsaan yang menyelimuti kaum buruh Eropa --pada momentum
meletusnya perang dunia I antara para imperialis.
Berbeda dengan sangkaan ideologi-ideologi kaum borjuis dan beberapa orang kiri masa kini. Konsepsi
Lenin tentang partai Proletariat bukan merupakan pencarian dari garis pemikiran Marx dan Engels --
berkenaan dengan permasalahan kepartaian. Sebaliknya konsepsi Lenin merupakan pengembangan dan
pengkayaan jenis pemikiran mereka berdua. Konsepsi ini dicapai lewat kesetiaan dan keteguhan pada
prinsip-prinsip Marxisme yang termaktub dalam Manifesto Komunis. Namun --sekali lagi-- Lenin
memperlakukan prinsip-prinsip marxisme, sebagaimana yang diharapkan oleh para penggalinya. Yakni tidak
memperlakukannya sebagai dogma, yang selalu cocok untuk sepanjang masa dan kondisi, namun Lenin
memperlakukannya sebagai panduan untuk aksi revolusioner.
Marx dan Engels senantiasa menekankan bahwa pengujian dari tiap teori adalah pada hasil-hasil
prakteknya (di lapangan). Atau sebagimmana yang kerap dinyatakan Engels, "pengujian atas enaknya
semangkok agar-agar puding adalah dengan melahapnya". Revolusi Bolsheviks pada tahun 1917,
menyediakan ujian terbesar bagi validitas konsepsi Marxis tentang partai kaum buruh. Revolusi ini
menunjukan secara telak bahwa hanya kaum Bolsheviks yang dapat melakukan tugas tersebut. Itulah
sebabnya kami yang tergabung dalam Partai Sosialis Demokratik (Democratic Sosialist Party--Australia.
pent) begitu yakin bahwa inilah satu-satunya partai yang memungkinkan klas pekerja untuk mewujudkan misi
historis dunianya. Untuk menyingkirkan dunia dari cengkeraman kapitalisme dan menghantarkan
kemerdekaan manusia dalam masyarakat Komunis.

LLL

Marx & Engels tentang Partai Proletariat 11

Anda mungkin juga menyukai