Anda di halaman 1dari 3

a. Guide Inquiry Dalam model pembelajaran Guide Inquiry ini siswa lebih banyak aktif dalam proses pembelajarannya.

Guru hanya menyediakan bimbingan atau petunjuk pada siswa bila mereka mendapatkan kesulitan, sebagaimana dikemukakan oleh Sund and Trowbridge (1973) yang dikutip kembali oleh Novi Roviyanti (2009:13) : Pembelajaran Inquiry terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inquiry yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problema atau masalah. Dilihat dari pernyataan diatas bahwa permasalahan diajukan oleh guru yang kemudian nantinya siswa mencari jawaban-jawaban sendiri. Dalam model pembelajaran ini guru tidak melepas begitu saja siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas namun disini guru bertugas sebagai pembimbing dan tetap mengikuti kegiatan-kegiatan b. Modified Inquiry Menurut Sund and Trowbridge (1973) yang dikutip kembali oleh Novi Roviyanti (2009:13) mengemukakan bahwa Model pembelajaran Inquiry ini memiliki ciri yaitu guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Dalam model ini guru bertugas sebagai narasumber yang tugasnya hanya member bantuan pada siswa agar tujuan pembelajaran tercapai dan siswa tidak mengalami kegagalan. c. Free Inquiry Dalam model inquiry ini masalah atau problema tidak disodorkan oleh guru namun oleh siswa. siswa mengidentifikasi dan merumuskan berbagai macam masalah yang ditemukannya dan siswa pula yang mencari jawabannya sendiri. Jenis model Inquiry ini lebih bebas dibandingkan dengan GuideInquiry dan Modified Inquiry. d. Inquiry Role Approach Model ini dalam pembelajarannya siswa dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari empat orang siswa. setiap anggota tim diberikan satu peranan yang harus mereka tanggung jawabkan. Masing-masing anggota timmempunyai peranan yang berbeda-beda yakni ada

yang bertugas sebagai kordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator. e. Invitation Into Inquiry Dalam model ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah. Siswa diundang (invitation) setelah itu siswa melakukan beberapa kegiatan yang dijaukan oleh guru. Menurut Sund and Trowbridge (1973) yang dikutipkembali oleh Novi Roviyanti (2009:13) mengemukakan bahwa : Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada para siswa dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin semua kegiatan berikut: a) merancang eksperimen b) merumuskan hipotesis c) menentukan sebab akibat, d) menginterpretasikan data, e) membuat grafik, f ) menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian, g) mengenal bagaimana kesalahan eksperimental mungkin dapat dikurangi atau diperkecil. Apabila dilihat dari pendapat di atas siswa nantinya mengikuti kegiatan-kegiatan yang disodorkan dari semua kegiatan seperti di atas tadi dari mulaiu merancang suatu eksperimen, merumuskan hipotesis yang mereka temukan sendiri, lalu menentukan sebab akibat, kemudian mulai menginterpretasikan data yang mereka peroleh kemudian senua data tersebut hasilnya dibuat grafik, menentukan peranan dalam diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan penelitian, kemudian yang terakhir adalah mengevaluasi kesalahan eksperimental yang kemudian dikurangi atau diperkecil. f. Pictorial Riddle Model ini dapat digunakan dalam penelitian yang menguku tentang peningkatan motivasi dan minat siswa. kegiatan ini dilakukan secara berkelompok. Riddle disini biasanya berupa alat peraga seperti gambar atau poster yang nantinya guru menyodorkan suatu permasalahan dari riddle tersebut. ..suatu riddle berupa gambar di papan tulis, poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle itu ( Roviyanti, 2009:13) g. Synectics Lesson Menurut Sund and Trowbridge (1973) yang dikutip kembali oleh Novi Roviyanti (2009:13) mengemukakan bahwa :

Pada jenis ini memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagaimacam bentuk kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembnagkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu siswa dalam berfikir untuk memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnnya ide-ide kreatif. Bila dilihat dari pendapat di atas model inquiry ini lebih mengutamakan pada tingakat kreativitas dan membuka pemikiran intelegensinya. Suatu masalah yang timbul dari kiasan tersebut nantinya diharapkan dapat menunjang adanya ide-ide yang kreatif yang berasal dari siswa. h. Value Clarification Model inquiry ini lebih memusatkan siswa pada nilai atau suatu aturan-aturan pada proses pembelajaran yang nantinya dapat dipahami oleh siswa dalam proses pembelajarannya

Anda mungkin juga menyukai