Anda di halaman 1dari 10

Lesson 9 for March 2, 2013

Sebelum manusia diciptakan, Allah mengatakan bahwa segala sesuatu yang telah Dia ciptakan adalah "baik" (Kej 1: 10, 12, 18, 21, 25) Namun demikian, ketika Ia menciptakan Adam, Dia menemukan sesuatu yang "tidak baik" (Kej 2:18). Keadaan tersebut harus diatasi sehingga semuanya bisa menjadi "sungguh amat baik" (Kej 1:31) Bagaimana Allah mengatasi masalah tersebut (Kejadian 2:18-22)?

MASALAH Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja

SOLUSI
Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya Dibangun-Nyalah seorang perempuan

Tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia

Jika kita mempelajari kisah Penciptaan, kita mungkin menemukan bahwa manusia tidak memiliki asal-usul yang sama dengan hewan lain (bahkan dengan yang mirip dengan manusia). Pria dan wanita adalah jenis yang unik dan tidak berbagi nenek moyang bersama dengan makhluk lainnya.

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak;

ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (Kejadian 2:21-22) Allah ingin Adam merasakan kebutuhan akan seorang pendamping seperti dia; itu sebabnya Dia menampilkan semua hewan berpasangan kepada Adam.

Apa yang dapat kita pelajari melalui proses yang Allah gunakan untuk menciptakan wanita?

Allah "meng-kloning" Adam dengan mengambil tulang rusuk darinya.

Allah menciptakan baik pria dan wanita dari daging yang sama karena Dia ingin mereka untuk bergabung bersama "dalam satu daging" dan atas dasar kesetaraan.

Bagaimana dosa mempengaruhi hubungan pernikahan?

Dosa mengubah dasar kesetaraan pernikahan, "Namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." (Kej 3:16)
Dosa menghasilkan penyalahgunaan atau perlakuan kasar (kejam) dalam pernikahan.

Dosa menghancurkan hubungan antara suami dan istri dengan melakukan perselingkuhan.
Pernikahan masih merupakan lembaga Ilahi dari Eden meskipun telah jatuh dalam dosa. Sebagai orang percaya, kita harus melindungi pernikahan dari efek berbahaya dari dosa.
Tuhan melangsungkan pernikahan yang pertama. Dengan demikian lembaga pernikahan itu berasal dari Khalik alam semesta. "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan" (Ibrani 13:4); itu adalah salah satu pemberian Tuhan yang pertama kepada manusia, dan itu adalah salah satu dari dua lembaga yang sesudah kejatuhan ke dalam dosa, dibawa oleh Adam keluar pintu gerbang Firdaus. Bilamana prinsip-prinsip Ilahi ditaati dan diperhatikan dalam hubungan ini, maka pernikahan adalah suatu berkat; itu akan menjaga kesucian dan kebahagiaan manusia, itu akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial manusia, itu akan E.G.W. (Patriarchs and Prophets, pg. 46) meninggikan keadaan jasmani, pikiran serta moral.

Pernikahan masih merupakan lembaga yang didirikan Allah; pernikahan itu dilindungi oleh hukum ketujuh, Jangan berzinah (Keluaran 20:14) Yesus sangat jelas tentang hal itu; Setiap hubungan seksual (baik nyata atau khayalan) diluara ikatan pernikahan adalah dosa berat yang membuat kita kehilangan hak kita untuk masuk surga. Hal itu termasuk perzinahan, hubungan pra-nikah, prostitusi, pornografi, dll.
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (Matius 5:27-30)

PERNIKAHAN IDEAL
Masih ada pernikahan ideal yang dapat dicapai di dalam Alkitab.

1. Pria dan wanita harus membentuk sebuah unit yang independen / bebas dari seluruh keluarga.
sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, (Markus 10:7)

2. Harus ada kesatuan fisik dan tujuan antara pria dan wanita. Segala sesuatu yang mempengaruhi salah satu pasangan juga mempengaruhi yang lainnya.
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. (Markus 10:8)

3. Pernikahan adalah hubungan seumur hidup.


Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
(Markus 10:9)

PERNIKAHAN IDEAL
Masih ada pernikahan ideal yang dapat dicapai di dalam Alkitab.

4. Pria dan wanita harus tunduk kepada satu sama lain. dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang
lain di dalam takut akan Kristus.
(Efesus 5:21)

5. Wanita harus menerima suaminya seperti tanggung jawab kepala pernikahan, selalu dengan persetujuan bersama.

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (Efesus 5:22)

6. Pria harus mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi Jemaat-Nya!


Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (Efesus 5:25)

Dalam hubungan Tuhan Yesus dengan jemaat-Nya belum digambarkan dengan


sempurna oleh banyak suami dalam hubungan mereka kepada istrinya, karena mereka tidak memelihara jalan Tuhan. Mereka menyatakan bahwa istrinya harus taat kepada mereka di dalam segala perkara. Tetapi bukanlah maksud Allah supaya suami yang memerintah sebagai kepala rumah, bilamana dia sendiri tidak taat kepada Kristus. Dia haruslah di bawah perintah Kristus supaya ia boleh mengibaratkan perhubungan Kristus kepada jemaat. Kalau ia seorang yang kasar, tak senonoh, galak, menyombongkan diri, bengis dan sombong, dan penganiaya, janganlah ia berkata bahwa suami itulah kepala istri, dan istri harus tunduk kepadanya dalam segala hal; karena ia bukanlah Tuhan, ia bukanlah suami arti yang benar dari perkataan itu.
E.G.W. (The Adventist Home, cp. 17, pg. 117)

Seharusnya rumah tangga dijadikan sebagaimana arti yang dikandung dalam perkataan itu. Rumah tangga itu harus menjadi satu surga kecil di atas dunia ini, satu tempat di mana cinta kasih dipertumbuhkan gantinya ditindas dengan sengaja. Kebahagiaan kita bergantung atas pemeliharaan cinta kasih, belas kasihan dan ramah-tamah yang benar terhadap satu dengan yang lain. Tipe surga yang paling manis ialah rumah tangga di mana Roh Tuhan menjadi kepala. Kalau kehendak Allah digenapi, suami dan istri menghormati satu dengan yang lain maka akan mempertumbuhkan cinta kasih dan kepercayaan. E.G.W. (The Adventist Home, cp. 1, pg. 15)

Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, demikianlah firman TUHAN, karena Aku telah menjadi tuan atas kamu! Aku akan mengambil kamu, seorang dari setiap kota dan dua orang dari setiap keluarga, dan akan membawa kamu ke Sion.
(Yeremia 3:14)

Di dalam Alkitab, Allah berkali-kali membandingkan hubungan-Nya kepada umat-Nya dengan sebuah hubungan pernikahan.

1. Sebuah gereja yang tidak setia dibandingkan dengan pelacur, istri yang tidak setia (Yer. 3:20; Wahyu 17:1-2) 2. Sebuah gereja yang setia dibandingkan dengan wanita yang murni, seorang istri yang setia (Yes 62:5, Wahyu 19:7)

Allah adalah suami dari jemaat-Nya. Jemaat adalah mempelai wanita, pengantin Anak Domba. Setiap orang percaya yang sejati adalah bagian dari tubuh Kristus. Kristus menganggap ketidaksetiaan yang ditunjukkan oleh umat-Nya kepadaNya seperti ketidaksetiaan seorang istri kepada suaminya. Kita harus ingat bahwa kita adalah anggota tubuh Kristus (Letter 39, 1902)

Jemaat adalah mempelai wanita, pengantin Anak Domba. Dia harus menjaga dirinya murni, suci, kudus. Dia tidak boleh menuruti kesenangan diri yang bodoh; karena ia adalah mempelai seorang Raja. Namun dia tidak menyadari posisinya yang diagungkan. Jika dia memahami hal ini, ia akan dimuliakan (Letter 177, 7, EGW Notes, 1901) E.G.W. (SDA Bible Commentary vol. Revelation 19)

Anda mungkin juga menyukai