Anda di halaman 1dari 23

Fisiologi Genitalia Pria

Dian Andikawati 101.0211.125

Alat Reproduksi Pria


Testis Penis Skrotum Epididimis & Ductus deferens Vesika seminalis Duktus ejaculatorius Kelenjar prostat Kelenjar bulbouretra

Perkembangan Testis
Embriologis; testis berkembang dari gonadal ridge dibelakang rongga abdomen Pada bulan-bulan terakhir janin, testis turun ke luar rongga abdomen melintasi kanalis inguinalis ke skrotum yang disebabkan oleh testosteron Biasanya selesai pada bulan ke-7 gestasi pada 98% bayi cukup bulan Kriptorkidismus yaitu testis tersembunyi / tidak turun Setelah turun, lubang di abdomen tempat lewatnya kanal inguinalis tertutup Penutupan tidak sempurna (ruptur) terselipnya isi abdomen hernia inguinalis

Suhu skrotum beberapa derajat < normal spermatogenesis tidak dapat berlangsung pada suhu normal

Posisi skrotum berubah2 di bawah mekanisme refleks spinal dalam mengatur suhu testis 1. Dingin kontraksi otot skrotum mengangkat kantung skrotum testis lebih dekat ke abdomen (hangat) 2. Panas relaksasi otot skrotum menurunkan kantung skrotum testis bergantung menjauhi abdomen

Fisiologi Testis
Fungsi testis : - menghasilkan sperma & mengeluarkan testosteron 80% massa testis terdiri dari tubulus seminiferosa tempat spermatogenesis Sel Leydig (sel interstisium) merupakan jaringan ikat antara tubulus tubulus seminiferosa, fx mengeluarkan testosteron Testosteron adalah hormon steroid yang berasal dari molekul prekursor kolesterol Setelah dihasilkan : - disekresi ke dalam darah terikat oleh protein plasma ke jaringan sasaran - mengalir ke lumen tubulus semineferosa spermatogenesis

Efek Testosteron
Sebelum lahir: - maskulinisasi sal reproduksi dan genitalia eksterna - mendorong turunnya testis ke skrotum Pada jaringan spesifik seks: - mendorong pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi pada pubertas - spermatogenesis - pemeliharaan saluran reproduksi dewasa Efek terkait reproduksi lainnya: - pembentukan libido seksual - mempertahankan dorongan seks pada pria

Efek pada karakteristik seks sekunder: - pola pertumbuhan rambut pria - beratnya suara - pertumbuhan otot dan konfigurasi tubuh
Efek yang tidak berkaitan dengan reproduksi: - efek anabolik protein - pertumbuhan tulang penutup epifisis pada pubertas - memicu perilaku agresif

Spermatogenesis
Tubulus seminiferosa dalam testis penghasil sperma panjangnya 250 m Terdapat 2 jenis sel penting : Spermatogenesis : sel germinativum primordial yang relatif tidak berdiferensiasi, spermatogonia berproliferasi & diubah menjadi spermatozoa yang sangat khusus & dapat bergerak masingmasing membawa sel haploid 23 kromosom yang terdistribusi secara acak Memerlukan waktu 64 hari dari spermatogoniasperma matang

3 tahapan utama - Proliferasi mitotik - Meiosis - Pengemasan

Sel sertoli
Tubulus seminiferosa juga mengandung sel sertoli membentuk suatu cincin yang berjalan dari membran basal di luar ke lumen tubulus Fungsi : 1. Taut erat membentuk sawar darah-testis (mencegah bahan2 yg terdapat dalam darah masuk ke sel, dan mencegah pembentukan antibodi terhadap proses spermatozoa) 2. Pemberi makan sperma 3. Fagositik, memakan sitoplasma spermatid dan menghancurkan sel germinativum cacat 4. Mengeluarkan cairan tubulus membawa sperma ke epididimis 5. Sekresi protein pengikat androgen (testosteron) mempertahankan produksi sperma 6. Sekresi inhibin pengatur sekresi FSH

Kontrol Fungsi Testis

Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria


Testis - menghasilkan sperma - mengeluarkan testosteron Penis sebagai saluran keluar air kemih, cairan semen dan alat koitus Skrotum buah pelir atau kantong zakar Epididimis & Ductus Deferens - sebagai tempat keluar sperma dari testis - tempat pematangan mortalitas & fertilitas sperma -memekatkan & menyimpan sperma

Vesika seminalis - menghasilkan fruktosa untuk memberi makan sperma yang dikeluarkan - mengeluarkan prostaglandin yang merangsang mortalitas saluran reproduksi pria & wanita untuk menyalurkan sperma - menghasilkan sebagian besar cairan semen - menyediakan prekursor untuk pembekuan semen

Ductus ejaculatorius saluran setelah bersatunya ampula ductus deferens dengan ductus ekscretorious vesikula seminalis, menembus kelenjar prostat dan bermuara kedalam uretra Kelenjar prostat - mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam - memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada di dalam vagina pada saat penis dikeluarkan Kelenjar Bulbouretra mengeluarkan mukus untuk pelumas

Peranan Prostaglandin
Zat perantara kimiawi yang banyak terdapat di dalam tubuh dan bekerja lokal, di saluran reproduksi dihasilkan oleh vesikula seminalis Fungsi prostaglandin: - transportasi sperma - haid pada wanita - berperan dalam ovulasi - membentuk plasenta bagian maternal - proses melahirkan

Perilaku Seksual Pria


Ereksi (pengerasan penis yang dalam keadaan normal lemas) Ejakulasi (penyemprotan kuat dan ekspulsif semen ke dalam uretra keluar dari penis

Siklus Respon Seksual


Fase Eksitasi, mencakup ereksi disertai vasokongesti testis dan peningkatan keinginan berhubungan kelamin Fase datar, ditandai peningkatan respon tubuh yang menyeluruh, seperti denyut jantung, tekanan darah, kecepatan napas, dan ketegangan otot Fase orgasme, mencakup ejakulasi serta respon lain yang berpuncak pada kenikmatan seksual dan fisik yang intensif Fase resolusi, yaitu pengembalian genitalia dan sistemtubuh ke keadaan sebelum terangsang

Ereksi
Akibat pembengkakan penis oleh darah Pada penis terdapat jaringan erektil yang terdiri dari 3 kolom ruangruang vaskular Tidak terjadi perangsangan seksual arteriol konstriksi jaringan erektil hanya berisi sedikit darah penis tetap kecil & lemas Perangsangan seksual secara refleks arteriol berdilatasi jaringan erektil terisi oleh darah penis membesar & lebih keras Penimbunan darah lebih lanjut & peningkatan ereksi karena penurunan aliran darah vena peningkatan aliran masuk darah arteri & pengurangan aliran keluar penis mengeras & memanjang mampu menembus vagina Ereksi penuh dapat dicapai hanya dalam waktu 5 10 detik Kegagalan mengalami ereksi walupun stimulasinya adekuat impoten, dapat terjadi akibat inhibisi refleks ereksi oleh pusat pusat yang lebih tinggi di otak

Ejakulasi
Dilakukan oleh refleks spinal Respon berlangsung dalam 2 fase: 1. fase emisi 2. fase ekspulsi Fase emisi: Impuls simpatis kontraksi otot polos prostat, duktus reproduksi, dan vesikula seminalis cairan kolektif semen mengalir ke uretra sfingter di leher kandung kemih menutup (mencegah semen masuk ke kandung kemih dan keluar bersama urin melalui uretra)

Fase ekspulsi: pengisian uretra oleh semen aktivasi otot rangka pangkal penis peningkatan tekanan semen keluar dari uretra
Orgasme kontraksi ritmik otot rangka penis disertai dengan berdenyutnya otot panggul secara involunter, serta puncak respons tubuh keseluruhan yang meningkat dibanding sebelumnya, menimbulkan kenikmatan disertai perasaan lega dan kepuasan.

Referensi
Sherwhood Guyton http://www.embryology.ch/anglais/cgametog en/spermato03.html

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai