Anda di halaman 1dari 6

WORKSHEET

Citation: Manifestasi Okuler Pada Penyakit Steven Johnson Sindrom dan Toxic Epidermal Nekrolisis di Pedalaman Karnataka Sujatha Vijayalekshmi; M.S. Padmajothi Departement of Ophtamology MVJMC & RH, Kolathur post, Hoskote, Karnataka, India Jurnal : Egyptian Dermatology Online Journal vol. 8 (2) :3 2012 Abstrak : Latar Belakang : untuk mempelajari menifestasi okuler, komplikasi dan terapi pada SJS & TEN di Rural Karnataka Metode : Kami mempelajari manifestasi okuler dan komplikasi dari SJS & TEN pada Maret 2007 hingga Oktober 2011. Data pemeriksaan okuler beserta terapi di kumpulkan dan diperiksa untuk menentukan pola presentasi, komplikasi, dan respon terapi. Hasil : Dari total semua 33 pasien, 10 berjenis kelamin laki-laki (30,31%), dan 23 perempuan (69,69%), dimana semuanya di identifikasi selama 4 tahun. Mayoritas pasien (n=22; 66%) berusia 20 hingga 40 tahun. Semua pasien memiliki gejala pada kedua matanya. Dan hampir semuanya muncul simetris bersamaan (n=33; 97,89%). Durasi penyakit mulai dari onset hingga muculnya presentasi penyakit bervariasi dari 6 hari hingga 1 tahun. 15 pasien (45,45%) berdurasi 10 hari, 13 (39,40%) muncul pada 2-6 bulan, dan 5 pasien ( 15,15%) muncul diantara 7-12 bulan. Konsumsi obat-obatan menjadi etiologi umum

penyebab timbulnya penyakit ini (n=20; 60,61%). 8 pasien (24,24%) memiliki riwayak infeksi virus dengan tanpa riwayat mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Dan 5 pasien tidak bisa diidentifikasi penyebabnya dengan jelas (15,15%). Koresksi ketajaman visus yang terbaik adalah 6/12 atau lebih, didapat dari 14 pasien (42,42%). Pada awal perjalanan penyakit, presentasi gejala yang muncul adalah edem palpebra (16,67%), kongesti konjungtival (72,2%), dan keratitis pungtata superfisial (83,3%). Pada penyakit yang perjalanannya sudah lama (kronik), didapatkan penebalan kelopak mata (53,34%), entropion (26,67%), xerosis konjungtiva (26,67%), symblepharon (20 %), sikatrik (33,33%), vaskularisasi (33,33%) dana penipisan kornea (6,67%). Kesimpulan: Manifestasi okuler memiliki angka kejadian dengan proporsi yang tinggi pada pasien dengan SJS/TEN. Penyebab yang paling sering adalah sulfonamide dan nimesulide. Riwayat pengobatan pada pasien harus digali secara hati-hati. Konsultasi mengenai gangguan mata, evaluasi, dan manajemen adalah suatu kewajiban. Diagnosis awal dan pencegahan bisa mencegah terjadinya penyakit jangka panjang. Kata kunci : Steven Johnson Syndrome, Erythema Multiforme Major, Complications, Manajemen. Are the results of this prognosis study valid? Apakah sampel mewakili keadaan umum (biasanya pada awal) dari perjalanan penyakit? Ya, dijelaskan pada halaman 3, bagian Material dan Methods, pada paragraf pertama baris ke 6. Disana dijelaskan kriteria inklusi untuk memilih pasien yaitu ; 1. A serious mucocutaneous illness with characteristic target-like lesions 2. Bullae and extensive areas of necrosis 3. A prominent acute prodromal

period 4. Involvement of at least 2 Apakah pasien di follow up dalam waktu yang lama? mucosal sites Ya, selama 4 tahun dijelaskan pada halaman 1 bagian abstract, sub-bag Method, Kami mempelajari manifestasi okuler dan komplikasi dari SJS & TEN pada Maret 2007 hingga Oktober Apakah kriteria objektif pada pasien 2011. Tidak dijelaskan di dalam jurnal

diterapkan dalam model blind? Jika ada kelompok memiliki presentasi Ya, dijelaskan terperinci pada yang berbeda diidentifikasi, apakah ada tabel 1 halaman 5 ; dijelaskan penyesuaian untuk faktor yang penting? bahwa penyakit, pada presentasi awal gejala yangmuncul

adalah edema palpebra (16,67), kongesti konjungtiva (72,2%) dan Keratitis (83,33%). Pungtata superfisial untuk Sedangkan

presentasi lama (kronik), gejalanya berupa, penebalan kelopak mata ( 53,34%), entropion (26,67%), xerosis konjungtiva ( 20%), (60%), pasien symblepharon

( 33,33%), vaskularisasi kornea (33,33%), dan penipisan kornea Apakah dilakukan validasi pada pasien? pada (6,67%). Pasien dipilih inklusi, catatan dan rekam melalui dengan medis kriteria mencari pasien

dengan SJS dan TEN secara

review retrospektif.

Dijelaskan

pada hal 3, bagian Material and Methods paragraf dan baris pertama

Are the valid results of this prognosis study important? Berapa besar kemungkinan, studi ini digunakan pada waktu dan keadaaan yang lain? Bisa digunakan dalam menentukan gejala presentasi manifestasi awal dan lanjut nanti dari di okuler jika

praktek bertemu dengan pasien yang memiliki penyakit SJS dan TEN. Presentasi dari gejala itu adalah; pada onset awal didapatkan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan keratitis pungtata superfisialis. Onset lanjut didapatkan tanda; penebalan palpebra, entropion, xerosis konjungtiva, symblepharon, sikatrik, vaskularisasi kornea, dan penipisan Seberapa tepat perkiraan diagnosis? kornea. Didalam jurnal tidak dijelaskan secara terpetinci tambahan diagnosis, mengenai untuk hanya pemeriksaan menegakkan dengan

menggunakan diagnosis dari kriteria inklusi pada pasien SJS/TEN dengan manifestasi okuler.

If you want to calculate a confidence interval around the measure of prognosis: Clinical Measure Proportion (as in the rate of some event, etc.) where:
the number of patients = n the proportion of these patients who experience the event (Drug Induce )= p

Standard Error (SE)

Typical Calculation of CI P = 20/33 =0,60 ( atau 60%) dan n = 33

{ p (1 p) / n}
where p is proportion and n is number of patients

SE:

{ 0.6 (1 0.6) / 33}


= 0,085 (atau 8,5%)

95% CI: 61% 1,96 x 8,5% atau 44,34% 77,66%

n from your evidence: 33 p from your evidence: 20 p adalah pasien yang terkena SJS/TEN dengan faktor obat). Can you apply this valid, important evidence about prognosis in caring for your patient? Were the study patients similar to your own? Apakah hasil penelitian ini bisa digunakan untuk memberikan penjelasan tentang penyakit ini kepada pasien? Ya , bisa diterapkan pada pasien, terutama untuk menilai gangguan mata pada pasien dengan SJS/TEN. Ya , bisa digunakan untuk memberikan penjelasan, terutama mengenai gejalagejala yang muncul baik itu pada onset akut atau kronis, serta komplikasi terburuk dari gangguan okuler pada SJS/TEN yaitu kebutaan. etiologi penggunaan obat (alergi

Anda mungkin juga menyukai