Anda di halaman 1dari 13

BAB 1 PROKLAMASI DAN AWAL DEMOKRASI TERPIMPIN

1. Keadaan Jepang Pada Akhir Kekuasaannya Di Indonesia Keterlibatan Jepang dalam Perang di Lautan Pasifik Perang Asia Timur Raya maka semakin lama kondisi Jepang semakin kurang menguntungkan. Hal ini dikarenakan: 1) Keadaan ekonomi dan politik negara mengalami krisis, 2) Keadaan Jepang semakin kurang menguntungkan terlebih karena pada Juli 1944 kepulauan Marina jatuh ke tangan sekutu ditambah lagi sekutu berhasil membom Pulau Saipan yang merupakan kota besar dan merupakan pusat kekuasaan Jepang di lautan Pasifik serta wilayah tersebut letaknya sangat strategis dengan pusat kota di Jepang yaitu Tokyo. Selain itu Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan kepulauan Marshall yang merupakan benteng pertahanan pasukan Jepang jatuh pula ke tangan sekutu. Ambon, Makasar, Manado, dan Surabaya serta Tarakan dan Balikpapan juga diserang oleh sekutu. 3) Akhirnya pada tanggal 17 Juli 1944, Jendral Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai perdana mentri dan digantikan oleh Jendral Kuniaki Koiso yang mempunyai tugas untuk memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Jendral Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia didepan Parlemen Jepang tujuannya adalah agar rakyat tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang dan bahkan mau membantu Jepang dalam berbagai peperangan. Sebagai bentuk keseriusan janji tersebut bendera merah putih boleh dikibarkan di kantor pemerintahan tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. Jepang perkembangannya semakin sering mengalami kekalahan seperti pada tanggal 7 Mei 1945 Jepang mengalami kekalahan dalam perang melawan negara yang tergabung dalam front ABCD di Laut Karang. Keadaan Jepang semakin buruk terlebih ketika pasukan Amerika Serikat berhasil menyerang pusat-pusat industri milik Jepang dan berhasil membumi hanguskannya yaitu pada tanggal 6 Agustus 1945 berhasil membom kota Hirosima yang diperkirakan 80 ribu orang meninggal karena peristiwa ini, sementara itu pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki berhasil dibom juga. Dibomnya kedua kota pusat industri besar tersebut membuat keadaan Jepang yang sudah buruk semakin tidak dapat berbuat apa-apa apalagi penghasilan dari kedua kota itulah yang sedikit banyak membiayai setiap peperangan Jepang. Akhirnya Jepang terpaksa harus menyerah pada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Sejak saat itu Jepang terpaksa meninggalkan daerah pendudukannya dan menyerahkan pada sekutu demikian pula Indonesia. Meskipun Jepang telah menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945 dan tidak lagi menjalankan perannya sebagai penguasa wilayah Indonesia tetapi sekutu belum juga datang untuk mengambil alih sehingga di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.

2. UPAYA INDONESIA dalam MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN Pada 1 Maret 1945, Jendral Kumakichi Harada membentuk badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dari BPUPKI adalah untuk mempersiapkan hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka. Dengan anggota sebanyak 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7 orang bangsa Jepang. Ketuanya, KRT Radjiman Widyadiningrat, dan wakilnya, R. Surono dan satu orang dari Jepang. BPUPKI diresmikan pada 29 Mei 1945 ditandai dengan pembukaan SIDANG I yang berlangsung dari 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Dimana dalam sidang ini membicarakan mengenai falsafah dasar negara Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan PANCASILA. Tokoh-tokoh yang mengusulkan tentang dasar negara tersebut adalah Muh. Yamin, Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. 1. Sidang tanggal 29 Mei 1945 Muh Yamin, mengusulkan rumusan Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. 2. Sidang tanggal 31 Mei 1945 Dr. Supomo, mengusulkan rumusan Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan Keadilan Sosial 3. Sidang tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno, mengajukan rumusanKebangsaan Indonesia, Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan, Mufakat/ Demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa yang dikemukakan Sukarno tersebut dikenal dengan istilah Pancasila. Tanggal 1 Juni di kenal sebagai hari lahirnya Pancasila. 4. Sidang BPUPKI yang kedua akan diselenggarakan bulan Juli 1945 sebelum masa reses pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk Panitia Sembilan/Panitian Kecil menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan PIAGAM DJAKARTA yang kemudian menjadi Mukadimah Undang-undang Dasar 1945. ISI PIAGAM DJAKARTA, adalah sebagai berikut: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap terlalu cepat mewujudkan Indonesia Merdeka maka Jenderal Terauchi membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai dibentuk untuk mengganti BPUPKI. PPKI beranggotakan 21 orang dengan Ketua, Ir. Soekarno dan Wakilnya, Moh. Hatta. PPKI kemudian ditambah keanggotanya menjadi 27 orang tanpa seijin Jepang. Tugas PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia yang telah dihasilkan BPUPKI. Pada tanggal 9 Agustus 1945, 3 orang tokoh Indonesia yaitu Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon/ Dalat di Vietnam Selatan untuk memenuhi
2

panggilan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi guna menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Dimana disepakati bahwa wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas jajahan Belanda. A. PERISTIWA RENGASDENGKLOK Ir. Sukarno baru tiba di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945, sementara itu para pemuda Indonesia telah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap sekutu. Mereka ingin segera mengambil kesempatan tersebut untuk memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Inilah menjadi salah satu latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Sementara itu Sukarno menolak keinginan para pemuda dengan alasan kemerdekaan Indonesia harus melalui PPKI. Penolakkan inilah yang menimbulkan ketegangan antara golongan tua dan muda. Menghadapi keadaan ini maka para pemuda menyusun rencana untuk menjauhkan Sukarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Maka terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 yaitu sebuah peristiwa sebagai reaksi terhadap perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membawa Sukarno dan Hatta ke kota Rengasdengklok. Pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa proklamasi akan diselenggarakan setelah tiba di Jakarta dengan adanya Jaminan taruhan nyawa bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan tanggal 17 Agustus 1945 selambatlambatnya pukul 12.00 WIB akhirnya Komandan Kompi Peta setempat Sudancho Subeno bersedia melepaskan Sukarno-Hatta ke Jakarta setelah Jusuf Kunto mengantar Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di Rengasdengklok. B. PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI Kurang lebih pukul 23.00 Bung Karno dan Bung Hatta tiba di Jakarta setelah singgah dirumah masing-masing langsung menuju ke Rumah Laksamana Muda Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, yang dianggap paling aman dari ancaman militer Jepang. Sebelum menyusun naskah Maeda mengantar Soekarno-Hatta menghadap Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tetapi pertemuan tersebut tidak mencapai kata sepakat meskipun begitu Sukarno mengharapkan Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang akan segera dilaksanakan. Di ruang makan rumah Laksamana Muda Maeda yang dihadiri 30 orang naskah proklamasi dirumuskan dan dikonsep oleh Sukarno (menulis) yang disempurnakan oleh Hatta (usulan kalimat terakhir dari naskah Proklamasi) dan Ahmad Subardjo (usul kalimat pertama dalam naskah Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI). Setelah selesai naskah tersebut hendak ditandatangani. Sukarno mengusulkan agar seluruh hadirin menandatangani naskah proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Hal ini diperkuat oleh Hatta dengan mengambil contoh Declaration of Independence. Hal ini ditentang oleh Sukarni, ia mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi adalah Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dan usul tersebut diterima dengan baik oleh para hadirin. Sukarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan tersebut dengan perubahan-perubahan yang telah disepakati.

C. PELAKSANAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Tempat : Awalnya diputuskan akan diselenggarakan di Lapangan IKADA, sebab disana telah dipersiapkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengarkan pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tetapi karena jalan-jalannya dijaga ketat oleh pasukan Jepang yang bersenjata lengkap maka dikawatirkan akan terjadi bentrokkan antara rakyat Indonesia dengan pihak Jepang. Sehingga disepakati bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di depan rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Waktu : Hari Jumat 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (9 Ramadhan 1364 H) Peralatan (sound system, spiker,dsb) dipersiapkan oleh Wilopo. Tiang bendera yang terbuat dari bambu dipersiapkan oleh Suhud tiang tersebut ditancapkan di depan teras rumah Soekarno. Bendera dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno dengan bentuk ukuran standar untuk dikibarkan. Para pemimpin bangsa Indonesia mulai berdatangan dan setelah Bung Hatta tiba tepat pada pukul 10.00 WIB acara dimulai dengan pidato singkat dari Bung Karno yang dilanjutkan acara sebagai berikut. a) Pertama : Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia b) Kedua : Pengibaran Bendera Merah Putih (Suhud dan Latief Hendraningrat) diiringi lagu Indonesia Raya c) Ketiga : Sambutan Walikota Suwirjo D. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA 1) Proklamasi merupakan pernyataan berdasarkan hukum dan resmi bahwa bangsa Indonesia telah merdeka. 2) Dengan Proklamasi, bangsa Indonesia menjadi pelopor bagi bangsa-bangsa AsiaAfrika untuk memerdekakan diri dari penindasan bangsa asing ( bangsa Asia pertama yang merdeka setelah PD II selesai. 3) Proklamasi menyebabkan bangsa Indonesia semakin percaya pada kekuatan sendiri yang telah menjadikannya bangsa yang merdeka, bebas dari tekanan dan terlepas dari penjajahan bangsa asing yang telah dideritanya sejak lama. 4) Dengan kemerdekaan ini bangsa Indonesia berhak mengatur sendiri negaranya dan mulai menjalankan kehidupan kenegaraannya (baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dsb) sendiri tanpa diatur oleh bangsa lain serta berusaha sekuat tenaga mempertahankannya dari gangguan bangsa asing. 5) Proklamasi merupakan jembatan yang menghubungkan dan mengantarkan bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat baru yang bebas dari tekanan dan ikatan. 6) Proklamasi merupakan momentum nasional dalam pembentukan Negara Indonesia yang merdeka, bebas dari segala bentuk penjajahan asing.

7) Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan pergerakan bangsa Indonesia yang telah mengantarkannya ke pintu gerbang kebebasan menjadi tongak sejarah baru bagi bangsa Indonesia. 8) Proklamasi bukan merupakan titik akhir perjuangan bangsa Indonesia tetapi terus berjuang untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah dicapainya itu. E. UPAYA PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA Setelah Proklmasi berita kemerdekaan Indonesia segera menyebar di Jakarta dan selanjutnya disebarkan ke seluruh Indonesia. Penyambutan berita Proklamasi terbukti dengan adanya pelucutan senjata pasukan Jepang, pengambil alihan pucuk pimpinan dan semangat terus berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Penyebarluasan berita Proklamasi tersebut dilakukan melalui, 1. Radio kantor berita Jepang, Domai yang berhasil dikacaukan. Berita proklamasi tersebut tersiar pada tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga kali. Bahkan setiap 30 menit hingga siaran berakhir pukul 16.00 berita tersebut terus diulang. Berita kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat tersebar hingga ke luar negeri melalui jaringan Jepang sendiri. Berita kemerdekaan Indonesia tersebut terus tersebar kemana-mana. 2. Surat Kabar, surat kabar yang pertama menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Hampir seluruh harian di jwa dalam penerbitan tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. Selebaran yang disebarkan di penjuru kota. 3. Spanduk dan Pamflet dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah dilihat khalayak ramai. 4. Aksi corat-coretan pada tembok-tembok atau bahkan pada gerbong-gerbong kereta api. Penyebaran berita dari mulut ke mulut secara beranting, salah satu kelompok yang terkemuka yaitu kelompok Sukarni yang bermarkas di Jalan Bogor. 5. Berita Proklamasi disiarkan ke daerah-daerah melalui utusan daerah yang kebetulan waktu itu mengikuti sidang PPKI dan menyaksikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, diantaranya 6. Teuku Moh. Hasan (Sumatra), Sam Ratulangie (Sulawesi), I Gusti Ketut Puja (Sunda Kecil/Nusa Tenggara), Hamidhan (Kalimantan), Latuharhary (Maluku) 7. Pengiriman delegasi ke Negara-negara sahabat untuk menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan, misalnya Mr. Pilar dan Mr. A.A Maramis ke India guna mendapat dukungan atas kemerdekaan RI.

BAB II PEMERINTAHAN MASA DEMOKRASI TERPIMPIN DAN LAHIRNYA ORDE BARU

1. PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI AWAL KEMERDEKAAN A. DEMOKRASI LIBERAL (1949 1950) Berlakunya Konstitusi RIS (1949) dan UUDS (1950) Sistem pemerintahan parlementer Kepala negara : presiden Kepala pemerintahan : Perdana Menteri Bertanggung jawab pada Parlemen (DPR) B. PERGANTIAN KABINET 1) Kabinet Natsir ( 6 September 1950 20 Maret 1951 ) Jatuh : mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan terjadi pemberontakan gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb. 2) Kabinet Sukiman (26 April 1951 3 April 1952) Jatuh : pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Dubes AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan. 3) Kabinet Wilopo (3 April 1952 3 Juni 1953) Jatuh : Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi, Peristiwa 17 Oktober, Peristiwa Tanjung Morawa 4) Kabinet Wilopo (3 April 1952 3 Juni 1953) 5) Kabinet Ali I (31 Juli 1953 12 Agustus 1955) Masalah : pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo 6) Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 3 maret 1956) Melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode, tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. 7) Kabinet Ali II (24 Maret 1956 14 Maret 1957) Permasalahan : timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA 8) Kabinet Djuanda Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD baru, pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekrit tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin. C. KEGAGALAN PENYUSUNAN UUD BARU Badan Konstituante hasil pemilu 1955 bertugas merumuskan konstitusi/UUD pengganti UUDS1950. Bersidang pada 20 Nopember 1956. Diwarnai perdebatan, para anggota Badan Konstituante mementingkan urusan partai daripada kepentingan
6

rakyat. Akibatnya Presiden Soekarno mengeluarkan konsepsi presiden pada 21 Februari 1957, Presiden Soekarno mengajukan : a. Demokrasi terpimpin b. Kabinet Gotong Royong yang beranggotakan semua wakil parpol c. Pembentukan Dewan Nasional yang beranggotakan semua wakil partai politik (Konsepsi di tolak) D. KEMBALI KE UUD 1945 22 April 1959 dihadapan sidang Badan Konstitante presiden mengumumkan kembali ke UUD 1945 namun jumlah pendukung tidak mencapai KUORUM sehingga situasi tetap tidak menentu. Untuk itulah presiden mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959. 2. DEMOKRASI TERPIMPIN Pada 5 juli 1959 jam 17.00 hari jumat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit yang berisi : a. Pembubaran Badan Konstitiante b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat A. PENYELEWENGAN DEMOKRASI TERPIMPIN MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup Presiden mengangkat MPRS Pidato presiden yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi kita dijadikan GBHN Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR B. INTERVENSI PKI 1. Dalam Negeri a. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan politiknya kemudian memecah belah b. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib c. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran komunis 2. Luar Negeri Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke negaranegara komunis 3. KEBIJAKAN EKONOMI A. SISTEM EKONOMI LIBERAL 1) Nasionalisasi De Javasche Bank Pada tahun 1951, kabinet Sukiman menasionalisasi Bank milik Belanda menjadi Bank Indonesia.
7

a. b. c. d. e.

Tujuan : untuk mengatasi krisis keuangan dan menata ekonomi Indonesia. 2) Sistem ekonomi Gerakan Benteng. Pengagas yaitu Dr. Soemitro Djoyohadikusumo. Merupakan kebijakan untuk melindungi pengusaha pribumi. Namun gagal akibat pengusaha Indonesia lamban dan menyalahgunakan bantuan modal. 3) Sistem ekonomi Gerakan Benteng. Dilanjutkan oleh Menteri Perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadiosuryo yang mengutamakan tumbuh dan berkembangnya pengusaha swasta nasional pribumi. 4) Sistem ekonomi Ali-Baba. 5) Bentuk kerjasama antara pengusaha pribumi (Ali) dan non pribumi (Baba). Kebijakan ini gagal karena pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dan pengusaha pribumi hanya diperalat untuk mempermudah mendapatkan kredit.
6) Devaluasi mata uang

Tanggal 24 Agustus 1959 pemerintah mendevaluasi mata uang Rp. 1000,00 menjadi Rp. 100,00 dan Rp. 500,00 menjadi Rp. 50,00, sementara yang di bawah Rp. 100,00 tidak didevaluasi. Tujuan devaluasi untuk meningkatkan nilai rupiah dan rakyat kecil tidak dirugikan. 7) Menekan laju inflasi Upaya membendung laju inflasi pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU no. 2 tahun 1959 dan mulai berlaku 25 Agustus 1959. Tujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar agar dapat memperbaiki keuangan dan perekonomian negara. 8) Melaksanakan pembangunan nasional. Pada 28 Maret 1963 Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi (DEKON) di Jakarta.Tujuannya menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas imperialisme untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berpegang sistem ekonomi berdikari. 4. KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TAHUN 1950 1. Bidang Ekonomi Blockade-blokade laut yang dilakukan oleh Belanda. Tujuan Blokade adalah untuk menjatuhkan republik Indonesia yang baru berdiri dengan senjata ekonomi.Usaha Penanganan dengan cara: a. Melakukan pinjaman nasional. Namun, gagal akibat mata uang NICA menggantikan mata uang Jepang. b. Usaha-usaha yang bersifat politis. Republik Indonesia membantu India, 500.00 ton beras. India mengirimkan bahan pakaian.
8

c. Usaha bersifat ekonomis. Banking and Tranding Corporation (BTC), atau Perseroan Bank dan Perdagangan. d. Plan Kasimo

Anjuran memperbanyak kebun bibit dan Padi unnggul Penyembelihan hewan pertanian harus dicegah Tanah-tanah yang kosong harus ditanami kembali terytama di Sumatra bagian timur Anjuran mengadakan transmigrasi 20 juta penduduk dari Jawa ke Sumatra dalam jangka waktu 10 - 15 tahun

e. Penggunaan Oeang Republik Indonesia (ORI). Maklumat No. 1/10 tanggal 3 Oktober 1945 menetapkan masih berlakunya tiga jenis mata uang, yaitu uang Jepang, uang yang dikeluarkan De Javasche Bank, dan uang Pemerintahan Hindia Belanda. ORI secara resmi diterbitkan pada tanggal 30 OKtober 1946 2. Kebijakan Birokrasi a. Pembagian wilayah Republik Indonesia

b. Pembentukan Komite Nasional c. Pembentukan 16 Departemen dan Menteri maklumat tersebut adalah : 1) Pemerintah menghendaki adanya partai partai politik karena parati politik dapat membuka jalan bagi semua aliran atau paham yang ada di masayarakat.
2) Pemerintah berharap supaya partai partai politik itu telah tersusun sebelum

d. Pendirian Parpol, melalui Maklumat politik wakil presiden (3 Nov 1945). Isi

dilaksanaknya pemilihan anggota Bdan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946
3) Pembentukan Departemen dan Penunjukan Para Mentri.

5. DISINTEGRASI BANGSA
PKI MADIUN 1948 Penyebab : Perpecahan SI (Syarikat Islam) yang DI/TII KALIMANTAN 9 Pemimpin : Ibnu Hajar, Bentuk : Ibnu Hajar dan

dipengaruhi ISDV HJFM. Snevliet (Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging) pada Mei 1914 di Semarang. Muncul SI Merah dan SI Hijau. Desember 1914 SI Merah menjadi PKI DI/TII JAWA BARAT Pemimpin : Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo Penyebab : tidak setuju perjanjian Renville. Saat TNI hijrah ke Yogyakarta, ia dan anak buahnya menolak. Bentuk : Berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam (DI) di Malangbong Garut. Pemimpin : Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Penyebab : Agresi Militer Belanda II Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskarlaskar untuk masuk TNI. Bentuk : Pengkhianatan terhadap TNI dan menyatakan bagian dari DI/TII.

SELATAN

anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan. Akhir : Ibnu Hajar ditembak mati.

APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)

Pemimpin : Kapten Raymond Westerling Tujuan : agar pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI. Bentuk : Pembantaian terhadap TNI dan kekacauan di Bandung. Tokoh : Andi Azis (komandan kompi APRIS) Sebab : Penolakan kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra negara federasi. Bentuk : Andi Azis dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos militer TNI. Akhir : Pemerintah mengultimatum agar dalam 4 x 24 jam Andi Azis harus menyerah dan bertanggung jawab. Pemimpin : Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil , eks Jaksa Agung NIT (Negara Indonesia Timur). Bentuk : Berdirinya Republik Maluku Selatan

DI/TII JAWA TENGAH

APRIS ANDI AZIS

DI/TII SULAWESI SELATAN

Pemimpin : Abdul Kahar Muzakar. Penyebab : Berambisi untuk menduduki jabatan pimpinan APRIS (Angkatan Perang Republik

RMS (Republik Maluku Selatan)

10

Indonesia Serikat) dan menuntut Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Bentuk : Tuntutan tersebut ditolak pemerintah. DI/TII ACEH Pemimpin : Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh. Penyebab : Status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Bentuk : Penyusunan kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Akhir : Pemberontakan dihentikan dengan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA). PRRI/PERMESTA

dan memproklamasikannya pada 25 April 1950. Akhir : Penumpasan militer. Ada korban kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.

Tokoh : Kol.Achmad Husein, Letkol Simbolon, Kol.Dachlan DJambek, Kol.Zulkifli Lubis, M.Natsir, Syarif Usman, Burhannudin Harahap, Syafruddin Prawiranegara. Sebab : Masalah ekonomi dan perimbangan keuangan antara daerah dan pusat. Dampak : Muncul PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.

DI/TII KALIMANTA N SELATAN

Pemimpin : Ibnu Hajar, Bentuk : Ibnu Hajar dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan. Akhir : Ibnu Hajar ditembak mati.

G 30 S/PKI

Pelaksanaan : 30 September 1965 jam 03.00 dinihari Pelaksana : DN Aidit dan Letkol Untung. Tujuan : menggantikan Pancasila dengan Komunis-Marxis. Operasi penumpasan : 1. Membersihkan kesatuan TNI yang disusupi PKI 2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD 3. Gerakan pembersihan tokoh-tokoh PKI Akhir : PKI dinyatakan

11

sebagai partai terlarang berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani Letjen Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.

6. PROSES PEMBENTUKAN ORDE BARU 1. Kondisi Nasional Pasca G30S/PKI Terjadinya aksi/ demonstrsi ang diakukan oleh para mahasiswa, yang tergabung dalam:
KPPI, KASI, KABI KAGI, KAWI

Mereka kemudian membentuk Front Pancasila, dengan melahirkan tiga tuntutan rakyat yang dikenal dengan TRITURA :
1. 2. 3.

Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsure PKI Penurunan harga barang

Rakyat bersama Mahasiswa terus bergerak mendesak agar Presiden Soekarno mengambil tindakan secepatmya terhadap G30S/PKI. Melalui Supersemar Soeharto mendapat wewenang untuk mengambil segala tindakan untuk menjamin keamanan, ketenangan serta kestabilan politik. Melalui Supersemar Soeharto mendapat wewenang untuk mengambil segala tindakan untuk menjamin keamanan, ketenangan serta kestabilan politik. 2. Proses Peralihan Kekuasaan Politik Pada tgl 22 Juni 1966 MPRS mengelar sidang untuk meminta Soerkarno mempertanggungjawaban dengan mejawab segala pertanyaan peserta sidang Soekarno membuat pidato dengan judul NAWAKSARA ( 9 AKSARA/ JAWABAN) yang disusul dengan pelengkap NAWAKSARA Memorandum DPR-GR Pada tgl 9- Febuari 1967/ DPR-GR menyatakan bahwa Presiden Soekarno secara kontitusional ,politik, idiologi membahayakan keselamatan dan keutuhan negara sehingga DPR-GR mengusulkan kepada MPRS untuk menggantikannya dengan Soeharto

Transfer kekuasaan Pemerintahan


12

Sidang MPRS IV menghasilkan ketetapan MPRS No IX /MPRS/1966 tentang SUPERSEMAR dengan ketetapan ini maka kekuasaan dialihkan kepada Letjen Soeharto.sebagai pengemban supersemar

3. Pembentukan Kekuasaan Orde Baru Kewenangan Letjen Soeharto semakin besar setelah dikeluarkan Tap No XIII/MPRS/ 1966 tentang pembentukan kabinet Ampera. Pada tanggal 7-12 Maret 1967 MPRS mengelar sidang istimewa yang dipimpin oleh Jendral A.H.Nasution. MPRS mengeluarkan ketetapan No XXXIII/ MPRS/ 1967, tentang pencabutan kekuasaan pemerintahan Negara dari Presiden Ir.Soekarno serta mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden hingga terpilih presiden oleh MPRS hasil pemilu 4. Orde Baru Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat,bangsa dan negara Indonesia yang diletakan pada kemurnian Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Orde Baru adalah membentuk dan melaksanakan suatu sikap mental yang bertujuan menciptakan tata kehidupan sosial, politik, ekonomi,dan budaya yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945 yang murni dan konsekwen

13

Anda mungkin juga menyukai