Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Ilmu gizi merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Seseorang konselor gizi harus dapat menggabungkan keahliannya berdasarkan teori ilmiah yang berhubungan dengan bidang gizi dan seni dalam memberikan konseling yang sesuai dengan kondisi klien. Seorang konselor selain harus menguasai ilmu gizi dan kesehatan juga membutuhkan pengetahuan tentang fisiologi , komunikasi. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sosial,saat ini psikologi dan

individu/keluarga tentang gizi dapat dilakukan melalui konseling gizi. Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizinya termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. Dalam proses konseling seseorang yang membutuhkan pertolongan (klien) dan seseorang yang memberikan bantuan dan dukungan (petugas konseling atau konselor) akan klien mampu bertatap muka dan berbicara sedemikian rupa, sehingga klien mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karenanya keterampilan komunikasi dan hubungan antar manusia sangat dibutuhkan.

1.2.

Tujuan Memberikan informasi mengenai proses konseling gizi untuk mengetahui bagaimana cara memberikan konsultasi mengenai gizi dengan benar.

KONSELING

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002). Menurut Robinson (M. Surya dan Rochman N 1986 : 25 ), konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang , dimana yang seseorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Suasana hubungan konseling ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi). Pietrofesa dan kawan-kawan (1980 :75) menunjukkan sejumlah ciri-ciri konseling profesional yaitu sbb : a. Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya itu. b. Dalam hub yg bersifat profesional itu, klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta tingkah laku atau sikap-sikap baru c. Hub profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor. Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien. Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dengan klien. Hubungan itu melainkan melibatkan semua unsur kepribadian yaitu meliputi : pikiran, perasaan, pengalaman, nilainilai, kebutuhan, harapan , dll. Dalam proses konseling kedua belah pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena lkonseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia. Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman. Konseling gizi dilakukan oleh seorang ahli gizi. Dalam melakukan konseling biasanya ahli gizi dibantu dengan menggunakan Food Model sebagai contoh bahan makanan yang terbuat dari bahan sintesis dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan satuan penukar agar klien/pasien lebih mengerti dan paham.
KONSELING 2

B. TUJUAN Tujuan konseling adalah : 1. Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitas individu dalam pengambilan keputusan secara tepat. 2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu. 3. Menerapkan alternatif pemecahan masalahnya. 4. Perubahan sikap dan tingkah laku. Konseling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya merubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan status gizi dan kesehatan klien. C. SASARAN Konseling gizi diberikan kepada : Klien yang mempunyai masalah kesehatan yang terkait dengan gizi. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal. Orang yang sedang menjalani pengobatan di puskesmas. D. TEMPAT DAN WAKTU KONSELING Konseling dapat dilakukan dimana saja, seperti di rumah sakit, di posyandu, poliklinik atau puskesmas, atau tempat lain yang disiapkan untuk melakukan konseling gizi. Yang terpenting adalah tempat yang dipilih harus : a. Aman : memberikan rasa aman pada klien untuk dapat berbicara bebas tanpa alam b. Nyaman : membuat suasana yang mendukung proses konseling c. Tenaga : lingkungan mendukung agar penyampaian informasi dapat jelas, baik dari pihak klien maupun konselor Tempat dan waktu yang baik untuk konseling : Ruang tersendiri terpisah dengan ruangan lain, sehingga klien merasa nyaman. Ada tempat/meja untuk mendemonstrasikan materi konseling. Lokasi mudah dijangkau oleh klien, termasuk klien yang mempunyai keterbatasan fisik. Waktu yang digunakan antara 30-60 menit, yaitu 30 menit pertama untuk menggali data, dan selebihnya untuk diskusi dan pemecahan masalah.

E. PROSEDUR KONSELING Prosedur Konseling (Satu Tuju) : a. Salam ( Sa ) Beri salam, menciptakan hubungan yang baik dengan klien, menciptakan rasa aman dan nyaman, dan mampu membuat klien percaya terhadap konselor. Mulai dengan memperkenalkan diri, diikuti dengan tingkah laku non verbal yang sesuai diikuti dengan senyum, anggukan atau jabat tangan.

KONSELING

b. Tanyakan ( T ) Percakapan ringan tentang cuaca, kenalan, keluarga, olahraga, kondisi mutakhir dan lain-lain. Menanyakan dan menggali masalah yang sedang dialami oleh klien, menangkap emosi dan pikiran dari klien. Mengumpulkan informasi kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data ( data berat badan, tinggi badan, anamnesa gizi, data klinis, hasil pemeriksaan laboratorium serta data lain yang menunjang intrepretasi informasi perilaku yang mungkin dapat dilakukan perubahan. Memfasilitasi perubahan yang berarti. Menetapkan perubahan perilaku jangka pendek/ panjang. c. Uraikan ( U ) Sampaikan informasi gizi yang berkaitan dengan masalah klien. Upayakan klien untuk memahami permasalahan yang dihadapinya. Gunakan media/ alat peraga untuk mempermudah pemahaman klien. d. Bantu ( TU ) Bantu klien untuk menyesesuaikan permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan pilihan untuk memperbaiki keadaanya. Bantu klien untuk memutuskan pilihan cara pemecahan masalah yang akan dilaksanakan. e. Jelaskan ( J ) Jelaskan kepada klien segala informasi baik sumber daya yang tersedia untuk memudahkan pemecahan masalah. Diskusikan cara mengatasi kesulitan/ hambatan yang akan dihadapi. Gunakan media KIE dan alat peraga saat memberikan penjelasan. f. Ulangi ( U ) Mengulangi dan memberikan kesempatan untuk merenungkan keputusan yang akan diambil. Memberi semangat pada pilihan yang diambil kemudian tawarkan untuk kembali bertemu. Buat janji untuk pertemuan berikutnya. Ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada klien. Konseling Berjalan Dengan Baik dan Efektif maka perlu: Keterbukaan, jujur, dan berterus terang. Empati. Berperilaku positif. Percaya diri. Kemampuan menumbuhkan kebersamaan. Kemampuan berinteraksi agar kedua pihak puas. F. LANGKAH - LANGKAH KONSELING GIZI Tata laksana konseling gizi haruslah mengacu dan mengikuti langkah-langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), sehingga dapat menjawab dan atau dapat mengatasi masalah gizi yang ada pada klien berdasarkan hasil pengkajian gizi. Berikut ini adalah alur konseling gizi mengikuti langkah-langkah PAGT

KONSELING

Alur Konseling Gizi


Langkah 1 MEMBANGUN DASAR-DASAR KONSELING salam , perkenalkan diri, mengenal klien, membangun hubungan, jelaskan tujuan

Langkah 2 MENGGALI PERMASALAHAN mengumpulkan data-data untuk dasar diagnosa dari semua aspek dengan metode ASSESMENT

Langkah 3 MEMILIH SOLUSI memilih alternatif solusi, menggali alternatif penyebab masalah gizi dengan menegakkan DIAGNOSA

INTERVENSI

Langkah 4 MEMILIH RENCANA Bekerja sama dengan klien untuk melihat alternatif dalam memilih upaya diet dan perubahan perilaku yang dapat diimplementasikan

Langkah 5 MEMPEROLEH KOMITMEN - Komitmen untuk melaksanakan perilaku diet khusus, membuat rencana yang realistis dan dapat diterapkan - Menjelaskan tujuan,prinsip diet dan ukuran porsi makan

Langkah 6 MONTORING DAN EVALUASI - Ulangi dan tanyakan kembali apakah kesimpulan dari konseling dapat dipahami oleh klien - Pada kunjungan berikutnya lihat proses dan dampak

KONSELING

1. Membangun dasar-dasar konseling Pada umumnya klien datang ke pelayanan konseling gizi karena membutuhkan dukungan gizi untuk upaya penyembuhan penyakitnya. Gunakan ketrampilan komunikasi, sambutlah klien dengan baik dan ramah, berdiri serta berikan salam kepada klien. Persilahkan klien untuk duduk dan buat klien merasa nyaman. Beri waktu klien untuk menceritakan identitiasnya, catat bila belum ada dalam status (nama, umur, alamat, pekerjaan, dll) serta jangan lupa, perkenalkan nama anda sebagai konselor. Ciptakan hubungan yang positif, berdasarkan rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran berekspresi, konselor harus menunjukkan dirinya dapat dipercaya dan kompeten dalam memberikan konseling gizi. Setelah tercipta hubungan yang baik antara konselor dan klien, maka konselor harus menjelaskan tujuan dari konseling gizi yang akan diberikan. 2. Menggali permasalahan Konsultasi gizi merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat kegiatan pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi dan penyebabnya. Dalam kegiatan ini bukan hanya melakukan pengumpulan data awal tetapi juga bisa melakukan pengkajian data ulang serta menganalisis intervensi gizi yang telah diberikan sebelumnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan sesuai dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi yang terkait dengan masalah asupan energi dan zat gizi atau faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Data yang harus dikumpulkan untuk kemudian dikaji meliputi data antropometri, data biokimia, data klinis dan fisik, data riwayat makan serta data riwayat personal. Data yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan standar baku / nilai normal, sehingga dapat dikaji dan diidentifikasi seberapa besar masalahnya. Kegiatan ini merupakan landasan dasar untuk dapat memberikan konsultasi gizi yang optimal kepada klien. Oleh karena itu data-data yang dikumpulkan untuk dilakukan pengkajian sampai ditemukan adanya permasalahan harus benar-benar tepat. Sumber data dapat diperoleh dari rujukan oleh tenaga kesehatan, melakukan pengukuran dan wawancara langsung dengan klien, hasil rekam medis, serta data administratif. Data riwayat makan dan riwayat personal diperoleh langsung melalui wawancara dengan klien. Untuk itu seorang konselor perlu memahami cara bertanya yang tepat, dengan menggunakan ketrampilan konseling mendengar dan mempelajari diharapkan informasi yang diperoleh akan akurat atau mendekati informasi yang sesungguhnya. Berikut Penjabarannya :

KONSELING

I. a. b.

c. d.

e.

f.

g.

Pengumpulan data Data Sosial Budaya Suku, agama, pendidikan, keadaan ekonomi dan pekerjaan. Data Riwayat Data keluarga dan data riwayat kesehatan, data riwayat gizi (anamnesa gizi) menyangkut pola dan kebiasaan makan yaitu perkiraan jumlah asupan zat gizi dalam periode waktu tertentu, jenis dan jumlah bahan makanan yang sering dikonsumsi, makanan pantangan / mitos budaya, alergi, kebiasaan mengolah atau membeli makanan. Pengambilan data riwayat gizi (anamnesa gizi) dengan cara recall makanan 24 jam dilengkapi dengan data food frekwensi dan food record Pengetahuan tentang gizi, sikap terhadap makanan, aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan, penggunaan suplemen zat gizi Data Riwayat Medic Kemungkinan pengaruh penyakit terdahulu, terapi, pembedahan, radiasi, kemoterapi, atau tindakan lain terhadap kebutuhan, asupan, pencernaan, absorpsi dan metabolisme zat gizi Data Antropometri Tinggi badan, Berat badan, IMT (Indeks Massa Tubuh), Lila (Lingkar Lengan Atas), Untuk anak-anak : tinggi badan dan berat badan dibandingkan dengan umur berdasarkan standar baku WHO-NCHS. Untuk orang dewasa : Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Lengan Atas Data Klinis Tanda-tanda adanya retensi cairan : edema, ascites, peningkatan tekanan darah, penambahan berat badan, meningkatnya jumlah urine, Tanda-tanda adanya dehidrasi : mata dan pipi cekung, kulit keriput, kurus, menurunnya jumlah urine, tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang. kondisi lemah, cengeng, mudah rewel (bagi anak-anak), tangan dan kaki terasa dingin, haus (mulut kering) Data biokimia Hemoglobin, gula darah, albumin, SGOT, SGPT, urine, kolesterol darah, hati, jantung, ginjal, dan sebagainya.. Pengkajian dan identifikasi data Gambaran status gizi, sikap terhadap makanan dan lingkungannya, riwayat sosial, medis, kebutuhan gizi, kebutuhan akan pendidikan gizi, kebutuhan akan motivasi Kesimpulan hasil identifikasi masalah klien Contoh : asupan makanan melebihi dari kebutuhan energi 1 akg, tinggi lemak jenuh, dan sebagainya. Lingkungan klien kurang memadai yaitu pengetahuan gizi dan motivasi untuk melakukan kebiasaan pola makan hidup sehat masih rendah
KONSELING 7

II.

III.

3. Memilih Solusi dengan Menegakkan Diagnosis Diagnosis masalah gizi merupakan proses identifikasi serta pemberian nama masalah, menentukan penyebab dan faktor resiko yang mendukung, catatan tentang gejala dan tanda serta dokumentasi diagnosis gizi. Ada 3 bagian diagnosis gizi yaitu: - Masalah/problem - Etiologi (penyebab/faktor yang berkontribusi - Gejala atau tanda (Signs/symptom) 4. Intervensi Memilih Rencana Setelah melakukan pengkajian dan identifikasi masalah gizi, barulah seorang konselor dapat memberikan konseling. Seorang konselor harus bisa membantu klien dengan memberikan berbagai rekomendasi apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialaminya. Terkadang seorang konselor menemukan hambtan saat harus membantu memecahkan masalah gizi klien dengan cepat dan tepat. Dalam memilih rencana intervensi seorang konselor harus melakukannya bersamasama klien dengan menggunakan ketermapilan komunikasi dan konseling. Keberhasilan tidak akan tercapai apabila konselor membuat keputusan sendiri dalam menetapkan perubahan perilaku makan yang selanjutnya memaksa klien melakukan perilaku tersebut. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh konselor dalam melakukan intervensi gizi: 1. Identifikasi strategi pemecahan masalah dilakukan dengan mempertimbangkan ideide dari klien. Dimulai dengan melakukan perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi serta menetapkan preskipsi diet. 2. Sampaikan alternative pemecahan, bantu klien untuk menetapkan pemecahan masalah yang dipilih dengan melihat faktor yang mendukung dan menghambat. Langkah-langkah dalam melakukan intervensi gizi meliputi: - Perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi - Preskripsi diet - Melakukan konseling gizi Konselor menginformasikan status gizi, data biokimia dab data klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan gizi klien serta menginformasikan kebiasaan makan dan asupan energy dan zat gizi klien serta hasil diagnosis gizi. Dan jelaskan tujuan dan prinsip diet yang dianjurkan. 5. Memperoleh Komitmen Konseling tidak akan berhasil tanpa adanya kesediaan dan komitmen dari klien. Komitmen untuk melakukan perubahan bukan hal mudah. Proses untuk melakukan perubahan kebiasaan makan merupakan proses yang tidak menyenangkan, sehingga konselor harus membantu klien untuk mengatasinya. Berikan dukungan dan bangun rasa percaya diri klien dalam membuat keputusan, untuk melakukan perubahan diet sesuai dengan anjuran yang telah disepakati bersama. Yakinkan bahwa klien mampu melakukan diet tersebut dan buat kesepakatan untuk kunjungan ulang.

KONSELING

6. Monitoring dan Evaluasi Langkah terakhir yaitu melakukan penilaian kembali terhadap kemajuan konselor maupun kliennya. Ini dilakukan untuk mengetahui respon klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya. Komponen monitoring dan ealuasi gizi ada empat langkah kegiatan yaitu: a. Monitoring perkembangan b. Mengukur hasil c. Evaluasi hasil d. Dokumentasi monitoring dan evaluasi e. Pencatatan dan pelaporan Dalam proses konseling gizi biasanya dipimpin oleh seorang Ahli gizi / Dietisien. Ahli gizi / Dietisien itu sendiri adalah seseorang yang mempunyai pendidikan gizi khususnya dietetic dan mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), bekerja untuk menerapkan prinsip-prinsip gizi dalam pemberian makanan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu dan diet khusus, serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan. Sehingga Ahli Gizi atau Dietisien sangat berperan dalam konseling gizi dan membantu penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi melalui makanan, serta meningkatkan status gizi G. CIRI-CIRI KONSELOR YANG BAIK Syarat Seorang Konselor: Menguasai materi kesehatan ( khususnya gizi ). Mengetahui dasar-dasar konseling. Dibekali ketrampilan melakukan konseling. Kreatif dalam membuat media tepat guna. Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau. Melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal. Untuk itu konselor perlu menguasai dan Keterampilan Mendengar dan Mempelajari Ada beberapa hal yang termasuk dalam keterampilan mendengar dan mempelajari, yaitu : 1. Komunikasi nonverba Komunikasi nonverba adalah komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh tanpa perlu berkata-kata. Menunjukkan bahwa konselor memahami klien dan membantunya merasa nyaman melalui sikap seperti mengusahakan kepala sama tinggi, memberi perhatian, menyingkirkan penghalang, menyediakan waktu dan memberi sentuhan secara wajar. 2. Mengajukan pertanyaan terbuka Pertanyaan terbuka adalah pernyataan yang membutuhkan jawaban penjelasan. Pernyataan terbuka akan lebih bermanfaat karena akan diperoleh informasi yang lebih banyak. Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan pertanyaan apa , mengapa , siapa , kapan , dan bagaimana.

KONSELING

3.

Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian Berikan tanggapan yang menunjukkan perhatian dan ketertarikan atas jawaban klien dalam bentuk bahasa isyarat seperti mengangguk dan kata-kata penghargaan seperti wah, n,mmm,ooo....begitu,eeeeh. Mengatakan kembali apa yang klien katakan Untuk menunjukkan bahwa konselor mendengar hal-hal yang telah dikatakan klien. Ini akan membantu klien berbicara lebih banyak. Akan lebih baik bila konselor menggunakan kata-kata sendiri dan tidak sekedar mengulang apa yang dikatakan klien. Berempati menunjukkan konselor mehamami perasaan klien. Konselor merespon klien dengan cara menunjukkan bahwa konselor paham apa yang disampaikan klien, serta mengerti perasaan dan masalah klien. Menunjukkan empati dapat melalui memberikan pertanyaan yang menyangkut fakta yang diutarakan klien. Hindari kata-kata yang menghakimi. Penggunaan kata tertentu dalam kalimat dapat menyebabkan klien merasa bersalah dan dihakimi. Contoh kata-kata yang dapat digolongkan menghakimi antara lain : bagus, jelek, baik, tepat, benar, salah, melakukian dengan baik, biasa, banyak, cukup, mencukupi, tidak cukup, sepenuhnya, masalah, berhasil, gagal, kegagalan, dll.

4.

5.

6.

Keterampilan Membangun Percaya Diri dan Memberi Dukungan Membangun percaya diri klien akan membantunya untuk membuat keputusan sendiri tentang perubahan diet yang harus dilakukannya sekaligus melaksanakan keputusan tersebut. Dengan memberikan dukungan akan meningkatkan percaya diri klien terhadap apa yang telah dia lakukan dan akan membantunya untuk melaksanakan diet. Bila klien sudah percaya diri dengan keputusannya maka tidak akan terpengaruh oleh pendapat orang klien. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun percaya diri klien adalah : 1. Terima apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh klien. Klien akan merasa tidak senang , kecewa dan terganggu karena konselor tidak mau mendengar apa yang ia katakan dan membuat ia merasa bersalah. Oleh karena itu jangan mengatakan tidak setuju dengan pa yang klien ,katakan. Walaupun begitu, jangan mengatakan setuju dengan pemikiran atau pendapat yang keliru. Ini menjadi sulit untuk menyarankan sesuatu yang sedikit berbeda jika saudara setuju dengan pemikiran atau pendapat klien. Mengenali dan memuji apa yang klien kerjakan dengan benar. Menerima apa yang dilakukan, dipikirkan dan dirasakan, serta mengenali dan memuji perilaku baik, akan membangun rasa percaya diri klien. Hal ini akan mendorong klien untuk melanjutkan yang sudah benar. Memberikan bantuan praktis. Bantuan praktis akan terasa lebih bermanfaat dari pada hanya mengatakan sesuatu. Misalnya dengan membantu klien dengan posisi duduk yang lebih nyaman, dan menunjukkan contoh-contoh nmakanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.

2.

3.

KONSELING

10

4.

Memberikan sedikit informasi yang relevan. Sampaikan hal-hal yang dapat dilakukan klien pada saat ini. Mencoba memberi klien hanya informasi yang diperlukan saat ini dengan cara positif, agar tidak terdengar seperti kritikan, atau membuat klien berfikiran bahwa dia telah melakukan yang salah. Menggunakan bahasa yang sederhana. Gunakan istilah yang umum, untuk menjelaskan sesuatu kepada klien, sebagian besar orang tidak mengerti istilah-istilah teknis ynag digunakan petugas kesehatan. Memberikan dua atau tiga saran, bukan perintah. Sarankan apa yang dapat klien lakukan. Hal ini memberi perasaan klien menguasai keadaan, dan membantunya untuk merasa percaya diri. Menilai pemahaman. Dilakukan untuk menilai pengertian klien tentang tindakan yang akan dilakukan. Dapat dilakukan dengan cara menanyakan kembali atau meminta klien untuk menjelaskan kembali apa yang telah diketahuinya. Sebaiknya konselor menggunakan pertanyaan terbuka agar komunikasi berlangsung dua arah. Rencana tindak lanjut. Merupakan rencana intervensi diet, kunjungan ulang dan mengevaluasi ketaatan diet yang telah dilakukan oleh klien.

5.

6.

7.

8.

H. JENIS-JENIS TINGKAT KETERAMPILAN KONSELING Dalam konseling terdapat beberapa tingkat keterampilan Konseling yaitu : a. Konfortasi : Pada tingkat keterampilan Konseling Konfortasi adalah Membedakan, mengetahui, ketidak sesuaian dan konfortasi jarang di gunakan pada konseling. b. Keterampilan Mempengaruhi adalah bersifat Meninjukkan, menafsirkan, mengungkapkan dan memberi nasehat, menginformasikan, menjelaskan, memberi instruksi, umpan balik. c. Keterampilan Mendengarkan dan Bertanya adalah Menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup, pertanyaan mendalam, memberi dorongan, refleksi isi, refleksi perasaan. d. Keterampilan Observasi dan memantapkan Hubungan yang baik adalah memberi perhatian, menggunakan tatapan mata sesuai dengan budaya mengikuti ucapan verbal kualitas suara dan bahasa tubuh. I. HAMBATAN YANG SERING DIJUMPAI OLEH KONSELOR Klien tidak mau bicara secara terbuka. Klien tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendengarkan anjuran konselor. Klien berbicara terus yang sering tidak sesuai topik pembicaraan. Ruang dan suasana konsultasi tidak mendukung jalannya proses konsultasi.

KONSELING

11

J. MANFAAT KONSELING : Dalam melakukan konseling diperlukan hubungan timbal balik yang saling membantu antara konselor dengan klien, melalui kesepakatan untuk bekerjasama, melakukan komunikasi dan terlibat dalam proses yang berkesinambungan dalam upaya memberikan dalam upaya memberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi dan sumber daya yang ada. Manfaat konseling gizi antara lain : Membantu klien untuk mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi. Membantu klien memahami penyebab terjadinya masalah. Membantu klien untuk mencari alternatif pemecahan masalah. Membantu klien untuk memilih carapemecahan masalah yang paling sesuai baginya. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien. Dalam upaya mencapai keberhasilan konseling keluarga memiliki peranan penting, terutama untuk mendukung pelaksanaan perubahan makan klien dan memantau klien untuk tetap disiplin dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebiasaan pola makan yang benar. Perubahan pola makan tersebut diharapkan dapat menjadi kebiasaan dan bagian dari gaya hidup klien.

KONSELING

12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman. Konseling gizi ini dilaksanakan oleh ahli

gizi/nutrisionis/dietisien. Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal. Konseling gizi dianggap berhasil apabila: Klien mengerti, memahami serta mau menjalankan anjuran yang disampaikan oleh konselor.

KONSELING

13

Daftar Pustaka
Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling). Persagi, Penuntun Konseling Gizi, 2010, PT.Abadi:Jakarta Tim Penyusun Buku Pedoman Praktikum Dasar Penyuluhan dan Konsultasi Gizi. Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi Kebidanan, Jakarta: EGC. Yusuf, Syamsu & A. Juntika Nurihsan , 2009, Landasan Bimbingan Konseling, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Drs. Abu Bakar M. Luddin, M. Pd., Ph. D.Dasar Dasar Konseling. Ciptapustaka Media Perintis. 2010 http://nurbayasalam.blogspot.com/2010/02/konseling-gizi.html

KONSELING

14

Anda mungkin juga menyukai