Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisme mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang.

Tumbuh ialah pada hal kuantitatif, contoh adalah pertambahan panjang pada tumbuhan atau semisalnya. Sedang berkembang ialah pada hal kualitatif, contoh adalah proses kedewasaan pada manusia. Pada tumbuhan ada beberapa faktor yang dibutuhkan. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Cahaya diperlukan dalam proses fotosintesis. Pengendalian perkembangan oleh cahaya disebut fotomorfogenesis. Namun, dewasa ini banyak dari kalangan terpelajar yang kurang memahami secara detail dari konsep pertumbuhan dan perkembangan ini, padahal konsep ini merupakan salah satu teori dasar pada subyek ilmu tentang kehidupan. Dan kini, kami akan membahas tentang pertumbuhan dengan spesifik pada Pertumbuhan Generatif dan vegetative pada tumbuhan. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui Pengertian Pertumbuhan Vegetatif Untuk mengetahui Bagian-Bagian Organ Vegetatif Untuk mengetahui Fotomorfogenesis Untuk mengetahui Pengertian Pertumbuhan Generatif Untuk mengetahui Bagian-Bagian Organ Generatif Untuk mengetahui Maturation dan Ripening

1.3 Manfaat Agar dapat mengetahui proses pembentukan pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pertumbuhan Vegetatif 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Vegetatif Pertumbuhan secara vegetative adalah Pertumbuhan makhluk hidup tanpa melalui prose perkawinan. Pertumbuhan ini ditandai dengan tidak adanya proses pebuahan, dalam artian bahwa pertumbuhannya hanya melibatkan satu induk saja. Pertumbuhan secara vegetative menghasilkan individu yang memiliki sifat-sifat sama sepert induknya. Pertumbuhan vegetative pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu vegetative alami dan vegetative buatan. a. Vegetative alami adalah perkembangbiakan makhluk hidup tanpa bantuan manusia dalam artian terjadi secara alami, contohya sporal, umbi akar, geragih, membelah diri, umbi batang, umbi lapis, tunas, tunas aventif. b. Vegetative buatan adalah perkembangbiakan yang terjadi ditandai dengan adanya campur tangan manusia dalam proses perkembangbiakannya. Vegetative buatan memiliki beberap keunggulan diantaranya tanaman baru yang dihasilkan lebih cepat berbuah atau memberikan hasil atau sifatnya sama atau bahkan lebih bagus dari tanaman induknya. Contohya cangkok, stek, okulasi, enten atau kopulasi, merunduk (Balqis, 2010) 2.1.2 Bagian-Bagian Organ Vegetatif Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian: 1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu udara yang tidak konstan 2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari. Bagian ini terdiri dari: - Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah - Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar Sifat dan fungsi bagian vegetative: 1. Batang pokok

Gb.1 Organ Vegetatif (Batang) Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas kayu, dan di bawah kulit.

2. Dahan

Gb.2 Organ Vegetatif (Dahan) Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya.

3. Ranting

Gb.3 Organ Vegetatif (Ranting)

Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk rantingranting baru.

4. Kuntum

Gb.4 Organ Vegetatif (Kuntum) Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru.

5. Akar

Gb.5 Organ Vegetatif (Akar) Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut negatif phototropis. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di mana mereka berada, misalnya akar tunggang

menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan berubah arahnya (Juprimalino, 2012). 2.1.3 Fotomorfogenesis Cahaya merupakan faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Cahaya diperlukan dalam proses fotosintesis. Pengendalian perkembangan oleh cahaya disebut fotomorfogenesis. Beberapa efek fotomorfogenesis dapat dengan mudah dikenali dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah yang tumbuh di tempat gelap. Kecambah yang tumbuh dalam gelap akan mengalami etiolasi (dalam bahasa prancis, etioler yang berarti tambah pucat atau lemah. Kemampuan suatu organisme untuk merespons perubahan-perubahan waktu pencahayaan (fotoperiodik) dikenal dengan fotoperiodisme. Tumbuhan

dikelompokkan menjadi tiga kelompok bila dihubungkan dengan fotoperiodisme yang mempengaruhi pembungaan, yaitu tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan tumbuhan berhari netral. Tumbuhan berhari pendek (short-day plants) adalah tumbuhan yang berbunga ketika periode gelap lebih lama daripada periode kritis pembungaan (lebih dari 12 jam), misalnya bunga aster dan bunga dahlia. Tumbuhan berhari panjang (long-day plants) adalah tumbuhan yang berbunga ketika periode gelap lebih pendek daripada periode kritis pembungaan (kurang dari 12 jam), misalnya bayam, selada, dan tumbuhan Gramineae. Tumbuhan berhari netral adalah tumbuhan yang berbunga tanpa dipengaruhi oleh periode gelap, misalnya bunga matahari dan bunga mawar. Agar cahaya mampu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan maka tumbuhan harus menyerap cahaya. Pada tumbuhan terdapat empat macam penerima cahaya yang mempengaruhi fotomorfogenesis, yaitu fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya UV-B, dan protoklorofilida. 1. Fitokrom Fitokrom adalah sejenis protein yang mampu menyerap cahaya. Fitokrom dapat dijumpai pada tumbuhan spermatophyta, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, serta beberapa jenis ganggang hijau, ganggang merah, dan ganggang cokelat. Fitokrom ditemukan oleh Sterling B. Hendricks pada tahun 1952. Fitokrom terdapat dalam dua bentuk, yaitu fitokrom merah dan fitokrom merah-panjang. Fitokrom merah (Pr) adalah fitokrom yang mampu menyerap cahaya merah dengan

panjang gelombang 660 nm. Pr merupakan bentuk inaktif. Fitokrom inframerah (Pfr) adalah fitokrom yang mampu menyerap cahaya merah dengan panjang gelombang 730 nm. Pfr merupakan bentuk fitokrom aktif yang dapat meningkatkan atau menghambat respons waktu pencahayaan. Fitokrom inframerah berubah menjadi fitokrom merah dalam keadaan gelap atau saat matahari tenggelam. Sebaliknya, fitokrom merah berubah menjadi fitokrom inframerah pada saat matahari terbit. Perubahan bentuk kedua fitokrom ini merupakan faktor pengontrol jam biologi (biological clocks) pada tumbuhan. 2. Kriptokrom Kriptokrom merupakan kelompok pigmen yang mampu menyerap cahaya biru dan panjang gelombang ultraviolet sekitar 320-400 nm (UV-A). Dinamakan kriptokrom karena berperan penting pada tumbuhan tidakberbunga (kriptogram). 3. Penerima UV-B Penerima UV-B merupakan beberapa senyawa yang tidak dikenal, bukan pigmen, yang mampu menyerap gelombang ultraviolet sekitar 280-320. 4. Protoklorofilida Protoklorofilida merupakan pigmen yang mampu menyerap cahaya merah dan biru. Protoklorofilida dapat tereduksi menjadi klorofil (Setiowati, 2007). 2.2 Pertumbuhan Generatif

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Generatif Perkembangbiakan generatif adalah proses memperbanyak keturunan yang dilakukan dengan menggunakan sel-sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan melalui proses penyerbukan dan pembuahan. Alat kelamin tumbuhan pada umumnya terletak pada bagian bunga.(Anonymous,2012).

2.2.2 Bagian-Bagian Organ Generatif Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut: a. Tangkai bunga (pedicellus) Tangkai bunga yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, pada bagian ini seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan dari

daun biasa ke hiasan bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang. Air dan mineral dari akar sampai ke bunga melalui batang dan tangkai bunga.

b. Dasar bunga (receptaculum) Telah dikemukakan, bahwa bunga dapat dianggap sebagai tunas yang mengalami metamorforsis dan dasar bunga adalah tidak lain dari ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya menebal atau melebar, dan menjadi pendukung bagianbagian bunga yang merupakan metamorforsis daun, yaitu kelopak, tajuk, bunga, benang sari, dan putik. Karena terhentinya pertumbuhan batang, ruas-ruas menjadi amat pendek, oleh kerena itu bagian-bagian bunga yang berasal dari daun lalu tersusun amat rapat satu sama lain, hanya pada beberapa macam bunga saja masih tampak beruas-ruas, misalnya pada bunga cempaka (Michelia champaka L.). Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan bergantung pada bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda. a. Pendukung tajuk bunga atau atofor (anthoporum), yaitu bagian dasar bunga tempat dudukya daun-daun tajuk bunga, seperti terdapat pada bunga anyelir. b. Pendukung benang sari atau androfor (Androphorum), bagian dasar bunga yang seringkali meniggi atau memanjang menjadi tempat duduknya beang sari, misalnya ada bunga maman. c. Pendukung putik atau ginofor (gynophorum), suatu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjdi tempat duduknya putik, seperti terdapat pada bunga teratai besar dan cempaka. d. Pendukung benang sari atau putik atau androginofor (androgynophorum), bagian dasar bunga yang meninggi dan mendukung benang sari dan puti di atasnya, misalnya pada binga markisa. e. Cakram (discus), disamping bagian-bagian tersebut di atas pada dasar bunga seringkali terdapat semacam peniggian atau bantalan berbentuk cakram yang seringkali mempunyai kelenjar-kelenjar madu, misalnya pada bunga jeruk.

c. Hiasan bunga (perianthium) Hiasan bunga yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tapak terbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas.

Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagia yang masing-masing berjajar dalam satu lingkaran. Jari bagian-bagian hiasan bunga itu tersusun dalam dua lingkaran:

1. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah. Kelopak berfungsi sebagai pelindung binga. Terutama waktu bunga masih kuncup. Jika bunga sudah mengadakan persarian dan pembuahan, biasanya kelopak lalu runtuh, jarang sekali sampai terbentukbuah. Kelopak yang tetap dan akhirnya ikut merupakan bagian buah seperti pada ciplukan.

2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar dengan warna yang indah, menarik, dengan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau sedap (tetapi banyak pula yang tidak mempunyai bau atau bahkan berbau busuk), dan bau atau warna bunga tadilah yang biasanya dapat menarik perhatian serangga atau binatang lain sehingga dapat membantu penyerbukan. Jika penyerbukan sudah terlaksana, boleh dikatakan bahwa tugas tajuk bunga sudah selesai, oleh sebab itu biasanya tajuk bunga lalau tampak menjadi layu dan kemudian gugur. Gugurnya tajuk bunga iasanya diikuti dengan gugurnya benang sari dan kelopaknya. Selain sebagai penarik perhatian, tajuk bunga juga berfungsi untuk melindungi alat-alat persarian (benang sari dan putik) sebelum persarian dapat berlangsung. Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flosnudus), misalnya pada patikan (Euphorbia hirta L.), atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan lain perkataan kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya dinamakan: tenda bunga

(perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superb L.), lilia gereja (Lilium longiflorum Thunb.). d. Alat-alat kelamin jantan (adroecium) Bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorforsis daun yang

menghasilkan serbuk sari. Adroecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Seperti halnya bagianbagian bunga yang diuraikan terlebih dahulu. Benang sari pun merupakan suatu metamorforsis daun. Yang bentuk dan fungsinya disesuaikan sebagai aat kelamin jantan. Pada benang sari terdapat 3 bagian yaitu: 1. Tangkai sari, yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat. Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah diantara dasar bunga, akan tetapi jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain. Cara perlekatannya, dan panjangya bagian tangkai sari yang berlekatan amat bermacam-macam. Ada yang berlekatan pada pangkalnya saja, ada yang lebih panjang bagian yang berlekatan. Bahkan mungkin perlekatannya hamper meliputi seluruh panjang tangkai sari. 2. Kepala sari, adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, merupakan suatu badan yang bentuknya bermacam-macam: bulat, lonjong, bulat telur, dll. Di dalamnya terdapat dua ruang sari tetapi dapat pula terdapat satu atau lebih dari dua ruang. Satu ruang sari biasanya terdiriatas dua kantong sari, tetapi sekat yang mamisah antara kedua kantong sari itu dapat hilang sehingga kedua kantong tersebut menjadi satu ruang saja. 3. Penghubung ruang sari, penghubung ruang sari ini sangatlah tipis dan kecil sehingga tidak terlalau kelihatan jelas. Namun adakalanya penghubung ruang sari itu kelihatan jelas, lebar, hingga kedua ruang sarinya agak berjauhan satu sama lain. Penghubung ruang sari tidak mempunyai panjang yang sama sehingga dari luar Nampak seperti segitiga sama kaki.

e. Alat-alat kelamin betina (gynaceum) Alat kelamin pada bunga ini biasanya disebut denga putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorforsis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada buga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat pula hanya terdiri atas

metamorforsis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula terdiri atas satu daun buah, maka biasanya semuanya akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga yang terakir. Putik merupakan alat kelamin betina, yang salah satu bagiannya mengandung sel telur yang setelah dibuahi oleh inti sperma yang berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi lembaga, dan lembaga itulah yang nantinya akan menjadi biji, dan sementara itu bagian putik yang didalamnya terdapat bakal biji tadi, yaitu bakal buahnya, akan berubah menjadi buah. Pada putik dapat dibedakan bagian-bagian berikut: 1. Bakal buah, adalah bagian putik yang membesar, dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji, yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi. Bagian yang mendukung bakal buah disebut tembuni. 2. Tangkai kelapa putik, adalah bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah ke atas. Tangkai kepala putik juga merupakan suatu bagian daun buah, oleh sebab itu pada bakal buah yang tersusun atas beberapa daun buah, seringkali tampak di atasnya sejumlah tangaki kepala putik. 3. Kepala putik adalah baigan putik yang paling atas, yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik atau ujunga cabang tangkai kepala putik itu. Bagian ini berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai peranan yang penting dalam penyerbukan. Oleh sebab itu bentuk dan sifatnya disesuaikan pula dengan fungsinya untuk menangkap serbuk sari tadi (Tjitrosoepomo, 2009).

Gb.6 Bagian-Bagian Bunga Alat kelamin tumbuhan pada umumnya terletak pada bagian bunga. Bunga yang lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut: 1. Perhiasan bunga. Yang termasuk perhiasan bunga yaitu kelopak bunga dan mahkota bunga. Perhiasan bunga berfungsi untuk menarik perhatian serangga dalam membantu proses penyerbukan. 2. Alat kelamin jantan. Alat kelamin jantan bagi tumbuhan adalah benang sari. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat butir-butir serbuk sari. 3. Alat kelamin betina. Alat kelamin betina untuk tumbuhan adalah putik. Putik terdiri dari kepala putik, bakal buah, dan tangkai putik. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji. Di dalam bakal biji terdapat kandung lembaga atau sel telur .(Anonymous,2012)

2.2.3 Proses Terbentuknya Organ Generatif Fase Pembungaan: Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi. Tahapan dari pembungaan meliputi :

1. Induksi bunga (evokasi) adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif. Terjadi di dalam sel. Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel. 2. Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif. Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat. 3. Perkembangan Ditandai kuncup bunga menuju diferensiasi anthesis (bunga mekar) bunga.

dengan

terjadinya

bagian-bagian

Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina. 4. Anthesis Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan (Nasution,2009). Fase Pembuahan: Penyerbukan akan menghasilakan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda padaAngiospermae. a. Pembuahan tunggal

Gb.7 Contoh proses pembuahan tunggal pada Pinus (Gymnospermae)

Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari akan sampaipada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yangtelah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari inisesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar,hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sarimaka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium terdesak kesamping akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah menjadi dua danmenghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel spermatogen atau calon spermatozoid. Selspermatogen kemudian membelah menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruangarkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegoniumyang berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegoniumterdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot yang kemudian tumbuh danberkembang menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.

b. Pembuahan ganda

Gb.8 Pembuahan Ganda Terjadi pada tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup. 1. Perkembangan serbuk sari Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus,yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuhmemanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruangbakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepanadalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Intigeneratif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid. 2. Pembentukan sel telur Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal bijisel nuselus membelah menjadi 4 sel baru. Tiga di antaranya mereduksi dan yang satu tumbuhmenjadi calon inti kandung lembaga primer. Inti calon kandung lembaga primer membelahmenjadi dua, yang selanjutnya masingmasing menuju ke kutub yang berlawanan, yang satubergerak ke kalaza yang lain mendekati mikrofil. Kemudian masing-masing membelah lagi duakali, sehingga terbentuklah 8 inti. Yang dekat kalaza 3 inti menempatkan diri berdekatan disebutantipoda. Yang satu lagi bergerak ke tengah. Yang dekat mikrofil 3 inti menempatkan diriberdekatan. Yang tengah adalah ovum, sedang mengapitnya adalah sinergid, yang satu lagi jugamenuju ke tengah. Dua inti yang bergerak ke tengah bersatu membentuk inti kandung lembagasekunder yang diploid. Kemudian spermatozoid yang satu membuah ovum membentuk zigot,sedang spermatozoid yang satu lagi membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkancalon

endosperm yang triploid. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda (Anonymous, 2012). 2.2.4 Maturation dan Ripening Maturation Perkembangan merupakan proses pendewasaan (maturasi) atau proses penuaan (senescens = kemunduran) sel, jaringan atau organ. Beberapa perkembangan perkembangan tersebut tidak menunjukkan bersifat bahwa perubahan akibat proses Gejala

kuantitatif,

melainkan

kualitatif.

perkembangan dapat dilihat dari 2 hal, yaitu sebagai berikut: a. Adanya perubahan secara fisik yang dapat diamati (perubahan morfologis dan anatomis). b. Adanya perubahan fungsi atau kemampuan melakukan aktifitas fiologi. Perubahan fungsi tersebut dapat bersifat maju atau mundur. Salah satu peristiwa perkembangan pada organisme adalah proses pembentukan jaringan atau organ (morfogenesis). Proses tersebut terjadi secara bertahap. fase pendewasaan terjdi pada pembentukan dan perkembangan kuncupkuncup bunga,bunga,buah dan biji. Dapat juga terjadi pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar-akar dan batang yang berdaging. Proses penting yang berlangsung pada fase generatif meliputi: pembuahan sel-sel yang secara relative berjumlah sedikit pendewasaan jaringan penebalan serabut-serabut pembentukan hormone untuk perkembangan kuncup bunga,bunga,buah dan biji perkembangan alat-alat penyimpanan dan pembentukan koloid-koloid hidrofilik(koloid yang dapat menahan air). (maspary, 2010). Ripening (Pemasakan Buah) Pemasakan buah ini terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas. Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan

tepung dan penimbunan gula tersebut merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan bau buah. Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal, dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Etilen akan mempertinggi sintesis RNA pada buah yang hijau. Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport, pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun pada suhu di atas 30 0C dan berhenti pada suhu 40 0C, sehingga pada penyimpanan buah secara masal dengan kondisi anaerob akan merangsang pembentukan etilen oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah memberi efek komulatif dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat. Proses Klimaterik dan pematangan buah disebabkan adanya perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang menyebabkan keanaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2 meningkat. Etilen yang dihasilkan pada pematangan mangga akan meningkatkan proses respirasinya. Tahasp dimana mangga masih dalam kondisi baik yaitu jika sebagian isi sel terdiri dari vakuola. Perubahan fisiologi yang terjadi sealam proses pematangan adalah terjadinya proses respirasi kliamterik, diduga dalam proses pematangan oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara, yaitu: 1. Etilen mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar, hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi dipercepat. 2. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan dan proses klimaterik mengalami peningkatan enzim-enzim respirasi.

(Fatkhomi. 2009) Tahapan pemasakan buah (ripening) melalui beberapa tahap diantaranya yaitu: a. Tahap pertama Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel. b. Tahap kedua Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy. c. Tahap ketiga Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarpium pada buah kering . Selama tahap-tahap ini terjadi pula akumulasi air dan gula, hingga pada tahap ketiga buah telah mengandung 80-90% air dan 2-10-20% gula (meirina, 2010

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pertumbuhan secara vegetative adalah Pertumbuhan makhluk hidup tanpa melalui prose perkawinan. Pertumbuhan vegetative pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu vegetative alami dan vegetative buatan. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Cahaya diperlukan dalam proses fotosintesis. Pengendalian perkembangan oleh cahaya disebut fotomorfogenesis. Pada tumbuhan terdapat empat macam penerima cahaya yang mempengaruhi fotomorfogenesis, yaitu fitokrom, kriptokrom, penerima cahaya UV-B, dan protoklorofilida.

Perkembangbiakan generatif adalah proses memperbanyak keturunan yang dilakukan dengan menggunakan sel-sel kelamin, yaitu sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Fase pembentukan organ generatif yaitu ada fase pembentukan bunga dan fase pembentukan buah.

DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2012. Reproduksi Generatif Pada Tumbuhan. Online: http://id. scribd. Com /doc /51624759/Reproduksi-Generatif-pada-Tumbuhan. Diakses 13 November 2012. Balqis. 2010. Perkembangbiakan vegetatif. Online: http://www.Tugasbalqis-agro eko tek nologi. blogspot.com/2010/2011/2012. Diakses 12 November 2012. Fatkhomi. 2009. Pemasakan Buah. Online: http://www. faridblog.

spot.com/Pemasakan%20Buah%20%20Wordbiology.htm Juprimalino, 2012. Perkembangbiakan Pada Tumbuhan. Online: http://www. Jupri ma lino. blogspot.com/2012/04/perkembangbiakan-pada-tumbuhan.html?m=1. November 2012. Maspary, 2010. . . Diakses tgl 12 November 2012 Meirina. 2010. Cerita Singkat Pembungaan Dan Pematangan Buah. http://localhost/ceritasingkat-pembungaan-dan%20pemasakan%20buah.html. Diakses 12 November 2012. Nasution, Ahmad Sanusi. 2009. Pembungaan, Penyerbukan dan Pembuahan Tanaman. Online: http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/30/pembungaan-penyerbukan-danDiakses 12

pembuahan-tanaman/. Diakses 14 November 2012. Ridwanas. 2012. Perkembangbiakan Generatif Dan Proses Penyerbukan Pada Tumbuhan. Online: http://ridwanaz.com/umum/biologi/perkembangbiakan-generatif-dan-prosespenyerbukan-pada-tumbuhan/. Diakses 13 November 2012. Setiowati, Tetty dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Intferakti. Jakarta: Azka Press. Suyitno alosius. N. 2007. Proses petrtumbuhan dan perkembangan tanaman. Galia Indonesia printing: Jakarta. Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadja Mada University.

Anda mungkin juga menyukai