Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH DEKOK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa, L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL SERUM Studi Terhadap Tikus Putih

Jantan Galur Wistar yang Mendapatkan Diit Tinggi Lemak Erwin Bramantya Asnan*, Danis Pertiwi^, Hadi Sarosa# Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Bagian Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang # Bagian Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang Erwin Bramantya Asnan., Jl. Sunan Kali Jogo Rt.03 Rw.12Kec. BabatKab. Lamongan Jawa Timur 62271, bramantya_erwin@yahoo.co.id ABSTRAK Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu penyakit yang sekarang ini sangat sering ditemukan. Salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler adalah peningkatan kadar HDL-C. Penggunaan seduhan Rosella terbukti mampu meningkatkan kadar HDLC serum, akan tetapi belum ada literatur tentang penggunaan rosella dalam bentuk sediaan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sediaan dekok bunga rosella terhadap kadar HDL tikus jantan galur wistar yang diberi diit tinggi lemak. Penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan Pre and Post-test Control Group Design inimenggunakan 18 ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 3 kelompok secara random. Kelompok I diberi pakan standar dan kuning telur itik; kelompok II diberi pakan standar, kuning telur itik dan dekok bunga rosella; kelompok III diberi pakan standar, kuning

telur itik dan niasin. Untuk mengetahui pengaruh dekok bunga rosella terhadap kadar HDL-C, data semua kelompok setelah perlakuan dianalisis dengan uji Ancova dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni. Hasil rata-rata kadar HDL-C (mg/dl) setelah perlakuan yaitu kelompok I 90,31, kelompok II 133,65, dan kelompok III 143,34. Hasil uji Ancova menunjukkan adanya pengaruh perlakuan tiap kelompok terhadap kadar HDL-C (p=0,000). Kemudian data dianalisis dengan uji Bonferroni menunjukkan ada perbedaan bermakna (p<0,05) antara Kelompok I dengan II, dan Kelompok I dengan III sedangkan kelompok II dan III tidak menunjukan adanya perbedaan bermakna (p>0.05) Kesimpulan yang didapat adalah adanya pengaruh dekok bunga rosella terhadap HDL-C pada tikus jantan galur wistar yang diberi diit tinggi lemak. Kata kunci :dekok, rosella, telur itik, HDL. ABSTRACT Nowadays, cardiovascular diseases could be widely found across the world. One of many factors that can prevent cardiovascular diseases is raising the HDL-C rate. Rosellas infusion usage had been long proved to raise HDL-C rate, but theres still no literature that discussing other form of rosellas preparation technique. This experiment purpose was to examine the effect of rosellas flower decoc towards HDL-C rate of male rat of wistar line that induced by high-fat diet. This experiment design was Pre and Post-test Controlled Group and using 18 male rats of wistar line that randomly divided into 3 groups. The 1st group was given standard diet and gooses egg yolk, the 2nd group was given standard diet, gooses egg yolk, and rosellas flwer decoc, and the 3rd group was given standar diet, gooses egg yolk, and niacin. To examine the effect of rosellas flower decoc towards HDL-C rate, the datas were analyzed with Ancova test and then using Bonferroni test. The result of HDL-C mean rate after treatment is, the first group 90,31mg/dl, second group 133,65mg/dl, and the third group 143,34mg/dl. The result of Ancova test shows that the treatment given to each groups affect HDL-C rate (p=0,000). Then it is analyzed with Bonferroni test that shows the significant difference (p<0,05) between the 1st group and 2nd group, and also between 1st group and 3rd group but there is no significant difference between 2nd and 3rd group (p>0,05).

The conclusion that can be summed off is that rosellas flower decoc affect HDL-C rate of white rat of wistar line that induced white high-fat diet. Key words : decoc, gooses egg, HDL

PENDAHULUAN Rosella memiliki kandungan niasin yang cukup tinggi, sehingga konsumsi seduhan rosella telah terbukti dapat meningkatkan kadar highdensity lipoprotein cholesterol (HDL-C) tubuh (Pratama, 2010). Hal ini juga dibuktikan oleh Mohagheghi (2010) dimana konsumsi seduhan rosella akan meningkatkan kadar HDL-C secara signifikan pada pasien hipertensi. Akan tetapi sampai saat ini belum ada literatur tentang penggunaan sediaan berupa dekok. Sediaan dekok memiliki lebih banyak kandungan zat aktif daripada sediaan seduhan, dikarenakan proses ekstraksi dipengaruhi lama kontak bahan dengan pelarut (Anonim, 1995). Salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung koroner adalah tingginya kadar kolesterol total di dalam darah, atau lebih dikenal dengan keadaan hiperkolesterolemik. HDL-C merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan, karena kadar HDL-C yang meninggi akan menyebabkan berkurangnya resiko terserang penyakit jantung dan stroke, tidak hanya tergantung dari kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) (Brewer, 2011). Pada penelitian yang dilakukan di tahun 2010 terhadap konsumsi seduhan rosella, menunjukkan peningkatan kadar HDL-C yang

bermakna.Niasin merupakan senyawa yang dapat meningkatkan kadar HDL-C melalui mekanisme Diacylglycerol acyltransferase 2, reduksi sintesa trigliserida dan sekresi very-low density lipoprotein cholesterol (VLDL-C) melalui reseptor HM74 (Niacin receptor) dan HM74A (Niacin receptor 2). Inhibisi Diacylglycerol acyltransferaseakan mencegah

pemecahan jaringan adipose, dan menyebabkan penurunan sintesa very low-density lipoprotein cholesterol (VLDL-C) dan meningkatkan

pembentukan HDL-C di dalam tubuh (Katzung, 2006).Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahuipengaruh dekok bunga rosella terhadap kadar kolesterol HDL serum. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan penelitian pre and post test controlled group design.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dekokbunga rosella sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar HDL-C serum tikus putih jantan galur wistar dewasa. Dekok bunga rosella adalah ekstrak yang dibuat dengan merebus 10g kelopak kering bunga rosella bersama 100 ml air di dalam waterbath dengan suhu 90OCselama 30 menit. Didapatkan dekok bunga rosella dengan kadar 100mg/ml dan kemudian dekok diberikan personde sebanyak 1 ml/200grBB/hari..Kadar HDL-C serum dengan satuan mg/dl, diukur melalui uji laboratorium dengan cara enzimatik metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase-Phenyl Amino Phyrazolone) menggunakan

spektrofotometer, yang diukur pada hari pertama dan ke-15.Besar sampel untuk penelitian eksperimental dengan hewan coba dipergunakan ketetapan WHO, yakni besar sampel minimal tiap kelompok adalah 5 ekor dan digunakan sampel sebanyak 6 ekor tiap kelompok untuk menghindari lost of follows. Pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok I kontrol negatif diberi perlakuan kuning telur itik 9,5 gr/KgBB dan aquadest 1 ml, kelompok II diberi perlakuan kuning telur itik 9,5 gr/KgBB dan dekok bunga rosella 1ml/200grBB/hari, kelompok III control positif diberi perlakuan kuning telur itik 9,5 gr/KgBB dan niasin 18 mg/hari.Pengukuran kadar HDL-C dilakukan dengan metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase-Phenyl Amino Phyrazolone). Yaitu menggunakan
0,01 ml serum darah dari vena opthalmicus yang diberi reagen sebanyak 1

ml, kemudian dihomogenasikan dengan vortex. Selanjutnya ukur aktivitas serum dengan mikrolab-200.Kemudian, ukur serapan blanko dan standar sebelum melakukan pengukuran sampel.Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Gizi dan Pangan Universitas Gajah Mada. Data diuji normalitasnya dengan Saphiro-Wilk dan diuji

homogenitasnya dengan Levene test.Didapatkan data yang normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji One-way Anovapada data sebelum perlakuan.Kemudian dilakukan uji Ancova dan dilanjutkan dengan uji Bonferroni.

HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Kadar HDL-C tikus putih jantan galur wistar sebelum perlakuan Sampel 1 2 3 4 5 6 Mean SD K-I 134,63 139,16 141,75 142,39 143,04 140,45 140,24 3,08 K-II 141,10 138,51 148,87 132,04 135,28 137,22 138,84 5,79 K-III 141,10 144,98 152,75 149,51 146,93 143,69 146,49 4,19

Keterangan : K-I = Kontrol Negatif ; K-II = Kelompok Perlakuan (Dekok Bunga Rosella) ; K-III = Kontrol Positif (Niasin) ; Mean = Rata-rata ; SD = Standart Deviasi

Tabel 4.2 Kadar HDL-C tikus putih jantan galur wistar sesudah perlakuan Sampel 1 2 3 4 5 6 Mean SD K-I 91,37 95,85 84,35 102,24 84,98 83,07 90,31 7,62 K-II 137,38 134,19 133,55 141,21 128,43 127,16 133,65 5,30 K-III 141,21 139,94 146,96 144,41 150,16 137,38 143,34 4,74

Keterangan : K-I = Kontrol Negatif ; K-II = Kelompok Perlakuan (Dekok Bunga Rosella) ; K-III = Kontrol Positif (Niasin) ; Mean = Rata-rata ; SD = Standart Deviasi

Hasil uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk didapatkan p > 0,05, data berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan Levene test didapatkan nilai p > 0,05, berarti data homogen Hasil uji anova untuk membedakan kadar HDL-C antar berbagai kelompok sebelum perlakuan didapatkan perbedaan yang bermakna (p < 0,05).

Hasil uji ancovauntuk kadar HDL-C sebelum perlakuan didapatkan tidak ada penggaruh yang diberikan terhadap kadar HDL-C setelah perlakuan (p > 0,05), sedangkan perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh terhadap kadar HDL-C setelah perlakuan (p< 0,05). Dilanjutkan uji Bonferroni dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Kadar HDL-C tikus putih jantan galur wistar sesudah perlakuan Perbandingan Kelompok Kelompok I dan II Kelompok I dan III Kelompok II dan III Probabilitas 0,000 0,000 0,214 Keterangan Bermakna Bermakna Tidak Bermakna

Keterangan : K-I = Kontrol Negatif (aquadest) ; K-II = Kelompok Perlakuan (Dekok Bunga Rosella) ; K-III = Kontrol Positif (Niasin)

Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata kadar HDL-C berbeda secara bermakna (p < 0,05) pada Kelompok I dengan II, Kelompok I dengan III. PEMBAHASAN Rata-rata kadar HDL-C kelompok pemberian dekok rosella adalah 133,65 mg/dl. Sedangkan kelompok pemberian niasin jumlah rata-rata kadar HDL-C adalah 143,34 mg/dl. Keduanya lebih tinggi dari kelompok kontrol (-). Sesuai penelitian Pratama (2010), bahwa kandungan niasin pada rosella mampu meningkatkan kadar HDL-C. Penelitian Mohagheghi (2010) mendapatkan bahwa kandungan niasin pada rosella dapat

meningkatkan niasin dan menurunkan resiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Kelemahan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukan pengukuran sisa pakan standar perhari, sehingga asupan kalori melalui pakan standar yang dapat mempengaruhi kadar HDL-C kurang diketahui. Hal ini memungkinkan adanya pengaruh pada penurunan kadar HDL-C karena pemberian pakan standar dan memberikan bias pada hasil penelitian. KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian dekok bunga rosella memiliki pengaruh terhadap kadar HDL-C pada tikus jantan galur wistar yang mendapat diit tinggi lemak. SARAN Perlu dilakukan pengukuran sisa pakan perhari yang diberikan untuk meminimalisir adanya bias terhadap penurunan kadar HDL-C. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

Brewer Jr, H.B., 2011, The Evolving Role of HDL in the Treatment of HighRisk Patient with Cardiovascular Disease. Medstar Health. Washington DC.

Katzung, B.G.,2006, Farmakologi Dasar dan Klinik, EGC, Jakarta.

Mohagheghi, A., Maghsoud, S., Khashayar, P., Ghazi-Khansari, M., 2010, The Effect of Hibiscus Sabdariffa on Lipid Profile, Creatinine, and Serum Electrolytes: A Randomized Clinical Trial. Univesity of Medical Science Tehran. Tehran. Iran.

Pratama, M.F.R., 2010, Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Kering Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa)Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Tikus Sprague Dawley Hiperkolesterolemik.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai