Anda di halaman 1dari 5

Selamat Datang di Komunitas Blogger Universitas Sriwijaya

By TIKA DEFIYANTI email: tikadefiyanti@yahoo.co.id UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LANDASAN ILMU DAN TEKNOLOGI

I.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.

Pendidikan merupakan sarana untuk menyukseskan pembangunan nasional, karena dengan pendidikan diharapkan dapat menyetak sumber daya manusia berkualitas yang dibutuhkan dalam pembangunan. Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan dasar. Menwujudkan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat, tantangan global, serta kebutuhan dalam pembangunan.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak mungkin terjadi secara instant melainkan memerlukan usaha yang konsisten dan terus menerus. B. Permasalahan

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1.

Bagaimanakah pengertian landasan ilmu dan teknologi dalam pendidikan?

2.

Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi dalam pendidikan?

II. Pembahasan

1. Pengertian landasan ilmu dan teknologi

Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang sangat erat. Seperti diketahui, iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, dengnan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari sisi lain, setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasikan oleh pendidikan yakni dengan segera memasukan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi bahan ajar. Seriing dengan kemajuan iptek pada umumnya, ilmu pendidikan juga mengalami kemajuan yang pesat, demikian pula dengan cabang-cabang khusus dari ilmu-limu perilaku yang mengkaji pendidikan seperti psikologi pendidikan dan sosiologi pendidikan. Kemajuan cabang-cabang ilmu tersebut menyebabkan tersedianya informasi yang cepat dan tepat, dan pada gilirannya diterjemahkan menjadi program, alat, dan atau prosedur kerja yang akan bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan.

Dengan perkembangan iptek dan kebutuhan masyarakat yang makin kompleks maka pendidikan dalam segala aspeknya mau tak mau harus mengakomodasi perkembangan itu. Karena kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak maka banyak teknologi dari berbagai bidang ilmu segera diadopsi ke dalam penyelenggaraan pendidikan, dan atau kemajuan itu segera dimanfaatkan oleh penyelenggara pendidikan itu.

2. Pengertian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

Terdapat beberapa istilah yang perlu dikaji agar jelas makna dan kedudukan masing-masing, yakni pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pengetahuan (knowledge) adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara pengindraan terhadap fakta, penalaran (rasio), intuisi, dan wahyu. Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologism, epistemologis, aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu ataupun ilmu pengetahuan (science); kata sifatnya ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuwan. Dengan demikian, pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu (ilmu-ilmu social atau social sciences, dan ilmu-ilmu alam atau natural sciences), humaniora (seni, filsafat, bahasa, dan sebagainya) serta wahyu keagamaan atau sejenisnya. Dilihat dari segi tujuan pokoknya, sering pula dibedakan ilmu dasar (basic science) dan ilmu terapan (applied science). Ilmu dasar terutama digunakan demi kemajuan ilmu itu sendiri, sedangakn ilmu terapan terutama digunakan untuk mengatasi masalah dan memajukan kesejateraan manusia. Hasil dari ilmu terapan itu harus ditransformasikan menjadi bahan, alat, atau prosedur kerja; kegiatan ini biasa disebut pengembangan (development). Tindak lanjut dari hasil kegiatan pengembangan itulah yang disebut teknologi (Tirtarahardja, 2008: 113-114)

Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa Latin "texere" yang berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roger (1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu hasil yang diinginkan. Suatu teknologi biasanya mempunyai dua aspek yaitu aspek hardware (terdiri dari material atau objek fisik) dan aspek software ( http://www.wijayalabs.com/2008/06/15/landasan-teori-dan-teknologi-komunikasi/)

Landasan ontologis dari ilmu berkaitan dengan objek yang ditelaah oleh ilmu adalah Apa yang ingin diketahui oleh ilmu, bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut, dan bagaiman hubungan dengan daya tangkap manusia? Seperti diketahui, ilmu membatasi objeknya pada fakta atau kejadian yang bersifat empiris, yang dapat ditangkap oleh alat indera baik secara langsung maupun dengan bantuan alat lain (mikroskop, teleskop, dan sebagainya). Objek ilmu itu selalu berkaitan dengan pengalaman manusia yang dapat dikomunikasikan. Pengetahuan ilmiah pada dasarnya merupakan abstraksi yang disederhanakan dari fakta atau kejadian alam yang sangat kompleks.

Landasan epistemologi dari ilmu berkaitan dengan segenap proses untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, yakni bagaimana prosedurnya apakah yang harus diperhatikan agar diperoleh kebenaran, cara/teknik/sarana apa yang membantu untuk mendapatkannya? Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu (Tirtarahardja, 2008: 114)

Landasan aksiologis dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan pengetahuan ilmiah itu yaitu : untuk apa pengetahuan ilmiah itu dipergunakan, bagaiaman kaitannya dengan nilai-nilai moral? Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai bidang serta memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikan bagaimana ilmu digunakan untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia. Oleh karena itu, ilmu sering dianggap netral, ilmu itu bebas dari nilai baik atau buruk, dan sangat tergantung dari nilai moral si empunya ilmu (ilmuwan). Dengan kata lain, manusia pemilik ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya itu bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya.

Seperti telah dikemukakan, pengetahuan yang memenuhi ketiga landasan (ontologis, epistemologi, dan aksiologis) yang disebut ilmu atau ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu pengetahuan itu dapat bermakna kumpulan informasi, cara memperoleh informasi serta manfaat dari informasi itu.

3.

Perkembangan IPTEK sebagai landasan ilmiah

Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang, Akal manusia telah mampu menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya (http://nadhirin.blogspot.com/2008/07/landasan-aliran-pendidikan.html)

Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah, haruslah mampu mengakomodasikan dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar seyogianya hasil perkembangan iptek yang mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara perolehan informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan iptek tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar iptek dan calon pakar iptek itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut. 4. Strategi Penguasaan Iptek Melalui Pembangunan Pendidikan Dan Kebudayaan

Kemajuan teknologi hanya mungkin dicapai melalui kemajuan dalam ilmu pengetahuan karena teknologi merupakan produk aplikatif dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri tidak mungkin terwujud tanpa adanya sumberdaya manusia berkualitas. Tarap pendidikan jelas merupakan modal utama terbentuknya sumberdaya manusia berkualitas.. Tentunya kebijaksanaan tersebut harus diikuti pula dengan kebijaksanaan lain yang

mengarah kepada pembentukan sumberdaya manusia yang mampu mengembangkan dan menguasai iptek agar bangsa kita tidak tertinggal oleh bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam berbagai aspek kehidupan

Penguasaan teknologi berkaitan erat dengan penguasaan ilmu pengetahuan, sehingga keduanya seringkali diucapkan dalam satu nafas, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Sebenarnya tidaklah semua jenis dan cabang ilmu pengetahuan selalu menghasilkan teknologi. Dalam hal kita berbicara mengenai iptek, janganlah punya anggapan bahwa suatu cabang ilmu pengetahuan yang tidak berkaitan dengan teknologi itu tidak penting. Cabang ilmu humaniora, misalnya, tidak menghasilkan suatu teknologi, karena pengembangan cabang ilmu tersebut memang tidak dimaksudkan untuk itu. Namun, ia tetap penting, karena dimensi manusia dan dimensi kehidupan tidaklah terbatas pada kebutuhan akan perangkat keras teknologi, tetapi jauh lebih luas dari itu. Bahkan dalam dunia industrialisasi yang semakin kental, manusia akan semakin membutuhkan dimensi kemanusiaan yang bernuansa etika, estetika, moral, dan kejiwaan.

Budaya diartikan sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku yang melembaga atau mendarah-daging dalam diri seseorang. Dengan demikian, maka budaya iptek adalah suatu cara pandang. sikap, dan perilaku yang didasari dengan wawasan dan kemampuan iptek yang mendarah-daging dalam diri seseorang. Ciri yang menonjol dari seseorang yang berbudaya iptek antara lain: selalu terdorong untuk bertanya dan mencari tahu serta menggali rahasia alam, karena alam adalah sumber ilmu pengetahuan; berfikir logis dan rasional; menjunjung tinggi mutu dan keunggulan; dan selalu cenderung kepada kebenaran, karena ilmu pengetahuan hanya mungkin dibangkitkan dan dikembangkan atas dasar kebenaran serta sadar bahwa kebenaran ilmu itu sendiri tidaklah bersifat multak (absolut) dan abadi; menghargai kerja keras dan tidak memandang rendah kerja kasar, karena dari setiap kerja itu akan selalu dihasilkan suatu karya; dan mengutamakan profesionalisme.

Keberhasilan dari proses pendidikan yang bertujuan mewujudkan manusia berbudaya iptek akan sangat ditentukan oleh semangat dan gairah belajar yang harus ditumbuh-kembangkan oleh setiap pendidik. Anak didik harus didorong untuk selalu bertanya agar tumbuh sikap kreatif, karena kreativitas merupakan modal utama untuk melakukan suatu inovasi, dan inovasi adalah sumber penguasaan teknologi.

Dalam hal upaya menumbuh-kembangkan budaya iptek sejak dini, bekal dasar yang harus dikuasai anak didik dengan baik adalah penguasaannya terhadap bidang ilmu sains, matematika, dan bahasa. Kita mengamati bahwa penguasaan ketiga materi itu masih lemah di kalangan anak didik kita. Kelemahan tersebut harus segera kita atasi, dengan cara utamanya menciptakan gairah dan semangat untuk mempelajari bidang ilmu yang sering dianggap sulit itu. Anak didik akan tertarik jika ilmu hayat, misalnya, diajarkan dengan menunjukkan bagaimana hewan dan tanaman tumbuh dan berkembang di alam. Matematika diajarkan dengan menghitung berapa jumlah butir padi yang ada pada satu rumpun. Kemampuan bahasa diajarkan dengan berceritera tentang hikayat-hikayat yang menarik dan bernuansa moral ( http://www.leapidea.com/presentation?id=5)

III.

Penutup

Kesimpulan Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna norma dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung ciri-ciri keilmuan yang hakiki. DAFTAR PUSTAKA

Kusumah, Wijaya. 2008. http://www.wijayalabs.com/2008/06/15/landasan-teori-dan-teknologi-komunikasi/) diakses tanggal 2 Oktober 2010

Nadirin, Arif. 2008. Landasan dan Aliran Pendidikan. http://nadhirin.blogspot.com/2008/07/landasan-aliran-pendidikan.html) di akses tanggal 2 Oktober 2010

Ramelan, Rahardi. http://www.leapidea.com/presentation?id=5 di akses tanggal 2 Oktober 2010

Tirtarahardja, umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai