Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM URINARI

GINJAL ~Palpasi Ginjal Kiri


Pemeriksa berdiri di sisi kiri pasien. Pasien dalam posisi telentang. Letakkan tangan kanan di bagian belakang tubuh pasien dan sejajar terhadap rusuk ke-12, dengan ujung jari mencapai sudut costovertebral. Angkat tangan kanan, coba untuk menggerakan ginjal ke arah anterior. Letakkan tangan kiri di kuadran kiri atas, lateral dan paralel terhadap otot rectus. Minta pasien untuk menarik nafas dalam. Pada puncak inspirasi, tangan kiri menekan secara dalam ke kuadran kiri atas, di bawah costal margin, dan coba untuk menangkap ginjal di antara kedua tangan. Minta pasien mengeluarkan nafas perlahan, lalu minta pasien menghentikan nafasnya lagi. Secara perlahan lepaskan tekanan tangan kiri, pada saat yang sama rasakan pergerakkan ginjal yang kembali ke posisi ekspirasinya. Jika ginjal terpalpasi, tentukan ukurannya, kontur, dan tenderness.

Alternatif pemeriksaan: Dengan tangan kiri, angkat bagian belakang pinggang kiri pasien, dan dengan tangan kanan rasakan di bagian dalam kuadran kiri atas. Minta pasien untuk menarik nafas dalam, dan rasakan adanya massa. Ginjal kiri yang normal sangat jarang bisa terpalpasi. ~Palpasi Ginjal Kanan: Posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien. Gunakan tangan kiri untuk mengangkat tubuh pasien dari arah belakang, dan tangan kanan untuk menekan kuadran kanan atas. Lakukan seperti pemeriksaan ginjal kiri. Ginjal kanan yang normal mungkin bisa terpalpasi, khususnya pada wanita yang kurus. ~Menilai Rasa Sakit pada Ginjal Rasa sakit pada ginjal bisa ditemukan saat memeriksa abdomen, tapi harus diperiksa juga pada sudut costovertebral. Lakukan perkusi dengan meletakkan bagian ball salah satu tangan dan pukul dengan permukaan ulnar kepalan tangan yang lain.

KANDUNG KEMIH Pada palpasi, bagian dome pada kandung kemih yang terdistensi terasa smooth dan round. Periksa rasa sakit yang mungkin dirasakan pasien. Lakukan perkusi untuk memeriksa dullness dan mengukur seberapa tinggi kandung kemih di atas symphysis pubis.

Distensi kandung kemih dapat disebabkan oleh obstruksi outlet akibat penyempitan uretra, hyperplasia prostat, medikasi, dan gangguan saraf seperti stroke. Rasa sakit suprapubik terjadi pada infeksi kandung kemih.

PROSTAT (DIGITAL RECTAL EXAMINATION) Pemeriksaan anus dan rectum bisa dilakukan dengan beberapa posisi. Posisi pasien yang berbaring pada salah satu sisi tubuh dapat memberikan pandangan yang baik terhadap area perianal dan sacrococcygeal. Posisi lithotomy bisa membantu saat mencoba mengidentifikasi kanker rectum. Posisi ini juga memungkinkan pemeriksa melakukan pemeriksaan bimanual untuk mengidentifikasi massa pada pelvis. Pasien berbaring pada sisi kiri dengan bagian belakang pasien berada di tepi meja pemeriksaan yang dekat dengan pemeriksa. Pinggul dan lutut pasien ditekuk. Sesuaikan pencahayaan. Gunakan sarung tangan. Inspeksi daerah sacrococcygeal dan perianal : periksa adanya 1. benjolan, 2. ulkus, 3. inflamasi, 4. ruam, 5. ekskoriasi. Periksa anus dan rectum. Berikan lubrikasi pada jari telunjuk pemeriksa yang sudah menggunakan sarung tangan, jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan pemeriksa. Minta pasien untuk mengedan. Inspeksi anus. Saat pasien mengedan, letakkan telunjuk pemeriksa di anus pasien. Saat sphincter menjadi relaks, masukkan telunjuk ke anal canal.

Rotasikan lagi jari pemeriksa untuk memeriksa permukaan posterior kelenjar prostat. Beritahu pasien bahwa pemeriksa akan memeriksa kelenjar prostat, dan hal ini bisa menyebabkan pasien merasa seperti ingin buang air kecil padahal dalam kenyataannya tidak

Gerakkan jari secara perlahan di kelenjar prostat, identifikasi lobus lateral dan median sulkus yang ada di tengahnya. Tentukan ukuran, bentuk, dan konsistensi prostat. Selain itu, identifikasi nodul atau rasa sakit. Prostat normal bersifat kenyal dan tidak terasa sakit.

Setelah selesai, tarik perlahan jari, dan bersihkan anus pasien. Lihat warna feses yang terdapat pada sarung tangan pemeriksa dan lakukan tes occult blood.

Anda mungkin juga menyukai