dalam hati dan diri nya bahwa Al-qur'an adalah bagian dari keimanannya. Mempelajari,bertilawah,menghafal hingga mentadaburi Al-qur'an semestinya menjadi agenda rapi yang dijalankan dalam keseharian seorang muslim yang beriman. Diartikel saya kali ini ijinkan untuk berbagi tips bagaimana jika seorang muslim yang ingin menghafal Al-qur'an untuk selanjutnya menjadi petunjuk hidup sehariharinya.InsyaAlloh Berikut saya mengutip tips menghafal Al-quran yang didapat dari email seorang sa habat yang pernah sama-sama dalam halaqoh tahfidz. Tips Menghapal Al-Qur`an menurut Syeikh Fahd Salim Al-Kanderi (Imam Masjid Kabir Quwait) Sebagai seorang mukmin, kita tentunya berkeinginan untuk dapat menghafal Al-Qura n dan setiap kita pasti memimpikan agar dapat melahirkan anak-anak yang hafal Al -Quran (hafidz/hafidzah). Berikut ini ada beberapa cara/kaidah dasar untuk memud ahkan menghafal, di antaranya: 1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah Azza wa Jalla. Memperbaiki tujuan dan bersungguh-sungguh menghafal Al-Quran hanya karena Allah Subhanahu wa Ta`ala serta untuk mendapatkan syurga dan keridhaan-Nya. Tidak ada pahala bagi siapa saja yang membaca Al-Quran dan menghafalnya karena tujuan kedu niaan, karena riya atau sumah (ingin didengar orang), dan perbuatan seperti ini jelas menjerumuskan pelakunya kepada dosa. 2. Dorongan dari diri sendiri, bukan karena terpaksa. Ini adalah asas bagi setiap orang yang berusaha untuk menghafal Al-Quran. Sesung guhnya siapa yang mencari kelezatan dan kebahagiaan ketika membaca Al-Quran maka dia akan mendapatkannya. 3. Membenarkan ucapan dan bacaan. Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendengarkan dari orang yang baik bac aan Al-Qurannya atau dari orang yang hafal Al-Quran. Rasulullah shallallahu `ala ihi wa sallam sendiri mengambil/belajar Al-Quran dari Jibril alaihis salam secar a lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril alaihis salam me nemui beliau untuk murajaah hafalan beliau. Pada tahun Rasulullah shallallahu `a laihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali. Para shahabat radliallahu `anhum juga belajar Al-Quran dari Rasulullah shallalla hu `alaihi wa sallam secara lisan demikian pula generasi-generasi terbaik setela h mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murat tal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Al -Quran untuk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Al-Quran dan tajwidnya. 4. Membuat target hafalan setiap hari. Misalnya menargetkan sepuluh ayat setiap hari atau satu halaman, satu hizb, sepe rempat hizb atau bisa ditambah/dikurangi dari target tersebut sesuai dengan kema mpuan. Yang jelas target yang telah ditetapkan sebisa mungkin untuk dipenuhi.
5. Membaguskan hafalan. Tidak boleh beralih hafalan sebelum mendapat hafalan yang sempurna. Hal ini dima ksudkan untuk memantapkan hafalan di hati. Dan yang demikian dapat dibantu denga n mempraktekkannya dalam setiap kesibukan sepanjang siang dan malam. 6. Menghafal dengan satu mushaf. Hal ini dikarenakan manusia dapat menghafal dengan melihat sebagaimana bisa meng hafal dengan mendengar. Dengan membaca/melihat akan terbekas dalam hati bentuk-bentuk ayat dan tempat-te mpatnya dalam mushaf. Bila orang yang menghafal Al-Quran itu merubah/mengganti mushaf yang biasa ia me nghafal dengannya maka hafalannya pun akan berbeda-beda pula dan ini akan memper sulit dirinya. 7. Memahami adalah salah satu jalan untuk menghafal. Di antara hal-hal yang paling besar/dominan yang dapat membantu untuk menghafal Al-Quran adalah dengan memahami ayat-ayat yang dihafalkan dan juga mengenal segi -segi keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya. Oleh sebab itu seharusnyalah bagi penghafal Al-Quran untuk membaca tafsir dari a yat-ayat yang dihafalnya, untuk mendapatkan keterangan tentang kata-kata yang as ing atau untuk mengetahui sebab turunnya ayat atau memahami makna yang sulit ata u untuk mengenal hukum yang khusus. Ada beberapa kitab tafsir yang ringkas yang dapat ditelaah oleh pemula seperti k itab Zubdatut Tafsir oleh Asy-Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar. Setelah memiliki kemampuan yang cukup, untuk meluaskan pemahaman dapat menelaah kitab-kitab tafsir yang berisi penjelasan yang panjang seperti Tafsir Ibnu Katsi er, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir As-Sadi dan Adhwaaul Bayaan oleh Asy-Syanqithi.wa jib pula menghadirkan hatinya pada saat membaca Al-Quran. 8. Tidak pindah ke surat lain sebelum hafal benar surat yang sedang dihafalkan. Setelah sempurna satu surat dihafalkan, tidak sepantasnya berpindah ke surat lai n kecuali setelah benar-benar sempurna hafalannya dan telah kokoh dalam dada. 9. Selalu memperdengarkan hafalan (disimak oleh orang lain). Orang yang menghafal Al-Quran tidak sepantasnya menyandarkan hafalannya kepada d irinya sendiri. Tetapi wajib atasnya untuk memperdengarkan kepada seorang hafidz atau mencocokkannya dengan mushaf. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kesal ahan dalam ucapan, atau syakal ataupun lupa. Banyak sekali orang yang menghafal dengan hanya bersandar pada dirinya sendiri, sehingga terkadang ada yang salah/keliru dalam hafalannya tetapi tidak ada yang memperingatkan kesalahan tersebut. 10. Selalu menjaga hafalan dengan murajaah. Bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam : "Jagalah benar-benar Al-Quran ini, demi Yang jiwaku berada di Tangan-Nya, Al-Qur an lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat dari ikatannya." Maka seorang yang menghafal Al-Quran bila membiarkan hafalannya sebentar saja ni
scaya ia akan terlupakan. Oleh karena itu hendak hafalan Al-Quran terus diulang setiap harinya. Bila ternyata hafalan yang ada hilang dalam dada tidak sepantasn ya mengatakan: "Aku lupa ayat (surat) ini atau ayat (surat) itu." Akan tetapi he ndaklah mengatakan: "Aku dilupakan," karena Rasulullah shallallahu `alaihi wa sa llam telah bersabda: (..arab..) 11. Bersungguh-sungguh dan memperhatikan ayat yang serupa. Khususnya yang serupa/hampir serupa dalam lafadz, maka wajib untuk memperhatikan nya agar dapat hafal dengan baik dan tidak tercampur dengan surat lain. 12. Mencatat ayat-ayat yang dibaca/dihafal. Ada baiknya penghafal Al-Quran menulis ayat-ayat yang sedang dibaca/dihafalkanny a, sehingga hafalannya tidak hanya di dada dan di lisan tetapi ia juga dapat men uliskannya dalam bentuk tulisan. Berapa banyak penghafal Al-Quran yang dijumpai, mereka terkadang hafal satu atau beberapa surat dari Al-Quran tetapi giliran diminta untuk menuliskan hafalan te rsebut mereka tidak bisa atau banyak kesalahan dalam penulisannya. 13. Memperhatikan usia yang baik untuk menghafal. Usia yang baik untuk menghafal kira-kira dari umur 5 tahun sampai 25 tahun. Wall ahu alam dalam batasan usia tersebut. Namun yang jelas menghafal di usia muda ad alah lebih mudah dan lebih baik daripada menghafal di usia tua. Pepatah mengatakan: Menghafal di waktu kecil seperti mengukir di atas batu, meng hafal di waktu tua seperti mengukir di atas air. HAL-HAL YANG DAPAT MENGHALANGI HAFALAN Setelah kita mengetahui beberapa kaidah dasar untuk menghafal Al-Quran maka suda h sepantasnya bagi kita untuk mengetahui beberapa hal yang menghalangi dan menyu litkan hafalan agar kita dapat waspada dari penghalang-penghalang tersebut. Di antaranya: 1. Banyaknya dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat akan melupakan hamba terhadap Al-Quran dan terhada p dirinya sendiri. Hatinya akan buta dari dzikrullah. 2. Tidak adanya upaya untuk menjaga hafalan dan mengulangnya secara terus-meneru s. Tidak mau memperdengarkan (meminta orang lain untuk menyimak) dari apa-apa ya ng dihafal dari Al-Quran kepada orang lain. 3. Perhatian yang berlebihan terhadap urusan dunia yang menjadikan hatinya terga ntung dengannya dan selanjutnya tidak mampu untuk menghafal dengan mudah. 4. Berambisi menghafal ayat-ayat yang banyak dalam waktu yang singkat dan pindah ke hafalan lain sebelum kokohnya hafalan yang lama. Kita mohon pada Allah Subhanahu wa Ta`ala semoga Dia mengkaruniakan dan memudahk an kita untuk menghafal kitab-Nya, mengamalkannya serta dapat membacanya di teng ah malam dan di tepi siang. Wallahu alam bishawwab