A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Status perkawinan : Sdr. A : 21 tahun :L : Belum Menikah
Agama, Suku / bangsa : Islam/ Jawa Pendidikan Pekerjaan Alamat Nomor register Diagnosa Medis 2. Riwayat Keperawatan a. Riwayat kesehatan saat ini Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus P : Nyeri semakin bertambah jika digunakan untuk bergerak Q : Nyerinya seperti panas R : Nyeri menyebar di epigastrik dan umbilicus S : Skala nyeri 8 T : Nyeri dirasakan terus-menerus, kadang hilang dan timbul pada waktu yang lama Demam Mual, muntah Anoreksia : Mahasiswa : Mahasiswa : Malang : 12345 : Appendicitis
b. Riwayat Kesehatan masa lalu Klien mengatakan sering menahan BAB Suka makan pedas dan rendah serat Klien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya Klien tidak memiliki riwayat alergi apapun
Tidak ada keluarga dengan penyakit yang sama. Makanan yang biasa dikonsumsi keluarga sama dengan yang biasa dikonsumsi oleh klien.
d. Hubungan dan peran Ada pembatasan peran klien dalam sosial karena penyakitnya, klien lebih jarang keluar rumah untuk bersosialisasi. e. Mekanisme koping Jika nyeri biasanya digunakan untuk tiduran atau dikompres hangat f. Pola tata nilai dan kepercayaan g. Fungsi kesehatan Klien terbiasa untuk olahraga setiap minggu pagi (lari-lari), klien tidak memiliki riwayat minum alkohol dan rokok 3. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum klien Kesadaran : Compos Mentis Klien meringis kesakitan,
4. Pemeriksaan sistemik a. Sistem kardiovaskular Tidak ada JVP dan kelainan suara jantung b. Sistem hematologi Adanya peningkatan SDP: 13.000mcL3 ; LED: 16mm/hours c. Sistem urogenital d. Sistem musculoskeletal
Psoas Sign (+) Obturator Sign (+) e. Sistem kekebalan tubuh Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe f. Sistem integument g. Sistem Gastrointestinal Mulut Perut : Mulut klien kering : Rebound Test (+) Rovsings Sign (+)
h. Pola tidur dan istirahat Pada saat tidur klien beberapa kali terbangun karena nyeri yang dirasakan i. Pola aktivitas Aktivitas klien jangkauannya berkurang karena nyeri yang dirasakan, klien lebih banyak berbaring j. Pola Aktivitas / istirahat Malaise k. Sirkulasi Takikardi l. Eliminasi BU normal, Nyeri tekan (+), Nyeri Lepas (+) m. Makanan / cairan Pada klien ditemukan mual, muntah dan anoreksia n. Nyeri / kenyamanan Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney (setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan), meningkat karena berjalan, bersin, batuk. o. Keamanan Demam = 37,5 0C p. Pernapasan Pernapasan dangkal
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan b.d mekanisme regulasi dan kehilangan volume cairan aktif. 2. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan pengobatan b.d kurang informasi. (analisa datanya mana?).dilihat lagi apakah diagnosa yg muncul sudah sesuai?/????? C. RENCANA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan b.d mekanisme regulasi dan kehilangan volume cairan aktif. (cek apakah sudah sesuai?) Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan 1X24 jam pemenuhan kebutuhan
keseimbangan cairan pada klien adekuat. Kriteria hasil : 1. Haluaran urine adekuat dengan berat jenis normal (Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022 g/mL) 2. Tanda vital stabil 3. Membran mukosa lembab 4. Turgor kulit baik 5. Pengisian kapiler meningkat 6. Berat badan dalam rentang tidak turun atau bertambah drastic Intervensi Mandiri 1. Pantau tanda vital, catat adanya hipotensi postural), (termasuk takikardia, perubahan takipnea, 1. Membantu dalam evaluasi derajat deficit cairan/keefektifan penggantian terapi cairan dan respons terhadap pengobatan. 2. Menunjukkan keseluruhan. status hidrasi Rasional
demam. Ukur CVP bila ada. 2. Pertahankan intake dan output yang adekuat lalu hubungkan
dengan berat badan harian 3. Rehidrasi/ resusitasi cairan 3. Untuk mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh (homeostatis)
4. Menunjukkan
status
hidrasi
dan
perubahan pada fungsi ginjal. 5. Observasi kulit/membrane mukosa untuk kekeringan, turgor, catat edema perifer/sakral 5. Hipovolemia, perpindahan cairan,
6. Hilangkan tanda bahaya/bau dari lingkungan. Batasi pemasukan es batu. 7. Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit dengan sering, dan pertahankan tempat tidur
6. Menurunkan
rangsangan
pada
7. Jaringan gangguan
edema sirkulasi
dan
adanya cenderung
merusak kulit
kering dan bebas lipatan. Kolaborasi 1. Awasi pemerikasaan laboratorium, contoh Hb/Ht, elektrolit, protein, albumin, BUN, kreatinin. 2. Berikan elektrolit. plasma/darah, cairan, 2. Mengisi/mempertahankan sirkulasi elektrolit. membantu dan Koloid volume 1. Memberikan informasi tentang
menggerakkan
kedalam area intravascular dengan meningkatkan tekanan osmotik. 3. Pertahankan puasa dengan 3. Menurunkan hiperaktivitas usus dan kehilangan dari diare.
aspirasi nasogastrik/intestinal
2. Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam nyeri hilang / berkurang. Kriteria hasil: 1. 2. Pasien mengatakan nyeri hilang/berkurang Pasien tampak tenang
3. 4.
Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi Pasien dapat istirahat dengan cukup Intervensi Rasional
Berikan posisi yang nyaman (posisi yg Mengurangi nyeri yang dirasakan sperti apa? Pantau nyeri. Catat lokasi, karakteristik Mengetahui sejauh mana tingkat nyeri nyeri, skala nyeri. (pake alat ukur apa? dan merupakan indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan
selanjutnya. Perhatikan gejala non verbal, seperti Mengetahui adanya nyeri yang
gelisah, memegang perut, takikardi, dirasakan oleh pasien keringat berlebihan Ajarkan tehnik untuk pernafasan Pernapasan yang dalam dapat
diafragmatik lambat untuk membantu menghirup O2 secara adekuat sehingga melepaskan otot yang tegang. otot-otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Berikan kesempatan untuk istirahat Istirahat yang cukup dapat mengurangi
selama nyeri, buat jadwal aktifitas bila rasa nyeri yang dirasakan pasien sakit berkurang Kolaborasi pemberian analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri program. Lakukan semua tindakan dengan Tindakan yang lembut mengurangi rasa
lembut dan yakinkan pasien bahwa nyeri perubahan posisi tidak menyebabkan injuri
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang informasi. Tujuan : Setelah dilakukan askep selama 1 x 24 jam diharapkan pasien dapat mengerti tentang kondisi yang dihadapi saat ini dan gambaran tentang proses pengobatannya Kriteria hasil :
1. Menyatakan
pemahamannya
tentang
proses
penyakit
dan
pengobatan appendisitis 2. Berpartisipasi dalam program pengobatan 3. Mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan mulai pre hingga post Intervensi Monitor pemahaman pasien tentang Mendapatkan Rasional data awal mengenai
diagnosis, prosedur bedah, rutinitas sejauh mana pengetahuan pasien praoperasi dan program pasca operasi Evaluasi tentang hasrat pasien Mengetahui keinginan pasien dan
terhadap informasi tentang diagnosis inisiatifnya dalam bekerja sama untuk dan prosedur Jelaskan prosedur kebutuhan. Berikan waktu pada pasien tentang diagnosis pengobatan dan Memberikan gambaran tentang
pembedahan
sesuai pembedahan untuk appendisitis dan menurunkan tingkat kecemasannya untuk Mengkaji kecemasan yang dihadapi dan pasien akan kondisinya
mengajukan
pertanyaan
mengekspresikan perasaan ansietas: bersikap mendukung. Jelaskan tentang peristiwa preoperasi : - Dimana pasien akan Pemberian informasi yang jelas akan menenangkan dan
sebelum, selama, dan segera setelah untuk menjalani pembedahan operasi. - Obat-obatan preoperasi dan waktu pembedahan. - Penatalaksanaan nyeri, termasuk
sensasi yang akan dirasakan. - Pemasangan kateter, selang, dan alat pemberian oksigen. - Perubahan diet,termasuk puasa. - Pembatasan aktifitas dan posisi - Perlunya menghindari merokok
selama periode perioperasi. - Jam kunjungan dan lokasi ruang tunggu. Jelaskan aktifitas, latihan, dan Menambah pemahaman pasien tentang Izinkan pentingnya penanganan tepat pada
kewaspadaan
pascaoperasi.
pasien kembali mendemonstrasikan alat pascaoperasi agar cepat sembuh dan latihan berikut dengan cepat : - Napas dalam dan latihan batuk - Penggunaan alat infus PCA - Gerakan naik turun dari tempat tidur Sebelum pasien pulang, ajarkan Membuat pasien lebih hati-hati dalam beraktivitas dan menjaga kondisinya
tentang aktifitas yang yang dilakukan : Meningkatkan aktifitas secara bertahap, menghindari secara bertahap sesuai toleransi, beban (> menghindari 5 kg), mengangkat menghindari
D. EVALUASI No 1 Diagnosa Kekurangan volume cairan b.d mekanisme regulasi kehilangan volume aktif. cairan dan Kriteria Hasil 1. Haluaran adekuat berat jenis urine S Evaluasi SOAP : pasien lancar TTD
mengatakan
mengatakan bibirnya tidak pecah dan rasa haus berkurang O : terlihat mukosa bibir klien lembab
mengatakan haus.
mengatakan
pusing, tidak merasa haus O : CRT kurang dari 2 detik A : tujuan tercapai
pertahankan
kondisi klien 6. Berat badan dalam S : rentang tidak turun O atau drastis : tidak apa pada
bertambah penurunan
kondisi klien
Nyeri b.d distensi 1. Pasien jaringan oleh adanya bedah usus inflamasi, insisi nyeri
mengatakan S
pasien nyeri
mengatakan berkurang
hilang/berkurang
kondisi klien
mengatakan
pasien
tampak
bingung
kurang informasi.
mengatakan mampu berpartisipasi pengobatan O : pasien bekerja sama pada regimen pengobatan A : tujuan tercapai P : pertahankan palam
pengetahuan tentang mulai prosedur pembedahan O : pasien mampu menjelaskan kembali penjelasan mengenai prosedur pembedahan A : tujuan tercapai P : pertahankan
kondisi klien
A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Status perkawinan : Sdr. A : 21 tahun :L : Belum Menikah
Agama, Suku / bangsa : Islam/ Jawa Pendidikan Pekerjaan Alamat Nomor register Diagnosa Medis 2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Nyeri abdomen, keluhan nyeri bersifat akut, awalnya rasa sakit sering kali membosankan dan kurang terlokalisasi (perineum visera), kemudian berkembang menjadi mantap, berat dan nyeri lebih terlokalisasi terutama pada organ-organ yang terinfeksi. b. Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri, peningkatan suhu tubuh, mual dan muntah. Pada kondisi berat akan didapatkan penurunan kesadaran akibat syok sirkulasi dan septikemia c. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah ruptur saluran cerna, komplikasi post operasi, operasi yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati serta penyakit yang mengalami perforasi pada daerah peritoneum seperti appendicitis d. Riwayat Penyakit Keluarga Secara patologi peritonitis tidak diturunkan, namun jika peritonitis ini disebabkan oleh bakterial primer, seperti: Tubercolosis. Maka kemungkinan diturunkan ada. : Mahasiswa : Mahasiswa : Malang : 12345 : Peritonitis
e. Pengkajian psikososial Peningkatan kecemasan karena nyeri abdomen dan rencana pembedahan, serta perlunya informasi prabedah 3. Pemeriksaan fisik a. Tanda-Tanda Vital Suhu Nadi Tekanan Darah Pernafasan b. Inspeksi Keadaan umum klien tampak lemah Distensi abdomen dengan menunjukkan kelautan dinding perut. Klien menunjukkan tanda-tanda kesakitan juga menahan nyeri dengan didapati klien dengan peritonitis berat sering menghindari semua gerakan dan menjaga pinggul tertekuk untuk mengurangi ketegangan dinding abdomen. c. Auskultasi Penurunan hingga hilangnya bising usus d. Palpasi Klien merasakan nyeri tekan abdomen akibat adanya distensi abdomen, adanya peningkatan suhu tubuh. e. Perkusi Nyeri ketuk dan bunyi timpani terjadi akibat adanya flatulen 4. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium 1. Complete Blood Count (CBC), umumnya pasien dengan infeksi intra abdomen menunjukan adanya leokositosis (>11.000 sel/ L) dengan adanya pergerakan ke bentuk immatur pada differential cell count. Namun pada pasien dengan immunocompromised dan pasien dengan beberapa tipe infeksi (seperti fungal dan CMV) keadaan leukositosis dapat tidak ditemukan atau malah leucopenia 2. Kimia darah dapat mengungkapkan dehidrasi dan asidosis 3. Test fungsi hati jika diindikasikan secara klinis 4. Amilase dan lipase jika adanya dugaan pancreatitis : hipertermi ( >37,5 C) : takikardi ( >100x/menit) : hipotensi ( < 109/69 mmHg) : takipneu ( > 24x/menit)
5. Urinalisis untuk mengetahui adanya penyakit pada saluran kemih (seperti pyelonephritis, renal stone disease) 6. Cairan peritoneal (paracentesis, aspirasi cairan perut dan kultur cairan peritoneal), cairan peritonitis akibat bakterial dapat ditunjukan dari pH dan glukosa yang rendah serta peningkatan protein dan nilai LDH. Pada peritonitis tuberkulosis, cairan peritoneal mengandung banyak protein (lebih dari 3 gram/100 ml) dan banyak limfosit 7. Kultur darah untuk mendeteksi agen infeksi septikimia b. Pemeriksaan Radiologi 1. Foto polos abdomen Walaupun identifikasi angan terbatas, kondisi ileus mungkin didapatkan usus halus dan usus besar berdilatasi. Udara bebas hadir dalam kebanyakan kasus anterior perforasi lambung dan duodenum, tetapi jauh lebih jarang dengan perforasi dari usus kecil dan usus besar serta apendiks perforasi. 2. USG USG abdomen dapat membantu dalam evaluasi kuadran kanan atas dan kuadran kanan bawah. Tetapi terkadang pemeriksaan menjadi terbatas karena adanya nyeri, distensi abdomen dan gangguan gas usus. USG dapat mendeteksi peningkatan jumlah cairan peritoneal (asistes), tetapi kemampuannya untuk mendeteksi jumlah Kuang dari 100 ml sangat terbatas. 3. CT Scan (eg, gallium Ga 67 scan, indium In 111labeled autologous leucocyte scan, technetium Tc 99m-iminoacetic acid derivative scan). Abses peritoneal dan cairan lain dapat diambil untuk diagnosis atau terapi di bawah bimbingan CT Scan. 4. MRI Satu modalitas pencitraan muncul untuk diagnosis dicurigai abses intra-abdomen 5. Scintigraphy
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipertermia b.d penyakit 2. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektroit b.d. kehilangan cairan aktif 3. Nyeri b.d proses inflamasi
C. RENCANA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Hipertermia b.d penyakit Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, pasien tidak mengalami hipertermi berulang Kriteria Hasil : 1. Suhu tubuh klien dalam range normal (36-37,50C) 2. Tubuh klien tidak teraba hangat 3. Nadi klien dalam range normal (60-90x per menit) Intervensi Rasional
Pantau hidrasi klien dengan mengecek Hidrasi yang baik mengindikasikan turgor kulit, kelembapan membran tidak ada dehidrasi yang berlebih akibat peningkatan suhu tubuh
Pantau tekanan darah, denyut nadi, Perbaikan dari tanda-tanda vital diikuti dan frekuensi pernafasan Kompres dengan menggunakan air dengan perbaikan suhu tubuh Kompres dapat membantu
menurunkan suhu tubuh Anjurkan asupan oral cairan minimal 2 Hidrasi yang baik mengindikasikan liter per hari tidak ada dehidrasi yang berlebih akibat peningkatan suhu tubuh Kolaborasi pemberian antipiretik untuk Antipiretik dapat menurunkan suhu menurunkan suhu tubuh klien klien
2. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektroit b.d. kehilangan cairan aktif Tujuan :
Dalam waktu 2x24 jam tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Kriteria hasil : 1. Pasien tidak mengeluh pusing 2. Membran mukosa lembab, turgor kulit normal, TTV dalam batas normal, CRT >3 detik, urine >600ml/hari. 3. Laboratorium : nilai elektrolit normal, normal hematoroit dan protein serum meningkat, BUN/kreatinin menurun. Intervensi Rasional
Monitoring status cairan (turgor kulit, Jumlah dan tipe cairan pengganti membran mukosa, urine output) ditentukan dari keadaan status cairan. Penurun volume cairan mengakibatkan menurunnya produksi urine, monitoring yang apabila ketat pada produksi urine,
<600
ml/hari
merupakan syok
tanda-tanda hipovolemik. Monitor dehidrasi adanya tanda-tanda Munculnya menunjukkan cairan Kaji sumber
terjadinya
tanda kekurangan
dehidrasi volume
cairan.(bagaimana monitor output disertai dengan keluarnya natrium via cairan?????? oral yang juga akan meningkatkan risiko gangguan elektrolit. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi Mengetahui perifer, teratur. Kolaborasi : Pertahanan pemberian cairan Jalur yang paten cairan penting cepat untuk dan dalam dan diaphoresis pengaruh adanya
secara intravena.
pemberian memudahkan
perawat
melakukan intake dan output cairan. Evaluasi kadar elektrolit Sebagai deteksi awal menghindari
gangguan
elektrolit
sekunder
dari
pasien peritonitis.
3. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi Tujuan : setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam nyeri hilang / terkontrol Kriteria hasil : 1. Pasien menyatakan nyeri terkontrol / hilang 2. Ekspresi wajah rileks Intervensi Lakukan pengkjian nyeri Rasional secara Perubahan dalam lokasi/intensitas tidak lokasi, umum tetapi dapat menunjukkkan
komperhensif
termasuk
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas terjadinya komplikasi dan factor presipitasi Gunakan tehnik komunikasi terapeutik Agar dapat melakukan tindakan
untuk mengetahui pengalaman nyeri pencegahan nyeri pasien Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Meningkatkan oksigenasi keotak dan (Pilih jenis yg mana? untuk mengontrol nyeri
Berikan tindakan kenyamanan contoh untuk mengurangi nyeri pijatan pada ekstremitas Kolaborasi pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri
D. EVALUASI No. 1 Diagnosa Hipertermia penyakit Kriteria hasil b.d 1. Suhu tubuh klien S dalam normal (36-37,50C) Evaluasi SOAP : pasien tidak TTD
tubuh
kondisi klien
2. Tubuh klien tidak S : pasien merasa teraba hangat tidak O : menggigil perawat tidak tubuh hangat
berdebar-
penghitungan
kondisi klien
1. Pasien
tidak S
pasien
tidak pusing
mengeluh pusing
mengeluh O :
cairan aktif
normal, TTV dalam O : tidak ada tandabatas normal, CRT tanda >3 detik, dehidrasi
>600ml/hari.
kondisi klien
normal hematoroit O : hasil pemeriksaan dan protein serum laboratorium meningkat, BUN/kreatinin menurun. normal
kondisi klien
1. Pasien
mengatakan melakukan
kondisi klien