Kaum2 Yg Telah Dibinasakan 50pc
Kaum2 Yg Telah Dibinasakan 50pc
Pembuktian Ilmiah dari Kisah Kehidupan Kaum-Kaum Terdahulu dalam al-Quran Serta Proses Pembinasaan Mereka
HARUN YAHYA
Yang diterbitkan oleh Ta-Ha Publisher Ltd, London, Edisi Kedua, April 1999
Daftar Isi :
PENDAHULUAN INTRODUKSI BAB 1 Banjir Nuh BAB 2 Kehidupan Nabi Ibrahim BAB 3 Kaum Lut dan Kota Yang Dijungkirbalikan. BAB 4 Kaum Ad dan Ubar, Atlantis di Padang Pasir BAB 5 Tsamud BAB 6 Firauan Yang Ditenggelamkan BAB 7 Kaum Saba dan Banjir Arim BAB 8 Nabi Sulaiman dan Ratu Saba BAB 9 Para Penghuni Gua KESIMPULAN CATATAN
Tentang Pengarang
Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, pengarang telah menerbitkan banyak buku yang berkaitan dengan politik dan keimanan. Bagian penting dari karyanya berkaitan dengan pandangan dunia yang materialistik dan dampaknya terhadap sejarah dunia dan politik. (Nama pena tersebut disusun dari nama Harun[Aaron] dan Yahya[John] untuk mengenang kegigihan perjuangan dua orang Rasul yang berjuang terhadap kekafiran). Karyanya yang lain termasuk; New Masonic Order, Freemasonry and Capitalism, The Secret Hand in Bosnia, Behind the Scene of Terrorisme, Israesl Kurdish Card, A National Strategy for Turkey, Perished Nations, For Men of Understanding, The Miracle in the Cell, The Miracle in the Eye, The Miracle in the spider, The Miracle in the Gnad, The Miracle in the Ant, Allah in known by wisdom dan The Real Face of the Worldly Life. Di antara banyak booklet yang dia tulis adalah: The Collapse of Theory of Evolution: The Fact of Creation, The Collapse of Materialism, The Blunders of Evolutionists I, The Blunders of Evolutionists II, The Biochamical Collapse of Evolution, The Design in the Atom, The Collapse in 20 Questions dan The Biggest of Deception in The History of Science: Darwinism. Karya-karya lain dari penulis ini dalam topik-topik yang berkaitan dengan Quran mencakup: Ever Thought About the Truth?, Devoted to Allah, Abadnoning the Society of Ignorance, Paradise, Moral Values in the Quran, Ilmu Pengetahuan tentang Quran, Indeks Quran, Migrating for the Cause of Allah, The Character of Hypocrites in the Quran, The Secret of the Hypocrite, Epithets of Allah, Communicating the Massage and Disputing in the Quran, Basic Concepts in the Quran, Answrs from the Quran, Death, Resurrection and Hell, The Struggle of the Prophets, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Quran, Conscience in the Quran, Day of Resurrection, Do Not Ever Forget dan Disregarded Judgments of The Quran.
permusuhan terhadap mereka. Karena keberaniannya, merekapun mengundang kemurkaan Allah kepada mereka.dan merekapun telah disapu bersih dari muka bumi. Al Quran menceritakan kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa penghancuran ini hendaknya menjadi peringaatan bagi generasi berikutnya. Sebagai contoh, tepat setelah penggambaran dari hukuman yang diberikan kepada sekelompok orang Yahudi yang menentang Allah, disini dikatakan dalam Al Quran : Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS Al Baqarah 66). Dalam buku ini, kita akan menelaah tentang masyarakat-masyarakat di masa lampau yang telah dihancurkan karena penentangan mereka terhadap Allah. Tujuan kita adalah untuk menyoroti semua peristiwa ini, setiap peristiwa yang merupakan peringatn bagi mereka di masa itu, sehingga mereka dapat menjadikannya sebagai sebuah peringatan. Alasan kedua kita mempelajari penghancuran ini adalah untuk menunjukkan bahwa apa yang diungkapkan dalam ayat-ayat Al Quran benar-benar terjadi di dunia dan menunjukkan keautentikan (kebenaran/kesahihan) cerita-cerita dalam Al Quran. Di dalam Al Quran, Allah menjamin bahwa ayatayat-Nya dapat diamati di dalam konteks dunia luar. Dan katakanlah: Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesarnan-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. (QS.An Naml: 93). Dan mengatahui serfta mengidentifikasi itu semua merupakan salah satu jalan utama yang membimbing kepada keimanan. Hampir semua peristiwa penghancuran yang diceritakan dalam al Quran telah menjadi dapat dilihat (observable) dan dapat dikenali (identifiable) berkat berbagai penelitian terhadap asip yang dilakukan akhir-akhir ini serta temuan-temuan arkeologis. Dalam penelitian ini kita akan berhubungan dengan jejak-jejak dari beberapa peristiwa penghancuran yang disebutkan dalam Al Quran. (Ini haruslah dicatat bahwa beberapa kaum yang diceritakan dalam Al Quran belum seluruhnya termasuk dalam cakupan buku ini, karena di dalam Al Quran tidak terdapat waktu dan tempat yang terperinci yang diberikan tentang peristiwa-peristiwa tersebut, yang hanya disebutkan tentang perilaku penentangan mereka dan kejahatan terhadap Allah dan para nabi-Nya, dan untuk bencana yang menimpa mereka sebagai akibat dari perilaku mereka itu. Dengan demikian, orang-orang diserukan untuk mengambil sebuah peringatan/pelajaran dari mereka). Tujuan utama kita adalah untuk melihat berbagai kenyataan dalam Al Quran melalui berbagai penemuan saat ini, sehingga menunjukkan kebenaran dari agama Allah kepada semua orang baik mereka yang telah beriman maupun yang tidak beriman.
Mukaddimah (Introduksi)
Generasi-generasi Masa Lampau Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. At-Taubah: 70) Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalah(nabi). Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai pembohong, sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan dan menjadi pemimpin dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh. Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat. Apa yang telah terjadi antara Syuaib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syuaib terhadap Syuaib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik : Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syuaib, Ia berkata: Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).
Dan Syuaib berkata: hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu. Mereka berkata: Hai Syuaib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal. Syuaib berkata: Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali. Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih. Mereka berkata: Hai Syuaib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami. Syuaib menjawab: Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang dibelakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. Dan (dia berkata): Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (tuhanku), sesungguhnya akupun menungu bersama kamu. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa. (QS Huud 84-95). Dengan memikirkan batu /prasasti Syuaib yang tidak lain kecuali menerukan mereka kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh.
Sebaliknya sebagaimana Syuaib sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak masyarakat lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Quran, masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir. Pada titik ini, Al Quran secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang tinggi. . Di dalam Al Quran, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut: Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?. (QS Qaf 36). Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa lebih besar kekuatannya. Hal ini berarti bahwa masyarakatmasyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka. Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat kaena Kekuasan Allah saja. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia. Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Quran, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Quran benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi peringatan terlebih dahulu yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Quran. Allah berfirman di dalam Al Quran bahwa penting untuk bepergian di muka bumi dan melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka. Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya
kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya. Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orangorang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kiab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf 109-111). Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang masyarakat di waktu lampau bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman. Kehancuran mereka yang disebabkan oleh pemberontakan mereka terhadap Allah dan penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini mengungkapkan kepada kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang urut berdasarkan kronologi kejadiannya.
10
11
terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur'an kepada kita. Studi arkeologis, geologis, dan studi historis menunjukkan bahwa insiden tersebut terjadi dengan cara yang sangat mirip dan berhubungan dengan informasi al-Qur'an. Banjir tersebut juga digambarkan secara hampir mirip di dalam beberapa rekaman atas peradaban-pertadaban masa lalu di dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat bervariasi, dan "seluruh apa yang terjadi pada sebuah asbak manusia" disajikan untuk manusia saat ini dengan tujuan sebagai peringatan. Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap dengan cara yang hampir mirip dalam rekaman-rekaman sejarah Sumeria dan Assiria-Babilonia, dalam legendalegenda Yunani, dalam Shatapatha, Brahmana serta epik-epik dalam Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda dari Welsh di British Isles, di dalam Nordic Edda, dalam legenda-leganda Lituania, dan bahkan dalam cerita-cerita yang berasal dari Cina. Bagaimana mungkin bisa terjadi, cerita-cerita yang sebegitu detail dan konsisten bisa didapat dari daratan-daratan yang secara gegografis dan kultural berbeda jauh, yang saling berjauhan letaknya baik antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maupun dari tempat-tempat tersebut dengan tempat terjadinya banjir?. Jawabannya sangat jelas: fakta bahwa peristiwa yang sama, yang saling berkaitan dalam berbagai rekaman sejarah berbagai bangsa tersebut, yang mana sangat kecil kemungkinannya bahwa mereka bisa saling berkomunikasi (mengingat masih rendahnya peradaban masa itu), itu semua merupakan bukti yang sangat gamblang bahwa orang-orang dari berbagai bangsa itu menerima pengetahuan tentang banjir itu dari sebuah sumber Ilahiah. Nampaknya bahwa banjir Nuh, salah satu dari tragedi yang paling besar dan destruktif sepanjang sejarah itu, telah diriwayatkan oleh banyak Nabi yang diutus ke berbagai peradaban bangsa-bangsa dengan tujuan untuk memberikan sebuah contoh atau Itibar. Dengan demikian bisalah dipahami dengan mudah bahwa berita tentang banjir Nuh itu tersebar dalam berbagai budaya di dunia. Namun, di balik diriwayatkannya kejadian itu dalam berbagai budaya dan sumber-sumber ajaran berbagai agama, cerita banjir dan tragedi yang terjadi pada masa Nabi Nuh itu telah mengalami perubahan yang cukup banyak dan telah terpendar dari kisah aslinya dikarenakan kepalsuan berbagai sumber ceritanya, pemindahan cerita dengan cara yang tidak benar, atau bahkan mungkin dikarenakan memang sengaja dilakukan untuk suatu tujuan-tujuan yang tidak baik. Riset menunjukkan bahwa, di antara sekian banyak riwayat tentang banjir Nuh yang secara mendasar masih berkaitan namun dengan berbagai perbedaan, satu-satunya penggambaran (periwayatan) yang paling konsisten hanya satu, yakni di dalam al-Quran.
12
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnyalalu ia berkata: Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainNya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). (Al-Araf: 59) Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. QS. Asy-Syuara: 107-110) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?.QS. Al-Mukminun: 23) Peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya untuk Menghindari Hukuman dari Allah Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih(QS. Nuh: 1) Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal. (QS. Hud:39) Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan. (QS. Hud: 26)
13
dari kamu . Dan kalau Allah menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu. (QS. Al-Mukminun: 24-25) Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman.(QS. AlQamar: 9)
14
Sesungguhnya Nuh telah menyeru kami : Maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).(QS. Ash-Shaffat: 75)
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah . Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu
15
urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (QS. Al-Qamar: 11-13). Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur(permukaan bumi yang memancarkan air hingga meneyebabkan timbulnya taufan) telah memancarkan air, Kami berfirman: Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh terpencil : Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.. (QS. Hud: 40-42). Lalu Kami wahyukan kepadanya : Buatlah bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan tannur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.(QS. Al-Mukminun: 27)
16
17
Mereka yang dimusnahkan adalah orang-orang yang secara total tidak menghiraukan Proklamasi Nabi Nuh akan kerasulannya dan senantiasa menentang. Ayat-ayat yang senada telah menggambarkan dengan cara yang cukup gamblang: Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).(QS. Al-Araf: 64). Di samping itu, dalam al-Quran , Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan menghancurkan suatu komunitas masyarakat kecuali seorang rasul telah diutus kepada mereka. Penghancuran terjadi jika seorang pemberi peringatan telah sampai kepada suatu kaum, dan pemberi peringatan itu didustakan. Allah menyatakan hal itu dalam Surat al-Qashash: Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. AlQashash: 59). Bukanlah cara Allah untuk mengancurkan suatu kaum yang kepada mereka belum Dia turunkan rasul. Sebagai seorang pemberi peringatan, Nuh hanya diutus untuk kaumnya saja. Karena itu, Allah tidak menghancurkan kaum-kaum yang kepada mereka tidak Dia utus rasul, akan tetapi Allah hanya menghancurkan umat Nabi Nuh. Dari penyataan-pernyataan dalam al-Quran ini, kita bisa memastikan bahwa banjir tersebut adalah bencana yang bersifat lokal, bukannya global (seluruh dunia). Penggalian-penggalian yang dilakukan pada daerah-daerah arkeologis yang diperkirakan sebagai lokasi terjadinya banjir yang nanti akan kita bahas berikutnya menunjukkan bahwa banjir tersebut bukanlah sebuah peristiwa global yang mempengaruhi seluruh bumi, akan tetapi merupakan sebuah bencana yang sangat luas yang mempengaruhi bagian tertentu dari wilayah Mesopotamia.
18
bagaimana binatang-binatang yang berasal dari berbagai benua (daratan) yang berbeda bisa dibawa bersamaan berbagai mamalia yang ada di kutub, kanguru dari Australia, atau bison yang Aneh dari Amerika?. Juga, masih adalah berbagai pertanyaan lebih banyak lagi, seperti, bagaimana binatang yang sangat membahayakan yang berbisa seperi berbagai jenis ular, kalajengking dan binatang-binatang buas itu semua bisa ditangkap, serta bagaimana mereka bisa bertahan padahal dipisahkan dari habitat alamiahnya untuk suatu waktu hingga banjir itu surut?. Ini adalah berbagai pertanyaan yang dihadapi oleh Perjanjian Lama. Di dalam al-Quran, tidak ada pernyataan yang mengindikasikan bahwa seluruh species binatang di muka bumi dinaikkan ke atas perahu. Dan sebagaimana yang telah ditegaskan sebelumnya, banjir tersebut terjadi dalam sebuah wilayah tertentu saja, sehingga, binatang yang dinaikkan perahu pun hanyalah yang hidup di wilayah di mana umat Nabi Nuh itu tinggal. Meski demikian, ini adalah bukti bahwa mustahil sekalipun hanya untuk mengumpulkan seluruh jenis binatang yang hidup di wilayah tersebut. Sulit dipikirkan Nabi Nuh beserta sejumlah kecil orang-orang yang beriman yang menyertainya (QS. Hud: 40) pergi menuju ke segala penjuru untuk mengumpulan masing-masing dua ekor dari ratusan species binatang di sekitar mereka. Bahkan, lebih mustahil lagi bagi mereka untuk mengumpulkan berbagai tipe serangga yang hidup di wilayah mereka, serta untuk memisahkan antara yang jantan dan betina!. Ini alasan mengapa yang lebih memungkinkan adalah bahwa yang dikumpulkan itu hanya binatang yang bisa dengan mudah ditangkap dan dipelihara, dan karenanya, binatang tersebut adalah binatang ternak yang secara khusus berguna bagi manusia. Nabi Nuh agaknya memasukkan ke atas perahu binatang binatang sejenis itu, yakni seperti, sapi, biri-biri, kuda, unggas, unta dan sejenisnya, karena inilah binatang-binatang yang dibutuhkan untuk penyangga kehidupan baru bagi di wilayah yang telah kehilangan sejumlah besar prasarana hidup dikarenakan bencana banjir tersebut. Di sini masalah penting terletak pada bahwa kebijaksanaan Ilahiah dalam perintah Allah kepada Nabi Nuh untuk untuk mengumpulkan berbagai binatang terletak pada arahan untuk menumpulkan binatang-binatang yang dibutuhkan untuk kehidupan baru setelah banjir berakhir daripada untuk kepentingan mempertahankan genus berbagai binatang. Selama banjir itu bersifat lokal, maka kepunahan berbagai jenis binatang tidak akan mungkin terjadi. Agaknya ada kecenderungan bahwa pada masa setelah banjir, berbagai binatang dari wilayah-wilayah lain bermigrasi ke tempat tersebut dan memadati daerah tersebut dengan cara kehidupan lama yang pernah ada. Sehingga yang terpenting adalah bahwa kehidupan bisa dirintis kembali begitu banjir berakhir, dan binatang-binatang yang dikumpulkan (dan diangkut ke atas perahu) adalah dimaksudkan untuk tujuan perintisan kehidupan seperti itu.
19
sedangkan kata-kata itu memiliki arti tempat yang tinggi atau bukit. Karenanya, hendaknya jangan dilupakan bahwa di dalam al-Quran , judi bisa jadi tidak digunakan sebagai nama bagi gunung tertentu, akan tetapi untuk menunjukkan bahwa perahu telah terdampar dan terhenti pada sebuah tempat yang tinggi. Di samping itu, makna dari kata-kata judi yang disebutkan di atas mungkin juga memperlihatkan bahwa air bah itu mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak mencapai ketinggian puncak gunung. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa yang paling memungkinkan adalah bahwa banjir itu tidak menenggelamkan seluruh bumi dan seluruh gunung sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama, tetapi hanya menggenangi wilayah tertentu saja.
20
terjadinya bencana banjir, dan sebagaimana ditunjukkan dalam al-Quran, bahwa rupa-rupanya sebuah banjir yang massif telah menghancurkan dan membinasakan sebuah komunitas manusia secara keseluruhan.
21
Penggalian-penggalian yang dilakukan oleh Woolley, yang telah memberikan pengaruh besar di seluruh dunia, berlangsung dari 1922 sampai 1934. Penggalian yang dilakukan Sir Woolley mengambil lokasi di tengah-tengah padang pasir antara Baghdad dan Teluk Persi. Pendiri pertama kota Ur adalah orang-orang yang datang dari Mesopotamia Utara dan mereka menyebut diri mereka dengan Ubaidian. Pada awalnya, penggalian itu dilakukan untuk menghimpun informasi berkenaan dengan orang-orang tersebut. Penggalian yang dilakukan Woolley digambarkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, sebagai berikut: Kuburan Raja-Raja Ur- begitu ungkap Woolley dalam kegembiraan besar tatkala menemukan, telah membubuhkan lubang kuburan bagi kejayaan Sumeria, yang kehebatan kekuasaannya telah tersingkap saat skop/cangkul para arkeolog mengenai sebuah tanggul sepanjang 50 kaki di sebelah selatan candi dan ditemukan sebuah deretan panjang dari pekuburan yang sangat menarik. Kubah/kolong batu yang ditemukan benar-benar merupakan peti-peti harta yang berharga, yang dipenuhi dengan piala-piala yang mahal, kendi-kendi dan vas-vas yang dibentuk secara menakjubkan, barang becah belah terbuat dari perunggu, kepingan-kepingan mutiara, lapis lazuli, dan perak yang mengelilingi tubuh-tubuh tersebut, yang telah terbentuk menjadi debu/abu. Barang-barang semacam kecapi dan lyre disandarkan di dinding-dinding. Hampir hanya dalam sekali dia kemudian menulis dalam buku hariannya, penemuan-penemuan dihasilkan yang telah memberikan ketegasan tentang kecurigaan-kecurigaan kami. Tepat di bawah lantai dari salah satu lubang kubur para raja kami menemukan sebuah lapisan abu berbagai tablet tanah liat, yang tertutupi oleh huruf-huruf yang jauh lebih tua dibandingkan dengan prasasti di atas kuburan. Dengan mendasarkan pada sifat dari tulisan yang ada, tablet-tablet tersebut bisa diduga dibuat pada sekitar tahun 3000 SM. Berarti, itu dua atau tiga abad lebih awal dari lubang kuburan tersebut. Terowongan/lubang itu ternyata masih bisa dirunut lebih dalam. Tingkatan yang baru, dengan pecarhan-pecahan kendi, pot dan mangkuk masih tetap nampak terjaga. Para ahli (ilmuwan) memperhatikan bahwa barang-barang tembikar itu masih cukup mengejutkan karena tetap tidak berubah. Benar-benar nampak seperti yang telah ditemukan di pekuburan para raja. Karena itulah, nampaknya selama beberapa abad peradaban Sumeria tidak mengalami perubahan yang radikal. Mereka tentulah, menurut kesimpulan yang bisa ditarik, telah mencapai tingak perkembangan yang tinggi yang menakjubkan pada awal peradaban mereka. Setelah beberapa hari penggalian dilakukan, beberapa pekerja Woolley berteriak kepadanya, Kita telah sampai paga lapisan dasar (ground), dia kemudian turun sendiri menuju lantai lubang galian agar bisa puas menyaksikan. Semula, pikiran Woolley adalah bahwa Ini adalah penggalian yang terakhir. Wujudnya adalah pasir, pasir murni yang hanya bisa dikandung oleh air. Mereka memutuskan untuk menggali lapisan tersebut dan membuat lubang lebih dalam lagi. Semakin dalam, semakin dalam menuju dasar: tiga kaki, enam kaki -- masih penuh lumpur. Tiba-tiba, pada kedalaman sepuluh kaki, lapisan lumpur terhenti tiba-tiba. Di bawah deposit tanah liat ini sekitar sepuluh kaki tebalnya, mereka menemukan bukti-bukti baru dari hunian manusia. Wujud dan kualitas dari tembikar telah jelas berubah. Di sini, barang-barang itu adalah bikinan tangan. Besi belum juga ditemukan di sini. Peralatan primitif yang nampak adalah peralatan yang terbuat dari tebangan batu api. Ini mesti terjadi pada masa Zaman Batu!.
22
Banjir. Itulah penjelasan yang paling mungkin bagi deposit yang tanah liat yang besar di bawah bukit di kota Ur, yang secara cukup jelas telah memisahkan dua zaman kehidupan. Samudera telah meninggalkan jejak-jejak yang tidak terpungkiri dalam bentuk sisa-sisa organisme laut yang terlekat/tersimpan dalam lumpur.iv Analisa dengan mikroskop mengungkapkan bahwa deposit tanah liat di depan bukit di kote Ur telah terkumpul disebabkan oleh banjir yang begitu besar yang telah meludeskan peradaban Sumeria kuno. Epik tentang Gilgamesh dan cerita tentang Nuh tersatukan dengan lubang galian yang dalam di bawah gurun Mesopotamia. Max Mallowan menghubungkan pikiran-pikiran Leonard Woolley , yang menyatakan bahwa endapan massif yang besar itu terbentuk dalam satu waktu tertentu yang hanya bisa terjadi dikarenakan bencana banjir yang sangat besar. Woolley juga menggambarkan tentang permukaan banjir yang telah memisahkan kota di Sumeria, kota Ur dengan kota Al-Ubaid yang penduduknya biasa bekerja mengecat barang tembikar, sebagaimana yang masih tersisa dari peristiwa banjir tersebut. v Ini semua menunjukkan bahwa kota Ur adalah salah satu dari berbagai daerah yang terkena banjir. Werener Keller mengekspressikan arti penting dari penggalian yang telah disebutkan di atas dengan menyatakan bahwa hasil dari sisa-sisa kota di bawah lapisan tanah lumpur dalam penggalian arkeologis di Mesopotamia membuktikan bahwa dahulu kala pernah terjadi banjir di tempat ini. vi Kota lain yang masih menyimpan jejak-jejak dari banjir Nuh adalah kota Kish di Sumeria, yang saat ini dikenal dengan nama Tall al-Uhaimer. Menurut sumber-sumber Sumeria kuno, kota ini merupakan tempat kedudukan tahta dari dinasi postdiluvian yang pertama. vii Kota Shurrupak di sebelah selatan Mesopotamia , yang saat ini diberi nama dengan Tall Farah, demikian juga, menyimpan jejak-jejak yang masih terlihat dari peristiwa banjir tersebut. Studi arkeologis yang dilakukan di kota ini dipimpin oleh Erich Schmidt dari the University of Pensilvania antara tahun 1922-1930. Penggalian-penggalian yang dilakukan mengungkapkan adanya tiga lapisan yang pernah dihuni oleh manusia dalam rentang waktu sejak masa pra sejarah hingga dinasti Ur ketiga (2112-2004 SM). Temuan yang paling istimewa adalah reruntuhan dari sebuah bangunan rumah-rumah yang bagus sepanjang tablet (belahan-belahan batu/prasasti) tulisan-tulisan kuno berbentuk baji (cuneiform) dari simpanan administrasi dan daftar-daftar kata, mengindikasikan adanya sebuah masyarakat yang telah berkembang maju hingga akhir millenium keempat Sebelum Masehi. viii Masalah terpenting adalah bahwa sebuah banjir besar telah bisa dipahami dengan jelas terjadi di kota ini pada sekitar 2900-3000 SM. Menurut perhitungan yang dilakukan Mallowan, 4-5 meter di bawah tanah, Schmidt telah mencapai lapisan tanah kuning (yang dibentuk oleh banjir) yang terbentuk dari sebuah campuran antara tanah liat dan pasir. Lapisan ini lebih dekat ke dataran daripada profil tumulus dan bisa diamati seluruhnya di seputar tumulus. Schmidt mendefinisikan bahwa lapisan ini terbentuk dari campuran tanah liat dan pasir, yang masih tersisa sejak masa Kerajaan Kuno Cemdet Nasr, sebagai sebuah pasir yang masih dengan keasliannya di dalam sungai dan ini diasosiasikan dengan Banjir Nuh.ix Di dalam penggalian yang dilakukan di kota Shuruppak, sisa-sisa sebuah banjir bisa ditemukan yang masih berhubungan dengan kurang lebih tahun 2900-3000 SM. Mungkin, kota Shuruppak terkena imbas dari banjir sebebesar imbas yang diderita kota-kota lain.x
23
Tempat (kota) yang terakhir yang terkena banjir adalah kota Erech hingga sebelah selatan kota Shuruppak yang saat ini dikenal dengan nama Tall al-Warka. Di kota ini, sebagaimana di kota-kota yang lainnya, lapisan sebuah banjir juga nampak. Lapisan ini merujuk pada masa 2900-3000 SM sebagaimana yang lain.xi Sebagaimana diketahui dengan baik, sungai Eufrat dan Tigris memotong menyeberangi Mesopotamia dari ujung satu ke ujung yang lain. Nampaknya bahwa selama masa itu, dua sungai ini dan disertai banyak sumber mata air, besar maupun kecil, meluap, dan, dengan bersatunya dengan air hujan, telah menyebabkan sebuah banjir yang dahsyat. Peristiwa itu digambarkan dalam al-Quran: Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah (11). Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan (12). (QS. Al-Qamar: 11-12). Ketika faktor-faktor yang menyebabkan banjir itu dibahas satu persatu, nampaklah bahwa kesemuanya itu merupakan fenomena yang sangat alami. Adapun yang menjadikan peristiwa itu penuh mukjizat adalah karena kejadiannya pada saat yang bersamaan dengan peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya tentang akan datangnya bencana semacam itu sebelumnya. Pengujian terhdap bukti yang didapat dari studi yang komplet mengungkapkan bahwa daerah banjir membentang sekitar 160 km (lebar) dari timur sampai barat, dan 600 km (panjang) dari utara sampai selatan. Ini menunjukkan bahwa banjir tersebut menutupi seluruh daratan-daratan di Mesopotamia. Ketika kita membahas urut-urutan kota Ur, Erech, Shuruppak dan Kish yang menyembulkan jejak-jejak banjir Nuh, kita melihat bahwa kota-kota ini berada dalam satu garis sepanjang rute tersebut. Karena itulah, banjir tersebut pastilah telah mengenai keempat kota ini dan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu, harus dicatat bahwa pada sekitar 3000 tahun BC, struktur geografis dari daratan Mesopotamia berbeda dengan kondisi yang ada sekarang. Pasa masa tersebut, posisi sungai Eufrat terletak lebih ke timur dibandingkan dengan posisi sungai tersebut saat ini; garis arus sungai ini ternyata dulunya sama dengan garis yang melewati menembus kota Ur, Erech, Shuruppak dan Kish. Dengan terbukanya mata air di bumi dan di surga, agaknya sungai Eufrat meluap dan mengalir tersebar sehingga merusak empat kota yang disebut di atas.
24
yang masih memiliki kesamaan yang mendasar dengan temuan-temuan dan observasi empiris. Hal ini hanya tidak lain karena Allah menjaga al-Quran dari perubahan, meski hanya sebuah perubahan kecil sekalipun, dan Dia tidak mengizinkan al-Quran itu terkurangi. Menurut padangan al-Quran berikut ini Kami telah dengan tanpa keraguan menurunkan risalah, dan Kami dengan pasti akan menjaganya (dari pengurangan)(QS.Al-Hijr: 9), al-Quran berada di bawah pengawasan khusus Allah. Dalam bagian terakhir dari bab ini yang berkaitan dengan banjir, kita akan melihat, bagaimana insiden banjir itu diilustrasikan meski telah terjadi manipulasi/pengurangan dalam berbagai kebudayaan dan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
25
Salah satu kontradiksi yang terdapat dalam kisah yang terdapat dalam perjanjian Lama ini adalah; berdasarkan ringkasan ini, dalam versi tulisan yang berbau Yahudi, dikatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepda Nuh untuk membawaa tujuh dari binatang-binatang tersebut, jantan dan betina, Ia (Tuhan) menyebut-Nya clean(halal) dan hanya pasangan-pasangan binaang-binaang tersebut Ia sebut unclean(haram). Hal ini bertentangan dengan teks dibawah ini. Disamping itu dalam Perjanjian Lama, jangka waktu terjadinya banjir juga berbeda. Menurut versi yang berbau Yahudi itu, peristiwa naiknya air akibat banjir terjadi selama 40 hari, sedangkan berdasarkan pendapat orang-orang awam, dikatakan terjadinya selama 150. Sebagian dari Perjanjian Lama yang menceritakan tentang banjir Nuh mengatakan ; Dan Tuhan berkata kepada Nuh, akhir dari semua jasad manusia adalah menghadap kepadaKu; dan karena bumi telah penuh dengan kekerasan; maka lihatlah Aku akan menghancurkan mereka bersama dengan bumi. Maka kamu buatlah perahu dari kayu gopher;.. ..Dan, lihatlah meskipun Aku memberikan banjir yang membanjiri seluruh bumi untuk menghancurkan semua manusia, dimana semua yang bernafas, dari bawah surga; (dan)setiap yang ada dibumi akan mati. Namun bersamamu Aku akan menetapkan janjiKu; dan kamu akan masuk ke dalam perahu, kau dan anakmu, dan istrimu, dan istri-istri anak-anak mu. Dan semua mahkluk hidup, dua (sepasang) dari setiap mahkluk kamu bawa ke dalam perahu, untuk tetap menjaga mereka hidup bersamamu; mereka haruslah jantan dan betina demikianlah yang dilakukan Nuh; berdasrkan semua yang Tuhan perintahkan kepadanya. (Genesis 6:13-22). Dan perahupun berhenti pada bulan ke tujuh, pada hari ke tujuhbelas dari bulan tersebut di atas gunung Ararat. (Genesis 8:4). Setiap binatang yang halal kamu bawa sebanyak tujuh ke dalam perahu jantan dan betinanya, dan biatang yang tidak halal kamu bawa sebanyak dua jantan dan betinanya, unggas juga kamu ambil dari udara sebanyak tujuh, jantan dan betinanya, untuk menjaga agar bebih tetap hidup diseluuh penjuru bumi (Genesia 7:2-3). Dan Aku akn menepati janjiKu terhadapmu, dan semua orang-orang yang lain akan ditenggelamkan oleh air banjir, dan banjir akan lebih banyak lagi yang akan menghancurkan dunia (Genesis, 9:11). Berdasarkan kepada Perjanjian Lama, berkenaan dengan keputusan yang menyatakan bahwa semua mahkluk hidup yang ada di dunia akan mati dalam sebuah banjir yang menggenagi seluruh permukaan bumi, maka semua orang dihukum, dan yang selamat hanyalah mereka yang berlayar dengan perahu bersama Nuh.
26
27
Dikarenakan mereka mengabaikan, bahwa dengan kata Tuhan surga-surga menjadi tua, dan bumi mempertahankan air dan berada di dalam air: Di mana bumi kemudian, diluapi dengan banjir, dibinasakan. (Peter kedua,3:5-6).
28
benih-benih dari semua makhluk hidup. Ea memberitahukan kepadanya tentang ukuran dan bentuk dari kapal tersebut, berdasarkan hal ini, lebar, panjng dan ketinggian dari kapal sama satu sama dengan yang lain. Badai besar menjungkirbalikan semuanya dalam waktu enam hari dan enam malam. Pada hari yang ke tujuh, badai mulai reda. Ut-Napishtim melihat bahwa diluar kapal, telah berubah menjadi Lumpur yang lengket. Dan sang kapalpun berhenti di gunung Nisir. Menurut catatan bangsa Sumeria dan Babylonia, Xisuthros atau Khasisatra diselamatkan dari banjir oleh sebuah kapal dengan panjang 925 meter, bersama dengan keluarga dan teman-temannya dan bersama burung-burung dan berbagai jenis binatang. Hal ini dikatkan bahwa air terbentang menuju ke surga, lautan menutupi pantai dan sungai meluap dari dasar sungai. Dan kapalpun akhirnya berhenti di gunung Corydaean. Menurut cattan bangsa Babilonia-Syria, Ubar Tutu atau Khasisatra diselamatkan bersama dengan keluarga dan pembantunya, umatnya dan binatang-binatang dalam sebuah kapal dengan lebar 600 cubits (ukuran panjang), tinggi dan lebarnya 60 cubit. Banjir tersebut berlangsung selama 6 hari dan 6 malam. Ketika kapal tersebut menapai gunung Nizar, merpati yang dilepaskan kembali ke kapal sedangkan burung gagak yang sama-sama dilepaskan tidak kembali. Berdasarkan beberapa catatan bangsa Sumeria, Asyiria dan Babylonia, Ut-Napishtim bersama dengan keluarganya selamat dari banjir yang terjadi selama 6 hari dan 6 malam. Hal ini dikatakan Pada hari ke tujuh Ut-napishtim melihat keluar. Ternyata sangatlah sepi. Orang telah berubah menjadi Lumpur. Ketika kapal berhenti di gunung Nizar, Ut-napishtim menerbangkan seekor burung merpati, seekor ggak dan seekor buurng pipit. Burung gagak tinggal untuk memakan bangkai, sedangkan dua burung yang lain tidak kembali.
29
30
31
Kepercayaan yang hanya bisa ditemukan dalam penggalian arkeologis yang dilakuan saat ini, telah disebutkan dalam Al Quran. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, Ibrahim menolak penyembahan tuhan-tuhan tersebut dan berpegang teguh kepada Allah saja, satu-satunya Tuhan yang sebenarnya. Dalam Al Quran, perjalanan hidup Ibrahim digambarkan sebagai berikut : Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdpat) di langit dan di bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malah telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: Inilah Tuhanku. Tetpi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata : Saya tidak suka kepada yang tenggelam. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata : Inilah Tuhanku. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata : Sesungguhnya jika Tuhnaku tidak memberikan petunjuk kepadakum pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: Inilah tuhanku, ini lebih besar, maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata : Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan b umi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.(QS. Al-Anan: 74-79) Dalam al Quran, tempat kelahiran Ibrahim dan tempat di mana dia tinggal tidak dikemukakan dengan terperinci. Tetapi diindikasikan bahwa Ibrahim dan Lut tinggal di tempat yang saling berdekatan satu sama lain dan malaikat yang diutus kepada umat nabi Lut juga mendatangi Ibrahim dan memberitahukan pada istrinya suatu berita gembira tentang bayi laki-laki (yang dikandungnya), sebelum para malaikat itu pergi melanjutkan perjalanan mereka menuju nabi Lut. Cerita penting tentang Nabi Ibrahim dalam al Quran yang tidak disebutkan dalam Perjanjian Lama adalah tentang pembangunan Kabah. Dalam Al Quran, kita diberitahu bahwa Kabah dibangun oleh Ibrahim dan putranya Ismail. Sekarang ini, satu-satunya hal yang diketahui oleh ahli sejarah tentang Kabah adalah bahwa Kabah merupakan tempat yang suci sejak masa yang sangat tua. Adapun penempatan berhala-berhala pada Kabah selama masa jahiliyah berlangsung sampai diutusnya Nabi Muhammmad, dan itu merupakan penyimpangan dan kemunduran atas agama suci Ilahi yang pernah diwahyukan kepada Nabi Ibrahim. Ket.Gambar hal 36. (Atas : Pada masa Nabi Ibrahim, agama politheisme menyebar ke seluruh wilayah Mesopotamia. Sang Dewa rembulan Sin salah satu berhala yang paling penting. Orang-orang membuat patung-patung dari tuhan-tuhan mereka dan menyembahnya. Disebelah tampak patung sin. Simbul bulan sabit dapat terlihat dengan jelas pada dada patung tersebut). (Bawah: Ziggurat yang digunakan baik sebagai kuil dan observatory perbintangan yang dibangun dengan teknik yang paling maju ada masa itu. Bintang, rembulan dan matahari menjadi objek utama dari
32
penyembahan dan langi memiliki hal yang sangat penting. Di sebelah kiri dan bawah adalah ziggurat utama dari bangsa Mesopotamia.
33
pernah disebutkan. Hari ini banyak peneliti Perjanjian Lama yang menyatakan bahwa kata-kata Ur tidak akurat atau bahwa Ibahim tidak dilahirkan di kota Ur dan mungkin juga tidak pernah mengunjungi daerah/wilayah Mesopotamia selama hidupnya. Disamping itu, nama-nama beberapa lokasi serta daerah yang disebutkan itu, telah berubah karena perkembangan jaman. Pada saat ini dataran Mesopotamia biasanya merujuk kepada tepi sungai sebelah selatan dari daratan Irak, diantara sungai Efrat dan Tigris. Lagipula, dua milinium (2000 tahun) sebelum kita, daerah Mesopotamia digambarkan sebagai sebuah daerah yang letaknya lebih ke Utara, bahkan lebih jauh ke autara sejauh Harran, dan membentang sampai ke daerah yang saat ini merupakan daratan Turki. Karena itulah, bila sekalipun kita menerima pendapat bahwa Dataran Mesopotamia yang disebutkan dalam Perjanjian Lama, tetap saja akan terjadi misleading (keliru) untuk berpikir bahwa Mesopotamia dua millennium yang lebih awal dan Mesopotamia hari ini adalah sebuah tempat yang persis sama. Banhkan seandainya juga ada keraguan serius dan ketidaksepakatan tentang kota Ur sebagai tempat kelahiran Ibrahim, tetapi ada sebuah pandangan umum yang disetujui yaitu tentang fakta bahwa Harran dan daerah yang melingkupinya adalah tempat dimana Nabi Ibrahim hidup. Lebih dari itu, peneliltian singkat yang dilakukan terhadap isi Perjanjian Lama tersebut memunculkan beberapa informasi yang mendukung pandangan bahwa tempat kelahiran Nabi Ibrahim adalah Harran. Sebagai contoh di dalam Perjanjian Lama, daerah Harran ditunjuk sebagai daerah Artam (Genesis, 11:31 dan 28:10). Disebutkan bahwa orang yang datrang dari keluarga Ibrahim adalah anak-anak dari seorang Arami (Deutoronomi, 26:5). Identifikasi penyebutan Ibrahim dengan sebutan seorang Arami menunjukkan bahwa beliau (Ibrahim) melangsungkan kehidupannya di daerah ini. Dalam berbagai sumber agama Islam, terdapat bukti yang kuat bahwa tempat kelahiran Ibrahim adalah Harran dan Urfa. Di Urfa yang disebut dengan kota para Nabi ada banyak cerita dan legenda tentang Ibrahim.
34
Mereka dengan sengaja dan penuh keinginan untuk mengubah kitab Suci mereka dan membuat penambahan-penambahan serta berbagai pengurangan berdasarkan keyakinan seperti di atas. Inilah sebabnya mengapa Ibrahim digambarkan sebagai nenek moyang bangsa Yahudi belaka dalam Perjanjian Lama. Penganut Kristen yang percaya terhadap Perjanjian Lama, berpikir bahwa Ibrahim adalah nenek moyang bangsa Yahudi, namun hanya terdapat satu perbedaan; menurut penganut Kristen, Ibrahim bukanlah seorang Yahudi namun ia adalah seorang Kristen. Penganut Kristen yang tidak begitu memperhatikan konsep mengenai ras/suku bangsa sebagaimana dilakukan Yahudi, mengambil pendirian ini dan hal ini menjadi salah satu penyebab perbedaan dan pertentangan diantara kedua agama ini. Allah memberikan keterangan sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran sebagai berikut : Hai ahli kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?. Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah dalam hal yang tidak kamu ketahui; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi menyerahkan diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia dari golongan orang yang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepaa Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang yan beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orangh-orang yang beriman. (QS Ali Imran 65-68). Di dalam Al Quran sangatlah berbeda dengan apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama, Ibrahim adalah seseorang yang memperingatkan kaumnya agar mereka takut kepada Allah, serta bahwa dia adalah seseorang yang berperang/berjuang melawan kaumnya itu pada akhirnya. Dimulai sejak masa mudanya, ia memperingatkan kaumnya yang m,enyembah berhala-berhala untuk menghentikan perbuatan mereka itu. Sebagai reaksi, kaumnya bertindak dengan mencoba untuk membunuh Ibrahim. Untuk menghindar dari kejahatan yang dilakukan oleh kaumnya, maka Ibrahimpun akhirnya berpindah tempat.
35
36
Dan ( Kami juga telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya ). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (didunia ini) sebelummu?. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu ( kepada mereka), bukanka kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan : Usirlah merkea ( Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orangorang yang berpura-pura mensucikan diri . (QS Al Araaf 80-82). Luth menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyara dan memperingatkan mereka dengan tegas, namun kaumnya sama sekali tidak mengindahkan berbagai peringatan dan bahkan meneruskan penolakannya terhadap Luth dan mengingkari azab yang telah dikatakan kepada mereka : Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya :Sesungguhnnyya kamu benarbenar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjaka oleh seorangpun dari umat-umat seblum kamu. Apakah sesungguhnya kamu mendatangi lakilaki,menyamun dan mengerjakan kemungkaran ditempat-tempat pertemuannmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan : Datangkanlah kepada kami azab Allh, jika kamu termasuk orang-oranng yang benar. ( QS Al Ankabut 28-29). Menerima jawaban seperti tersebut diatas dari kaumnya Luth meminta pertolongan kepada Allah : Ia berkata : Ya Tuhanku, tolonglah aku ( dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu (QS Al-Ankabut 30). Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari ( akibat) perbuatan yang mereka kerjakan ( QS Asy Syuara). Atas doa Luth tersebut, Allah mengrimkan dua malaikat yang menjelma dalam wujud manusia. Para malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum mendatangi Luth, membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa isterinya akan melahirkan seorang jabang bayi, malaikat pembawa pesan menerangkan alasan pengiriman mereka; bahwa kaum Luth yang angkara akan dihancurkan : Ibrahim bertanya; Apakah urusanmu hai para utusan?. Mereka menjawab;Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereja batu-batu dari tanah yang (batu belerang), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk ( membinasakan ) orang-orang yang melampaui batas. ( QS Adz Dzaariyaat: 31-34). Kecuali Lut beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanyua, kecuali istrinya, Kami telah telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya ). ( QS Al Hijr 59-60).
37
Setelah meningalkan Ibrahim, para malaikat yang dikirim sebagai utusan pembawa pesan, kemudian mendatangi Luth. Adapun Luth yang belum pernah ditemui sang pembawa pesan, pada waktu pertama kalinya merasa khawatir namun selanjutnya merasa tenang setelah berbicara dengan mereka ; Ia berkata: Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal. Para utusan menjawab : Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan . Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betulbetul orang yang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu. Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis diwaktu subuh. ( QS Al Hijr 62-66). Sementara itu, kaum Lut telah mengetahui bahwa Luth kedatangnan tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk menadatangi tamu-tamu tersebut secara menentang sebagaimana mereka sebelumnya telah mendatangi tamu yang lain. Mereka mengepung rumah Luth. Merasa khawatir atas keselamatan tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya : Luth berkata : Sesungguhnyua mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu ( kepadaku ), dan bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina. ( QS Al Hijr 68-69) Kaum Lut menjawab dengan pedas ; Mereka berkata : Dan bukankah kami telah melarangmu dari ( melindungi) manusia. Merasa bahwa Ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan yang keji, Lut berkata : Seandainya aku ada mempunyai kekuatan ( untuk menolakmu ) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat ( tentu akan aku lakukan ) (QS Al Hud 80 ). Tamunya mengingatkannya bahwa sesungguhnya mereka adalah pembawa pesan dari Alllah dan mereka berkata ; Para utusan (malaikat ) berkata : hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun diantara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatihnya azab kepada mereka ialah diwakti subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?. ( QS Hud 81). Ketika penentangan warga kota mencapai tingkat kebencian yang memuncak, Allah menyelamatkan Lut dengan perantaraan malaikat. Di pagi hari, kaumnya dihancurleburkan dengan bencana yang sebelumnya telah diberitahukan oleh Luth.
38
Dan sesunguhnya mereka telah membujuknya ( agar menyerahkan ) tamunya (kepada mereka ), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancamanKu. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal ( QS Al-Qamar 3738). Ayat yang menerangkan pengnhancuran dari kaum ini adalah sebagai berikut : Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik kebawah dan Kami hujani mereja dengan batu belerang yang keras . Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda ( kebesaran Kami ) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap ( dilalui manusia). ( QS Al Hijr 73-76). Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah ( Kami balikkan ), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang ) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (QS Hud 82-83). Kemudian Kami binasakan yang lain, Dan Kami hujani mereka dengan hujan ( batu belerang) maka amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman, Dan sesungguhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. ( QS Asy Syuaraa: 172-175). Ketika kaum tersebut dihancurkan, hanya Lut dan pengikutnya yang hanya berjumlah tidak lebih dari sebuah keluarga. Adapaun istri Luth sendiri yang juga tidak percaya ,ia juga dihancurkan. Dan ( Kami juga yang telah mengutus ) Luth ( kepada kaumnya), (Ingatlah) tatkala dia bnerkata kepada mereka : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun ( didunia ini ) sebelumnya?. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu ( kepada mereka ), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan : Usirlah mereka ( Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan ). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu belerang), maka perhatikanlahbagaimana kesudahan orang-orang yang memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahaan itu.( QS AlAraf: 80-84).
39
Demikianlah maka, Nabi Luth diselamatkan bersama dengan para pengikut dan keluarganya, namun tidak demikian halnya dengan istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama, ia (Luth) berindah dan menetap bersama Ibrahim. Adapun terhadap kaum yang sesat mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan dengan tanah.
40
permukaan bumi dengan akibat yang merusak dan terhadap retakan dan reruntuhan yang diakibatkan olehnya, dan Allah yang Maha Mengetahui atas hal tersebut. Tanda-tanda yang jelas yang disampaikan oleh Danau Lut sangatlah menarik, Secara umum, kejadian yang menurut Al Quran terjadi di Timur Tengah, Jazirah Arab dan Mesir. Tepatnya ditengah kawasan ini adalah Danau Lut. Danau Lut dimana kejadian tersebut terjadi dan daerah sekitarnya secara geologis mendapatkan perhatian seksama. Danau tersebut diperkirakan berada 400 meter dibawah permukaan Mediterania. Danau tersebut dalamnya antara 400 meter, sedangkan dasarnya mencapai kedalaman 800 meter dibawah Mediterania. Ini adalah merupakan titik yang paling rendah di seluruh permukaan bumi, Di daerah lain yang kedalamannya lebih rendah dari permukaan lautan, paling rendah sedalam 100 meter. Sifat lain dari Danau Lut adalah kandungan garammnya yang sangat tinggi, dimana kepekatannya hampir mencapai 30%. Oleh karena itu tidak ada mahluk hidup seperti ikan atau lumur yang dapat bertahan hidup di dalam danau ini. Hal inilah yang menyebabkan Danau Lut dalam literature-literatur Barat lebih sering disebut dengan Laut Mati. Kejadian yang menimpa kaum Lut, yang disebutkan dalam A Quran berdasrkan perkiraan terjadi sekitar 1800 SM. Berdasarkan pada penelitian arkeologi dan geologi, peneliti terkenal Jerman Werner Kelller mencatat bahwa kota Sodom dan Gomorah adalah benar-benar berada di lembah Siddim yang merupakan daerah terjauh dan terendah dari ujung Danau Lut. Hal yang paling menarik adalah susunan karakteristik dari danau Lut adalah bukti yang menunjukkan kejadian bencana alam sebagaimana yang diceritakan dalam Al Quran: Di bagian Timur pantai Laut Mati adalah semenanjung El Lisan yang berbentuk seperti lidah yang menjulur ke dalam air. El Lisan berarti lidah dalam bahasa Arab. Dari daratan tidak akan nampak bahwa tanah dibawah permukaan air berguguran pada sudut yang sangat luar biasa, memisahkan air danau menajdi dua bagian. Disebelah kanan semenanjung lereng tanah menghunjam sedalam 1200 kaki. Disebelah kiri semenanjung, secara luar biasa kedalaman air tetap dangkal. Penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa kedalamannya hanya berkisar antara 50 60 kaki. Bagian dangkal yang luar biasa dari Laut mati ini, mulai dari semenanjung el Lisan smapai ke ujung bagian paling Selatan, adalah merupakan Lembah Siddim. xvi Werner Keller menengarai bahwa bagian yang dangkal ini yang ditemukan belakangan adalah merupakan hasil dari gempa bumi dahsyat sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Disinilah dimana Sodom dan Gomorah berada dan disini pulalah kaum Lut pernah hidup. Meskipun memungkinkan untuk melintasi daerah ini dengan berjalan kaki. Namun sekarang Lembah Siddim, dimana Sodom dan Gomorah dahulunya berada, diselimuti oleh permukaan datar bagian bawah Laut Mati. Keruntuhan dari dasar danau sebagai akibat dari bencana alam mengerikan yang terjadi di masa lampau diawal Millenium kedua SM, mengakibatkan air garam dari utara mengalir ke dalam rongga yang belakangan terbentuk dan memenuhi lembah sungai dengan air yang asin. Jejak-jejak dari danau Lut akan nampak kentara Jika seseorang bersampan melintasi Danau Lut ke titik paling Utara dan sang Surya sedang bersinar tepat diarahnya, maka ia akan melihat sesuatu yang menakjubkan. Dari kejauhan pantai akan nampak secara jelas dibawah permukaan air segaris bentuk hutan yang secara luarbiasa diawetkan oleh kandungan garam yang tinggi dari Laut Mati. Batang pepohonan dan akar-akaran didalam kilauan air yang hijau nampaklah sangat kuno. Lembah Siddim
41
dimana pepohonan ini dahulu daunnya pernah bermekaran menutupi batang dan rantingnya adalah merupakan salah satu lokasi yang paling indah didaerah ini. Aspek mekanis dari bencana yang menimpa kaum Lut diungkapkan oleh para peneliti Geologi. Pengungkapan bahwa gempabumi yang menghancurkan Kaum Lut terjadi sebagai akibat rekahan yang sangat panjang didalam kerak bumi (fault line ) sepanjang 190 KM yang memanjang membentuk dasar sungai Sheriat. Sungai Sheriat secara total runtuh 180 meter. Diantara bukt ini dan fakta bahwa danau Lut berada 400 meter dibawah permukaan laut adalah dua potong bukti penting yang menunjukkan bawa peristiwa geologis yang sangar hebat pernah terjadi disini. Susunan yang menarik dari sungai Sheriat dan Danau Lut hanya tersusun atas rekahan kecil yang memisahkan kawasan ini dari kerak bumi. Keadaan seperti tersebut dan rekahan yang memanjang baru dapat ditemukan pada waktu akhir-akhir ini. Kondisi rekahan ini berasal dari daerah tepian gunung Taurus, memanjang ke pantai selaran danau Lut dan terus berlanjut diatas gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan berlanjut melintasi Laut Merah dan berakhir di Afrika. Di sepanjang jarak tersebut terdapat aktifitas gunung berapi yang sangat kuat. Batuan Basalt hitam dan lava terdapat di gunung Galilea di Israel,daerah dataran tinggi Jordania, Teluk Aqaba dan daerah sekitarnya. Seluruh reruntuhan dan bukti-bukti geografis tersebut menunjukan bahwa bencana geologis dahsyat pernah terjadi di danau Lut. Werner Kelller menulis: Bersamaan dengan dasar dari retakan yang lebar ini yang terjadi secara seksama di daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorah, terjerumus secara seketika (dalam waktu satu hari ke dalam jurang yang sangat dalam. Kehancuran tersebut terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi hebat yang mungkin disertai dengan letusan, petir dan keluarnya gas alam serta terjadinya lautan api yang dahsyat. Subsidence (surutnya arus banjir) mengeluarkan/membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur begitu lama di sepanjang patahan yang panjang. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menggelegak dari gunung api yang sudah mati, lava yang melebar dan batuan basalt dalam yang telah terkumpul di dalam permukaan batu lapis. xvii Lembaga Geografi nasional Amerika Serikat (National Geographic) pada Desember 1957 menyatakan sebagai berikut : Gunung Sodom, merupakan tanah gersang dan tandus muncul secara mendadak diatas Laut Mati. Tidak ada seorangpun yang pernah menemukan kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namum para ilmuwan percaya bahwa kota ini dahulunya berada di lembah Siddim yang terletak melintang disepanjang tepian tebing jurang terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati yang menelan mereka yang disertai dengan gempa bumi. xviii
42
peringatan,maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-natikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah. (QS Al-Fathir: 42-43) Ya, tidak akan ditemukan perubahan dalam jalan (Hukum) Allah. Siapapun yang menentang hukum-Nya dan memberontak terhadap-Nya, akan menghadapi hukum suci yang sama. Pompeii, sebuah simbul kemerosotan dari Kekaisaran Romawi yang juga terlibat dalam perilaku sexual yang menyimpang dan berakhir pula sama halnya dengan kaum Lut. Kehancuran Pompeii disebabkan oleh letusan gunung Vesuvius. Gunung Vesuvius adalah symbol dari Italia terutama bagi kota Naples . Gunung yang membisu selama dua ribu tahun terakhir. Vesuvius yang dinamakan Gunung Peringatan. Bukannya tanpa sebab jika gunung ini dinamakan demikian. Bencana yang menimpa Sodom dan Gomorah memiliki sangat banyak kemiripan dengan bencana yang menghancurkan Pompeii. Disebelah kanan Vesuvius terletak kota Naples dan disebelah kirinya terletak Pompeii. Lava dan debu letusan besar gunung api yang terjadi dua ribu tahun lalu melanda warga kota tersebut. Bencana yang terjadi sangatlah tiba-tiba sehingga segala sesuatunya terperangklap sebagaimana dalam kehidupan mereka sehari-hari dan sampai sekarang sama seperti yang terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu telah dibekukan. Penghilangan Pompeii dari muka bumi dengan bencana seperti ini bukanlah tanpa alasan. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut adalah merupakan sarang pemborosan/foya-foya dan perbuatan menyimpang. Kota ini dikenal dengan adanya pelacuran yang sampai pada tingkat tertentu tidak diketahui lagi mana rumah pelacuran dan mana yang bukan. Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantung di depan pintu rumah pelacuran. Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan Mithraic, organ seksual dan persetubuhan tidaklah seharusnya disembunyikan namun dipertontonkan secara terang-terangan. Namun lava daari Vesuvius menyapu bersih seluruh kota dari muka bumi dalam waktu sekejap. Meskipun demikian sisi yang paling menarik dari peristiwa ini adalah bahwa tidak ada seorangpun yang selamat dari bencana letusan Vesuvius yang mengerikan ini. Sepertinya mereka sama sekali tidak menyadari bencana tersebut, seolah-olah mereka sedang terlena dalam pengaruh guna-guna. Sebuah keluarga yang sedang menyantap makanan mereka saat itu juga menjadi batu (membatu). Beberapa pasangan ditemukan membatu dimana mereka sedang melakukan hubungan badan. Hal yang paling menarik adalah bahwa terdapat pasangan yang berjenis kelamin sama dan pasangan muda-mudi yang masih kecil. Wajah dari kebanyakan jasad manusia membatu yang digali dari Pompeii masih utuh sama sekali, ekspresi wajah-wajah tersebut pada umumnya nampak kebingungan/terkagum-kagum. Disini terdapat sisi yang paling tidak bisa dimengerti dari sebuah bencana. Bagaimana mungkin ribuan orang yang menunggu untuk dijemput sang kematian tanpa mereka melihat dan mendengar apapun?.
43
Sisi yang nampak dari peristiwa ini menunjukan bahwa menghilangnya Pompeii mirip dengan peristiwa kehancuran sebagimana yang disebutkan dalan Al Quran yang secara jelas menyebutkan pembinasaan yang tiba-tiba seperti yang dihubungkan dengan peristiwa ini. Sebagai contoh warga kota disebutkan dalam Surat Yasin, bahwa kesemuanya mati secara mendadak dalam waktu yang bersamaan. Keadaan ini diceritakan sebagai berikut dalam Surat Yasin ayat 29: Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati. Dalam Ayat 31 Surat al-Qamar, sekali lagi pembinasan seketika ditekankan ketika penghancuran kaum Tsamud dikisahkan: Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. Kematian warga kota Pompeii yang terjadi secara tiba-tiba memiliki kemiripan sebagaimana diceritakan dalam ayat terebut diatas. Meskpun demikian tidak banyak hal yang telah berubah sejak Pompeii dihancurkan. Daerah Naples dimana pesta pora berlaku, tidak serusak sebagaimana halnya daerah Pompeii yang tidak bermoral. Kepulauan Capri adalah asal muasal kaum homoseksual dan kaum nudist bertempat tinggal. Kepulauan Capri dilambangkan sebagai surga kaum homo dalam iklan pariwisata. Tidak hanya di kepulauan Capri dan di Italia saja, namun hampir diseluruh dunia dimana kebobrokan moral yang sama sedang terjadi dan orang-orang tetap bersikeras untuk tidak mengambil pelajaran dari kaum-kaum terdahulu.
Keterangan gambar :
Hal 46 (Sebuah citra satelit dri daerah dimana dahulunya kaum Lut pernah hidup ). Hal 48 ( Foto-foto danau Lut yang diambil dari satelit ) Hal 49 ( Danau Lut atau yang disebut juga dengan Laut Mati ). Hl 50 ( Sebuah ilustrasi yang menunjukkan letusan gunung api dan keruntuhan yang mengikutinya, yang mengakibatkan seluruh kaum menghilang ). Hal 51 ( Pandangan dari jarak jauh Danau Luth ) Hal 52-53 ( Pandangan dari atas gunung-gunung di sekitar danau Luth) Hal 54 ( Bebebrapa reruntuhan dari kota yang terkubur didalam danau, ditemukan di tepian danau. Peninggalan tersebut menunjukkan bahwa kaum Lut telah memiliki standar hidup yang cukup tinggi). Hal 55 ( Penghancuran kaum Luth telah memberikan banyak ilham bagi banyak pelukis, salah satunya seperti tampak diatas ). Hal 57 ( Gambar diatas mewakili kemewahan dan kemakmuran dari kota Pompeii sebelum terjadinya bencana). Hal 58 ( Mayat-mayat membatu yang digali dari penggalian yang dilakukan di Pompeii )
44
Hal 60 (Contoh lain dari Mayat-mayat membatu yang digali dari penggalian yang dilakukan di Pompeii ). Hal 62-63 (Mayat-mayat membatu yang digali dari penggalian yang dilakukan di Pompeii. Gambar di sebelah kiri menunjukkan sebuah contoh betapa cepatnya bencana tersebut terjadi).
45
46
Pemelihara segala sesuatu. Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Hud dan orangorang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) ari azab yang berat. Dan itulah (kisah) kaum Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menantang(kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad itu kafir kepada Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Ad (yaitu) kaum Hud itu. ( QS Hud 50-60). Surat lain yang menyebutkan tentang kaum Ad adalah surat Asy- Syuaraa. Dalam surat ini ditekankan sifat-sifat dari kaum Ad. Menurut surat ini kaum Ad adalah orang-orang yang membangun tanda-tanda/monumen disetiap tempat yang tinggi pan para anggota sukunya membangun gedung-gedung yang indah dengan harapan mereka akan hidup didalamnya (selamanya). Disamping itu, mereka mengerjakan kerusakan/kejahatan dan berkelakuan brutal. Ketika Hud memperingatkan kaumnya, mereka mengomentari kata-katanya sebagai kebiasaan kuno. Mereka sangat yakin bahwa tidak ada hal yang akan terjadi terhadap mereka; Kaum Hud telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka ;Mengapa kamu tidak bertaqwa. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul; keperccayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan sekali-kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermainmain, dan kamu mmbuat benteng -benteng dengan maksud supaya kamu kekal (didunia?). Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang yang kejam dan bengis. Maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan bertaqwalah kepada Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugerahkan kepadamu binatang-binatnag ternak dan anak-anak, dan kebun-kebun dan mata air, ssungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar. Mereka menjawab ;Adalah sama saja bagi kami, aoakah kamu memberi nasehat atau tidak memberi nasehat, (agama kami) ini tidak lain hanmyalah adat kebiasaan orang dahulu, dan kami sekali-kali tidak akan diazab. Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS Asy Syuaraa 123-140). Kaumnya yang menunjukan permusuhan kepada Hud dan memberontak/melawan Allah, nyatanyata dibinasakan. Badai pasir yang mengerikan membinasakan kaum Ad sebagaimana mereka tidak pernah mengira.
47
( Keterangan Gambar :
Hal 67; Yang masih tersisa dari kota Ubar, tempat di mana Ad tinggal, dijumpai di suatu tempat berdekatan dengan pantai Oman. Hal 68.; Banyak karya seni dan monumen ari sebuah peadaban yang tingi yang didirikan di Ubar sebagaimana disebutkan dalam Al Quran. Saat ini, hanyalah peningggalan-peninggalan seperti diatas yang tersisa. Hal 69 Penggalian yang dilakukan di Ubar. Seorang peneliti Inggris Thomas menyebutnya sebagai suku yang beruntung, Ia dengan panjang lebar mengakui bahwa telah menemukan jejak bekas-bekas dari sebuah kota kuno yang dibangun oleh salah satu suku ini xxi . Kota ini dikenal dengan sebutan Ubar oleh suku Badui. Di dalam sebuah perjalanan yag dilakukan di daerah tersebut oleh suku Badui yang hidup di padang pasir telah menunjukan sebuah jalur usang dan menyataka bahwa jejak-jejak ini menuju ke arah kota kuno Ubar.
48
Thomas yang menunjukkan keinginan besar dalam hal ini meninggal sebelum mampu menuntaskan penelitiannya. Clapp yang mempelajari apa yang ditulis oleh Thomas sang peneliti Ingris, diyakinkan akan keberadaan kota yang hilang tersebut sebagaimana disebutkan dalam buku tersebut. Tanpa membuang waktu, Ia memulai penelitiannya. Clapp mencoba dengan dua jalan untuk membuktikan keberadaan Ubar. Peertama, Ia menemukan bahwa jalan-jalan yang dikatakan oleh suku Badui benar-benar ada. Ia meminta kepada NASA (Badan Luar Angkasa Nasional Amerika Serikat) untuk menyediakan foto/citra satelit dari daerah tersebut. Setelah melalui perjuangan yang panjang, Ia berhasil membujuk pihak yang berwenang untuk memotret daerah tersebutxxii. Clap melanjutkan mempelajari naskah dan peta-peta kuno di perpustakan Huntington di California. Tujuannya adalah untuk menemukan peta dari daeah tesebut. Setelah melalui penelitian singkat, ia menemukan peta tersebut. Apa yng ditemukannya adalah sebuah peta yang digambar oleh Ptolomeus seorag ahli Geografi Yunani Mesir dari tahun 200 M. Dalam peta ini ditunjukan letak dari kota tua yang ditemukan di daeah tersebut dan jalan-jalan yang menuju kota tersebut. (Keterangan Gambar Hal 70 : Lokasi koa Ad yang ditemukan berdasarkan foto yang diambil dari pesawat ulang alik. Dalam foto terlihat, tanda panah adalah tempat dimana jejak-jejak kafilah bertemu, dan mengarah ke Ubar. 1. Ubar, hanya dapat dilihat dari luar angkasa sebelum dilakukan pengalian. 2. Kota yang berada 12 meter dibawah pasir nampak setelah dilakukan penggalian. Sementara itu. Ia menerima kabar bahwa gambar-gambar satelit yang diinginkannya telah diambil oleh NASA. Dalam gambar tersebut, bebeapa jejak kafilah menjadi nampak yang hal tersebut sulit untuk dikenali dengan menggunakan mata telanjang, namun hanya bisa dilihat sebagai satu kesatuan dari luar angkasa. Setelah membandingkan gambar-gambar dari satelit dengan peta tua yang ada ditangannya, akhirnya Clapp mencapai kesimpulan yang ia cari ; jejak-jejak dalam peta tua berhubungan dengan jejak-jejak dalam gambar yag diambil dengan satelit. Tujuan akhir dari jejak-jejak ini adalah tempat peninggalan sejarah yang luas yang ditengarai dadulunya merupakan sebuah kota. Akhirnya lokasi kota legendaris yang menjadi subyek cerita-cerita lisan suku Badui diketemukan. Tidak berapa lama kemudian penggalian dimulai dan peninggalan dari sebuah kota mulai diangkat dari bawah gurun pasir. Demikianlah kota yang hilang sebagaimana disebutkan sebagai Atlantis dari padang pasir, Ubar . Apakah hal tersebut membuktikan bahwa kota ini sebagai kota kaum Ad yang disebutkan dalam Al Quran ?. Saat itu juga reruntuhan-reruntuhan mulai dilakukan penggalian, ditengarai bahwa reruntuhan dari kota tersebut berupa pilar-pilar milik kaum Ad dan Iram seperti disebutkan dalam Al Quran,
49
karena di berbagai susunan yang digali adalah menara yang merujuk/dihubungkan dengan yang ada dalam Al Quran. Dr. Zarins seorang anggota tim penelitian yang memimpin penggalian mengatakan bahwa selama menara-menara itu dianggap sebagai unsur yang menunjukkan ke-khas-an kota Ubar, dan selama Iram disebutkan mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka, sejauh ini, itu merupakan bukti terkuat bahwa peningalan sejarah yang mereka gali adalah Iram, kota kaum Ad yang disebutkan dalam Al Quran: Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum Ad, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. ( QS AL Fajr: 6-8).
Kaum Ad
Sampai dengan sejauh ini kita telah melihat bahwa kemungkinan, Ubar adalah kota Iram seperti disebutkan dalam Al Qurn. Menurut Al Qurn warga dari kota tersebut tidak menngindahkan seruan Nabi Hud yang membawakan risalah kepada mereka dan yang telah memperingatkan mereka serta akhirnya merekapun dibinasakan. Ciri-ciri dari kaum d yang membangun kota Iram telah menimbulkan banyak perdebatan. Dalam berbagai catatan sejarah tidak pernah ditemukan satu kaumpun yang telah memiliki kebudayaan yang begitu berkembang atau atau peradaban yang pernah terbentuk. Mungkin akan muncul sebuah pikiran bahwa aneh kiranya bahwa nama dari sebuah kaum semacam itu tidak pernah diketemukan dalam catatan sejarah. Namun di sisi lain harus haruslah dipahami, bahwa tidaklah mengherankan bila tidak bisa menemukan caatan keberadaan dari kaum ini dalam catatan dan arsip peradaban lama. Alasannya adalah bahwa kaum ini berdiam di Arabia Selatan yang merupakan sebuah daerah yang cukup berjarak dengan kaum lain yang hidup di daerah Mesopotamia dan Timur Tengah yang hanya memiliki hubungan yang terbatas dengan mereka. Ini merupakan sebuah keadaan umum untuk sebuah negara yang sangat jarang diknal, bahwa negara tersebut kemudian tidak tercatat dalam catatan sejarah. Namun, di samping itu juga, adalah mungkin untuk mendengatkan cerita-cerita tentangnya diantara orang-orang yang hidup disekitr Timur Tengah. Alasan paling utama mengapa d tidak disebutkan dalam catatan tertulis adalah bahwa pada saat itu komunikasi tertulis tidaklah lazim di daerah tersebut. Itulah sebabnya mungkin kaum d telah membangun sebuah peradaban namun peradaban ini belum pernah disebutkan dalam catatan sejarah sebagaimana peradaban lain melakukan dokumentasi. Jika saja kebudayaan ini berlangsung lebih lama, niscaya akan banyak hal yang dapat diketahui tentang kaum d disaat ini. Tidak ada catatan sejarah tentang kaum d, namun adalah mungkin untuk menemukan informasi penting tentang anak cucu mereka dan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kaum d.
50
51
Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main Dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (didalammnya) ?. (QS. Asy-Syuara: 128-129) Ciri-ciri menarik lainnya dari bangunan-bangunan yang ditemukan di Shabwah adalah tiangntiang yang sangat rumit. Tiang-tiang yang terdapat di Shabwah tampak sangatlah unik dalam bentuk melingkar dan disusun dalam serambi-serambi bundar yang mempunyai banyak tiang berbentuk bundar. Sementara diberbagai situs di Yaman sampai sejauh itu baru ditemukan memiliki tiang-tiang monolithic berbentuk persegi. Orang-orang Shabwah tentunya mewarisi gaya arsitektural dari para pendahulunya yaitu kaum Ad. Photius seorang Yunani Bizantium seorang penguasa Konstantinopel pada awal abad 9 M, sangat banyak melakukan penelitian di kawasan Arabia Selatan dan aktifitas perdagangan mereka, dikarenakan ia mempunyai akses pada catatan kuno bangsa Yunani yang saat ini sudah musnah, dan secar khusus buku berjudul Agatharachides (132 SM) yag berkait dengan laut Erythrea (Laut Merah). Pontius mengatakan dalam salah satu artikelnya : Dikatakan bahwa mereka (Arabia Selatan) telah membangun tiang-tiang yang diselubungi dengan emas atau terbuat dari perak. Ruangan-ruangan diantara tiang-tiang tersebut sangat mengagumkan untuk dilihatxxiv. Walaupun pernyataan Photius di atas tidak secara langsung merefer pada Hadrammites, tetap saja ini memberikan gambaran tentang kemakmuran dan kegagahan bangunan dari orang-orang yang tinggal di wilayah itu. Penulis kuno dari Yunani, Pliny dan Strabo menggambarkan kota-kota ini sebagai terhiasi oleh patung-patung dang istana-istana yang indah. Ketika kita berpikir bahwa para penghuni kota ini adalah para anak-cucu kaum Ad, maka dengan cukup jelas bisa dipahami mengapa al-Quran menyebutkan tempat tinggal kaum Ad sebagai penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. (QS. Al-Fajr: 7).
52
Namun sebagaimana telah kita catat sebelumnya, Ubar yang dikenal dengan kota Iram dan tempat-tempat lainnya yang dahulunya merupakan daeah hunian laum Ad, saat ini ditutupi oleh pasir seluruhnya, jadi mengapa Hud menggunakan perumpaman khusus ketika memperingantkan kaumnya?. Jawabanya adalah tersembunyi dalam catatan sejarah perubahan iklim. Catatan sejarah mengungkapkan bahwa daeah-daerah yang sekarang berubah menjadi gurun pasir, pada suatu ketika pernah sangat produktif /subur dan merupakan tanah yang menghijau. Sekitar ribuan tahun yang lampau sebagian besar tempat tersebut diliputi oleh kawasan yang menghijau dan mata air sebagaimana disebutkan dalam al Quran. Orang-orang yang berada di kawasan tersebut memanfaatkan anugerah tersebut. Hutan-hutan tersebut melunakkan kekerasan iklim daerah tersebut dan membuatnya lebih bisa dihuni. Padang pasir memang ada, namun tidak seluas seperti yang ada saat ini. Di Arabia Selatan, buktibukti penting telah diperoleh di daerah tempat kaum Ad pernah hidup, yang mampu memberikan titik terang atas persoalan ini. Disini nampak bahwa penduduk dari daerah ini menmggunakan sistem pengairan yang sudah sangat maju. Sistem pengairan ini kemungkinan besar hanya untuk satu tujuan yaitu pertanian. Didaerah tersebut, sekarang tidak layak untuk dihuni, suatu saat lalu, orang-orang pernah mengolah dan menanami tanah tersebut. Citra satelit juga mengungkapkan sebuah sistem saluran air kuno yang luas dan bendungan yang digunakan dalam pengairan disekitar Ramlat as Sabatayan yang diperkirakan mampu menghidupi sekitar 200.000 orang di kota-kota yang berdekatanxxv. Salah satu dari para peneliti yang melakukan penelitian menggunakan daerah sekitar Marib sangat subur, sehingga seseorang bisa memikirkan bahwa seluruh daerah doantara marib Hadhramaut dahulunya pernah berada di bawah satu pengusahaanxxvi. Seorang penulis klasik Yunani, Pliny menyebutkan bahwa daerah ini dahulunya sangat subur dengan gunung berhutan lebat yang diselimuti kabut, sungai dan hutan yang tidak ada putusnya. Dalam prasasti yang ditemukan di beberapa kuil kuno dekat Shabwah, ibukota Hadramite, dikatakan bahwa binatang-binatang yang diburu di daerah tersebut dan beberapa diantaranya dari binatang buruan tersebut untuk dikorbankan. Semua hal ini mengungkapkan bahwa sebelum menjadi gurun dahulunya daerah tersebut dahulunya merupakan daerah yang subur. Kecepatan bagaimana gurun pasir itu semakin melebar batasnya, bisa dilihat pada beberapa penelitian terkini yang dikerjakan oleh Smithsonian Institute di Pakistan, dimana sebuah kawasan yang dikenal sangat subur di abad pertengahan berubah menjadi gurun pasir dengan gundukan-gundukan pasir setinggi 6 meter, gurun tersebut diketahui berkembang rata-rata sepanjang 6 inci perharinya. Dengan kecepaan seperti ini pasir dapat menelan bangunan tertinggi sekalipun dan menguburnya seolah-olah bangunan itu tidak pernah ada. Dengan demikian penggalian yang dilakukan di Timna di Yaman pada tahun 1950 yang hampir selesai seluruhnya tertimbun lagi oleh pasir. Piramid-piramid di Mesir dulunya juga pernah tertimbun pasir dan baru muncul ke permukaan setelah melalui penggalian yang sangat lama. Secara singkat sangatlah jelas bahwa daerah yang dikenal sekarang dengan gurun pasir dimasa lalu mungkin memiliki tampilan yang sangat jauh berbeda.
53
54
Quran mengakibatkan tertumpuknya berton-ton pasir diatas kota dan menimbun hidup-hidup orangorang tersebut didalam bumi. Sebuah penggalian yang dilakukan di Ubar menunjukkan kepada sebuah kemungkinan yang sama. Majalah Prancis, Ca MInteresse menyatakan hal-hal yang sama; Ubar dikubur dibawah pasir setebal 12 meter yang diakibatkan oleh badai xxviii. Bukti paling penting yang menunjukkan bahwa kaum Ad dikubur oleh sebuah badai adalah kata ahqaf yang digunakan dalam Al Quran untuk menandai lokasi dari kaum Ad. Penggambaran yang digunakan dalam ayat 21 surat Al-Ahqaf adalah sebagai berikut: Dan ingatlah (Hud) saudara kaum Ad yaitu ketika ia memberi peringatan kepada kaumnya di al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan) : Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar. (Ket.Gambar hal.78 Penggalian-penggalian yang dilakukan di Ubar dimana sisia-sisa sebuah kota yang ditemukan diangkat dari lapisan pasir yang ketebalannya mencapai bermeter-meter. Di daerah ini sangatlah dikenal bahwa bahwa bencana badai pasir dapat pasir dalam jumlah yang sangat besar dapat terkumpul dalam waktu sekejap. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan dengan cara yang tidak terduga-duga. Ahqaf dalam bahasa Arab berarti bukit-bukti pasir adalah bentuk plural (jamak) dari kata hiqf yang berarti sebuah bukit pasir. Ini menunjukkan bahwa kaum Ad hidup di daerah yang penuh dengan bukit-bukit pasir yang memberikan kemungkinan mendasar yang paling masuk akal untuk sebuah fakta bahwa mereka dikubur oleh sebuah badai pasir. Menuerut Sebuah interpretasi, ahqaf kehilangan artinya sebagai bukit-bukit pasir dan menjadi nama dari sebauah tempat di sebelah Selatan Yaman dimana kaum Ad hidup. Hal ini tidak mengubah fakta bahwa akar dari kata ini adalah bukitbukit pasir, namun hanya menunjukan bahwa kata ini telah menjadi hal yang khas terhap daeah ini yang berlimpah-limpah dengan bukit pasir. Penghancuran yang menimpa kaum Ad yang berasal dari badai pasir yang mencabut orangorang sebagaimana mereka adalah akar pohon palem yang tercerabut (dari dalam tanah), tentunya telah memusnahkan seluruh orang-orang tersebut dalam waktu yang sangat singkat, orang-orang yang hingga saat mereka dibinasakan itu hidup dengan mengolah lahan pertanian yang subur dan membangun bendungan-bendungan serta saluran-saluran air irigasi untuk mereka sendiri. Semua ladang-ladang pertanian yang subur , saluran-saluran irigasi dan bendungan-bendungan dari masyarakat yang pernah hidup disana tertutup oleh pasir, seluruh kota dan penduduknya dikubur hidup-hiduo dalam pasir, setelah orang-orang tersebut dihancurkan maka padang pasir seketika menjadi luas dan menutupinya tanpa meniggalkan jejak sedikitpun. Sebagai akibatnya dapat dikatkan bahwa temuan sejarah dan arkeologi mengindikasikan bahwa kaum Ad dan kota Iram benar-benar pernah ada dan dihancurkan sepeti disebutkan dalam Al Quran. Berdasarkan penelitian lebih lanjut sisa-sis/reruntuhan dari kaum ini yang telah ditemukan kembali dari dalam gurun pasir.
55
Apa yang seharusnya seseorang lihat dari sisa-sisa reruntuhan yang kubur didalam pasir adalah mengambilnya sebagai peringatan sebagimana disebutkan dalam Al Quran yang menyatakan bahwa kaum Ad telah meneuju pada kesesatan karena kesombongan mereka dan mereka berkata; Siapakah kekuatanya yang lebis besar dari kami ?. Dan apakah mereka itu tidak memperhatikanbahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka?. Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami. Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang insan adalah memahami kenyataan yang tidak berubah sepanjang waktu didalam pikiran mereka dan memahami bahwa Allah Yang Terbesar dan paling Mulia, seorang insan hanya dapat menjadi makmur dengan menyembah-Nya.
56
BAB 5 TSAMUD
Kaum Tsamud pun telah mendustakanancaman-ancaman itu. Maka mereka berkata: Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) diantara kita?. Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila. Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya diantara kita ?. Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong. (QS Al-Qamar: 23-26) Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, kaum Tsamud menolak peringatan-peringatan dari Allah sebagaimana dilakukan kaum Ad dan sebagai konsekuensinya merekapun dihancurkan. Berdasarkan hasil studi arkeologi dan sejarah terkini banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui telah diketemukan, semisal lokasi dimana kaum Tsamud hidup. Perumahan yang mereka buat dan gaya hidup mereka. Tsamud seperti disebutkan dalam Al Quran merupakan fakta sejarah yang dibenarkan oleh banyak temuan arkeologis saat ini. Sebelum lebih jauh melihat temuan arkeologis yang berkaitan dengan kaum Tsamud, sangatlah bermanfaat untuk mempelajari cerita di dalam Al Quran serta perjuangan dari kaum ini dengan nabi mereka. Sebagaiman bahwa Al Quran adalah kitab yang diperuntukkan untuk sepanjang massa, pengingkaran kaum Tsamud dari peringatan-peringatan yang datang kepada mereka adalah sebuah peristiwa yang memberikan sebuah peringaan kepada semua orang disepanjang massa.
57
tersebut dan mereka menempatkan Shalih sebagai musuh terhadap mereka. Mereka mencoba untuk menghalang-halangi dan menekan kaum yang beriman kepada nabi Shalih. Mereka sangat murka terhadap Shalih karena ia menyerukan kepada mereka untuk menyembah Allah. Kemurkaan ini tidak hanya khusus dilakukan kaum Tsamud. Tsamud mengulang kembali kesalahan yang telah dilakukan oleh kaum Nuh dan Ad yang telah hidup sebelum mereka. Inilah sebabnya berkenaan dengan ketiga kaum tersebut Al Quran menyebutkan ; Belumkah sampai kepadamu berita-berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) Kaum Nuh, Ad dan Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang kepada mereka rasul-rasul (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya kemulutnya (karena kebencian) dan berkata; Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya. (QS. Ibrahim: 9). Tanpa mengindahkan peringatan peringatan Nabi Shalih, orang-orang membiarkan kesangsian menguasai mereka. Namun masih ada sekelompok kecil yang percaya terhadap kenabian shalih dan merekalah orang-orang yang diselamatkan bersama dengan Shalih ketika bencana besar datang. Pemimpin masyarakat tersebut berupaya untuk menekan kelompok yang mempercayai Shalih ; Pemuka-prmuka yang menyombongkan diri diantara kaumnya berkata kepada orangorang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka; tahukah kamu bahwa Shalih di utus ( menjadi rasul) oleh Tuhannya?. Mereka menjawab; Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Shalih diutus untuk menyampaikannya. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata; sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.(QS. Al-Araf: 75-76). Kaum Tsamud melanjutkan kesangsian untuk menghormati Allah dan kenabian shalih, lebih jauh sekelompok orang tertentu secara terang-terangan menyangkalnya. Sekelompok orang diantara yang menolak keimanan menurut dugaan, dengan Nama Allah merencanakan untuk membunuh Shalih : Mereka menjawab; Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orangorang yang bersama kamu. Shalih berkata ; Nasibmu ada pada sisi Allah ( bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu yang diuji. Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. Mereka berkata; Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba bersama keluarganya dimalam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orangorang yang benar. Dan merekapun merencanakan makar dengan sesungguh-sungguhnya dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (QS. An-Naml: 47-50).
58
Untuk mengetahui apakah kaumnya akan memamtuhi perintah Allah atau tidak, Shalih menunjukkan kepada mereka seekor unta betina sebagai ujian untuk mengetahui apakah mereka akan mematuhinya atau tidak. Salih berkata kepada kaumnya untuk berbagi air mereka dengan unta betina tersebut dan tidak menyakitinya. Kaumnya menjawab dengan membunuh unta betina tersebut. Dalam surat Ash-Shuara kejadian tersebut disebutkan sebagai berikut: Kaum Thamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Shalih, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertaqwa?. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwakah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepdamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Adakah kamu akan dibiarkkan tinggal di sini (di negeri ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon korma yang manyangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumahrumah dengan rajin; maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan. Mereka berkata ; Sesungguhnya kamu adalah seorang dari orang-orang yang terkena sihir; Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mujizat jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar. Shaleh menjawab; Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran yntuik mendapatkan air dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari tertentu. Dan jangalah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar. Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menyesal, maka mereka ditimpakan azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (QS Asy Syuaraa 141-158). Perjuangan Nabi Shalih terhadap kaummnya dikisahkan sebagai berikut: Kaum Thamudpun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu). Maka mererka berkata; Bagaimana kita akan mengikuti saja, seorang manusia (biasa) diantara kita ?. Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila. Apakah wahyu itu diturunkan kepdanya di antara kita ?. Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. kelak mereka akan mengetahui siapakah sebenarnya yang amat pendusta lagi sombong. Sesungguhnya Lami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu); tia-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya gilirannya). Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawanya menangkap (unta itu0 dan membunuhnya. (QS Al Qamar 23-29).
59
Kenyataan bahwa mereka tidak dilaknat pada saat itu juga, semakin meningkatkan keangkaramurkaan kaum ini. Mereka menyerang Salih dengan mengatakannya sebagai seorang pendusta : Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata ; Wahai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).(QS. Al-Araf: 77) Allah membuat rencana dan tipu daya terhadap mereka atas ketidakpercayaan mereka, dan Dia menyelamatkan Shalih dari tangan-tangan yang ingin melakukan perbutan keji terhadapnya. Setelah kejadian itu, Shalih yang telah menyampaikan berbagai pesan terhdap kaumnya dengan berbagai jalan dan tetap tak ada seorangpun yang memperhatikannya sebagai pelajaran, Shalih berkata kepada kaumnya bahwa mereka akan dihancurkan dalam waktu tiga hari : Mereka membunuh unta itu, maka berkatalah Shalih ; Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan. ( QS Hud 65). Keterangan gambar hal 84. (Seperti diketahui dari Al Quran bahwa Thamud adalah anak cucu dari kaum Ad. Dalam persetujuannya dengan hal tersebut, temuan-temuan arkeologis memperlihatkan bahwa akar dari kaum Thamud yang hidup di Selatan Semenanjung Arabia, kembali ke Selatan Arabia dimana kaum Ad suatu ketika pernah hidup. Cukup sudah, dalam 3 hari kemudian ancaman Shalih menjadi kenyataan dan kaum Tsamud dihancurkan ; Dan satu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam ditempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Thamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Thamud. ( QS Hud 67-68)
60
Menurut Penggambaran dari Pliny (ahli Geografi Yunani) membenarkan hal ini. Pliny menulis bahwa Domatha dan Hegra adalah letak dimana kaum Thamud berada dan hal inilah yang belakangan menjadi kota Al Hijr yang dikenal saat inixxix. Sumber tertua yang berkaitan dengan kaum Tsamud adalah hikayat kemenangan Raja Babilonia Sargon II (abad 8 SM) yang mengalahkan orang-orag ini dalam pertempuran di Arabia Selaan. Bangsa Yunani juga menghubungkan kaum ini sebagai Tamudaei., yakni, Tsamud dalam tulisan Aristoteles, Ptolomeus dan Plinyxxx. Sebelum Nabi Muhammad SAW, diperkirakan antara 400-600 M , mereka punah secara total. Dalam Al Quran kaum Ad dan Tsamud selalu disebutkan secara bersama, lebih jauh ayat-ayat menasehatkan bahwa kaum Tsamud untuk mengambil pelajaran dari penghancuran kaum Ad. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shalih. Ia berkata;Hai kaumku, sembahlah allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah dating bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan janganlak kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, maka kamu ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktui Tuhan menjadi menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. QS Al Araf 73-74) Sebagimana dapat dipahami dari ayat ini, terdapat sebuah hubungan antara kaum Ad dan Thamud, kaum Ad mungkin pernah menjadi bagian dari sejarah Thamud. Nabi Shalih merintahkan untuk mengambil peringatan dari kejadian mereka. Kaum Ad ditunjukkan kepada contoh dari kaum Nabi Nuh yang pernah hidup sebelum mereka. Sebagaimana kaum Ad mempunyai kaitan penting dengan sejarah kaum Thamud, kaum nabi Nuh juga mempunyai kaitan penting untuk sejarah laum Ad. Kaum-kaum ini saling mengetahui satu sama lain dan kemungkinan berasal dari satu garis keturunan yang sama. Dari sini dapat dibuat sebuah urut-urutan terhadap kejadian yang diceritakan dalam al Quran. Ketika kita menerima bahwa kaum Thamud mencul paling dulu di abad 8 SM, maka sebuah kronolog dapatlah ditarik berkaitan dengan hal ini. Yang terlebih dahulu dihancurkan setelah kaum Nuh adalah penghancuran kaum Lut, kemudian dalam masa Nabi Musa terjadi penenggelaman ( kemungkinan bear ia adalah Rhamses II) dan tentaranya di laut Merah. Berikutnya adalah dikirimkannya angin badai yang menghancurkan kaum Ad dan terakhir adalah penghancuran dari kaum Thamud. Hukuman terhadap kaum Nabi Nuh adalah yang pertamakalinya terjadi. Bila urut-urutan ini dapat dipertimbangkan, maka tabelnya adalah sebagai berikut :
61
Nuh Ibrahim dan Luth Musa Hud dan Ad Shalih dan Thamud
Keterangan gambar hal 86 : ( Duaribu tahun yang lampau, kaum Thamud telah mendirikan sebuah kerjaan bersama bangsa arab yang lian yaitu Nabataeans. Saat ini di Lembah Rum yang juga disebut dengan Lembah Petra di Jordania dapat dilihat bahwa berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini. Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran yang menyebutkan bagaimana kemahiran/keunggulan kaum Thamud dalam pertukangan. Ket. Gambar Hal 87 ( Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu penggantipengganti (yang berkuasa) ) sesudah kaum Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS Al Araf 74) Tentu saja urut-urutan ini tidak bisa dikatakan sangat tepat, namun hal ini menghasilkan sebuah rangkaian yang runut, baik menurut penggambaran dalam Al Quran dan data-data sejarah. Kita telah menyebutkan bahwa Al Quran menceritakan tentang adanya sebuah hubungan antara kaum Ad dan Thamud yang diingatkan untuk mengingat kejadian kaum Ad serta mengambil pelajaran dari penghancuran mereka. Meskipun letak antara kaum Ad dan Thamud secara geografis sangatlah berjauhan satu sama lain dan sepertinya tidak nampak adanya hubungan antara dua kaum ini, namun dikatakan di dalam ayat yang ditujukan kepada kaum Thamud untuk mengingat kaum Ad?. Jawabannya mengungkapkan sendiri hal itu, setelah melalui sebuah penyelidikan singkat dari sumber-sumber bahwa terdapat sebuah hubungan yang sangat kuat antara kaum Thamud dan Ad. Tsamud mengenal kaum Ad karena dua kaum ini sepertinya berasal dari satu asal usul yang sama. Britannica Micropedia menulis tentang orang-orang ini dalam sebuah tulisan berjudul Thamud ; Di Arabia Kuno, suku atau sekelompok suku yang tampaknya telah memiliki keunggulan sejak sekitar abad 4 SM sampai pertengahan awal abad 7 M. Meskipun kaum Thamud kemungkinan asalusulnya dari Arabia selatan, sebuah kelompok besar rupanya pindah ke Utara pada awal-awal tahun, secara tradisional berdiam di lereng gunung ( jabal) Athlab. Penelitian arkeologi terakhir mengungkapkan sejumlah besar batu bertulis dan gambar-gambar kaum Tsamud tidak hanya ada di Jabal Athlab , tetapi juga di seluruh Arabia tengahxxxi. Tulisan yang secara grafis mirip dengan huruf-huruf Smaitic ( yang disebut Thamudic) telah diketemukan di Arabia Selatan sampai ke Hidjazxxxii. Tulisan yang pertama ditemukan di daerah Utara Yaman Tengah yang dikenal sebagai Thamud, ini dibawa ke Utara oleh Rubah Khalike selatan dan Hadhramaut serta ke Barat oleh Shabwah.
62
Sebelumnya kita telah melihat bahwa kaum Ad adalah sekelompok orang yang hidup di Arabia Selatan. Adalah merupakan hal yang sangat signifikan bahwa banyak peninggalan kaum Thamud ditemukan pada daerah dimana kaum Ad pernah hidup, khususnya daerah di sekitar Hadhramaut, tempat anak cucu Ad mendirikan ibukotanya. Keadaan ini menunjukkan bahwa hubungan kaum Ad dan Thamud dicatat dalam Al Quran. Hubungan tersebut diterangkan dalam perkatan Nabi Shalih ketika mengatakan bahwa Thamud datang untuk menmggantikan Ad : Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Thamud saudara mereka Shalih. Ia berkata;Hai kaumku, sembahlah allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah dating bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan janganlak kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, maka kamu ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktui Tuhan menjadi menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. QS Al Araf 73-74) Secara singkat, kaum Thamud telah membayar atas pembangkangan terhadap nabi Mereka dan merekapun dihancurkan. Bangunan-bangunan yang telah mereka bangun dan karya seni yang telah mereka buat tidak bisa melindungi mereka dari azab. Thamud yang dihancurkan dengan azab yang mengerikan seperti halnya umat-umat lainnya baik sebelum atau sesudah mereka yang mengangkari kebenaran. ( Nothing new under the Sun, begitulah kata para ahli sejarah, di dunia ini sebenarnya tidak ada yang baru sebenarnya hanyalah pengulangan-pengulangan dari masa lalu, tinggal kita bisa mengambil pelajaran darinya atau dengan bodohnya melupakan kesemua itu _Pen ).
63
64
Raja Menes dikenal sebagai pharaoh Mesir pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno untuk pertama kalinya dalam sejarah dalam sebuah negara persatuan kurang lebih 3000 SM. Kenyaaan bahwa istilah Pharaoh asal usulnya merujuk pada istana dimana raja Mesir berada, namun pada saat itu menjadi gelar dari raja-raja Mesir. Inilah sebabnya mengapa raja yang memerintah Mesir kuno mulai disebut Pharaoh. Sebagai pemilik, pengatur dan penguasa dari seluruh negara dan wilayah-wilayahnya, maka Pharaoh diterima sebagai pengejawantahan dari dewa yang terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yang Politheistik dan menyimpang. Administrasi dari wilayah Mesir, pembagian mereka, pendapatan mereka, singkatnya, seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah negara dikelola dalam kekuasan Pharaoh. Absolutisme dalam masa kepemimpinannya telah melengkapi penguasaannya terhadap negara dengan kekuasaan yang dapat melakukan semua hal sesuai dengan keinginannnya. Tepat pada dinasti pertama kekuasaannya Menes yang menjadi raja Mesir yang berhasil menyatukan Hulu dan Hilir Mesir, Sungai Nil diserahkan kepada publik dengan menggunakan saluan-saluran air. Disamping itu seluruh produksi berada dibawah penguasaan dan seluruh produksi barang dan jasa diberikan untuk kepentingan sang raja. Rajalah yang mendistribusikan dan membagi barang dan jasa dalam proporsi yang diinginkan oleh rakyat. Hal ini tidaklah sulit bagi raja yang telah memiliki suatu kekuasaan di daeah tersebut untuk menempatkan rakyat dalam kepatuhan Raja Mesir atau yang nantinya bernama Pharaoh dan dia mengaku dirinya sebagai Makhluk suci yang memegang kekuasan yang besar dan mencakupi semua kebutuhan rakyatnya dan ia mengubah dirinya menjadi tuhan. Para Pharaoh benar-benar percaya bahwa diri mereka adalah tuhan. Kata-kata Pharaoh (Firaun) disebutkan dalam al Quran yang digunakan dalam percakapannya dengan Musa, hal ini membuktikan bahwa mereka percaya atas ketuhanan Pharaoh. Ia mencoba mengancam Musa dengan mengatakan ; Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan. ( QS Asy-Syuara 29), dan berkata Fir-aun kepada orang-orang di sekelilingnya ; Hai Pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. (QS Al Qashas 38). Ia mengatakan ini semua karena menganggap dirinya adalah tuhan.
Kepercayaan Agama
Menurut Herodotus seorang ahli sejarah, Mesir kuno adalah umat yang paling beriman di dunia. Namun agama mereka bukanlah agama yang sejati, namun merupakan sebuah bentuk politheisme yang sesat. Dan mereka tidak bisa meningalkan agama sesat mereka karena mereka orang-orang yang sangat kolot (konservatif). Bangsa Mesir kuno sangatlah dipengaruhi oleh lingkungan alam dimana mereka hidup. Keadaan alam Mesir menjaga negara tersebut terhadap serangan dari luar secara sempurna. Mesir dikelilingi oleh gurun pasir, pegunungan dan lautan disemua sisi. Serangan mungkin dilakukan terhadap negara tersebut hanya dengan kemungkinan dua jalan, namun mereka dapat dengan mudah mempertahankan diri.
65
Bangsa Mesir menjadi terisolasi dari dunia luar berkat faktor-faktor alam ini. Namun dengan sifat fanatik yang berlebihan sehingga bangsa Mesir memperoeh cara berpikir yang membelenggu mereka terhdap perkembangan dan hal-hal yang baru dan mereka sangatlah kolot terhadap agama mereka. Agama nenek moyang mereka yang disebutkan berkali-kali dalam Al Quran menjadi nilai yang paling penting bagi mereka.
Keterangan gambar hal 93 ; (agama kepercayan bangsa Mesir berdasarkan kepada pengabdian terhadap tuhan-tuhan mereka,Perantara antara tuhan-tuhan denganrakyat aalah para pendeta yang merupakan para pemimpin dalam masyarakat. Berkait dengan magic dan ilmu sihir para pendeta merupakan kelas yang penting, mereka digunakan oleh Pharaoh untuk memelihara rakyatnya tetap dalam kepatuhan). Inilah sebabnya Firaun dan lingkungan dekatnya mengingkari Musa dan Harun ketika mengumumkan Agama Sejati dengan mengatakan ; Mereka berkata; Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi?, kami tidak akan mempercayai kamu berdua.(QS. Yunus: 78) Agama/kepecayaan dari bangsa Mesir kuno dibagi ke dalam cabang-cabang, yang paling utama menjadi agama resmi negara adalah kepercayaan terhadap orang-orang dan adanya kehidupan setelah kematian. Menurut agama resmi negara, Firaun (Pharaoh) adalah mahkluk suci, dia adalah pengejawantahan dari tuhan-tuhan mereka di muka bumi dan tujuannya adalah untuk menyelenggarakan keadilan dan melindungi mereka di dunia. Kepercayaan yang berkembang luas dikalangan masyarakat sangatlah rumit dan unsur-unsur yang berbenturan dengan kepercayaan resmi negara ditekan oleh pemerintahan Firaun. Pada dasarnya mereka percaya kepada banyak tuhan dan tuhan ini biasanya digambarkan memiliki kepala binatang dengan tubuh manusia. Kehidupan setelah mati merupakan bagian terpenting dalam kepercayaan bangsa Mesir. Mereka percaya bahwa roh akan terus hidup setelah jasad mati. Sesuai dengan hal ini roh-roh dari orang mati dibawa oleh malaikat-malaikat tersebut kepada tuhan sebagai hakim dan 4 saksi hakim lainnya, sebuah skala derajat tersusun dipertengahan dan jantung dari ruh/jiwa ditimbang dalam skala ini. Bagi mereka yang mati dengan timbangan kebaikan lebih banyak hidup dalam keadaan penuh dengan keindahan dan hidup dalam kebahagiaan, bagi mereka yang timbangannya lebih berat dengan kejahaan dikirim ke satu tempat dimana mereka mendapatkan siksaan yang berat. Disana mereka disiksa dalam keabadian oleh sebuah makhluk aneh yang disebut dengan Pemakan Kematian.
66
Kepercayaan bangsa Mesir terhadap kehidupan di hari kemudian jelas-jelas menunjuukan paralelisme (kesamaan padangan) dengan kepercayaan monotheistik dan agama sejati (yang benar). Dan perintah-perintah suci telah mencapai peradaban Mesir kuno, namun agama ini kemudian diselewengkan dari monotheisme berubah menjadi Pholytheisme. Seperti telah diketahui bahwa para pemberi peringatan menyerukan orang-orang untuk meng-Esakan Allah dan memerintahkan mereka untuk menjadi hamba-Nya, diutus di Mesir dari masa ke masa sebagaimana mererka diutus untuk seluruh penduduk dunia pada satu waktu atau waktu yang lain. Salah satunya adalah Nabi Yusuf yang kehidupannya secara terperinci diceritakan dalam Al Quran. Sejarah Nabi Yusuf adalah sangat penting karena terdapat kehadiran anak-anak Israel di Mesir dan bagaimana mereka menatap disana. Sebaliknya dalam sejarah terdapat keterangan yang menyatakan bahwa banyak orang Mesir yang menyerukan orang-orang terhadap kepercayaan kepercayaan Monotheistik bahkan sebelum nabi Musa sekalipun, salah satu dari mereka adalah Pharaoh(Firaun) yang paling penting dalam sejarah Mesir, dia adalah Amenhotep IV.
67
Setelah kematian ayahnya, Amenhotep IV muda mendapatkan tekanan yang hebat. Tekanan ini disebabkan oleh kenyataan bahwa ia membangun sebuah agama yang berdasarkan paham monotheisme dengan mengubah agama tradisional politheisme Mesir dan memcoba untuk melakukan perubahanperubabahan yang radikal dalam berbagai bidang. Namun para pemimpin Thebes tidak memperbolehkannya untuk menyampaikan pesan dari agama ini. Amenhotep IV dan orang-orangnya kemudian berpindah dari kota Thebes dan bermukim di Tell-El-Amarna. Disini mereka membangun sebuah kota baru yang modern yang dinamakan Akh-et-aton. Amenhotep IV mengubah namanya yang berarti kesenangan/kesayangan dari sang Amon menjadi Akh-en-aton yang berarti Tunduk kepada sang Aton. Amon adalah nama yang diberikan untuk patung (totem) yang terbesar dalam kepercayaan politheisme bangsa Mesir. Menururt Amenhotep IV, Aton adalah pencipta dari surga dan dunia, penyamaan nama sebutannya untuk Allah. Merasa terganggu dengan perkembangan ini, maka para pendeta Amon ingin merenggut kekuatan Akhenaton dengan menciptakan krisis ekonomu di negaranya. Akhenaton akhirnya terbunuh dengan cara diracun oleh para komplotan yang ingnin menghancurkannya. Para Firaun berikutnya merasa khawatir dan merekapun tenggelam dalam pelukan pengaruh para pendea tersebut. Setelah Akhenaton, muncullah Firaun yang berkuasa dengan kekuatan militer. Hal ini sekali lagi mengakibatkan tradisi lama politheisme menjadi berkembang luas dan adanya usaha untuk kembali ke masa lalu. Beberapa abad kemudian, Ramses II yang berkuasa paling lama dalam sejarah Mesir diangkat menjadi raja. Menurut banyak ahli sejarah, Ramses II adalah Firaun yang menyiksa Bani Israel dan berperang terhadap Nabi Musaxxxv.
68
Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu. ( QS. Al-Qashash 3-6). Firaun ingin mencegah bani Israel untuk bertambah jumlahnya dengan cara membunuh semua bayi laki-laki yang baru lahir. Inilah sebabnya mengapa ibunda Musa dengan mendapatkan ilham dari Allah SWT menempatkan Musa ke dalam keranjang dan menghanyutkannya ke sungai yang mengarah ke arah istana Firaun. Di dalam Al Quran ayat yang menyebutkan hal ini adalah : Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa;Susukanlah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke dalam sungai (Nil). Dan jangnalah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikanya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firaun dan Haman beserta tentara-tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah istri Firaun; (ia) biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat bagi kita atau kita ambil ia menjadi anak, sedangkan mereka tiada menyadari. ( QS Al Qhashas 7-9). Istri Firaun mencegah pembunuhan terhadap (bayi) Musa dan mengangkatnya menjadi anak. Inilah sebabnya Musa menghabiskan wktu kecilnya di istana Firaun. Dan dengan pertolongan dari Allah ibu kandungnya dibawa ke istana sebagai ibu asuh Musa. Ketika ia beranjak dewasa, suau hari Musa melihat penganiayaan terhadap seorang anak Israel oleh seorang Mesir dan Musa pun melerainya dan iapun memukul orang Mesir tersebut yang mengakibatkan kematian. Disamping kenyataan bahwa Musa hidup di istana Firaun dan ia telah diangkat anak oleh sang Ratu, maka pimpinan kota memutuskan bahwa hukuman untuk Musa adalah hukuman mati. Mendengar ini, maka Musa pun melarikan diri dari Mesir dan datang ke Madyan. Pada akhir masa ia berada di sana, Allah berfirman langsung kepadanya dan Allah mengkaruniakan Kenabian kepadanya. Ia diperintahkan untuk kembali ke Firaun dan menyampaikan pesan-pesan dari agama Allah untuk Firaun. Ket. Gambar Hal 98 (Orang-orang yang diperbudak oleh Firaun. Khususnya pada abad Kerajaan baru, kaum minoritas yang hidup di negara tersebut dipaksa untuk bekerja dalam proyek konstruksi yang sangat berat. Anak-anak Israel termasuk diantara minoritas ini. Gambar sebelah atas menunjukkan budak-budak yang nampak bekerja dalam pembangunan sebuah kuil sepertinya sebagain besar adalah anak-anak Israel. Gambar dibawah menunjukkan teknik persiapan yang dilakukan oleh para budak anakanak Israel, sebelum melakukan pembuatan proyek konstruksi. Para budak sedang membuat batu bata dengan membakar lumpur di dalam api dan mempersiapkan adukan semen. Hal 99 . Diduga menurut banyak ahli sejarah sebagai Firaun yang disebutkan didalam Al Quran, Ramses II tampak sedang membunuh beberapa budak yang ia tangkap. Sebagaimana lukisan
69
dinding ini juga mengungkapkan bahwa Firaun mengidolakan dan menggambarkan diri mereka sebagai pejuang-pejuang yang perkasa. Mereka dilambangkan sebagai pahlawan-pahlawan yang tingi dengan bahu lebar yang dapat mengalahkan sejumlah orang pada waktu bersamaan. Hal 100 . Atas : Firaun yang melihat diri mereka sebagai mahkluk suci, mereka mencoba untuk nampak lebih unggul dibanding orang-orang lain. Bawah : Tawanan perang yang ditangkap oleh orang Mesir nampak sedang menunggu pelaksanaan hukuman mati mereka.
Istana Firaun
Musa dan Harun pergi ke Firaun dalam kepatuhannya terhadap perintah Allah dan menyampaikan kepadanya pesan-pesan dari agama yang sejati. Mereka memina Firaun untuk menghentikan penyisaannya terhadap anak-anak Israel dan membiarkan mereka pergi bersama Musa dan Harun. Hal ini tidak bisa diterima oleh Firaun, apalagi Musa yang telah dipeliharanya bertahuntahun semenjak kecil dan yang nantinya kemungkinan besar adalah menjadi pewaris tahta, menentang Firaun dan berbicara kepadanya dengan cara seperti itu. Dengan alasan itu Firaun menuduh Musa tidak berterima kasih kepadanya: Firaun menjawab; Bukankah kami telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberpa tahun dari umurmu, dan kamu telah berbua suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna. ( QS Asy Syuaraa; 18-19). Firaun mencoba bermain-main dengan perasaan Musa dan mempengaruhi kata hatinya. Firaun berkata bahwa ia dan istrinyalah yang telah membesarkan Musa, maka Musa lah seharusnya yang harus patuh kepada Firaun. Terlebih lagi Musa telah membunuh seorang Mesir. Semua tindakan ini mengharuskan hukuman yang sangat berat menurut bangsa Mesir. Keadaan yang emosional yang dicoba diciptakan oleh Firaun juga ditujukan untuk mempengaruhi para pemimpin dari rakyatnya, sehingga merekapun menyetujui apa yang disampaikan oleh Firaun. Dilain pihak, risalah yang disampaikan oleh agama yang haq yang disampaikan oleh Musa mengurangi kekuasan Firaun dan menurunkan derajatnya sama seperti halnya orang-orang kebanyakan. Dari kenyataan ini akan terungkap bahwa ia bukanlah tuhan dan terlebih lagi ia akan dipaksa untuk tunduk kepada Musa. Disamping itu jika ia membebaskan anak-anak Israel, ia akan kehilangan banyak tenaga kerja yang penting dan hal tersebut dapat menimbulkan hal yang sangat berbahaya. Berdasarkan alasan ini, maka Firaun bahkan tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Musa. Ia mencoba untuk meledeknya dan mencoba untuk mengubah pokok pembicaraan dengan menanyakan pertanyaan yang tidak berarti. Pada saat yang sama ia mencoba untuk menempatkan Musa dan Harun sebagai orang-orang yang membuat keonaran dan menuduh mereka mempunyai motif-motif politik tertentu. Akhirnya baik Firaun maupun para pemimpin kaum serta orang-orang dalam lingkaran dekat mereka kecuali para tukang sihir tidak mematuhi Musa dan Harun. Mereka tidak mengikuti agama
70
yang haq yang telah ditunjukkan kepada mereka. Itulah sebabnya Allah segera mengirimkan bencana kepada mereka. Ket. Gambar hal 102. Atas : Ramses II tampak dalam kereta perangnya menghalau sejumlah besar pasukan musuh. Seperti halnya yang lain hal ini merupakan gambaran imajinasi para pelukis berdasarkan scenario/keinginan dari Firaun. Bawah : : Perang Kadesh. Dalam pertempuran yang terjadi antara Ramses dan Hitties, dipalsukan dalam sejarah bangsa Mesir sebagai kemenangan Firaun yang gilang gemilang. Padahal kenyataannya Firaun diselamatkan dari kematian pada saat-saat terakhir dan ia dipaksa untuk melakukan perdamaian.
71
takhayul mereka dan agama nenek moyang mereka. Karenanya memilih untuk menderita bencana yang hebat, namun apa yang menimpa mereka tidaklah terbatas sampai disini. Ini hanyalah sebuah permulaan. Selanjutnya Allah mengirimkan kepada mereka serangkaian bencana lain. Bencana-bencana ini disebutkan sebagai berikut dalam Al Quran : Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. ( QS Al Araaf 133). Bencana-bencana yang Allah kirimkan terhadap Firaun dan kaumnya disekitarnya yang juga melakukan pengingkaran juga disebutkan dalam Perjanjian Lama yang sebagaimana juga disebutkan dalam Al Quran : Dan terdapat darah diseluruh penjuru tanah Mesir (Eksodus 7.21). Dan bila kamu tidak megijinkan mereka pergi, tunggulah, Aku akan menghantam seluruh kawasan mereka (Mesir-pen) dengan katak, dan sungai akan mengalirkan katak-katak yang berlimpahruah, yang kemudian katak itu akan naik, masuk ke rumah, ke bilik/kamar tidur, dan di atas tempat tidur mereka, dan masuk ke rumah para pembantu, dan ke orang-orang banyak, masuk ke tungku-tungku masak serta bak adonan (makanan-pen) mereka. (Eksodus, 8: 2-3) Dan Tuhan berkata kepada Musa, Sampaikan kepada Harun (Aaron), renggangkanlah tangkai/batang pohon, dan pukullah debu di tanah, niscaya seluruh tanah mesir akan penuh dengan kutu. (Eksodus, 8: 16) Dan belalang muncul di seluruh daratan Mesir, dan berhenti di seluruh batas pantai Mesir, sehingga mereka sangat sedih, sebelum mereka, tidak pernah ada wabah belalang seperti itu, dan tidak pula terjadi sesudah mereka. (Eksodus: 10:14) Kemudian, para ahli ilmu hitam berkata kepada Pharaoh, Ini adalah jari Tuhan: dan hati Pharaoh pun mengeras, dan tidak mendengarkan mereka, sebagaimana apa yang telah dikatakan Tuhan. (Eksodus, 8:19) Bencana yang mengerikan terus terjadi menimpa Firaun dan lingkaran dekatnya . Beberapa bencana ini disebabkan olehpen yembahan objek tertentu sebagai tuhan orang-orang yang musyrik ini. Sebagai contoh, sungai Nil dan katak dikeramatan oleh mereka dan mereka dewa-dewkan. Mereka mengharapkan petunjuk dari tuhan-tuhan mereka dan memintakan pertolongan mereka, maka Allah menghukum mereka melalui tuhan-tuhan mereka sendiri, merekapun tidak bisa melihat kesalahan yang mereka lakukan dan merekapun harus membayar atas kekeliruan yang mereka lakukan. Berdasarkan penafsiran dari perjanjian Lama, darah maksudnya adalah berubahnya sungai Nil menjadi darah. Hal ini dapat diterangkan sebagai metaphora (perumpamaan) bahwa sungai Nil berubah menjadi merah. Berdasarkan kepada sebuah penafsiran, dikatakan bahwa yang mengakibatkan sungai menjadi berwarna merah adalah disebabkan oleh sejenis bakteri. Sungai Nil adalah sumber utama dari kehidupan bangsa Mesir. Kerusakan yang terjadi terhadap sumber ini dapat berarti kematian bagi seluruh bangsa Mesir. Jika bakteri telah menutupi seluruh permukaam sungai Nil secara penuh sehingga mengubahnya menjadi merah, hal ini dapat mengakibatkan setiap mahkluk hidup yang menggunakan air tersebut akan terinfeksi oleh bakteri ini.
72
Keterangan berdasarkan penelitian saat ini yang menyebabkan warna air menjadi merah dikarenakan oleh protozoa, zooplankton, ganggang (phytoplankton) yang berkembang baik yang hidup di air asin maupun air tawar dan dinoflagellata. Aneka perkembangan tanamanm jamur ataupun protozoa menghisap oksigen dari dalam air dan menghasilkan racun yang berbahaya baik bagi ikan maupun katak. Penyebutan dari peristiwa pengungsian anak-anak Israel disebutkan dalam Kiab Injil, Patricia A Tester dari National Marine Fisheries Service menulis dalam Annals of te New York Academy of Science mencatat bahwa dipekirankan 50 5000 spesies phytoplankton beracun, dan bagi yang beracun tersebut dapat membahyakan kehidupan laut. Dalam penerbitan yang sama, Ewen C.D. Todd dari badan Kesehatan Kanada, berdasarkan data prasejarah dan data sejarah idsebutkan bahwa hampir 24 contoh dari spesies phytoplankton menyebabkan berbagai macam wabah penyakit diseluruh penjuru dunia. W.W. Carmichael dan I.R. Falconer mencatat penyakit-penyakit yang berkaitan dengan ganggangbiruhijau yang hidup di air tawar. Seorang ahli Ekologi perairan Joann M. Burkholder dari North Carolina State University menyebutkan bahwa sejenis dinoflagellata Pfiesteria piscimorte ( yang ditemukan di perairan muara ) spesies ini seperti namanya menunjukkan, dapat membunuh ikan xxxvi. Di dalam masa Firaun serangkaian bencana ini muncul dan terjadi. Menurut skenario ini, ketika sungai Nil terkontaminasi (tercemari) maka ikan-ikan pun juga mati dan bangsa Mesir pun dicabut salah satu sumber nutrisinya yang sangat penting. Tanpa adanya ikan pemangsa, maka katak-katakpun dapat berkembang biak dengan sangat cepat baik dikolam-kolam maupun di sungai Nil sehingga terjadilah kelebihan populasi katak di sungai, akhirnya berpindah hewan yang berracun dan lingkungan yang telah membusuk berpindah ke daratan, disini merekapun mati dan membusuk bersama dengan ikan-ikan, Sungai Nil dan tanah yang berdekatan dengannya menjadi membusuk dan airnya berbahaya untuk diminum maupun digunakan untuk mandi. Terlebih lagi punahnya spesies katak menyebabkan berbagai jenis serangga seperti belalang, caplak dan kutu berkembangbiak secaa besar-besran. Akhirnya, meski bagaimanapun bencana tersebut terjadi dan dampak yang diakibatkannya, baik Firaun maupun kaumnya tetap tidak berpaling kepada Allah untuk memperhatikannya, namun mereka tetap meneruskan kesombongannya. Firaun dan lingkaran dekatnya yang sangat munafik, berpikir bahwa mereka dapat memperdayakan Musa dan juga Allah. Ketika hukuman yang mengerikan menimpa mereka, merekapun seketika itu juga memanggil Musa dan memintanya untuk menyelamatkan mereka dari bencana tersebut: Dan ketika ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) merekapun berkata; Hai Musa mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesunguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu. Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba merekapun mengingkarinya.( QS Al Araf 134-135).
73
74
menelan ular-ular jadi-jadian hasil ahli sihir Firaun. Dan sekarang Musa membelah lautan dengan tongkat yang sama pula, ini adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Musa.
Apakah kejadian tersebut terjadi di Pantai Mediterania di Mesir ataukah di Laut Merah.
Tidak terdapat pendapat yang sama dimana Musa membelah lautan. Didalam Al Quranpun tidak terdapat keterangan terperinci tentang hal itu, kita tidak bisa yakin akan ketepatan berbagai pandangan terhdap hal ini. Beberapa sumber menunjukkan pantai Mediterania di Mesir sebagai tempat dimana lautan terbelah. Di dalam Ensiklopedia Judaica dikatakan; Pendapat kebanyakan hari ini mengidentifikasikan Laut Merah dalam pengungsian adalah sebuah laguna di tepi pantai Mediternia.xxxvii. David ben Gurion menyatakan bahwa kejadian tersebut kemungkinan dapat terjadi dalam masa pemerintahan Ramses II, kemungkinan setelah penaklukan Khadesh. Dalam Buku Exodus dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa kejadian ini terjadi di Migdol dan Baal-Zephon yang terletak di sebelah utara delta.xxxviii Pandangan ini didasarkan pada perjanjian Lama. Dalam terjemahan buku Exodus dalam Kitab perjanjian Lama dikatakan bahwa Firaun dan orang-orangnya ditenggelamkan dilaut Merah. Namun bagi yang berpegang pada pandangan ini, kata yang diterjemahkan sebagai Laut Merah (Red Sea) sebenarnya adalah Lautan alang-alang (Reeds). Kata ini dikenal sebagai Laut Merah dalam berbagai sumber dan digunakan untuk menyebutkan lokasi tersebut. Bagaimanapun juga, Laut Reeds sebenarnya digunakan untuk merujuk kepada Pantai mediterania Mesir. Dalam perjanjian Lama, ketika menyebutkan jalur yang diikuti oleh Musa dan para pengikutnya, kata Migdol dan Baal-Zephon disebutkan, dan tempat ini terletak di sebelah utara Delta sungai Nil ditepian pantai Mesir. Laut Reed (alang-alang) berdsarkan implikasinya mendukung kemungkinan bahwa kejadian tersebut kemungkinan pernah terjadi di tepian pantai Mesir, karena di daerah ini, berdsarkan dari dari namanya reeds (alangalang) yang tumbuh berkat tanah lumpur delta Nil.
75
Kenyataan ini bukanlah yang pertama ataupun yang terakhir bahwa bani Israel menunjukkan ketidak patuhan mereka. Kaum Musa berkata; kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di muka bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu. (QS Al Araaf 129). Berlawanan dengan tingkah laku umatnya yang lemah, Musa sangatlah percaya diri semenjak ia percaya kepada Allah secara mendalam. Semenjak awal perjuangannya Allah telah memberitahukannya bahwa pertolongan dan dukungan-Nya akan selalu bersama Musa: Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Firaun) dan katakanlah: Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israel bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. (QS Thahaa 45-46). Ketika Musa pertama kali bertemu dengan tukang sihir Firaun, ia merasa takut dalam hatinya ( QS Thaahaa 67). Allahpun memerintahkan Musa untuk tidak takut; Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). ( QS Thaahaa 68). Dengan demikian Musa dididik oleh Allah dan memperoleh kematangan penuh dalam menghormati petunjuk-Nya. Konsekuensinya ketika beberapa orang dari kaumnya mersa takut akan tertangkap, ia berkata: sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku (QS Asy Syuaraa 62). Allah menyatakan kepada Musa bahwa ia harus memukul lautan dengan tongkatnya.: Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (QS Asy Syuaraa 63). Sesungguhnya pada saat Firaun melihat mukjizat tersebut, seharusnya ia menyadari bahwa hal yang sangat luar biasa terjadi. Dan ia sedang melihat campur tangan Sang maha Suci. Lautan terbuka bagi orang-orang yang ingin dihancurkan Firaun. Meskipun tidak ada jaminan bahwa lautan tidak akan menutup kembali setelah mereka menyebrang, namun ia dan bala tantaranya tetap menyusul bani Israil ke dalam lautan. Kemungkinan besar Firaun dan tentaranya telah kehilangan kemampuannya untuk berpikir sehat dikarenakan keangkaramurkaan dan kedengkian mereka, dan tidak bisa memahami mukjizat alam dari keadaan tersebut. Al Quran menyebutkan saat-saat terakhir Firaun sebagai berikut: Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah ia ; Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). ( QS Yunus 90).
76
Kita dapat melihat mikjizat lain nabi Musa, dalam ayat berikut ; Musa berkata; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, - ya Tuhan kami- akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta mereka dan kunci matilah ahti mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. Allah berfirman; Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui. . ( QS Yunus 88-89). Sangatlah jelas untuk dipahami dari ayat ini bahwa Musa diberitahu atas pertanyaan, bahwa Firaun akan percaya kepada Allah pada saat ia menghadapi hukuman yang menyakitkan. Firaun benarbenar berkata bahwa ia percaya kepada Allah ketika air mulai menenggelamkannya. Sangatlah jelas bahwa tindakan Firaun merupakan tindakan yang tidak jujur dan bohong. Firaun mungkin mengatakan ini untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari kematian akibat tenggelam. Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92). Kita juga diberitahu bahwa orang-orang Firaun sebagaimana Firaun sendiri juga menerima bagian hukuman mereka. Dikatakan bahwa bala tentara Firaun adalah orang-orang yang angkara murka dan penuh kebencian ( QS Yunus 91), orang-orang yang berdosa (QS Qashas 8), berlaku salah (QS Qasas 40) dan mengira bahwa mereka tidak akan pernah kembali kepada Allah (QS Qasas 39) dan sepeti halnya Firaun merekapun patut menerima hukuman dari Allah. Maka Allahpun melemparkan Firaun dan bala tentaranya ke dalam laut (QS Qashas 40). Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka dilaut disebabakan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. (QS Al Araaf 136). Allah menyebutkan dalam Al Quran semua yang terjadi setelah kematian Firaun : Dan Kami pusakakan kepada kaum yang ditindas itu, negeri-negeri bahagian Timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan Kami hancurkan apa yang telah diperbuat Firaun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun oleh mereka (QS Al Araaf 137).
77
Max Mallowan, Nuhs Flood Reconsidered, Iraq: XXVI-2, 1964.p.66 Ibid iii Muazzez Ilmiye Cig, Kuran, Incil ve Tevratin Sumerdeki Kokleri (The Roots of Quran, Old Testament and New Testament in Sumer), 2.b., Istanbul: Kaynak, 1996 iv Werner Keller, Und Die Bibel hat doch recht (The Bible as History: a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964, pp.25-29 v Max Mallowan, Nuhs Flood Reconsidered, Iraq: XXVI-2, 1964.p.70 vi Werner Keller, Und Die Bibel hat doch recht (The Bible as History: a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964, pp.23-32 vii Kish, Britannica Micropaedia, Volume 6, p.893 viii Shuruppak, Britannica Micropaedia, Volume 10, p.772 ix Max Mallowan, Early Dynastic Period in Mesopotamia, Cambridge Ancient History 1-2, Cambridge: 1971, p.238. x Joseph Campbell, Eastern Mythology, p.129 xi Bilim ve Utopya, July 1996, 176. Footnote p.19 xii Everett C. Blake, Anna G. Edmonds, Biblical Sites in Turkey, Istanbul: Redhouse Press, 1977,.p.13 xiii Werner Keller, Und Die Bibel hat doch recht (The Bible as History: a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964, p.75-76 xiv Le Monde de la Bible, Archeologie et Historie, July-August 1993. xv Werner Keller, Und Die Bibel hat doch recht (The Bible as History: a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964, p.76 xvi Ibid, pp.73-7418 xvii Ibid, pp.75-76 xviii G. Ernest Wright,Bringing Old testament Times to Life, national Geographic, Vol.12, December 1957,p.833. xix Thomas H. Maugh II,Ubar, Fabled Lost City, Found by LA Team, The Lost Angeles Times, 5 February 1992 xx Kamal Salibi, A History of Arabia, Caravan Books,1980. xxi Bertram Thomas, Arabia Felix Across the Empty Quarter of Arabia, New York, Schriebers Sons 192, p.131. xxii Charlene Crabb, Frankinchense Discover, January 1993 xxiii Nigel Groom,Frankencense Discover, January 1993. xxiv Ibid, p. 72 xxv Joachim Chwaszcza, Yemen, 4PA Press, 1992 xxvi Ibid xxvii Brian Doe, Southern Arabia, Thames and Hudson, 1971, p. 21 xxviii Ca MInteresse, January, 1993. xxix Hicr, Islam Ansiklopedi: Islam Alemi, Tarihi, Cografya, Etnografya ve Bibliyografya Lugati, (Encyclopedia of Islam: Islamic World, History, Geography, Ethnography, and Bibliography Dictionary) Vol. V/1, p.475. xxx Philip Hitti, A History of the Arabs, London: Macmillan, 1979, p.37 xxxi Thamuds, Britannica Micropaedia, Vol. 11, p.672 xxxii Brian Doe, Southern Arabia, Thames and Hudson, 1971, p. 21-22 xxxiii Ernst H.Gombrich, Gencler icin Kisa Bir Dunya Tarihi, (Diterjemahkan ke dalam Bahasa Turki oleh Ahmet Mumcu dari tulisan asli Jerman, Eine Kurze Weltgeschichte Fur Junge Leser, Dumont Buchverlag, Koln, 1985), Istanbul: Inkilap Publishing House, 1997, p.25
ii
78
xxxiv xxxv
Ernst H.Gombrich, The Story of Art, London, MCML, The Phaidon Press Ltd, p.42 Eli Barnavi, Historical Atlas of Jewish People, London: Hutchinson, 1992, p.4; Egypt, Encyclopedia Judaica, Vol.6, p. 481 dan The Exodus and Wanderings in Sinai, Vol. 8, p.575; Le Monde de la Bible, no. 83, July-August 1983, p.50; Le Monde de la Bible, no: 102, January-February 1997, pp.29-32; Edward F. Wente, The Orientel Institute News and Notes, No: 144, Winter 1995; Jacques Legrand, Chronicle of The World, Paris: Longman Chronicle, SA International Publishing, 1989, p.68; David Ben Gurion, A Historical Atlas of the Jewish People, New York: Windfall Book, 1974, p.32 xxxvi http//www2.plaguescape.com/a/plaguescape/ xxxvii Red Sea, Encyclopedia Judaica, Vol. 14, pp. 14-15 xxxviii David Ben-Gurion, The Jews in their Land, New York: Windfall Book, 1974, pp.32-33
79