Anda di halaman 1dari 8

Nama : Andhika Pratama Tahir NPM : 140710060089 SOAL

1) Jelaskan konsep stratigrafi yang saudara ketahui ! 2) Jelaskan perkembangan ilmu stratigrafi dari sejak steno sampai dengan sekarang! 3) Jelaskan yang dimaksud dengan ketidakselarasan dan bagaimana cara mengenalinya di lapangan. Sebutkan juga jenis ketidakselarasan! 4) Jelaskan yang dimaksud dengan Sandi Stratigrafi Indonesia! 5) Buatlah urutan stratigrafi suatu cekungan sedimentasi di Indonesia yang saudara ketahui! 6) Jelaskan mengenai, a. Seismikstratigrafi b. Biostratigrafi
c. Chemostratigrafi

JAWABAN

1) Stratigrafi merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi yang berasal dari bahasa latin, Strata (perlapisan, hamparan) dan Graphia (memerikan, menggambarkan). Jadi pengertian stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi Prinsip dasar stratigrafi: Prinsip Superposisi = lapisan yang paling tua akan diendapkan paling baawah, kecuali pada lapisan-lapisan yang telah mengalami pembalikan. Hukum datar asal = menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi oleh gravitasi akan membentuk lapisan yang mendatar (horizontal).

Azas pemotongan = bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah berumur lebih muda dibandingkan dengan batuan yang diterobosnya. Prinsip kesinambungan lateral = lapisan sedimen diendapkan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai batas cekungan sedimentasinya. Azas suksesi fauna = penggunaan fosil dalam penentuan umur geologi berdasarkan dua asumsi dalam evolusi organic.

Unsur-unsur stratigrafi: Unsur batuan, dimana volume bumi diisi 5% batuan sedimen dan 95% batuan nonsedimen, tetapi dalam penyebarannya, batuan sedimen mencapai 75% dan batuan non-sedimen 25%. Dengan adanya cirri batuan yang menyusun lapisan batuan sedimen, maka dapat dipermudah pemeriannya, pengaturannya, hubungan lapisan batuan yang satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh ciri satuan stratigrafi yang saling berhimpit bahkan dapat berpotongan dengan lainnya. Unsur perlapisan, yaitu perlapisan batuan sedimen dibentuk oleh suatu proses pengendapan pada suatu lingkunagan pengendapan, maka penyebaran batuan sedimen tergantung pada proses pertumbuhan lateral. Konsep-konsep stratigrafi : Konsep korelasi mencakup kesebandingan litologi, paleontology atau kronologi Konsep litostratigrafi yaitu pengurutan stratigrafi berdasarkan umur batuan dengan cakupan jenis dan tipe batuannya. Konsep strata, perlapisan merupakan bukti jelas dimana selama sedimentasi tidak selalu bersifat statis melainkan berubah-ubah. Konsep penggolongan dan tatanama stratigrafi dimana definisi stratigrafi serta pendekatan ilmu lainnya terhadap ilmu stratigrafi dari para ahli stratigrafer. Konsep ketidakselarasan adalah bidang atau kontak stratigrafi yang mengindikasikan eitidaksinambungan. 2) Steno dalam Dissertationis prodromus-nya tahun 1669 mengemukakan tigan prinsip dalam ilmu stratigrafi yaitu prinsip superposisi (The principle of superposition), prinsip kesinambungan lateral (The principle of lateral continuity) dan prinsip akumulasi vertical

(The principle of original horizontality), lalu pada tahun 1785, James Hutton menetapkan azas Uniformitarisme, yaitu proses-proses yang terjadi pada masa lampau mengikuti prosesproses yang terjadi sekarang, atau dengan kata lain masa kini merupakan kunci dari masa lampau (The present is the key to the past). Kemudian ilmu stratigrafi terus berkembang sampai akhirnya AWR Potter dan H Robinson menyebutkan bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah lebih muda dari batuan yang diterobosnya yang biasa disebut Azas pemotongan (The principle of cross cutting). Pada tahun 1777, De Soulevvie mengemukakan Hukum urutan fauna (Law of fauna succession), dalam urutan-urutan batuan sedimen, sekelompok batuan dapat mengandung fosil tertentu dengan sekelompok lapisan di atas maupun di bawahnya. William Smith pada tahun 1816 berbicara juga urutan lapisan sedimen dapat dilacak secara lateral dengan mengenali kumpulan fosilnya yang didiagnostik jika kriteria litologinya tidak menentu. Prinsip kepunahan organik oleh George Cuvier (1769-1832), dalam suatu urutan stratigrafi, lapisan batuan yang lebih muda mengandung fosil yang lebih mirip dengan mahluk hidup yang sekarang dibandingkan dengan lapisan batuan yang lebih tua. 3) Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas anatara satu lapisan dengan lapisan yang lainnya. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan. Terdapat dua macam kontak antar lapisan, yaitu : a. Kontak tajam, yaitu kontak antar lapisan satu dengan lainnya yang meninjukkan perbedaan fisik yang sangat tajam atau sangat mencolok sehingga dapat dengan mudah diamati perbedaannya. b. Kontak berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya bergradasi sehingga batas kedua lapisan tidak nampak jelas dan untuk menentukannya diperlukan caracara tertentu. Terdapat dua jenis kontak berangsur, yaitu kontak progradasi dan kontak interkalasi. c. Kontak erosional, merupakan kontak antar lapisan dengan kenampakan bidang perlapisan yang tergerus atau tererosi baik oleh arus maupun oleh material yang terbawa oleh arus. Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan yang memiliki karakteristik yang sama dikenal dengan istilah hubungan stratigrafi. Untuk hubungan stratigrafi ini sangat sulit untuk diobservasi salam skala singkapan. Hubungan stratigrafi ini

dapat diketahui dari rekonstruksi peta pola jurus. Kontak ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak selaras dan kontak tidak selaras Kontak selaras atau disebut conformity yaitu kontak yang terjadi antara dua lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak berangsur. Kontak lapisan tidak selaras atau disebut unconformity yaitu merupakan suatu bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam bidang ketidakselarasan : o Angular unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukkan suatu lapisan yang telah terlipatkan dan telah tererosi, kemudian diatas lapisan tersebut deindapkan lapisan lain.

o Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.

o Paraconformity, disebut juga ketidakselarasan semu yang menunjukan suatu lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, di bidang ketidakselarasanny tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dengan melakukan analisis paleontology. o Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang terjadi dimana terdapat kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

4) Pada hakekatnya ada hubungan antara mulajadi dan aturan batuan di alam dalam kedudukan ruang dan waktu geologi, stratigrafi membahas aturan, hubungan, mulajadi lapisan serta tubuh batuan di alam. Sandi Stratigrafi Indonesia dimaksudkan untuk memberikan pengarahan kepada para geologist yang bekerja di Indonesia dalam cara penggolongan stratigrafi. Sandi Stratigrafi Indonesia ini memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam pengertian dan tatanama satuan-satuan stratigrafi di Indonesia. Pada azasnya, Sandi stratigrafi Indonesia mengakui adanya satuan litostratigrafi, satuan litodemik, satuan stratigrafi gunungapi, satuan biostratigrafi, satuan sikuenstratigrafi, satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua macam batuan yang kedudukannya dapat dijelaskan dalam ruang dan waktu. 5) Urutan stratigrafi cekungan Bogor

Pada Kala Oligo-Miosen diendapkan Formasi Bayah yang dicirikan dengan lingkungan berupa sungai teranyam dan kelok lemah. Formasi ini merupakan perselingan pasir konglomeratan dan lempung dengan sisipan batubara (Martodjojo, 1984 dalam Argapadmi, 2009). Lalu di atasnya diendapkan secara tidak selaras Formasi Batu Asih dan Formasi

Rajamandala yang merupakan endapan laut dangkal. Formasi Batuasih terdiri dari lempung laut dengan sisipan pasir gampingan sedangkan Formasi Rajamandala merupakan endapan khas tepi selatan Cekungan Bogor yang terdiri dari batugamping. Kedudukan Cekungan Bogor pada kala ini tidak dapat diidentifikasikan dengan jelas. Hadirnya komponen kuarsa yang dominan pada Formasi Bayah memberikan indikasi bahwa sumber sedimentasi pada kala tersebut berasal dari daerah yang bersifat granitis, kemungkinan besar berasal dari Daratan Sunda yang berada di utara. Pada Kala Miosen Awal berlangsung aktivitas gunung api dengan batuan bersifat basalt sampai andesit yang berasal dari selatan dan terendapkan dalam Cekungan Bogor yang pada kala ini merupakan cekungan belakang busur. Cepatnya penyebaran dan pengendapan rombakan deratan gunung api ini telah mematikan pertumbuhan terumbu Formasi Rajamandala sehingga endapan volkanik yang dikenal dengan nama Formasi Jampang dan Formasi Citarum mulai diendapkan pada lingkungan marin. Formasi Jampang yang berciri lebih kasar daripada Formasi Citarum diendapkan di bagin dalam dari sistem kipas laut sedangkan Formasi Citarum diendapkan di bagian luar dari sistem kipas laut. Pada Kala Miosen Tengah status Cekungan Bogor masih merupakan cekungan belakang busur dengan diendapkannya Formasi Saguling pada lingkungan laut dalam dengan mekanisme arus gravitasi. Ciri umum dari formasi ini memiliki banyak sisipan breksi atau breksi konglomeratan. Formasi Cimandiri yang juga berumur Miosen Tengah menutupi Formasi Jampang. Formasi ini terdiri dari lempung gamping yang konglomeratan yang dikenal sebagai Nyalindung Beds, tetapi peneliti yang lainnya (Effendi et al, 1998 dalam Argapadmi, 2009) menamakan Formasi Cimandiri di beberapa daerah sebagai Formasi Nyalindung yang terdiri atas batupasir glaukonit gampingan hijau, batulempung, napal pasiran, konglomerat, breksi, dan batugamping. Formasi Bojonglopang yang memiliki hubungan menjemari dengan Formasi Cimandiri juga diendapkan pada Miosen Tengah. Peneliti yang lain (Duyfjes, 1939 dalam Martodjojo, 1984 dalam Argapadmi, 2009) menamakan formasi ini sebagai Anggota Bojonglopang Formasi Cimandiri. Karakteristik utama dari formasi ini adalah litologi batugampingnya. Pada kala akhir Miosen Tengah mulai diendapkan Formasi Bantargadung yang dicirikan oleh endapan turbidit halus aktivitas kipas laut dalam yang terdiri dari perselingan batupasir greywacke dan lempung. Cekungan Bogor pada kala ini sudah semakin sempit menjadi suatu cekungan memanjang yang mendekati bentuk fisiografi zona Bogor (van Bemmelen, 1949). Pada daerah ini penurunan merupakan gerak tektonik yang dominan.

6) a. Seismic stratigrafi = analisi penampang seismic untuk menguraikan kerangka stratigrafinya berdasarkan ketidakselarasan sekuen atau analis sekuen seismic. Hal ini bisa dilakukan dengan mengenali dan mengelompokan ketidakmenerusan dalam pola refleksinya. Dikenal dua jenis batas yaitu batas atas dan bawah yang dikenal dengan batas satuan sekeuen seismic. b. Biostratigrafi = penentuan umur suatu litologi dengan menggunakan umur relatif berdasarkan fosil marker yang didapat untuk menentukan urutan stratigrafi batuan. c. Chemostratigrafi = penentuan strata atau lapisan batuan berdasarkan dating dari umur mutlak unsure kimia yang ada pada batuan.

Anda mungkin juga menyukai