Anda di halaman 1dari 3

DENI 109095000017

BAB 22 RADIOLARIA

Radiolaria merupakan zooplankton yang tergolong dalam Kelas Sarcodina, Filum Protozoa. Hewan ini umumnya mempunyai bentuk cangkang yang bulat, dengan berbagai variasi struktur yang umumnya mempunyai simetri radial, memencar. Itu pula sebabnya ia dinamai Radiolaria. Kerangkanya berupa jejering yang membentuk pola geometri yang simetris menampilkan bentuk yang sangat indah. Apalagi bahan pembentuk kerangkanya itu terbuat dari bahan silika berupa kristal gelas opal, bagaikan karya seni yang tak ada tandingannya. Namun bentuknya dalam jalinan yang rumit nan indah itu detailnya hanya dapat dikagumi lewat mikroskop, karena ukurannya sangat kecil, ukuran sel radiolaria umumnya berkisar antara 30 m hingga 2 mm. Ciri-ciri kerangkanya seperti bahan pembentuknya, dan morfologinya menjadi dasar yang penting untuk identifikasi. Bentuk selnya mempunyai banyak perlanjutan bagaikan duri, akan memperbesar total permukaan luas selnya hingga akan membantu pula dalam daya apungnya (buoyancy) dalam air. Sebagaimana umumnya hewan Protozoa, radiolaria juga mempunyai kaki semu (pseudopodia) yang merupakan bagian protoplasma yang dapat dijulurkan untuk bergerak dan mencari makan. Makanan radiolaria sangat beragam, bisa mencakup berbagai zooplankton seperti kopepod, larva krustasea, diatom, dinoflagelata, titinid, bakteri dan juga detritus organik. Sepeprti halnya pada foram, radiolaria juga umumnya mempunyai simbion berupa mikroalga dalam selnya, yang hidup bersimbiosis dengan hewan inangnya. Radiolaria terdapat meluas di laut, tetapi lebih banyak ditemui di perairan tropis, biasanya pada perairan lepas pantai dengan salinitas di atas 30 psu (permil). Hewan ini terbanyak dijumpai di laut lapisan teratas hingga kedalaman beberapa ratus meter, meskipun ada juga dilaporkan yang hidup di lapisan yang lebih dalam. Sebaran geografiknya, baik di permukaan maupun di bawah permukaan, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor oseanografi setempat, seperti suhu, salinitas dan arus. Lebih dari 4000 jenis ditemukan dalam grup Radiolaria ini, yang banyak terdapat di perairan oseanik. Ada juga marga radiolaria yang kerangkanya terbuat bukan dari silika, tetapi dari bahan stronium sulfat, misalnya Acantaria. Strontium adalah unsur kelumit (trace element) di laut, hampir tak dapat terukur karena sangat sedikitnya dalam laut, tetapi hewan ini mampu mengakumulasi unsur kimia ini dalam kerangkanya.

Karena umumnya radiolaria mempunyai kerangka dari bahan sillikayang tidak gampang terurai, maka peninggalannya berupa fossil dapat terekam dengan sangat baik dari jutaan tahun lalu. Jejak fosil radiolaria sudah terekam dari era Palaezoid atau kira-kira 600 juta tahun lalu. Jejak fosil radiolaria banyak dimanfaatkan dalam kajian-kajian lingkungan purba (palaeo-environment). Karena kerangkanya dari silika itu pula, radiolaria yang mati dan tenggelam akan dapat membentuk sedimen berupa selut atau nenes (ooze) di dasar laut yang dikenal dengan selut raiolaria (radiolarian ooze). Sedimen dasar laut-dalam di dunia ini, terutama yang kedalamannya lebih dari 3800 m didominasi oleh selut radiolaria. Diperkirakan sekitar 3,7 juta km2 luas dasar laut ini tertutup oleh selut radiolaria. Informasi mengenai biologi radiolaria plankton di Indonesia masih sangat terbatas, lebih banyak dikaji dari aspek sedimentologi dan geologinya. Paverd & Bjorklund (1989) dalam penelitiannya di Laut Banda misalnya, menemukan kerangka radiolaria terbanyak pada sedimen dengan kedalaman 950 4899 m, sedangkan penelitian oleh Adisputra (1989) di bagian perairan Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara, yang dikenal dengan Palung Jawa (Java Trench), menunjukan bahwa pada dasar laut dengan kedalaman lebih dari 6600 m sedimennya semata-mata terdiri dari radiolaria.

Gambar 22.1. Beberapa jenis radiolaria plankton. a. Acanthometron pellucidium; b. Diploconus amalia; c. Coleaspis vaginata; d. Pleurpis costata; e. Spaerozoum germinatum; f. Lithatractus fragilis; g. Pterocanium praetextum; h. Aulosphaera trigonopa. (Sumber: Yanazi, 1979)

Gambar 22.2. Kristal-kristal gelas yang indah ini adalah karya radiolaria, hewan bersel tunggal yang hidup sebagai plankton di laut. Ukuran umumnya kurang dari 1 mm. a. Lophospyris; b. Thyrsocytis; c. Lythocytris d. Lychnocanoma: e. Heliodiscus; f. Calocyclas. (Sumber: www.pirx.com)

Anda mungkin juga menyukai