Anda di halaman 1dari 44
Jawab: ‘Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Astironsi ada dua macam, konvensioual dan ta'awnn GHEE ©=KORVERNIGHEP adalah seseorang mengasuransikan ge8uatu baik ia dleendiiraitn ataupun loinnya dengan prema terthta dengan perjanjian kalau erjadi sesuatu terhadap yang diasuransikan akun mendapat uang dalam jumlah tertentu. (akum dari isiansiekon@ehsionad ini haram dengan kesepakaran lama" koniémporer: Berkata Syaikb SaliniaASHiIANE ~Termasuk akad yang Sibling ghoror-(spekiitusi dan jahalaly (ketidakjelasan) adalah asuransi dalam segala bentuknya, dan para ulama Kontemporer telah sepakat mengharamkannya, saya tidak mengetalui ads yang menyelisihi mereka kecuali DR. Mushthofa _ Zao. (Mawsu’shy Mara Syar*iyah 2/206), Diharamkannya asueansi konvensional karena beberapa sebab: 1, Akad asuransi konvensjonal mengandung gharor fahish (sepekulasi yang berat)dikunenakan mungkin saja beberapa premi bulanan lulu djl (RGHiol, KEEElakaan ataupue lainaya schingga wajib ha yi SGITansiountulememiagTanNN sesuai dengan perjanjian, namun bisa terjadi sebaliknya igii@ih membiiir (ert NGeeLAMARAGA cam HERE atau sehingga dia [Penaapiesn jyane dijaniiem Padchal Resulullah sf ‘melarang setiap akad yang mengandung sepekulasi berat, Bea gai oe HO iy a! cb A hs iP Sis DariQONRMRBN 20> Derkaia: “Rasuiullah # enaeaRAMATBET hashed juga jual bell ghoroe”. (HR. Muslim 3711531513). (Lihat kembali masalah jual beli hashol dan ghoror dalam Al-Furgow edisi 9 tahun II). 2. Akad asuransi konvensional perjudisn’dikarenakin adanya sesuatu yang sangat tidak jelag dilaini ntung dan rugi, Allah Ta'ala bertinman: AYN Seal, all aad aT Saal Gi Spall pla a ck ae oy Cy Wahai orang-orang yang beriman, sesunggulnye fmemiuumn) khomer, berjtd, fherkorban wnsek) berhala dan menguidi nasib adalah perbuatan keji vermasuk perbuatan syaithon, maka jawhilah perbwaran- perbuctan ite agar kam mendapat keberuntungen. (QS. Ab Majidah: 0), 3. Akad asufinsi konvensiona] Ingen one, fad) maupun nasiwh (Lihat penjelasaunya pada 4 Furgon edisi 7 tahun ID) adapun iba fad Karena lik yang mengasuransikah akin mendapar wang jaminan dari asuransi lebih banyak atau lebih sedikit duri jumlah premi yang dia bayar, adapun riba nasi'ah dikorenakan perbedaan antara premi dengan yang dia terima dengan adiinya tengeang wakewuntara keduanys, 3 DY Ca Ai dil Oey OE ay hp ata a geet berkata: Rasubullah 3 bersabda. “Emas dehgan emas riba kecuali kalaw kontan". (HR, Bukhari 2134, Muslim 1584). Cath ta dv Oe Ue : sb ie ely pact ny ly hy day Hadhy Cy 3 3l) Geb gee Ge are te aly pal) fu Dari COCTASUAMED be rkara: Rastelutie ia hersabda: “Emas dengan emas, perak dengan perak, gardum dengan gandien, kerma dengan kurwia dan garam dengan geram fares sama wurannya dan harus kontan, maka barang siapa yang menambah atau miata ditanibah maka dia telah berbuat riba’ (ER. Musliti M121 1/1587), 4. Akad asuransi konvensional Ge iane . karen pihak asuransi mengambil uang dari yang ihaniineiiarsiben tanga ada gant bogita pula sebaliknya. Allah Ta’ala berfirman: OES poly os iia ig BT Gach Spo shes Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bat, kecurt dengan jalan perniagaan atas dasar suka ada yang tertimpa bencana akan dibantu dengan wang asuransi tersebut. Asuransi ini dibolehkan dengan kesepakatan para ulama’. Komite ulama’ besar Arab Saudi dain komite fikih Islam Rabithoh Alam Islam menyatakan bahwa dihalalkanya asuranst ta’awan Karena beberapa sebub: a, Asuransi ta'awun adalah akad shodaqoh yang bertujuan membantu kalau terjadi beneana, kecelakan atau lainntya, dengan cara membayar ke fibak asuransi dengan niat shodaqoh. b, Asuransi ta’awun tidak terdapac riba fadt maupun nasi'ah . Akad ini tidak ada ghoror, perjudian maupun jahalah karena yang membayar ke fthak wsuransi berniat shodaqob bukan untuk mendapatkan ganti. Jadiyang dikatakan teman anturm benar karenaasuransi yang antum masuki adalah asuarnsi konvensional. Allah Ta’ala Ls oahinat yl ob iy Spy Gh oo gb Dan tolong menolongiak kame dalam menjatankar kebajitan dan wkwa dan jangantah kamu tolang menolong dalam berbuat wgaran. (QS. _Al-Maidah: 2). 2(Lihat Fatwa komie ulama’ hesar Arab Saudi no: 55, Fatwa komite figh Islam Rabithah Alam Islam tentang asuransi konvensinal, Taudlihul ta ah Abdullah Ali Bassam: 3/442, Mausuah Manahi Syar’iyah 2/206), BELAJAR FILSAFAT ‘Wassalamu’alaikum We. Wb. Sebelumnya, perlu kita tegadkan ferlebihidahuly bahwa Oleh karena itu, tidak benat istilah “Filsafat Islam” yang bjasa kita dengar dan kita baca, (Lihat Majmu* Fatawa Tbau Taimiyyah 9186 dan Siyar A'lam Nubala’ 11/236. oleh Adz-Dzhabi). Bolehkah mendalami Islam melalui filsafut? Jawabaya, tidak boleh sama sekali karena mempelajari ila filsafat sungat berbuhaya bagi agama seorang karena ilsafut tidak lain hanyalah jembatan menuju kebingungan, kesesatan dan kekufuran!!!, Allah beftimun: ote fy pias oils, Dan mereka mempelajari seswam yang tidak memberi mudharel kepadanyva dan tidak ineniberi niifaat. (QS. _ Al-Bagiirahe: 102). 4 Oleh karena itulah para ulama salaf, Abli Sunnah wal Jama"ah memperingatkan secara keras cari ilnnu filsufat dap abli filsafat. Imam berkata: kalam (filsafar) yaity mereka (kurma dan diarak keliling desa di utas uta seraya_ jukumanku bagi abli diane Inilah balasan orang yang meninggalkan Al- Jawab: Silahkant ‘Qur'an, hadits dan mendalami filsafat”. (Dikeluarkan Adz-Dzahabi dulam Siyar 10/29 seraya berkata: “Ucapan ini mutawatir dari Imam Syafi'i"). Imam (ABFA A bli kalam (lilsafar) tidak akan bahagia selama-lamanya, Para tokch mereka adalah ‘orang-orang zindig”. (Managib Ahmad hal, 204). Imam berkata; “Perumpamaan orang yang membela Islam dengan filsafat seperti orang yang mencuei pakaian dengan air kencine”.(Siyar Alam, Nubala’ 19/4! erkata! “Belajar dan pintar imu filsafat adalah kebodohan dan bodoh tentang filsafat adalah sebuah ilmu”. (Siyar Alan Nubala’ 7/707). Bahaya filsofar ini juga diaku| oleh para (aie telah terjun kepada Allah dan seperti dan lain sebagainya, (Lihat "Al- Furgon” ediisi 1/Th, 11), Sebenarnya, masih banyak lagi yang ingin kami sampuikun, tetipi cukuplah penjelasan diatas sebagai peringatan. Akhirnya, kami nasehackan kepada sanclara- sauadara kamt dengan penub keikhlasan untuk tidak mempelajari ilmu sesat ini dan meninggalkannya tanpa harus ditunda-tunda lagi bagi mereka yang sudah terlanjur menggelutinya. Semoga, HUKUM ORAL SEX | | ' Wassalamn’allaikum Wr. Wh. ' Pertanyaan ini peenah disampaikan oleh Al-Alkh Abu | Ubuidah Al-Atsari kepada Syaikh Abu Usamah Salim tin Ted Al-Hilali pada hari Kamis 25 Rabi Tsuni 1424 | Hi Lawang, Jutim sebelum Dhuhur, Kesimpulannya, | perbuutan tersebut adalah tidak boleh, Berikut teks soal | jawab mereka: | Soal: Syaikh, sesungguhnya. Allabtid | kehenarun. Saya iagin mengajukan key malu dari ja anda sebuah Soal: Apa hukumnya oralsex? Jawab: Perbuatan itu tidaklah dilakukan kecuali oleh anjing dan orang-orang kalir. Manusia menirunya karen sebab menyaksikan udegi dan mojalah-majalah menjijikkan. Saal: Apa dasar hukum yang melarangnys? Jawab: Wahai saudaraku, mulut adalah tempat yang sangat mulia, untuk berdzikir, membaca Al-Qui*an dan sebagainya, sedangkan farji adalah tempat yang kotor, air kencing dan najis (madzi). Bagaimanakah sesuatu ‘yang kotor diletakkan di tempat yang mulia.! ‘Soal: Bagaimana dengan firma ‘Allah: Isteri-isterimu adalah (sepa famed temapar kame bercocok tanam, maka datangilak tanah tempat bercocok-tanamme itt bagaimana saja kamu kehendaki, (QS. Al-Baqutihh; 223). Jawab: Benar. tetapi Allah juga berfirman: a epee iiss Maka campurilah mereka itu di tempar yang diperiniahkan Allah kepadamu. (QS. Ald Began: 222), coe eee Ubaidah menanyakan lagi soal tersebut pada Syaikh ‘Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman: Soal: Syaikh, sebenarnya saya agak malu untuk ‘mengutarakan soal saya. Jawa: Sesungguhnya Allah tidak malu dati kebenaran. Soal: Bagaimana hukumnyy aralsex? Jawab: Seluruh orang yang berotak sehat/waras akan imerasa jijik dari perbuatan itu | a Soal: Apa all yang mendasari hukum temebut? Jawab: Memang tidak ada dalil khusus dari Al- Qur'an maupun sunnah tentang masalah itm, banya saja hal itu dianggap menjijikkan oleh seluruh orang yang berfithrah suci dan berakal sehat. Demikianlah fatwa Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Syailh kami AL-Albani yang saya cantumkan fatwa mereka berdua dalam buku saya “Al-Muru’ ah” edisi terbaru, Kami berkata; Tetapi, sampai saat ini kami belum menemukan fatwa kedua Syaikh tersebut, Oleh karenanya, harapan kami kepada para ustadz dan ikhwant maupua akhwat yang mendapari referensi fatwa kedua syaikh tersebut untuk mengirimkan kepada kami guna dicantumkan dalam Majalah ini -Insya Allah-, Walla Alam,

Anda mungkin juga menyukai