Anda di halaman 1dari 20

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : TAHUN 2013 TANGGAL : Pebruari 2013

BUKU VI STANDAR PELAYANAN PUBLIK PROGRAM PEMANFAATAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) BEKERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2013

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penguatan Otonomi Daerah sebagai salah satu tujuan ditetapkannya kebijaksanaan Desentralisasi Pemerintahan, maka telah ditetapkan Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Di dalam undang-undang Pemerintah Daerah tersebut ditegaskan bahwa hal-hal yang mendasar dalam undang-undang ini adalah mendorong untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan peran serta masyarakat. Strategi pemberdayaan masyarakat antara lain dilakukan melalui pemanfataan teknologi tepat guna seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Upaya penyelenggaraan pembangunan dalam memberdayakan Rumah Tangga Miskin (RTM) salah satunya direalisasikan pada pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan ciri-ciri: penguatan kelembagaan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di Kecamatan dalam koordinasi Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) dan Warung Teknologi Tepat Guna (Wartek) di Desa/Kelurahan baik oleh aparat maupun masyarakat pada umumnya dan khususnya masyarakat miskin; penguatan keswadayaan masyarakat, yang fokus sentral kegiatannya diletakan kepada tumbuh kembangnya prakarsa dan swadaya masyarakat mandiri secara

gotong royong dan berkesinambungan. Untuk menumbuh kembangkan prakarsa dan swadaya masyarakat tersebut, diperlukan pemberian Bantuan Stimulan TTG

1
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

kepada masyarakat guna merangsang, memberikan dorongan, serta menjadi penggerak terjadinya aktifitas dari masyarakat Desa/Kelurahan/Kecamatan sendiri. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Membantu mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kemampuan kelembagaan pemanfaatan TTG (Posyantek/Wartek/Lembaga Lainnya) oleh masyarakat; b. Menunjang revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri dan agribisnis. c. Meningkatkan kualitas teknologi tepat guna yang digunakan masyarakat dengan mendayagunakan sumberdaya lingkungan sekitarnya; d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam identifikasi potensi lokal, perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian serta pengembangan kegiatan pemanfaatan TTG bagi masyarakat perdesaan. 2. Tujuan a. Menumbuhkan, menguatkan dan memandirikan fungsi kelembagaan TTG

(Posyantek/Wartek/Lembaga lainnya) di Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten/Kota bagi masyarakat; b. Memperluas pemanfaatan TTG sesuai kebutuhan masyarakat; c. Membantu masyarakat dalam memperoleh kemudahan pelayanan teknis, informasi dan promosi TTG; d. Meningkatkan kualitas teknologi perdesaan yang dimanfaatkan masyarakat; e. Melakukan kerjasama TTG dengan berbagai pihak melalui pemberdayaan masyarakat secara efektif, terarah, terpadu dan berkelanjutan.

2
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

II. JENIS PELAYANAN A. Jenis Pelayanan Jenis pelayanan/produk pelayanan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna sebagai salah satu jenis pelayanan di Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG), yang meliputi: 1. Pelatihan bagi pengelola Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa, serta pengeurus dari lembagan TTG. 2. Bantuan Hibah Uang yang akan dipergunakan pengembangan dan rekasaya TTG. 3. Pendampingan/Fasilitasi tenaga profesional dari Perguruan Tinggi maupun pihak lain yang kompeten. B. Ruang Lingkup Pelayanan Jenis Pelayanan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu: 1. Tahap Persiapan Tahap ini merupakan tahap persiapan dengan ruang lingkup kegiatan meliputi: a. Identifikasi lokasi Program; b. Penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP); 2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan pelaksanaan Program pada lokasi yang terpilih. Ruang lingkup kegiatan pada tahap ini meliputi: a. Sosialisasi dalam rangka memberikan pengetahuan dan membangun kesadaran pelaku di Tingkat Kabupaten dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan Teknologi Tepat Guna (TTG); b. Mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan pelestarian kegiatan; c. Pembentukan atau pengembangan kelembagaan pengelola kegiatan (Wartek/Posyantek/Lembaga lainnya). d. Pengembangan, pemanfaatan dan rekayasa TTG untuk peningkatan produksi masyarakat.
3
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

e. Pendampingan/Fasilitasi

pelaksanaan

kegiatan

pemanfaatan

dan

penerapan TTG yang berkerjasama dengan Perguruaan Tinggi; 3. Pendampingan Pendampingan program dilaksanakan untuk memfasilitasi pengelolaan

program sehingga dapat berjalan secara optimal sesuai dengan mekanisme, sistem dan prosedur yang ada. Pendampingan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Kerjasama dengan Perguruan Tinggi, dilakukan oleh Perguruan Tinggi yang berpengalaman dalam pemberdayaan masyarakat dan rekayasa

Teknologi Tepat Guna.

III. DASAR HUKUM PELAKSANAAN A. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tetang perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Noor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); B. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); C. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Negara Nomor 3866); D. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; E. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: per/20/M.PAN/ 04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standart Pelayanan Publik;

4
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

F. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/ 7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; G. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/26/M.PAN/2/ 2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam

Penyelenggaraan Pelayanan Publik; H. Peraturan Daerah Tahun 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur; I. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur; J. Pergub Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur; K. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub. Bagian dan Sub. Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur; L. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menenga Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 -2014; M. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 78 Tahun 2012 tanggal 14 Desember 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013; N. Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 21 Desember 2012 Nomor:

188/758/KPTS/013/2012, tentang Pedoman Kerja dan Pelaksanaan Tugas Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013;

IV. PERSYARATAN PELAYANAN Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi memberlakukan beberapa persyaratan yang terdiri dari: A. Persyaratan Lokasi

5
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota memfasilitasi usulan Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dari masyarakat Desa/Kelurahan/Kecamatan, dengan kriteria : 1. Desa/kelurahan yang telah diidentifikasi dan dinyatakan layak sebagai calon lokasi program; 2. Desa yang diusulkan harus mempunyai sumberdaya yang potensial, spesifik dan prospektif yang dapat mendukung pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG), dengan sasaran utama Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Rumah Tangga Lainnya sebagai pemanfaat kegiatan; 3. Adanya respon positif dari masyarakat dan Pemerintah Desa terhadap program, serta kesediaan Pemerintah Desa/Kelurahan menggerakkan swadaya dari masyarakat; 4. Bersedia menyediakan tempat Untuk Posyantek/Wartek/Kelembagaan lainya dalam jangka panjang; 5. Pemantauan dan Pembinaan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan program Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang kondusif; 6. Ada kesiapan dukungan dalam bentuk dana daerah untuk program bersama (dana sharing) dari Pemerintah Kabupaten/Kota. B. Persyaratan Penyusunan Proposal Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi. 1. Untuk persyaratan Bantuan Hibah yang harus di penuhi oleh Wartek/ Posyantek/Kelembagaan Lainnya, yakni calon penerima bantuan hibah mengajukan usulan Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi kepada Gubernur Jawa Timur diketahui oleh Badan/Dinas/Kantor

Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota, dan dilengkapi dengan proposal rangkap 4 (empat) yang dilampiri : (i) Fotocopy Nomor Rekening lembaga, (ii) Surat Keputusan tentang legalitas lembaga, (iii) Fotocopy KTP Ketua dan Bendahara, (iv) Kwitansi bermaterai cukup yang ditandatangani oleh Ketua (v) Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD), (vi) Surat Pernyataan Tanggung
6
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

jawab mutlak/Pakta Integritas. Proposal diketahui oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 2. Kerangka Proposal yang isinya antara lain: a. Pada halaman 1 berisi: Usulan kegiatan yang ditandatangani oleh Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota. b. Pada halaman 2 berisi: Hasil Musyawarah/Diskusi Perencanaan

Pembangunan. c. Pada halaman 3 berisi: Rencana Anggaran Biaya (RAB).

d. Pada halaman 4 berisi: Berita Acara Keputusan Musyawarah Desa/ Kelurahan. e. Pada halaman 5 berisi: Daftar Hadir Musyawarah Desa/Kelurahan/ Kecamatan. f. Pada halaman 6 berisi: Dokumentasi/Foto kondisi lokasi kegiatan 0%

g. Pada halaman 7 berisi: Gambar Rencana Kegiatan (Gambar sederhana) diketahui Kepala Desa/Kelurahan/Camat. 3. Kwitansi yang berisi, telah terima dari Gubernur Jawa Timur dana untuk pembayaran belanja hibah program kegiatan yang akan dilakukan oleh Wartek/Posyantek/Kelembagaan lainnya, yang ditandatangani Ketua dan dibuat rangkap 4 (empat), lembar Pertama bermaterai Rp. 6.000,- serta lembar 2 s.d. 4 tidak bermaterai seluruhnya tanda tangan asli dan berstempel basah (tidak difotocopy). 4. Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang ditandatangani Ketua Wartek/Posyantek/Kelembagaan lain, selaku Pihak Kedua dan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur selaku Pihak Pertama. NPHD dibuat rangkap 4 (empat) dengan tanda tangan asli dan stempel basah. Lembar Pertama Pihak Kesatu bermaterai cukup (untuk disimpan Pihak Kedua). Lembar Kedua Pihak Kedua bermaterai cukup (untuk disimpan Pihak Pertama) sedangkan Lembar Ketiga dan Keempat untuk Bapemas Provinsi Jawa Timur.

7
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak/Pakta Integritas, yang ditandatangani Ketua Wartek/Posyantek/Kelembagaan lain dan dibuat

rangkap 4 (empat) dengan tanda tangan asli dan stempel basah. Lembar Pertama bermaterai Rp. 6,000,-. 6. Untuk persyaratan pada poin nomor 2 huruf a s/d f contohnya dapat dilihat pada Lampiran, dilengkapi pula dengan : a. Foto copy KTP Ketua Wartek/Posyantek/Kelembagaan lainnya. b. Fotocopy Legalitas Lembaga. c. Fotokopi Rekening Bank Penerima Hibah Daerah yang masih aktif (atas nama Lembaga). C. Persyaratan Pendamping Pendamping Program/Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi (Perguruan Tinggi Negeri/Swasta) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Sudah berpengalaman dalam pendampingan program pemberdayaan

masyarakat minimal 3 (tiga) tahun terakhir dalam bentuk kerjasama dengan Pemerintah atau lembaga lainnya yang dibuktikan dengan copy Surat Perjanjian Kerja (SPK); 2. Memiliki tenaga ahli pada bidang pemberdayaan masyarakat dan Teknologi Tepat Guna dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pendampingan; 3. Menyediakan Pendamping Lokal (PL) dengan kualifikasi: (i) Pendidikan minimal Diploma 3 (D3) diutamakan dari Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) (ii) Diutamakan mempunyai pengalaman pemberdayaan masyarakat dan rekayasa TTG minimal 1 (satu) tahun secara penuh, (iii) Mempunyai integritas moral yang baik, (iv) Diutamakan berdomisili di lokasi program, dan (v) Berusia maximum 40 tahun. D. Persyaratan Dalam Pelaksanaan Kegiatan 1. Terintegrasi dengan Program dan Panduan Posyantek atau Wartek Pusat dan Kebijakan Jawa Timur.

8
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

2. Melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan Pertanggung-Jawaban. 3. Terbentuk pengurus Posyantek dari hasil Musyawarah Antar Desa disetujui Camat dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dan atau Sekretaris Daerah atas nama Bupati/Walikota, sedangkan untuk pengurus Wartek dibentuk melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan mengetahui Camat. Sedangkan untuk kelembagaan lainnya di Tingkat Desa/Kelurahan ditetapkan oleh Kepala Desa/Kelurahan. 4. Posyantek/Wartek/Lembaga lainnya sebagai Mitra UPK PNPM-MPd dalam Pemberdayaan Masyarakat yang berbasis TTG. E. Pendanaan Program 1. Pengelolaan Dana Sharing Pembiayaan Program dan Proporsi Pembiayaan a. Sharing Pembiayaan Program 1) Pembiayaan Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi diatur secara sharing antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa/Kelurahan,

Kecamatan masyarakat sasaran program dan PTN Pendamping. 2) Pengaturan bentuk dana sharingnya, sebagai berikut:
i.

Besarnya dana program yang diterima oleh masing-masing lokasi ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi;

ii.

Sedangkan besar minimal alokasi dana sharing yang bersumber dari APBD Kabupaten ditetapkan dengan perhitungan 65% untuk bantuan kepada Wartek/Kelembagaan lainnya di Tingkat

Desa/Kelurahan dan bantuan kepada Posyantek sebesar 20% dari dana APBD Provinsi;
iii. Pemerintah

Desa/Kelurahan

dan

Kecamatan

wajib

menyediakan sharing untuk mendukung pelaksanaan program berupa penyediaan Sekretariat Lembaga dan Inventaris Kantor maupun dukungan ATK untuk memfasilitasi penyiapan operasional Lembaga.
9
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

iv. Sedangkan sharing masyarakat diwujudkan dalam bentuk swadaya

masyarakat.
v.

PTN Pendamping dapat memberikan sharing dalam bentuk program, untuk mengoptimalkan kegiatan fasilitasi.

b. Proporsi Pembiayaan Dana APBD Provinsi Dana APBD Provinsi dipergunakan untuk Dana Kegiatan sebesar 93% dan Biaya Operasional (BOP) Wartek/Kelembagaan lainnya sebesar 7%. Dana APBD Kabupaten/Kota Dana APBD Kabupaten/Kota dipergunakan untuk : 1) Biaya Operasional (BOP) Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan

Masyarakat Kabupaten/Kota sebesar 20%, yang dipergunakan antara lain : (i) Sosialisasi Kabupaten/Kota, (ii) Mendukung operasional di

Kabupaten/Kota, (iii) Konsultasi dan perjalanan dinas ke Provinsi, (iv) Fasilitasi dan Monev pelaksanaan program (v) Pelaporan. 2) Biaya Operasional (BOP) Kecamatan, Desa/Kelurahan dan

Lembaga sebesar 15%. 3) Untuk dana kegiatan sebesar 65%. 4) Proporsi penggunaan dana sharing dari APBD Kabupaten/Kota dan halhal yang belum diatur, dapat disesuaikan dengan kebijakan dari Pemerintah Kabupaten/Kota lokasi program dengan tetap

mempertimbangkan efektifitas kebutuhan program. 2. Pencairan Dana Dana Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi yang bersumber dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota disalurkan ke rekening Lembaga melalui Bank Jatim setempat. V. PROSEDUR PENYELESAIAN PELAYANAN A. Tahap Persiapan 1. Sosialisasi Provinsi

10
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

a. Sosialisasi Provinsi diselenggarakan oleh Bapemas Provinsi yang diikuti oleh: Bappekab, Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat

Kabupaten/Kota, SKPD Terkait, Perguruan Tinggi/LSM dan Camat, Kepala Desa/Kelurahan. b. Agenda kegiatan sosialisasi, terdiri atas: (i) penjelasan program, (ii) mekanisme pengajuan dan pencairan dana program, (iii) memastikan ketersediaan dana sharing dari Kabupaten/Kota, (v) menyepakati jadwal Rencana Tindak Lanjut program. 2. Sosialisasi Kabupaten/Perencanaan Sosialisasi Kabupaten merupakan kegiatan perencanaan kegiatan

Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, yang diawali dengan kegiatan sebagai berikut : Musyawarah Desa (Musdes)/Musyawarah Antar Desa (MAD)

Pembentukan Wartek/Posyantek/Lembaga lainnya dan Pemilihan Calon Pengurusnya. 3. Perumusan Rencana a. Penentuan usulan jenis kegiatan dilakukan melalui musyawarah Desa/ Kelurahan/Kecamatan (Musdes/Muskel/BKAD) yang dihadiri : (i) Kepala Desa/Kelurahan, (ii) Pengurus LKMD atau sebutan lain, (iii) Tokoh masyarakat, (iv) Badan Perwakilan Desa/Kelurahan (BPD) (v) Kelompok Masyarakat (Pokmas) dan (vi) untuk Posyantek dari unsur BKAD dan Aparat Kecamatan. b. Jenis kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, antara lain: 1) Rekayasa peralatan TTG dalam bidang pertanian, peternakan, pangan, energi dan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat. 2) Pelatihan teknis yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan dan pemeliharaan (keberlanjutan) peralatan TTG. B. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, dengan melibatkan masyarakat dan menarik sebanyak mungkin

11
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

partisipasi dan swadaya masyarakat, dengan pelaksana kegiatan antara lain: 1. Posyantek Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) Posyantek adalah pengelola program di Kecamatan. Pengurus Posyantek dibentuk melalui musyawarah pembentukan Posyantek dan ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Bupati/Walikota. Apabila di Kecamatan lokasi sudah terdapat lembaga milik Pemerintah sejenis Posyantek di Kecamatan, maka sepanjang lembaga tersebut berfungsi, tidak bermasalah dan disepakati dalam musyawarah, maka dapat difungsikan sebagai Posyantek. Struktur organisasi Posyantek terdiri dari unsur Pengurus dan unsur Pengawas. Unsur pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara. Sedangkan unsur pengawas adalah dari Badan Kerjasana Antar Desa (BKAD) yang dipilih melalui musyawarah Antar Desa/Kelurahan. Tugas dan Tanggung jawab Posyantek meliputi: a. Membuka rekening atas nama Posyantek. b. Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah antar Desa/Kelurahan. c. Memfasilitasi pembentukan Tim Pelaksana (Timlak) kegiatan.

d. Membukukan secara teratur, tertib dan rapi semua transaksi Posyantek sesuai kaidah pencatatan yang diterima umum. e. Bertanggung jawab terhadap keberlanjutan dan pelestarian kegiatan Posyantek. f. Melaporkan proses pelaksanaan, hasil kegiatan, dan realisasi penggunaan dana maupun perkembangan usaha kepada Kecamatan dan

Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota secara berkala. 2. Warung Teknologi Tepat Guna (Wartek) atau Kelembagaan Lainnya Wartek atau Kelembagaan lainnya adalah pengelola program di

Desa/Kelurahan. Pengurus Wartek/Kelembagaan lainnya adalah lembaga yang dibentuk melalui Musyawarah Desa/Kelurahan (Musdes/Muskel), yang

melibatkan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan (LKMD) atau


12
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

sebutan lain. Susunan pengurus Wartek/Kelembagaan lainnya sekurangkurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Wartek/Kelembagaan lainnya meliputi : a. Membuat rencana kerja Teknis Pelaksanaan kegiatan beserta Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dimusyawarahkan melalui Musyawarah

Desa/Kelurahan (Musdes/Muskel). b. Bersama Aparat Desa/Kelurahan memobilisasi potensi swadaya

masyarakat dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan. c. Mengelola, melaporkan realisasi penggunaan dana dan kemajuan serta pelestarian pelaksanaan kegiatan. d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan baik secara administratif maupun teknis. C. Tahap Pengendalian/Pelaksanaan 1. Monitoring Monitoring pelaksanaan program dengan sasaran pendataan, antara lain : a. Permasalahan pada pelaksanaan. b. Perubahan pada tingkat pemanfaatan TTG oleh masyarakat. c. Manfaat program bagi peningkatan produksi dan kualitas hasil usaha.

d. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. e. Pengelolaan program oleh masyarakat pasca pelaksanaan kegiatan. 2. Pengawasan Pengawasan dilakukan melalui jalur struktural oleh aparat dan oleh masyarakat sendiri, pengawasan jalur struktural dilaksanakan secara

berjenjang dengan mengacu pada peraturan yang berlaku, sedangkan pengawasan oleh masyarakat dilakukan oleh masyarakat di lokasi kegiatan. 3. Pelaporan Pelaporan kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG), dilaksanakan melalui jalur struktural (aparatur) secara berjenjang

13
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

VI. WAKTU PENYELESAIAN PELAYANAN Waktu penyelesaian pelayanan Program/Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) meliputi 3 (tiga) tahap yaitu: A. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini diawali dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP) memerlukan waktu pelaksanaan 2 (dua) Minggu. 2. Identifikasi pada calon lokasi program Kabupaten/Kota memerlukan waktu 10 (sepuluh) hari. 3. Pemrosesan Kontrak Kerjasama Pendampingan dengan Perguruan Tinggi memerlukan waktu 14 (empat belas) hari. 4. Sosialisasi Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di Tingkat Kabupaten/Kota memerlukan waktu 1 (satu) hari. 5. Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Musyawarah Desa (Musdes) untuk menjelaskan Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi pada masyarakat lokasi program, memerlukan waktu 1 (satu) hari dengan pelaksanaannya di masing-masing Kecamatan dan Desa/Kelurahan. 6. Review data potensi lokal di masingmasing Desa/Kelurahan memerlukan waktu 1 (satu) minggu. 7. Musyawarah Antar Desa (MAD) Perencanaan memerlukan waktu 1 (satu) hari. 8. Penyempurnaan Proposal kegiatan memerlukan waktu 2 (dua) minggu. 9. Verifikasi Proposal memerlukan waktu 2 (dua) hari. B. Tahap Pelaksanaan 1. Realisasi Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi memerlukan waktu 1 (satu) minggu, setelah dana bantuan hibah masuk ke rekening lembaga.

14
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

2. Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Musdes Pelaksanaan memerlukan waktu 1 (satu) hari kerja. 3. Musyawarah Antar Desa (MAD) dan Musdes Pertanggungjawaban memerlukan waktu 1 (satu) hari kerja. C. Tahap Pengendalian/Pengawasan Pada tahap ini dilaksanakan dalam bentuk monitoring dan evaluasi (monev) pada lokasi program memerlukan waktu 4 (empat) Minggu.

VII. BESARNYA TARIF/BIAYA Dalam kegiatan ini Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) masyarakat Desa/ Kelurahan atau Lembaga tidak dibebani tarif/biaya apapun.

VIII. SPESIFIKASI PRODUK/HASIL PELAYANAN YANG DITERIMA PELANGGAN A. Bantuan Hibah dan Biaya Operasional (BOP) Bagi pengelola kegiatan yang berada di Posyantek/Wartek/Kelembagaan lainnya diberikan Bantuan Hibah berupa uang dan BOP yang dipergunakan untuk: 1. Rekayasa peralatan TTG dalam bidang pertanian, peternakan, pangan, energi dan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat. 2. Pelatihan teknis yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan dan pemeliharaan (keberlanjutan) peralatan TTG. 3. Mendukung seluruh operasionalisasi kegiatan 4. Konsultasi dan Biaya Perjalanan ke Provinsi 5. Fasilitasi dan monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan 6. Pelaporan B. Pendanaan Pembiayaan Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur dan APBD Kabupaten/Kota, dan dimungkinkan dan sharing dari masyarakat.

15
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

IX. KOMPETENSI PENGELOLA PROGRAM/KEGIATAN A. Di Provinsi Pengelola kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)di tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) pada Bidang Sumber daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. B. Di Kabupaten/Kota Pengelola kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Bidang Sumber daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) atau Bidang yang ditunjuk pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota. C. Di Kecamatan Pengelola kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat Kecamatan Kasi Pemberdayaan Masyarakat atau Kasi lain yang ditunjuk oleh Camat. D. Di Desa/Kelurahan Pelaksana kegiatan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) di tingkat Desa/ Kelurahan adalah Wartek atau Lembaga lainnya yang dibentuk yang melibatkan melalui Lembaga

Musyawarah

Desa/Kelurahan

(Musdes/Muskel),

Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan (LKMD) atau sebutan lain.

X. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN A. Di dalam pelaksanaan kegiatan Posyantek dan Wartek pada Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, diberikan Biaya Operasional (BOP) dan menggunakan alat tulis kantor (ATK), komputer, meja dan faximile. B. Pengelola kegiatan Posyantek dan Wartek/Lembaga lainnya di Tingkat Kabupaten/ Kota dilaksanakan di Bidang Sumber daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG) atau Bidang yang ditunjuk pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan

16
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

Masyarakat Kabupaten/Kota, diberikan Biaya Operasional (BOP) yang berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten/Kota.

XI. PELAYANAN INFORMASI DAN PENANGANAN PENGADUAN MASALAH A. Proses Pengawasan Untuk menumbuhkan proses pengawasan publik agar dapat berjalan dengan baik, maka pengelola program di Desa/Kelurahan perlu memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat berkaitan dengan perkembangan pelaksanaan kegiatan melalui : 1. Papan Nama Kegiatan yang berisi : a. Nama Program/Kegiatan b. Penanggung Jawab c. Alamat Lokasi/Tempat

d. Jenis Kegiatan yang dilaksanakan e. Sumber Dana f. Jumlah anggaran untuk melaksanakan kegiatan

2. Forum-forum pertemuan yang dilakukan di Desa/Kelurahan/Kecamatan merupakan sarana efektif dalam penyampaian laporan dan evaluasi kegiatan. B. Pos Pengaduan Masyarakat Dalam rangka memberikan ruang partisipasi publik yang lebih luas dalam pengawasan pelaksanaan Program, dibuka Pos Pengaduan Masyarakat untuk menampung pengaduan dari masyarakat secara langsung. Pengaduan Masyarakat dapat dialamatkan pada : 1. Sekretariat Kabupaten/Kota setempat. 2. Sekretariat Provinsi dengan alamat Jl. A. Yani 152 C Surabaya Telp/Fax. (031) 8292591 C. Jenis-Jenis Pengaduan, meliputi : 1. Pengaduan berkaitan dengan adanya penyimpangan prinsip dan prosedur.
17
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

2. Pengaduan

berkaitan

dengan

penyimpangan,

penyalahgunaan

atau

penyelewengan dana. 3. Pengaduan berkaitan dengan adanya tindakan intervensi yang mengarah negatif program. D. Prinsip Penanganan Permasalahan, antara lain : 1. Berjenjang, permasalahan yang muncul di tingkat Desa/Kelurahan, dan merugikan kepentingan masyarakat maupun kepentingan

diselesaikan oleh UPKu dan Kepala Desa/Lurah. Bila pengelola di tingkat Desa/Kelurahan tidak berhasil menangani, maka dilaporkan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Transparan dan Partisipatif, sejauh mungkin masyarakat diberitahu dan dilibatkan dalam proses penanganan pengaduan terhadap masalah yang ada. 3. Proporsional, penanganan masalah sesuai dengan jenis dan cakupan kasusnya. Jika kasus berkaitan dengan prosedur, maka penanganannya harus pada tingkatan prosedur saja. Namun apabila permasalahannya berkaitan dengan penyimpangan dana, maka masalah atau kasus yang ditangani diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada prinsipnya penyelesaian masalah sedapat mungkin dilakukan dengan mengedepankan musyawarah. 4. Obyektif, pengaduan yang muncul harus selalu diuji kebenarannya melalui mekanisme uji silang, sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan berdasarkan pemihakan salah satu pihak, melainkan pemihakan pada prosedur yang seharusnya. 5. Rahasia, identitas pelapor dijamin kerahasiaannya. E. Tahapan Penanganan Pengaduan, meliputi : 1. Registrasi Yakni pencatatan yang berkaitan dengan : a. Tanggal Pengaduan, b. Identitas pengirim atau pengadu , c. Isi Pengaduan.

2. Uji silang dan Analisis


18
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

a. Uji silang digunakan untuk mendapatkan, [i] Kepastian permasalahan yang menyangkut, subyek, lokasi, data kuantitatif dsb, [ii] mendapatkan informasi tambahan. b. Analisis dilakukan untuk menggambarkan, [i] hasil uji silang, [ii] risalah permasalahan hasil uji silang, [iii] rekomendasi penanganan. 3. Tindak turun tangan (Investigasi) a. Klarifikasi masalah di lapangan. b. Investigasi lapang. c. Penyelesaian masalah.

d. Jika ada unsur tindak pidana maka difasilitasi melalui jalur hukum. 4. Pemantauan dan investigasi Lanjutan Pemantauan dimaksudkan sebagau kendali penanganan pengaduan, sehingga diketahui perkembangan penyelesaian kasusnya, dengan pendekatan

kunjungan lapangan atau investigasi apabila permasalahannya tidak kunjung selesai atau permasalahannya semakin luas. F. Status Masalah Masalah dinyatakan selesai bila : 1. Ada langkah-langkah nyata/kongkrit terhadap penanganan masalah,

meliputi : a. Jika kesalahan menyangkut penyimpangan prosedur termasuk adanya intervensi yang merugikan kepentingan masyarakat atau kepentingan program, maka prosedur yang disimpangkan atau kegiatan yang dilakukan berdasarkan intervensi negatif tersebut telah dikembalikan sesuai dengan aturan yang seharusnya. b. Kegiatan yang terbengkalai dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang telah disepakati. c. Jika ada penyimpangan dana, maka dana yang disimpangkan telah dikembalikan kepada pihak yang berhak dan digunakan kembali sesuai peruntukannya.

19
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

d. Terhadap masalah yang penangananya sudah sampai pada wilayah hukum, maka dinyatakan selesai jika prosesnya sudah pada pihak pengadilan. 2. Ada bukti-bukti pendukung dan saksi-saksi terhadap upaya penanganan pengaduan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

XII. P E N U T U P Standar Pelayanan Publik Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan di Bidang SDA dan TTG Bapemas Provinsi Jawa Timur untuk Kegiatan Pemanfaatan dan Penerapan TTG Berkerjasama dengan Perguruan Tinggi dilaksanakan oleh Posyantek dan Wartek/Lembaga lainnya dibuat agar dalam pelaksanaan kegiatan akan lebih baik dan berhasil, sehingga berguna serta bermanfaat bagi masyarakat Desa/Kelurahan/Kecamatan. Hal-hal yang belum diatur dalam Standar Pelayanan Publik Program Bidang SDA dan TTG Bapemas Provinsi Jawa Timur untuk Program Pemberdayaan Masyarakat melalui pemanfaatan TTG ini akan ditentukan kemudian. Standar Pelayanan Publik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ditetapkan Standar Pelayanan Publik yang baru.

20
Standar Pelayanan Publik Program Pemanfaatan dan Penerapan TTG Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai