Lapis permukaan jalan pada umumnya menggunakan : 1. Perkerasan Lentur perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal panas atau hot mix
Pemakaian tipe perkerasan lentur tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengembangan suatu daerah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan (impor dari luar negeri seperti aspal Shell, ESSO 2000 dllnya) Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar 60% dari biaya total hot mix.).
2. Perkerasan kaku
tipe perkerasan kaku dengan agregat sebagai tulangan dan bahan pengikat semen Memerlukan biaya yang cukup mahal. Kerena banyak memerlukan peralatan berat dan pengerjaannya memerlukan keahlian khusus serta tidak dapat langsung dibuka untuk lalu-lintas.
Jenis perkerasan jalan lainnya yaitu paving block , yang terbuat dari campuran pasir dan semen ditambah atau tanpa campuran lainnya ( abu batu atau lainnya ). Pemakaiannya semakin meningkat, pada umumnya dipakai untuk perkerasan halaman parkir hotel, pertokoan, perkantoran dan perumahan. Perkembangan pemakaian selanjutnya : lapangan parkir di pelabuhan, perkerasan jalan di lingkungan kampus dan perumahan. Keunggulan dari perkerasan paving block antara lain pengerjaannya mudah, biayanya murah, perawatannya mudah serta dapat memanfaatkan material lokal. Di Propinsi Lampung tipe perkerasan ini sudah dipergunakan di dermaga I & IV Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, setelah diamati menunjukkan kinerja yang sangat baik sampai saat ini.
Berbeda kondisinya pada jalan lingkungan yang menggunakan paving block hasil produksi industri rakyat, terjadi kerusakan cukup parah seperti patah dan aus permukaannya bahkan banyak yang terlepas.
11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 2
Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.
Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk. 1998).
11/9/2009
(a) Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara masal; (b) Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar; (c) Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan (d) Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.
Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block sangat cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.
11/9/2009
dan 3 mm untuk tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan natrium sulfat maksimum 1%.
11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 5
Berdasarkan kekuatan fisik paving block dapat dibedakan menjadi 3 macam, seperti terlihat pada Tabel 1.
I II III
40 30 20
3 5 7
11/9/2009
No.
Kombinasi Tebal (mm) 60 60 60/80 80 100 Pola SB, AT, TI SB, AT, TI TI TI TI
1 2 3 4 5
Trotoar dan Pertamanan Tempat Parkir & Garasi Jalan Lingkungan Terminal Bus Container Yard, Taxy way
II II I/II I I
Sumber : SK SNI T 04 1990 F. Catatan Pola : SB = Susun Bata; AT = Anyaman Tikar; TI = Tulang Ikan.Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block
11/9/2009 Teknik Bangunan PLPG Unila 7
Bahan baku paving block yang utama adalah pasir dengan gradasi baik dan semen sebagai bahan pengikat. Komposisi dari adukan yang umum dipakai (semen : pasir) adalah : 1 : 3 ; 1 : 4 ; 1 : 5 bahkan lebih sesuai dengan mutu yang diinginkan. Disamping itu dapat ditambahkan bahan substitusi lainnya seperti abu batu, abu terbang, kapur dan bahan lainnya yang dapat memperbaiki mutu dari paving block tersebut.
Paving block dapat diproduksi baik secara mekanis, cara semi mekanis dan secara manual dengan cetak tangan.
11/9/2009
peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan dengan getaran.
Setelah dibuka dari cetakannya disimpan pada tempat yang terlindung
penyiraman secara teratur. Setelah mencapai umur 28 hari paving block dapat diuji mutunya dan siap untuk dipasarkan.
11/9/2009
terhadap volume diperoleh kuat tekan 214 kg/cm2 termasuk mutu III (Abdurachim A, 1993).
Penelitian lain menunjukkan penambahan abu terbang sebagai bahan
substitusi pengganti semen sangat memuaskan yaitu : sebesar 30% dari berat semen untuk mutu I (400 kg/cm2), untuk mutu II (300 kg/cm2) sebesar 40% dan untuk mutu III (200 kg/cm2) mencapai 50% dari berat semen (Andriati AH dkk, 1990; Abdurachim A. dkk, 1993).
11/9/2009
10