Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan rizki-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam saya panjatkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Monang Djihado Malano selaku dosen mata kuliah anthropologi. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan semangatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah anthropologi yang berjudul ANTHROPOLOGI KESEHATAN DALAM BIOLOGI. Dalam penulisan makalah ini saya sebagai penulis tak luput dari kesalahan dan menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya penulisan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jakarta, 16 Juni 2010

Ratih Vina Pravita

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................1 Daftar Isi.....................................................................................................................................2 BAB I
A. B. C.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.................................................................................................3 Perumusan Masalah........................................................................................................3 Kajian Teori....................................................................................................................3 PEMBAHASAN

BAB II
A. B. C. D.

Definisi Anthropologi Kesehatan...................................................................................4 Sejarah Anthropologi Kesehatan....................................................................................5 Aspek Budaya Yang Mempengaruhi Kesehatan............................................................6 Manfaat Mempelajari Anthropologi...............................................................................7

BAB III PENUTUP Kesimpulan.................................................................................................................................8 Daftar Pustaka............................................................................................................................9

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya tugas anthropologi, hal yang melatarbelakangi saya dalam pembuatan makalah yang berjudul ANTHROPOLOGI KESEHATAN DALAM BIOLOGI adalah untuk mengetahui studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya dalam penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Anthropologi juga mempunyai dua kutub yang berbeda, yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. B. Perumusan Masalah Perumusan yang akan dibahas pada makalah yang berjudul ANTHROPOLOGI KESEHATAN DALAM BIOLOGI ini adalah bagimana anthopologi kesehatan di dalam ilmu biologi menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi dan epidemiologi. C. Kajian Teori Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspekaspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang caracara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Anthropologi Kesehatan Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian kutub biologi, antara lain : 1. 2. Pertumbuhan dan pekembangan manusia. Peranan penyakit dalam evolusi manusia. Pokok perhatian kutub sosial-budaya, antara lain : 1. Sistem medis tradisional (etnodemisin). 2. Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan professional mereka. 3. Tingkah laku sakit. 4. Hubungan antara dokter dan pasien. 5. Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional. Pendapat-pendapat para ahli mengenai anthropologi kesehatan, antara lain : 1. Foster/Anderson, 1986;1-3 : disiplin yang memberikan perhatian pada aspekaspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang caracara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. 4

3. Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba).

2. Weaver, 1968;1 : cabang dari anthropologi terapan yang mengenai berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
3. Hasan dan Prasad, 1959;21-22 : cabang dari ilmu mengenai manusia yang

mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-sosial) dan masalah-masalah kesehatan manusia. 4. Hochstrasser dan Tapp, 1970;245 : pemahaman biobudaya manusia dan karyakaryanya yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan. 5. Lieban, 1973;1034 : studi tentang fenomena medis. B. Sejarah Anthropologi Kesehatan Uraian sejarah muncul dan perkembangan anthropologi kesehatan dibuat menurut ururan waktu, antara lain :
1. Tahun 1849 : Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun

1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
2. Tahun 1953 : Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan

terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul Applied Anthropology in Medicine. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
3. Tahun 1963 : Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul Antropologi

Kesehatan dan Paul membicarakan Ahli Antropologi Kesehatan dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang 5

dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi. C. Aspek Budaya Yang Mempengaruhi Kesehatan Aspek-aspek budaya yang mempengaruhi kesehatan, antara lain :
1. Tradisi : tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap

kesehatan masyarakat. Misalnya, di New Guinea pernah terjadi wabah penyakit KURU. Penyakit ini menyerang susunan syaraf otak yang disebabkan oleh virus. Penderitanya hanya terbatas pada wanita dan anak-anak kecil. Hasil penelitiannya, ternyata penyakit ini menyebar luas karena adanya TRADISI KANIBALISM yaitu kebiasaan memenggal kepala orang dan tubuh manusia yang dipenggal tersebut hanya dibagikan kepada wanita dan anak-anak, sehingga kasus penderita penyakit KURU terbatas pada wanita dan anak-anak. 2. Sikap fatalis : fatalism yang mempengaruhi masyarakat, karena adanya keyakinan bahwa dan pandangan bahwa ANAK ADALAH TITIPAN TUHAN. Sehingga manakala anak sakit atau mati itu sudah menjadi TAKDIR sehingga tidak perlu berusaha untuk menyembuhkannya atau menyelamatkan dari kematiannya. 3. Nilai : nilai yang berlaku dalam masyarakat ada yang merugikan dan ada yang menunjang kesehatan. Misalnya ada penilaian yang beranggapan BERAS PUTIH punya nilai tinggi dari BERAS MERAH yang lebih banyak vitaminnya, karena memakan nasi putih sejak kecil sehingga sulit diubah, 4. Etnocentrism : adanya kehidupan yang tidak serasi, seimbang menjadi kehidupan yang tidak sehat. Untuk merubah hal yang dimaksud diatas, perlu pemahaman aspek komunikasi kesehatan dengan cara-cara advocacy. Advocacy akan berhasil baik bila argumentasi argumentasi atau program-program kesehatan pada masyarakat modern maupun tradisional dilakukan dengan memperhatikan sebagai berikut : 1. Credible : didukung dengan data yang akurat. 2. Relevant : program tersebut yang dirancang merupakan masalah bagi sebagian besar masyarakat dan merupakan pemecahan masalah yang tepat. 3. Feaseble : baik secara teknik, politik dan ekonomi dimungkinkan (possible). 4. Urgdent : apabila tidak dilaksanakan saat ini akan berakibat luas dan fatal. 6

5. High priority : lebih penting dari tindakan atau program lain. D. Manfaat Mempelajari Anthropologi Manfaat mempelajari anthropologi, antara lain : 1. Dapat mengetahui pola prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa). 2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang. 3. Dengan mempelajari Sosiologi dan Antropologi akan memperluas wawasan kita terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan ayng sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi. 4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakatnya.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
1. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap

penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). 2. Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. 3. Pokok perhatian kutub biologi mencakup, antara lain : pertumbuhan dan perkembangan manusia, pernan penyakit dalam evolusi manusia, dan paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). 4. Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul Applied Anthropology in Medicine. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru. 5. Aspek budaya yang mempengaruhi kesehatan, antara lain : tradisi, sikap fatalis, nilai dan etnocentrism. 6. Advocacy akan berhasil baik bila argumentasi argumentasi atau program-program kesehatan priority.
7. Manfaat dari mempelajari anthropologi adalah dapat mengetahui pola prilaku manusia

pada masyarakat modern

maupun

tradisional dilakukan dengan

memperhatikan sebagai berikut : credible, relevant, feaseble, urgdent dan high

dalam kehidupan bermasyarakat secara Universal maupun pola prilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa), dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.

DAFTAR PUSTAKA
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/antropologi-kesehatan_15.html 8

http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/antropologi-kesehatan.htm http://id.shvoong.com/social-sciences/1827094-asik-nya-belajar-antropologi/

Anda mungkin juga menyukai