Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
, x
2
, x
3
, , x
n
, ) disebut sub barisan dari X.
Contoh :
Pandang barisan X = [
1
1
,
1
2
,
1
3
,
Maka barisan-barisan berikut merupakan sub barisan dari X
a. [
1
1
,
1
3
,
1
5
, ,
1
2n-1
, , karena
b. [
1
3
,
1
4
,
1
5
, ,
1
n+2
, , karena
c. [
1
2!
,
1
4!
,
1
6!
, ,
1
(2n)!
, , karena
Sedangkan barisan-barisan di bawah ini bukan sub barisan dari X
a. [
1
2
,
1
1
,
1
4
,
1
3
,
1
6
,
1
5
, , karena
b. [
1
1
, u,
1
3
, u,
1
5
, u, , karena
Kalau kita hubungkan pengertian dari sub barisan dan ekor barisan, maka dapat disimpulkan bahwa
: * Ekor barisan merupakan sub barisan,
contoh: ekor ke-m dari barisan ; maka r
1
= m + 1, r
2
= m + 2, , r
n
= m + n, sehingga tampak
bahwa r
1
r
2
r
3
r
n
* Sub barisan tidak selalu merupakan ekor barisan.
[
1
3
,
1
4
,
1
5
, ,
1
n+2
, bukan ekor dari barisan [
1
1
,
1
2
,
1
3
, , karena
Teorema 3.2
Jika barisan bilangan real X = (x
n
) konvergen ke suatu bilangan real x, maka sembarang sub barisan
dari X konvergen ke x
Bukti:
X = (x
n
) merupakan barisan konvergen, sehingga untuk sembarang > 0, akan terdapat K() N
sedemikian hingga untuk n K() maka |x
n
- x| <
X = (x
1
,
x
2
, x
3
, , x
n
, ) merupakan sub barisan dari X, sehingga r
1
< r
2
< < r
n
<
merupakan barisan bilangan asli yang monoton naik. Dengan induksi matematika dapat ditunjukan
bahwa r
n
n, n N, dan n K(), sehingga dapat disimpulkan
Oleh karena itu, jika n K(), maka diperoleh juga , sehingga berlaku . Jadi,
X = (x
1
,
x
2
, x
3
, , x
n
, ) konvergen ke x.
Contoh-contoh
1. Tunjukkan : lim(b
n
) = 0, jika 0 < b < 1
J awab :
Kita akan menunjukkan kebenaran ni lai limit tersebut dengan menggunakan sifat sub
barisan. 0 < b < 1, maka x
n+1
= < = x
n
, sehingga (x
n
) merupakan barisan turun monoton.
Jika lim (x
n
) = x, dan (x
2n
) merupakan sub barisan dari (x
n
), maka lim (x
2n
) =
x
n
= b
n
, maka x
2n
= b
2n
= (b
n
)
2
= (x
n
)
2
. Karena lim (x
n
) = , maka diperoleh : x = lim (x
2n
) =
= x
2
, sehingga diperoleh x = 0 atau x = 1. (jelaskan!!)
Karena (b
n
) merupakan barisan monoton turun dan terbatas di atas oleh b < 1, maka dipilih x = 0
2. lim ( c
1
n
) = 1, untuk c > 1
Bukti :
c > 1, maka y
n
= c
1
n
> 1 dan y
n+1
= < = y
n
, n N. Dengan demikian menurut , (y
n
)
merupakan barisan konvergen, sehingga (y
n
) mempunyai limit, misal y = lim(y
n
).
(y
2n
) merupakan sub barisan dari (y
n
), sehingga . =
y
2n
= = = y
n
1
2
, oleh karena itu = lim(y
2n
) = lim(y
n
1
2
) = (lim (y
n
))
1
2
=
Dari persamaan tersebut diperoleh y = 0 atau y = 1. Karena y
n
> 1, maka diperoleh y =
Teorema 3.3 Kriteria Divergensi
X = (x
n
) merupakan barisan bilangan real. Maka pernyataan-pernyataan berikut ekivalen.
(i) Barisan X = (x
n
) tidak konvergen ke x, x R
(ii) Ada e
0
> 0, untuk sembarang k N, maka r
k
N, r
k
> k dan |x
rk
x| e
0
(iii)Ada e
0
> 0, dan sub barisan X = (x
rn
) dari X, |x
rk
x| e
0
, n N.
Bukti :
(i)(ii) : Ingat definisi barisan konvergen.
X = (x
n
) konvergen > 0, , n diperoleh : |x
n
- x | < . Jika kita gunakan
negasi pada pernyataan tersebut, maka diperoleh pernyataan : Jika X = (x
n
) tidak
konvergen maka .
Dengan kata lain dapat juga ditulis bahwa k N, r
k
N dan r
k
k, |x
k
- x |
0
(ii)(iii) : Ambil
0
yang memenuhi sifat pada (ii). Kemudian kita ambil r
1
N, dan
|x
1
- x |
0
. Juga diambil r
2
N, dan |x
2
- x |
0;
r
3
N, dan |x
3
- x |
0
; dan
seterusnya, maka akan diperoleh sub barisan X = (x
rn
) dari X sedemikian hingga
|x
n
- x |
0
.
(iii)(i) : Andaikan X = (x
n
) mempunyai sub barisan X = (x
rn
) yang memenuhi kondisi pada (iii),
maka X , karena .
Contoh
1. Barisan ((-1)
n
) divergen.
Bukti :
Andaikan X = ((-1)
n
) konvergen ke x, maka semua sub barisannya juga konvergen ke x
(teorema)
Sub barisan dari X = ((-1)
n
) adalah(a) .. (untuk n genap), dan merupakan suatu barisan
yang konvergen ke; dan (b) (untuk n ganjil), dan merupakan barisanyang
konvergen ke
Karena nilai-nilai limit dari sub barisannya tidak sama, maka .
2. (1,
1
2
, S,
1
4
, ) merupakan barisan divergen.
Buktikan !
3. Barisan S = (sin n) divergen.
Bukti :
Untuk membuktikannya kita harus dapat menemukan sub-sub barisan dari S yang
mempunyai nilai limit berbeda atau bahkan yang tidak mempunyai limit.
Ingat kembali bahwa fungsi sinus merupakan suatu fungsi periodik yang nilainya akan
berulang pada suatu periode tertentu (?)
Contoh : Sin (
n
6
) =
1
2
= sin (
5n
6
)= =
Untuk x I
1
= [
n
6
,
5n
6
maka sin x >
1
2
. Karena panjang I
1
=
5n
6
-
n
6
=
2n
3
> 2 (?), maka pada
interval tersebut terdapat paling sedikit 2 bilangan asli, kita tetapkan n
1
merupakan
bilangan asli yang pertama. Begitu juga untuk setiap k N, dengan sin x >
1
2
, untuk x I
k
,
I
k
= (
n
6
+ 2n(k -1),
5n
6
+ 2n(k -1)). Karena panjang I
k
lebih besar dari 2, maka
terdapat paling sedikit dua bilangan asli yang terletak pada interval tersebut, tetapkan n
k
sebagai salah satu titik itu. Dengan demikian terdapat sub barisan S = (sin n
k
) dari S yang
semua nilainya terletak pada interval [
1
2
, 1].
Hal yang sama juga kita lakukan pada interval J
k
= (
7n
6
+ 2n(k -1),
11n
6
+ 2n(k -1)) .
Untuk semua x J
k
, maka nilai x dan panjang J
k
, sehingga Ambil m
k
sebagai
bilangan asli pertama yang terletak pada interval J
k.
Maka akan terdapat sub barisan
S = (sin m
k
) dari S, yang semua nilainya terletak pada interval [,].
Ambil sembarang c R, maka paling sedikit satu diantara dua sub barisan S dan S akan
terletak di luar persekitaran-
1
2
dari c, oleh karena itu c bukan titik limit dari S. Karena c R
adalah sembarang bilangan, maka dapat disimpulkan bahwa
Keberadaan Sub Barisan Monoton
3.4 Teorema Sub Barisan Monoton
Jika X = (x
n
) merupakan barisan bilangan real, maka ada sub barisan dari X yang monoton
Bukti :
Sebelum kita membuktikan teorema tersebut, kita sepakati dulu bahwa : suku ke m dari X, yaitu x
m
merupakan puncak jika x
m
x
n
, n N dan n m atau dapat juga diartikan x
m
selalu lebih besar
nilainya dari semua suku yang mengikutinya.
Akan terdapat dua kemungkinan, yaitu X mempunyai puncak sejumlah hingga atau mempunyai
puncak yang banyaknya tak hingga.
(a) Andaikan X mempunyai puncak yang banyaknya hingga (bisa juga 0)
Kita misalkan puncak-puncak tersebut adalah : x
m
1
,
x
m
2
, , x
m
r
.
Ambil s
1
= m
r
+ 1, x
s
1
bukan puncak, sehingga s
2
> s
1
dan x
s
2
x
s
1
x
s
2
bukan puncak, sehingga s
3
> s
2
dan x
s
3
x
s
2
Jika proses tersebut kita lanjutkan, maka akan diperoleh sub barisan dari X, yaitu dengan
; merupakan suatu sub barisan yang monoton naik
(b) Andaikan X mempunyai puncak yang banyaknya tak hingga
Puncak-puncak tersebut dapat diurutkan menurut indeksnya, yaitu : x
m
1
, x
m
2
, , x
m
k
,
dengan m
1
m
2
m
k
Karena masing-masing merupakan puncak, maka :
Dengan demikian kita dapat menyusun sub barisan (x
m
k
) dari puncak-puncak tersebut,
yang merupakan sub barisan dari X yang
3.5 Teorema Bolzano-Weierstrass
Barisan bilangan real yang terbatas mempunyai sub barisan yang konvergen
Bukti :
I. Menurut teorema Sub Barisan Monoton, jika X merupakan barisan terbatas maka
Karena X terbatas, maka sub barisan dari X juga terbatas, sehingga sub barisan tersebut
mempunyai sifat dan akibatnya
II. X = (x
n
) merupakan barisan terbatas, maka himpunan dari suku-suku barisan X, yaitu {x
n
|nN}
juga terbatas. Kita andaikan {x
n
|nN} termuat dalam interval I
1
= [a,b], dan ambil n
1
= 1.
Bagi I
1
ke dalam 2 sub interval, yaitu I
1
i
dan I
1
ii
, serta bagi {n N| n > 1} menjadi dua bagian,
yaitu : A
1
= {n N| n > n
1
, x
n
I
1
i
} dan B
1
= {n N| n > n
1
, x
n
I
1
ii
}
Jika A
1
tak hingga, maka pilih I
2
= I
1
i
dan n
2
merupakan bilangan asli terkecil dalam A
1
.
Jika A
1
hingga berarti B
1
, maka dipilih I
2
= I
1
ii
dan n
2
merupakan bilangan asli terkecil di
B
1.
Bagi I
2
menjadi 2 sub interval, yaitu I
2
i
dan I
2
ii
, serta bagi {n N| n > n
2
} menjadi dua bagian,
yaitu A
2
= {n N| n > n
2
, x
n
I
2
i
} dan B
2
= {n N| n > n
2
, x
n
I
2
ii
}
Jika A
2
tak hingga, maka pilih I
3
= dan n
3
merupakan bilangan asli terkecil dalam A
2
Jika A
2
hingga berarti B
2
, maka pilih I
3
= dan n
3
merupakan bilangan asli terkecil di B
2.
Lanjutkan proses tersebut, maka kita akan memperoleh suatu barisan dari interval tersarang :
I
1
I
2
I
k
dan sub barisan (x
n
k
) dari X, x
n
k
I
k
, k N.
Karena panjang I
k
=
(b-u)
2
k-1
, maka terdapat satu titik persekutuan I
k
, k N. x
n
k
dan terletak
pada I
k
, sehingga diperoleh |x
n
k
- |
(b-u)
2
k-1
. Karena
(b-u)
2
k-1
nilainya cukup kecil, maka bisa kita
tetapkan :
(b-u)
2
k-1
= , yang mengakibatkan |x
n
k
- | , dan dapat disimpulkan bahwa (x
n
k
)
konvergen ke .
Dari teorema tersebut tampak bahwa suatu barisan terbatas dapat mempunyai sub barisan yang
konvergen ke suatu nilai limit yang berbeda. Contoh : Barisan ((-1)
n
) mempunyai sub barisan
yang konvergen ke 1 (jika ) dan sub barisan yang konvergen ke -1 (jika ), barisan tersebut juga
mempunyai sub barisan yang tidak konvergen (??)
Jika X adalah barisan bilangan real, dan X merupakan sub barisan dari X, maka karena X juga
merupakan barisan bilangan real, X juga mempunyai sub barisan, yang diberi notasi X. X juga
merupakan barisan dari X.
3.6 Teorema
X merupakan barisan bilangan real yang terbatas, dan x R memenuhi sifat : setiap sub barisan
dari X konvergen ke x, maka barisan X konvergen ke x.
Bukti :
Anggap M > 0 merupakan batas dari X, maka . , n N
Andaikan X tidak konvergen ke x, maka menurut kriteria Divergensi :
0
> 0 dan sub barisan
X= (x
n
) dari X sedemikian hingga , n N.
Karena X sub barisan dari X, maka M juga merupakan batas dari X.
Dengan menggunakan teorema maka dapat disimpulkan bahwa X juga mempunyai sub
barisan yang konvergen. Misalkan X merupakan sub barisan dari X. X merupakan sub barisan
dari X, sedangkan X sub barisan dari X, maka .... Jadi, menurut hipotesis dapat
disimpulkan bahwa X konvergen ke x. Dengan kata lain pada akhirnya suku-suku pada barisan
X terletak pada persekitaran-
0
dari x. Semua suku-suku pada barisan X merupakan suku-suku
dari barisan X, karena
Hal tersebut kontradiksi dengan :
Akibatnya, X konvergen ke x