Anda di halaman 1dari 6

Akreditasi Pelatihan

(* Rijal Riyadi Terwujudnya pelayanan kesehatan yang profesional akan sangat tergantung dari kompetensi yang dimiliki oleh petugas kesehatan dalam melaksanakan kinerjanya. Kompetensi dapat dimiliki melalui pengalaman, proses pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 101 tahun 2000 tentang pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil (PNS), pada pasal 8 yang menjelaskan bahwa pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, dan sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas tugas pemerintahan & pembangunan dengan sebaik baiknya. Program Diklat Bapelkes Provinsi Kalsel Bagaimana dengan pelaksanaan diklat yang diselenggarakan di Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan?. Sebelum menjawab pertanyaan ini maka kita perlu melihat pembagian pogram diklat yang diselenggarakan. Program diklat yang diselenggarakan Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan pengelompokkan dibawah ini: 1. Program pelatihan berdasarkan karakteristik peserta latih

Pelatihan Teknis Bagi Aparatur Pelatihan Manajemn Bagi AParatur Pelatihan Teknis Bagi Nakes Pelatihan Bidang Kesehatan bagi Masyarakat

2. Program pelatihan berdasarkan pelatihan unggulan

Pelatihan Kebidanan

Pada keterangan diatas diketahui bahwa Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dalam penyelenggaraan pelatihan membagi sasaran sesuai dengan karakteristik peserta. Karakteristik tersebut meliputi aparatur, tenaga kesehatan (Nakes) dalam hal ini adalah tenaga kesehatan non aparatur, dan masyarakat khusus seperti tokoh masyarakat, kader dan mahasiswa yang merupakan representasi dari masyarakat yang diwakili untuk bisa memberikan kontribusi dalam pelayanan kesehatan di masyarakat. Sasaran peserta diatas dibagi dalam jenis pelatihan teknis dan manajemen. Dimana aparatur mempunyai akses pelatihan yang lebih besar dibandingkan Nakes dan masyarakat. Hal ini dikarenakan untuk mendukung Peraturan Pemerintah Nomor: 101 tahun 2000 agar setiap aparatur dapat bekerja secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga muara akhir dari optimalisasi kinerja aparatur berupa Good Governance dapat terwujud Pelatihan teknis di Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan diprogramkan untuk melaksanakan pelatihan bidang kesehatan yang juga merupakan pelatihan unggulan. Pelatihan unggulan ini menyesuaikan dengan ketetapan Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Sentra

Pelatihan Kebidanan, sehingga sebagian besar jenis pelatihan yang diselenggarakan adalah pelatihan teknis dan fungsional. Dikarenakan pelatihan pada hakekatnya adalah suatu sistem pembelajaran. Maka sebagai suatu sistem, mutu pelatihan sangat tergantung pada mutu komponen-komponennya, kaitan dan ketergantungan serta kerja sama diantara komponen tersebut sehingga menimbulkan efek sinergis. Pelaksanaan diklat di Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan telah melaksanakan ketentuan seperti yang tercantum pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan (pasal 13) menetapkan, bahwa diklat dibidang kesehatan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut yaitu: tersedianya calon peserta pelatihan, tenaga pelatih, kurikulum pelatihan, sumber dana yang menjamin kelangsungan penyelenggaraan diklat serta sarana dan prasarana. Sebagai ketentuan lebih lanjut, Kementerian Kesehatan telah menjabarkannya dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 725 tahun 2003 tentang upaya peningkatan mutu pelaksanaan diklat melalui akreditasi pelatihan. Mulai dari input, proses, sampai dengan output, sehingga diharapkan kredibilitas hasil diklat itu dapat dipertanggung jawabkan Akreditasi Pelatihan Akreditasi pelatihan erat kaitannya dengan langkah Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dalam menjaga mutu produk pelatihan berupa lulusan pelatihan. Akreditasi pelatihan adalah pengakuan yang diberikan pemerintah atau badan akreditasi yang berwenang kepada suatu pelatihan yang telah memenuhi standar yang telah ditetapkan, berdasarkan hasil penilaian terhadap komponen yang di akreditasi. Akreditasi pelatihan secara umum bertujuan untuk mengendalikan dan meningkatkan mutu pelatihan bidang kesehatan. Sedangkan secara khusus bertujuan : mengendalikan dan meningkatkan mutu dari komponen pelatihan itu sendiri. Komponen tersebut terdiri dari: kurikulum, peserta, pelatih/fasilitator, dan penyelenggara pelatihan serta tempat pelatihan itu dilaksanakan. Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan didalam proses menjaga mutu pada setiap komponen akreditasi pelatihan dilakukan sesuai dengan Pedoman Akreditasi Pelatihan, secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Komponen Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan dalam belajar mengajar. Untuk mendapatkan dokumen kurikulum yang sesuai dengan tujuan pelatihan dan kesesuaian antara proses dan tujuan maka perlu menyesuaikan antara komponen dan variable dalam pelatihan yang akan dilaksanakan. Didalam kurikulum terdapat 5 sub komponen dan 8 variabel yang perlu disusun sesuai dengan tujuan dari pelatihan itu diselenggarakan yaitu: a. Sub komponen Tujuan dengan 1 variabel :

Kejelasan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ingin dicapai.

b. Sub komponen Materi dengan 3 variabel :


Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan pelatihan GBPP (TIU, TIK, Pokok Bahasan, dan Sub Pokok Bahasan)

Struktur Program, yaitu proporsi waktu antara teori dan praktek (penugasan dan praktek lapangan)

c. Sub komponen Metoda dengan 1 variabel :

Kesesuaian variasi metoda yang digunakan dengan tujuan pembelajaran tiap substansi.

d. Sub komponen Alat Bantu Pelatihan dengan 1 variabel :

Kesesuaian alat bantu dengan metoda yang digunakan

e. Sub komponen Evaluasi dengan 2 variabel


Adanya instrumen evaluasi untuk peserta, pelatih/ fasilitator dan penyelenggara. Kesesuaian instrumen evaluasi peserta dengan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Komponen Peserta Sasaran pelatihan untuk pelatihan teknis Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan adalah aparatur dan non aparatur tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan, dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Komponen peserta terdiri atas 2 sub komponen dengan 2 variabel : a. Sub komponen kriteria dengan 1 variabel

Persyaratan peserta, yaitu kriteria yang ditetapkan untuk setiap jenis pelatihan. kriteria ini menjadi poin penting pada saat persiapan diklat, dengan kriteria yang sesuai maka proses pelatihan akan berjalan secara efektif.

b. Sub komponen efektivitas pelatihan dengan 1 variabel :

Jumlah peserta, yaitu banyaknya peserta dalam 1 kelas. Dalam hal ini dikarenakan pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan teknis yang tujuan akhirnya adalah pencapaian kompetensi pelatihan maka jumlah peserta perlu dipertimbangkan efektivitasnya. Didalam pedoman Akreditasi Pelatihan khusus untuk pelatihan teknis seperti ini akan lebih optimal pencapaian tujuannya bila jumlah peserta dalam satu kelas tidak lebih dari 20 peserta.

3. Komponen Pelatih/ Fasilitator Pelatih/fasilitator adalah orang yang memiliki pengakuan dan kompetensi dalam memberikan serta memfasilitasi proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kinerja profesionalisme dan/ atau untuk menunjang pengembangan karier bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan tugasnya. Komponen pelatih/fasilitator terdiri dari 2 sub komponen dengan 3 variabel :

a. Sub komponen kriteria dengan 2 variabel :


Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu, telah mengikuti pelatihan Widyaiswara dasar atau Akta atau Training of Trainer. Kesesuaian tingkat pendidikan pelatih dengan calon peserta latih, yaitu : keahlian/keterampilan minimal satu tingkat lebih tinggi dari peserta latih.

b. Sub komponen Profesionalisme dengan 1 variabel :

Kesesuaian keahlian dengan materi yang diberikan (kualifikasi tenaga), yaitu latar belakang pendidikan/keahlian termasuk pelatihan tambahan dan pengalaman dalam bidang tugasnya sesuai dengan materi yang diberikan. Khusus untuk pelatihan yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan kompetensi, dianjurkan komposisi pelatih dengan peserta

4. Komponen Penyelenggara Pelatihan Penyelenggara pelatihan adalah Unit Pelaksana Teknis adalah satuan/unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan pada Kementerian Kesehatan atau swasta. Komponen penyelenggara pelatihan terdiri dari 2 sub komponen : a. Sub komponen landasan hukum dengan 1 variabel, yaitu : Adanya kewenangan hukum yang dimiliki institusi tersebut. Kewenangan hukum yang dimiliki Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dalam menyelenggarakan pelatihan bidang kesehatan tertuang dalam Permenkes No. 2361/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan, dan Terakreditasinya Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Institusi Penyelenggara Pelatihan Bidang Kesehatan pada tahun 2012 dengan surat keterangan terakakreditasi B dalam jangka waktu 3 tahun. b. Sub komponen penyelenggara dengan 1 variabel : Tersedianya tenaga pengelola pelatihan yang sesuai standar. Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dengan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pelatihan bidang kesehatan perlu menyiapkan pengelola yang mempunyai kualifikasi sebagai pengelola. 5. Komponen Tempat Pelatihan Tempat pelatihan adalah tempat dimana pelatihan dilaksanakan seperti Balai Pelatihan Kesehatan. Balai Pelatihan Kesehatan adalah sarana kesehatan yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan. Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Sentra Pelatihan Kebidanan dilengkapi dengan laboratorium Kebidanan, serta laboratorium Komputer.

Proses Akreditasi Pelatihan Proses akreditasi pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan bukan sesuatu proses yang mudah, mengingat pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan teknis yang sebagian besar dari jenis pelatihan tersebut adalah pelatihan teknis Kebidanan. Pelatihan teknis ini bertujuan dalam pencapaian kompetensi klinis sehingga dokumen yang terkait dengan kelengkapan akreditasi pelatihan ini harus mewakili bagaimana proses pelatihan akan diselenggarakan secara efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mekanisme pengajuan akreditasi sampai dengan diterimanya keterangan Terakreditasi, Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Waktu dan sarana Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dalam pengajuan dokumen akreditasi pelatihan teknis dilakukan 1 s.d 1 bulan sebelum pelatihan ini dilaksanakan kepada Pusdiklat Aparatur atau Pusdiklat Nakes BPPSDM Kemenkes RI. Adapun dokumen akreditasi pelatihan yang perlu dilengkapi sebagai berikut: surat resmi pengajuan akreditasi pelatihan, formulir akreditasi pelatihan, kurikulum pelatihan, pedoman penugasan beserta instrument praktik, pedoman observasi lapangan (bila menggunakan sarana laboratorium lapangan), SK Penyelenggara, SK Master of Training, jadwal pelatihan, soal pre dan post test. Pengiriman dokumen ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas e mail dan atau pengiriman dokumen melalui Pos kepada panitia akreditasi pelatihan di tingkat BBPSDM Kes. Kemenkes RI. 2. Konfirmasi dan Koordinasi Pengiriman dokumen adalah langkah awal dalam penyempurnaan dokumen pelatihan. Hal ini dikarenakan proses klarifikasi dan koreksi berlangsung dengan menggunakan fasilitas email. Bila klarifikasi dan koreksi sulit dilakukan melalui fasilitas ini maka petugas akreditasi melaksanakan konfirmasi secara langsung sehingga substansi yang perlu diperbaiki akan berlangsung dengan baik. Tercapainya kesesuaian antara setiap komponen terkait juga dengan metode dan alat bantu yang digunakan akan sangat berkontribusi dalam pencapaian tujuan pelatihan yang akan dilaksanakan. Komponen yang harus dilakukan verifikasi dalam proses akreditasi pelatihan, merupakan komponen utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Sehingga output dari dokumen yang terakreditasi di Badan Akreditasi merupakan dokumen rujukan dalam pelaksanaan pelatihan. Hal ini sebagai upaya menjaga mutu dari produk pelatihan itu sendiri, terlebih lagi pada penyelenggaraan pelatihan teknis dimana kompetesi pelatihan merupakan tujuan utama yang harus dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut dimana presentasi program diklat teknis lebih besar dari pada pelatihan manajemen di Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan, sehingga Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai tanggung jawab untuk mengakreditasi semua pelatihan teknis tersebut. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk upaya Bapelkes Provinsi Kalimantan Selatan dalam menjaga mutu produk pelatihan, dimana produk pelatihan Bapelkes Provinsi

Kalimantan Selatan tersebut adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Maka dengan akreditasi pelatihan kemungkinan untuk terjadinya ketidaksesuaian antara komponen utama dengan tujuan pelatihan dapat dieliminir sehingga mutu pelatihan dapat diwujudkan dengan optimal yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimiliki oleh peserta pelatihan. Kompetensi pelatihan yang dimiliki tenaga kesehatan yang dilatih diharapkan bisa berkontribusi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Instansi tempat kerjanya. Maka disimpulkan bahwa sebagai penyelenggara diklat diharapkan mengajukan akreditasi pelatihan yang akan dilaksanakan kepada Badan Akreditasi yang terkait dengan pelatihan yang akan dilaksanakan. Sehingga pelaksanaan pelatihan mulai dari input sampai dengan output dapat dikendalikan sesuai dengan pedoman pelatihan yang telah diakreditasi. Implikasi dari mekanisme ini yaitu penyediaan sumber daya manusia yang professional dalam kegiatan pengembangan SDM khususnya SDM Kesehatan untuk menciptakan public protection dan service excellent sebagai perwujudan Good Governace untuk mencapai pembangunan kesehatan yang optimal.

Refrensi : - Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Pelatihan Di Bidang Kesehatan, Kemenkes RI, BadanPPSDM Kesehatan PUSDIKLAT APARATUR TAHUN 2012. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI, 2011

- DepKes RI, 2009 Pedoman Sertifikasi Peserta dan Pelatih Pada Pelatihan Di Bidang Kesehatan, Badan PPSDM Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai