Anda di halaman 1dari 42

TERAPI OKSIGEN dan

PENATALAKSANAAN JALAN NAPAS

dr. Joko Murdiyanto, Sp.An


Case Report
 Seorang laki-laki dibawa ke IGD rumah
sakit dengan penurunan kesadaran,
napas damgkal dan lambat. Riwayat
minum-minum alkohol +, terdapat
bekas sayatan dan suntikan dio lengan
pasien.
 Seorang perempuan dibawa ke IGD RS
karena kecelakaan laulintas dengan
tanda perdarahan di paha kanan +.
Luka terbuka dengan banyak
perdarahan. Tak lama kemudian
Terapi Oksigen dan Penatalaksanaan
Jalan Napas

 Pengantar
 Definisi Hipoksia
 Mekanisme Hipoksia
 Tujuan Terapi Oksigen
 Indikasi Terapi Oksigen
 Kontraindikasi Terapi Oksigen
 Metode Pemberian Oksigen
 Konsep Penatalaksanaan Jalan
Napas
 Macam-Macam Alat
Pengantar…

 Oksigen  substansi yg sgt penting


dlm kehidupan manusia & mahluk
hidup lainnya
 Oksigen diperlukan untuk pernapasan
normal oganisme aerobik
 Oksigen  50% komponen penyusun
planet bumi, 21% komponen udara,
89% komponen air.
Regulasi Ventilasi
 Diatur oleh pace maker di MO, terdiri
beberapa komponen, subsenter
berinteraksi menghasilkan irama
rithmis, Output ditransmisikan n.
Phrenicus ke diaphragma
 Ventilasi involunter pada keadaan
tidur, tidak sadar, ini karena sentrum
yg lebih tinggi di kortikal atau oleh
stimulasi Chemik, Mekanik
 Sentrum Kortikal : pernafasan bersifat
Voluntary kontrol
 Mekanikal Reflek : Berasal dari Otot,
Pemda Paru, Jar. Paru. Ini diaktivasi karena
peregangan selama inflasi yang diinervasi n.
X.
 Chemical Stimuli:
– Central Chresep : Sensitif thd perubaha pH
ekstrasel. Dipengaruhi CO2, CO2 HCO3,
– Perifer Chresep : Pada Bifurcatio Aorta dan
sepanjang Arcus Aorta. Kecepatan aliran darah,
dan paO2 akan memepengaruhi dan kurang peka
terhadap PaCO2
KURVA DISOSIASI OKSIGEN

Pasien jarang dapat


bertahan hidup dengan nilai
tekanan oksigen arterial
pada daerah merah
(tekanan ≤ 25 mmHg).
Hipoksia

 Adalah tidak adekuatnya aliran oksigen utk


memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan

 Terjadi 4-6 menit setelah ventilasi spontan


berhenti
Mekanisme Hipoksia

- Hipoksemia arteri
- Berkurangnya aliran oksigen krn kegagalan
transport, tanpa hipoksenia arteri
- Penggunaan oksigen yang berlebihan di
jaringan
Aliran O2 ↓ atau penggunaan di jaringan↑
 metabolisme aerob mjd anaerob
 produksi asam laktat ↑↑

 cepat timbul asidosis, gangguan


metabolisme seluler dan kematian sel
Gejala & Tanda Hipoksia Akut

Sistem Gejala dan Tanda


Respirasi Sesak napas, sianosis

Kardiovaskuler Cardiac output meningkat,


palpitasi, takikardi, aritmia,
hipotensi, angina, vasodilatasi,
syok
Sistem saraf pusat Sakit kepala, perilaku yang tdk
sesuai, bingung, euforia,
delirium, gelisah, edema papil,
Neuromuskular koma
Lemah, tremor, hiperrefleks,
inkoordinasi
Metabolik Retensi cairan dan kalium,
asidosis laktat
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan PaO2 arteri atau saturasi


oksigen arteri
 Invasif: Analisis Gas Darah
 Non-invasif : pulse oximetry
GAGAL RESPIRASI
 Gagal Pengeluaran Karbon
Dioksida
– Gagal Ventilasi
 Indentik dengan kenaikan CO2 ( Hypercapnia )
 PaCO2 naik berkaitan dengan Va
 Hypercapnea : VCO2 naik, Va tidak. VCO2
normal, Va turun. VD naik, tidak diikuti kenaikan
Va
 VCO2 naik : Panas, Exercises, Hipermetabolik,
Ggn Respirasi / PPOM / Asma, Ggn
Neuromuskuler
 Gagal Ambilan Oksigen
– Gagal Transport Oksigen/ O2 yg mencapai
jar. Kurang
– Gagal Ekstrasi Oksigen / Sel gagal
Terapi Oksigen

Tujuan : mengoptimalkan oksigenasi jaringan


dan meminimalkan asidosis respiratorik
Indikasi Terapi Oksigen

1. Terapi oksigen jangka pendek


- Hipoksemia akut (PaO2 <60mmHg; SaO2 <90%)
- Cardiac arrest dan respiratory arrest
- Hipotensi (TD sistolik <100 mmHg)
- Curah jantung rendah dan asidosis metabolik
(bikarbonat <18 mmol/L)
- Respiratory distress (frek napas >24x/menit)
2. Terapi oksigen jangka panjang

Pemberian oksigen secara kontinyu


- PaO2 istirahat <55mmHg atau saturasi O2 <88%
- PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau saturasi O2 89% pada
salah satu keadaan:
- Edema krn CHF
- P pulmonal pd pemeriksaan EKG (gel P >3mm pd lead II,
III, aVF)
- Eritrosemia (hematokrit >56%)

Pemberian Oksigen tidak kontinyu


- Selama latihan : PaO2 <55mmHg atau sat O2 <88%
- Selama tidur : PaO2 <55mmHg atau sat O2 <88%dg komplikasi
seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia
Kontraindikasi Terapi Oksigen

Suplementasi oksigen tidak direkomendasikan


pada:
- Pasien dg keterbatasan jalan napas yg berat
dg keluhan utama dispneu, tapi dengan PaO2
>60mmHg dan tdk mempunyai hipoksia
kronis
- Pasien yg meneruskan merokok 
kemungkinan prognosis buruk dan dpt
meningkatkan risiko kebakaran
- Pasien yg tidak dapat menerima terapi
adekuat
Metode Pemberian Oksigen

Variable performance
 Fixed performance
VARIABLE PERFORMANCE…

Administer uncontrolled oxygen


therapy
The patient creates the inspired
mixture by the act of breathing
Ex : nasal catheter, nasal cannula,
mask shells with or without
rebreathing bag.
Variable performance…

Low capacity
masks shell

Nasal cannula

High capacity systems


(non re-breathing mask)
Nasal catheter
FIXED PERFORMANCE…

 Allow controlled oxygen dosage


 Create a constant proportion of air
/oxygen mixture in excess of patient
inspiratory flow rate and are
independent of patient factors or fit to
the face
 With gas flow constantly in excess of
patient demand and with enhanced
CO2 washout, rebreathing is virtually
eliminated.
Fixed performance…

Venturi Mask

Ventimask
KONSEP PENATALAKSANAAN
JALAN NAFAS

ANATOMI
 Hubungan jalan napas dan dunia luar
didapatkan melalui dua jalan:
 Hidung  menuju nasofaring

 Mulut  menuju orofaring


OBSTRUKSI JALAN NAPAS
Pasien tidak sadar / dalam keadaan
teranestesi posisi terlentang:
 tonus otot jalan napas atas &otot
genioglossus hilang
 lidah menyumbat hipofaring
 tjd obstruksi jalan napas total /parsial
TANDA-TANDA OBSTRUKSI JALAN
NAPAS
Stridor
Napas cuping hidung
Retraksi trakhea
Retraksi dinding dada
Tidak terasa ada udara ekspirasi
SPASME ATAU KEJANG LARING
Terjadi karena pita suara menutup
sebagian atau seluruh jalan napas
Biasanya karena anestesi ringan atau
pada orang yang mendapat rangsangan
sekitar faring

TERAPI :
Manuver tripel jalan napas
Ventilasi positif dengan oksigen 100%
MANUVER TRIPEL JALAN NAPAS …

1. Kepala ekstensi pada sendi otot


atlanto-oksipital
2. Mandibula didorong ke depan pada
kedua angulus mandibula
3. Mulut dibuka
Manuver Tripel Jalan napas

Step 1

Step 2

Step 3
MACAM2 ALAT PENATALAKSANAAN
JALAN NAFAS

Jalan Napas Faring


 NPA (naso-pharyngeal airway)
 OPA (oro-pharyngeal airway)
 Sungkup Muka
 Sungkup Laring
 Pipa Trakhea
 Laringoskopi dan Intubasi
JALAN NAPAS FARING…
 NPA (naso-pharyngeal airway)
-- bentuk spt pipa bulat berlubang tengahnya dibuat dari karet
lateks lembut
-- pemasangan  pipa diolesi dengan jelly

 OPA (oro-pharyngeal airway)


-- bentuk pipa gepeng lengkung seperti huruf C berlubang di
tengahnya dengan salah satu ujungnya bertangkai dengan
dinding lebih keras
-- OPA juga dipasang bersama pipa trakhea atau sungkup laring
utk menjaga patensi kedua alat tsbt dari gigitan pasien
Jalan Napas Laring….

Naso-pharyngeal
airway (NPA)

Oro-pharyngeal
airway (OPA)
Sungkup muka
(face mask)

Sungkup laring
(laryngeal mask)

Pipa trakhea
(endotracheal tube/ET)
PIPA TRAKHEA (ENDOTRACHEAL TUBE /
Usia
ET) Diameter(mm) Skala French Jarak sampai
bibir (cm)
Prematur 2.0 – 2.5 10 10
Neonatus 2.5 – 3.5 12 11
1 – 6 bulan 3.0 – 4.0 14 11
½ - 1 tahun 3.5 – 4.0 16 12
1 – 4 tahun 4.0 – 5.0 18 13
4 – 6 tahun 4.5 – 5.5 20 14
6 – 8 tahun 5.0 – 5.5 22 15 – 16
8 – 10 tahun 5.5 – 6.0 24 16 – 17
10 -12 tahun 6.0 – 6.5 26 17 – 18
12 – 14 tahun 6.5 – 7.0 28 – 30 18 – 22
Dewasa wanita 6.5 – 8.5 28 – 30 20 – 24
Dewasa pria 7.5 – 10.0 32 – 34 20 – 24
CARA MEMILIH PIPA TRAKHEA UNTUK BAYI
& ANAK KECIL :
 Diameter dalam pipa trakhea (mm)
= 4.0 + ¼ umur (tahun)
 Panjang pipa oro-trakheal (cm)
= 12 + ½ umur (tahun)
 Panjang pipa naso-trakheal (cm)
= 12 + ½ umur (tahun)
LARINGOSKOPI & INTUBASI
Laringoskop : alat yang digunakan utk melihat laring
secara langsung spy kita dpt memasukkan pipa trakhea
dgn baik & benar.

Dikenal dua macam laringoskop :


 Bilah, daun (blade) lurus (Macintosh) untuk bayi – anak –
dewasa
 Bilah lengkung (Miller, Magill) untuk anak besar –
dewasa
Laringoskop

Intubasi
INDIKASI INTUBASI TRAKHEA

Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapun


 Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi
 Pencegahan aspirasi dan regurgitasi
EKSTUBASI
Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-
benar sadar, jika :
 intubasi kembali akan menimbulkan
kesulitan
 paska ekstubasi ada resiko aspirasi

Ekstubasi dikerjakan umumnya pada


keadaan anestesi sudah ringan dengan
catatan tidak akan terjadi spasme laring
 Sebelum ekstubasi, bersihkan rongga
mulut – laring – faring dari sekret dan
cairan lainnya
PERBANDINGAN SIFAT ALAT JALAN
NAPAS
Sungkup Muka Sungkup Laring Pipa Trakhea

Intervensi Perlu dipegang Tak perlu Tak perlu


dipegang dipegang
Kualitas jalan Cukup baik Cukup atau baik Sangat baik
napas
Akses kepala Jelek Baik Baik
leher
Ventilasi Prosedur sangat Prosedur lama Prosedur lama
spontan pendek

Ventilasi Prosedur sangat Prosedur lama Prosedur sangat


kendali pendek lama
KONSEP VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik adalah suatu metode
untuk membantu atau menggantikan
pernapasan spontan.
 Ventilasi mekanik dilakukan sebagai
tindakan life saving dalam CPR,
perawatan intensif, dan anestesi.
Teknik Nasotracheal
intubation
ALHAMDULILLAH…

Anda mungkin juga menyukai