Anda di halaman 1dari 9

Makalah

KEGAWATAN DARURATAN PADA SISTEM GINEKOLOGI

OLEH KELOMPOK 6

IRLIANTI MATATULA SARTIKA ALI NURQALBI IHWANA BESSE NANNA MELIANA YULIANTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GEMA INSAN AKADEMIK MAKASSAR 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEGAWATDARURATAN SISTEM REPRODUKSI

A. PRINSIP DASAR Kasus gawat darurat obstetri ialah kasus obstetri yang apabila segera tidak ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin dan bayi baru lahir. Empat penyebab utama kematian ibu ialah : 1. Perdarahan 2. Infeksi atau sepsis 3. Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia 4. Persalinan macet (distosia)

Pesalinan macet

hanya

terjadi pada

saat persalinan

berlangsung,

sedangkan ketiga penyebab yang lain dapat terjadi dalam kehamilan, persalinan dan dalam masa nifas. Yang dimaksudkan perdarahan disini termasuk perdarahan yang diakibatkan oleh perlukaan jalan lahir, mancakup juga ruptur uteri. Manifestasi klinis gawat darurat tersebut berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas. 1. Kasus perdarahan, dapat bermanifestasi dari perdarahan berwujud bercak, merembes, profus, sampai syok. 2. Kasus infeksi dan sepsis, dapat bermanifestasi mulai dari pengeluaran cairan pervaginam yang bau, air ketuban hijau, demam, sampai syok. 3. Kasus hipertensi dan preeklamsia/eklamsia, dapat bermanifestasi mulai dari keluhan sakit/pusing kepala, bengkak, penglihatan kabur, kejang-kejang, sampai koma/pingsan/tidak sadar. 4. Kasus persalinan macet, lebih mudah dikenal, yaitu apabila kemajuan persalinan tidak berlangsung sesuai dengan batas waktu yang normal, tetapi kasus pesalinan macet ini dapat merupakan manifestasi ruptuta uteri.

B. PENILAIAN AWAL Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi apakah dalam keadaan gawat darurat atau tidak harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetrik. Penilaian awal adalah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri yang membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang dihadapi. Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal ialah sebagai berikut : 1. Periksa Pandang a. Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan. b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat. c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas. d. Menilai perdarahan dalam kemaluan 2. Periksa Raba a. Kulit : dingin, demam b. Nadi : lemah/kuat, cepat/normal. c. Kaki/tungkai bawah : bengkak 3. Tanda vital Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan. C. PENILAIAN KLINIK LENGKAP Pemeriksaan klinik lengkap secara sistematis meliputi sebagai berikut : 1. Anamnesis : diajukan pertanyaan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikut dan jawabannya dicatat dalam data medik. a. Masalah/keluahan utama yang menjadi alasan pasien datang ke klinik b. Riwayat penyakit/masalah tersebut c. Tanggal hari pertama haid yang terakhir dan riwayat haid d. Riwayat kehamilan sekarang e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya f. Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit dalam keluarga

g. Riwayat alergi terhadap obat

2. Pemariksaan fisik umum : a. pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran penderita b. penilaian tanda vital (TD, nadi, suhu, pernapasan) c. Pemeriksaan tubuh secara sistematis d. pemeriksaan kepala dan leher e. Pemeriksaan dada f. Pemeriksaan perut (tanda abdomen akut, cairan bebas dalam rongga perut) g. Pemeriksaan anggota gerak (edema tungkai bawah dan kaki)

3. Pemeriksaan obstetri : a. Pemeriksaan vulva dan perineum b. Pemeriksaan vagina c. Pemeriksaan serviks d. Pemeriksaan rahim (besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya) e. Pemeriksaan adneksa f. Pemeriksaan his (frekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri dan dominasi fundus) g. Pemeriksaan janin 1) Didalam atau diluar rahim 2) Jumlah janin 3) Letak janin 4) Presentasi janin dan turunnya presentasi seberapa jauh 5) Posisi janin, moulage, dan kaput suksedaneum 6) Bagian kecil janin disamping presentasi (tangan, tali pusat dan lainlain) 7) Anomali kongenital pada janin 8) taksiran berat janin 9) janin mati atau hidup, gawat janin atau tidak 4. Pemeriksaan Panggul a. Penilaian pintu atas panggul 1) Promontorium teraba atau tida 2) Ukuran konjungata diagonalis dan konjungata vera

3) Penilaian linea innominata b. Penilaian ruang tengah panggul 1) Penilaian tulang sakrum 2) Penilaian dinding samping 3) Penilaian spina askiadika (runcing atau tumpul) 4) Ukuran jarak antar spina iskiadika c. Penilaian pintu bawah panggul 1) Arkus pubis 2) Penilaian tulang koksigis (ke depan atau tidak) d. Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam e. Penilaian panggul patologik f. Penilaian ambang feto-pelvik

Pemeriksaan his, pemeriksaan janin, dan pemeriksaan panggul ssangat menentukan untuk rencana persalinan pervaginam. Kesalahan dalam penilaian ini dapat berakibat fatal. Kasus persalinan yang seharusnya dilahirkan perabdominam dan keliru direncanakan pervaginam akan membuang-buang waktu yang tidak perlu dan barakibat buruk bagi ibu dan terutama bagi janin. Kondisi klinik kasus gawat darurat kebidanan yang sering dijumpai dan perlu pertolongan cepat, tepat, dan benar ialah kondisi syok perdarahan selain syok septik, kejang-kejang dan koma. Memperhatikan itu, kondisi klinik tersebut perlu dibahas secara khusus.

D. MASALAH PADA KEHAMILAN Kedaruratan medis pada wanita hamil membutuhkan perhatian khusus. Pertama ada 2 pasien yang terlibat, ibu dan anak. Kedua, janin memiliki resiko yang terbesar, pada keadaan apapun yang memperburuk perpusi

uteropplasental seperti hopovolemia, hipotensi baring (kompresi aorta dan vena cava oleh uterus), payah jantung, atau hipoksemia termasuk turunnya oksigen lingkungan dari pesawat udara yang tidak diberi tekanan, keracunan karbon monoksida, mendaki gunung yang tinggi. Selama hamil, terjadi peningkatan curah jantung, volume darah, denyut jantung, aliran darah ginjal, dan filtrasi glomerulus. Peningkatan ini dimulai pada trimester pertama dan mencapai tingkat 30-40% di atas tingkat tidak hamil pada bagian akhir trimester II.

Terdapat relaksasi otot polos generalisata dalam kehamilan, yang menghasilkan dilatasi pembuluh dara perifer, tonus otot traktus gastrointestinalis yang buruk (konstipasi) peningkatan aliran darah keseluruh organ (nyeri kepala, kongesti sinus, epistaksis. Hemoptisis, iritabilitas, vesika urinaria, dan sering kencing), dan relaksasi diagfragma(dyspepsia dan rasa terbakardi epigastrium. Orang yang menghadapi wanita usia subur dalam keadaan darurat, harus selalu mengingat bahwa pasien mungkin hamil. Bila pasien sadar, ia dapat di tanyakan tentang kemungkinan hamil. Kehamilan, mungkin tidak menyadari keadaan ini atau mungkin menganggap hal ini yang penting bagi sukarelawan. Bila haid terakhir lebih dari 30 hari, atau bila haid abnormal, maka penyulit kehamilan harus dimasukan dalam diagnosis banding. Masa kehamilan abnormal berlangsung 40 minggu, yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir. Bila uterus pasien setinggi atau dibawah umbilikus, pasien tidak merasa gerak janin, atau bila uterus tidak teraba tetapi wanita itu sangat yakin ia hamil, maka kehanilanya dibawah 20 minggu. Bila uterus teraba di atas umbilikus dan ibu menyadari gerakan janin, maka kehamilan lebih dari 20 minggu.

Penyulit setelah masa kehamilan pertama Mual dan muntah yang menetap dengan akibat dehidrasi dan ketosis bisa mengkomplikasikan kehamilan dini. Salah satu gambaran yang membedakan hiperemesis gravidarum adalah bahwa biasanya pasien mengeluh lapar. Keadaan lain yang harus dipertimbangkan bila ada hiperemesis adalah infeksi

gastrointestinalis akut oleh virus, hepatitis, obstruksi usus, kolesistitis akut dan pancreatitis akut. Pasien dengan muntah yang sukar diakhiri harus dirumahsakitkan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain dan untuk cepat merehidrasi pasien sarta membentuk kembali keseimbangan elektrolit. Harus dimulai infus ringer laktat intervena. Nyeri abdomen atau pelvis dengan perdarahan per vaginam Penyebab tersering bagi nyeri abdomen dan pelvis dalam 20 minggu pertama kehamilan adalah abortus spontan. Bila ada nyari kejang abdomen bawah pada garis tengah, khususnya yang menjalar kepunggung, dan bila ada perdarahan

pervaginam yang bermakna ( sama atau lebih banyak dari darah haid), maka abortus spontan sangat mungkin menjadi sumbernya. Bila pasien mengeluh nyeri perut bawah lateral atau nyeri perut lateral atau nyeri pelvis dan jika nyeri menjalar ke pinggang (flank) atau ke ekstremitas bawah, harus di curigai penyakit adneksa, seperti perdaraan ke dalam atau torsi kista opari, atau kehamiilan ektopik (tuba) . keadaan ini biasanya di ikuti perdarahan per vaginam yang lebih sedikit deri pada yang ditemukan pada abortus spontan. Penyebab lain bagi perdarahan pervaginam adalah karsinoma serviks. Diagnosis cepat merupakan kunci dalam pengobatan pasien nyeri abdomen atau pelvis akut dan perdarahan per vaginam. Bola nyeri pasien ini di garis tengah dan kejang, perdarahan minimum, serta tanda vital stabil, maka pasien dapat dibawa kerumah sakit dengan infus intravena. Tetapi bila diduga kehamilan ektopik atau ruptura kista korpus luteum, maka dapat dapat timbul perdarahan yang bermakna. Pasien ini harus segera dibawa kerumah sakit dengan infus 500ml ringer laktat intravena perjam. Pakaian anti syok bermanfaat dalam mengontrol perdarahan selama perjalanan. Bila nyeri memerlukan analgesik, dapat diberikan 20-50 ng meperidin(Demerol) intravena. Bekuan darah yang dikeluarkan dari vagina harus diperikasa. Dan jaringan yang ada harus dikirim ke ahli patologi untuk pemeriksaan Penyulit Setengah Massa Kehamilan Kedua Harus di usahakan pencegahan hipoksia pada janin dalam usia kehamilan berapa pun, tetapi pada sekitar kehamikan 26-28 minggu, kelangsungan hidup ekstra uterus janin ini menjadi bisa viable. Pada keadaan darurat yang menyangkut wanita dalam setenagh bagian kedua masa kehamilan (selama massa ini mungkin terjadi kelahiran premature), maka pertimbangan harus harua diberiakan dalam membawa pasien kerumah sakit yang menyediakan rentanag perawatan intensif perinatal yang penuh. Tindakan umum seorang wanita dalam setengah bagian akhir masa kehamilan. 1. Pertahankan jalan nafas yang adekuat dan tingkatkan oksigen lingkungan untuk menjamin transpor oksigen yang maksimal melewati plasenta. tidak ada bahaya bagi janin normal dengan meningkatkan oksigen arteri ibu. 2. Bila mungkin, jaga ibu dalam posisi baring miring untuk mencegah hipotensi baring. Bila ia harus berbaring terlentang, tinggikan pingul kanan dengan selimut atau kain yang digulung.

3. Pertahankan volume darah sirkulasi yang adekuat dengan infus larutan Ringer laktat, 500 ml per jam. 4. Bila diangkat dalam pesawat udara yang tekanan udara nya tak diaturdiatas ketinggian 8000 kaki, maka mutlak diperlukan pemberian oksigen. 5. Pantau denyut jantung janin dengan detektor bunyi ultra memakai batri. Denyut jantung janin 120-160denyut permenit adalah normal. Bradikardi atau takikardi janin harus di anggap sebagai tanda gawat janin. Perdarahan Perdarahan pervaginam yang dilukiskan sien sebanyak atau lebih darah haid harus selalu dianggap banyak dalam bagian kedua masa kehamilan. Perdarahan ini harus dibedakan sekret lendir berdarah yang sering terlihat pada minggu akhir kehamilan. Lesi pada vagina atau servik dapat menybabkan perdarahan pada trimester kedua tapi biasanya perdarahan berasal dari uteroplasenta kira kira sepertiga .

DAFTAR PUSTAKA
1. http://semianispyware.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatanpada.html

Anda mungkin juga menyukai