Anda di halaman 1dari 7

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41.

Agustus 2011

METODE ANALISIS DINAMIK GAYA-GAYA DALAM PADA BALOK AKIBAT BEBAN MUATAN BERGERAK
Toni Utina
Jurusan Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia Jl. Urip Sumoharjo KM. 05 Kampus II UMI, Telp. (0411) 443685

Abstrak Perencanaan konstruksi digunakan sebagai acuan dalam perencanaan struktur pondasi seperti pendimensian struktur, balok pendukung, masalah geser dan puntir dalam keadaan batas, salah satu hal yang penting untuk diketahui bahkan harus diperhitungkan adalah persoalan-persoalan yang timbul akibat berbagai gejala-gejala fisik struktur, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan bentuk bahkan mengakibatkan hilangnya keseimbangan sistem struktur. Kedua persoalan diatas tidak lain merupakan akibat kerjanya sejumlah gaya dari muatan-muatan terhadap struktur tersebut. Terjadi penambahan gaya dari massa kendaraan untuk tiap distrik roda kendaraan oleh gaya eksentrisitas yang diteruskan ke penyokong dalam hal ini adalah lantai kendaraan. Penggunan koefisian kejut dibandingkan dengan penerapan gaya dinamis sudah dapat menjamin tingkat keamanan, khususnya gaya eksentrisitas oleh ketidak seimbangan massa rotor roda. Beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya ayunan/getaran pada balok gelagar yaitu : kondisi jalan yang tidak rata, saat menikung, kecepatan kendaraan saat pengereman dan penambahan kecepatan secara tiba-tiba Kata Kunci : Struktur, Gaya, Balok, Muatan Gerak. Pendahuluan Dalam bidang teknik sipil khususnya pada bidang konstruksi bangunan, salah satu hal yang penting untuk diketahui bahkan harus diperhitungkan adalah persoalanpersoalan yang timbul akibat berbagai gejala-gejala fisik struktur, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan bentuk bahkan mengakibatkan hilangnya keseimbangan sistem struktur. Kedua persoalan diatas tidak lain merupakan akibat kerjanya sejumlah gaya dari muatan-muatan terhadap struktur tersebut. Hal-hal yang telah dibahas dalam pembelajaran maupun suatu perencanaan tentang pembebanan statis, meskipun bentuk pembebanan ini penting, namun struktur sebenarnya sering dibebani pula dengan beban-beban dinamis seperti pada bangunan industri, tempat parkir berlantai, jembatan dan bangunan lainnya. Maka penulis ingin mengambil spesifikasi penulisan tentang pembebanan dinamis khususnya dari muatan pegas bergerak. Dalam perhitungan pembebanan statis, gaya dinamis dari suatu muatan berpegas yang redamannya kadang diabaiakan dan diasumsikan sebagai gerak kesetimbangan statik dan hanya diambil nilai konstantanya, yang ternyata dalam kejadian-kejadian tertentu gayagaya dinamis dapat menimbulkan beberapa gaya selain dari pada gaya berat dari muatan itu sendiri seperti dalam hukum hook Dengan bertambahnya gaya akibat gaya dinamis pada muatan berpegas tersebut, maka besarnya momen pun berubah dan dengan adanya perubahan momen akibat perubahan momen

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41. Agustus 2011

tersebut, maka sisten perhitungan pada balok tentunya juga akan berubah. Teori Elastisitas Bahan Hampir semua bahan-bahan teknik memiliki sifat tertentu yaitu elastisitas (elasticity). Apabila gaya luar menghasilka perubahan bentuk (deformation) tidak melebihi batas tertentu, maka perubahan bentuk hilang sesudah gaya dilepas. Itu karena anggapan bahwa benda yang mengalami kerja gaya luar benar-benar elastis sempurna (perfectly elastic), yaitu benda kembali semula secara utuh sesudah gaya dilepas. Anggap misalnya, bahwa kita mengenakan suatu beban pada suatu contoh bahan tarik sehingga tegangan dan regangan bergerak dar O ke A pada kurva dalam Gambar 1. Anggap selanjutnya pula bahwa apabila bebannya diambil bahannya mengikuti kurva yang tepat kembali ketitik asal O. Sifat bahan demikian ini disebut sifat elastisitas dan bahannya sendiri disebut elastis.

perubahan bentuk benda makin besar dan gaya-gaya antar molekul juga bertambah besar sampai pembebanan mencapai harga akhirnya (elastisitas). Gaya-gaya didalam bahan mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan, sehingga keadaan setimbang tercapai. Pada kondisi ini bahan sekarang dalam keadaan tegang dan teregang. Tegangan dibagi menjadi dua jenis. Bila gaya internal tegak lurus bidang yang diamati, maka didapat tegangan normal atau langsung, dan sesuai dengan arah gaya, dapat bersifat tarik (tensile) atau mampat (compresive). Bla gaya internal sejajar dengan bidang yang diamati, didapat tegangan tangensial atau geser. Seringkali resultante gaya pada elemen luasan membentuk sudut dengan bidang luasnya. Dalam keadaan semacam itu gaya tersebut diuraikan. Menjadi komponen normal dan tangensial, serta menghasilkan kombinasi tegangan-tegangan normal dan geser. Pengaruh tegangan tarik sederhana pada suatu batang adalah untuk menambaha panjangnya dan juga untuk mengurangi lebar dan tebalnya. Demikian juga, kompresiff sederhana menghasilkan pemendekan batang, disertai penambahan ukuran-ukuran transversal, pada kedua keadaan diatas ada regangan transversal dan longitudinal.

Hubungan Tegangan-Regangan Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda haruslah diimbangi oleh gaya penentang yang ada didalam bahan, maka bentuk benda akan berubah dan molekul-molekulnya bergeser dari posisi awalnya. Pergeseran ini mengakibatkan gaya-gaya antar molekul, yang bergabung untuk menentang gaya yang timbul tadi. Bila beban bertambah,

Jadi, untuk tegangan tarik atau kompresi sederhana perbandingan antara tegangan dan regangan setiap bahan merupakan konstanta yang dikenal sebagai modulus elastisitas, E. Menyatakan modulus ini secara sederhana sebagai tegangan/regangan

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41. Agustus 2011

dapat membingungkan. Disini tidak boleh diartikan tegangan pada bidang apapun/ regangan dalam arah manapun sehingga definisi yang tepat adalah :

kekakuannya S dan inersianya dapat diabaikan. Untuk tujuan analisis, system semacam itu dapat digambarkan seperti pada gambar 1, jika pada kondisi ini massa m (yang geraknya hanya dibatasi pada arah vertical) diberi simpang keatas kemudian dilepas.
x

Perubahan panjang batang x, sebagai fungsi dari panjang semula L, luas penampang mula-mula A dan beban F, dinyatan: x =

Posisi setimbang

Gangguan Gaya Luar pada Sistem Struktur Inersia dan elastisitas adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh semua sistem mekanis. Mungkin saja pengaruh salah satu sifat ini diabaikan karena sistem memilikinya hanya dalam tingkatan yang sangat rendah, sehingga analisis kekakuan sistem menjadi sederhana. Namun, pada umumnya kedua sifat ini ada dalam jumlah yang cukup besar, dan pengaruh gabungannya akan menyebabkan sistem bergetar bila diganggu dari susunan setimbangnya. Karena sifat elastisnya sebuah sistem, gaya akan timbul dalam bahan dan berusaha mengembalikkan bagianbagian sistem yang berubah ke posisinya semula. Ukuran pengaruh ini disebut kekakuan sistem dalam cara, atau ragam perubahan bentuk tersebut. Kekakuan linear, gaya pemulih yang diberikan S = defleksi linear yang bersangkutan Dinamika Benda yang Bergerak Pada benda tegar massa m yang disangga oleh struktur elastis yang

Gambar 3. System getaran Setelah waktu t, massa akan berada pada j arak x dari posisi setimbangnya, dan suatu gaya yang tak diimbangi -Sx, akan timbul dari penyangga elastis. Keadaan dari pada komponen ini juga dapat dikatakan dengan : gaya resultante yang bekerja pada benda yaitu Sx. Ketika massa sedang bergerak atau dalam keadaan static, dan akan saling meniadakan setiap waktu. Dari hukum Newton kedua, F = m.a -Sx = m
d 2x dt 2

Sehingga

d 2x S x 2 dt m

Perbandingan S/m, yaitu perbandingan antara kekakuan terhadap gaya inersia benda adalah constant untuk tiap system. System berderajat kebebasan satu ini dapat dijelaskan secara tepat dengan model matematis pada Gambar 4 yang mempunyai elemen-elemen sebagai berikut : (1) Elemen massa m menyatakan massa dan sifat inersia dari

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41. Agustus 2011

struktur; (2) Elemen pegas S yang menyatakan gaya balik elastic (elastic restoring force) dan kapasitas energi potensial dari struktur. (3) Elemen redaman C yang menyatakan sifat geseran dan kehilangan energi dari struktur dan, (4) Gaya pengaruh F(t) yang menyatakan gaya luar yang bekerja pada struktur. Gaya-gaya F(t) ditulis demikian untuk menyatakan sebagai fungsi dari waktu. Dengan mengambil model matematis pada Gambar 4. dianggap bahwa tiap elemen dalam system akan menyatakan satu khusus, yaitu massa m hanya menyatakan sifat khusus inersia (property of inersia) dan bukan elastis atau kehilangan energi dan pegas S menyatakan elastisitas dan bukan inersia ataupun kehilangan energi. Akhirnya peredam c menyatakan kehilangan energy. pada kenyataan sebenarnya elemen murni ini tak terdapat dalam bentuk fisik dan model matematis inilah yang membuat konsep idealisasi dari struktur yang sebenarnya.
y

biasanya dikenal sebagai gaya inersia. DFB dengan gaya inersia mx yang sama dengan massa dikalikan dengan percepatan dan selalu diberikan arah negatif terhadap koordinat yang bersangkutan. Penggunaan prinsip d;Alembert memungkinkan pemakaian persamaan keseimbangan untuk mendapatkan persamaan gerak. Jumlah gaya-gaya pada arah x memberikan : mx + Sx = 0 Pada keadaan ini kelihatannya merupakan hal yang gamblang. Gambar 5 memperlihatkan bahwa persamaan differensial yang sama akan didapat dari gerak vertical benda yang tergantung pada pegas dan benda yang sama bergetar sepanjang sumbu horizontal, Gbr. 5.a dan 5.b DFB dari kedua osilator sederhanan tersebut terlihat pada Gbr. 5.c dan 5.e termasuk gaya inersianya.
y

k
c

k
c
F(t)

S m

Sx0

S(x0 + x)
=

m
W Sx0 = W

Gambar 4. System berderajatkebebasan satu. Namun dari sudut pandang praktek, informasi yang didapat dari analisa model matematis cukup memadai untuk memahami sifat dinamis dari system fisik, termasuk perencanaan dan keamanan yang diinginkan. Pendekatan dAlembert Prinsip dAlembert merupakan sebuah alternative pendekatan untuk persamaan adalah penggunaan yang menyatakan bahwa sebuah system dapat dibuat dalam keadaan keseimbangan dinamis dengan menambahkan sebuah gaya luar fiktif pada gaya-gaya luar yang

( a ) W = mg
Sx mx N

W + Sx
m

(b ) (c)

(d)

(e)

Gambar 5. Dua Osilator dan diagram free body Kalau disamakan dengan nol jumlah gaya-gaya pada Gbr. 5.c maka didapatkan. mx + Sx = 0 Pada Gbr. 5.d dalam posisi seimbang statis, pegas tertarik sejauh x0 satuan dan mengakibatkan gaya Sx0 = W keatas pada benda tersebut, dimana W adalah berat benda. Bila benda berpindah sejauh

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41. Agustus 2011

x kebawah dari posisi seimbang maka besar gaya pegas diberikan oleh Fs = S(x0 + x) atau Fs = W + Sx, sebab Sx0 = W. hasil ini dipakai pada pers. Gerak. - (W + Sx) + W = mx Atau mx + Sx = 0 Persamaan Gerak Dengan cara seperti pada kondisi osilator tak teredam, dengan menggambar diagram free body (DFB) dan menggunakan hukum newton untuk mendapatkan persamaan differensial gerak. Gbr. 5.a memperlihatkan DFB dari osilator sederhana dan gaya inersia mx, sehingga dapat digunakan prinsip dAlembert. Penjumlahan gaya-gaya pada arah x memberikan persamaan differensial gerak. mx + cx + Sx = 0 Analisa Gaya Luar Pada Roda Dengan pengertian bahwa eksentrisitas force merupakan suatu gaya pengganggu atau yang tidak seimbang (unbalance force) akibat massa yang berotasi pada kendaraan dalam hal ini adalah roda, maka analisa tersebut akan dilakukan pada roda. Pengaruh gaya eksentrisits ini akan mengakibatkan gaya inersia yang timbul sebagai gaya tidak seimbang pada kecepatan tersebut. Oleh karena gaya eksentrisitas mempengaruhi sistem secara harmonik, maka gaya inersia terbesar yang terjadi dipandang sebagai gaya eksentrisitas pada sistem peredaman kendaraan. Analisa Gaya Dinamis Kendaraan terhadap Balok Karena sistem getaran adalah sistem massa distrik, maka sistem getaran pada kendaraan dipandang dapat

dianalisa pada salah satu roda disatu sisi kendaraan. Beberapa analisa yang dilakukan dalam penulisan ini a.l.; Analisa Keseimbangan Statis Kendaraan Analisa ini dilakukan terhadap kendaraan yang akan memberikan data dan Jenis Kendaraan serta data lainnya seperti Berat Kendaraan, Jarak As Roda Depan dan Belakang terhadap Titik Berat Kendaraan yang akan memberikan hasil perhitungan berupa Reaksi baik pada Roda Depan maupun Roda Belakang Analisa Getaran pada ketidakseimbangan Dinamik Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan pada saat kecepatan tertentu, terhadap gaya eksentrisitas yang timbul akibat gaya inersia tidak seimbang pada roda kendaraan, dengan demikian sebagai system dinamik kendaraan selama melaju mengalami gangguan secara harmonic yang dapat di analogikan sebagai eksentrisitas force yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan static. Dengan bobot kendaraan bagian belakang sebagaimana didapatkan sebesar Wr1, maka system getaran dapat dimodelkan sebagai berikut :
W r1
S C
m

W r1
Fo sin y

W r1
S (x - ) C (x - y)

Gambar 6. Model Matematis dari Sistem Dengan modelisasi seperti diatas maka persamaan gerak sistem yang digunakan adalah sebagai berikut : m x + c (x y) + S ( ) = 0 m x = c (x y) - S ( )

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41. Agustus 2011

jika :z = y ; z = x - y dan z = x - y maka, persamaan akan menjadi : m (z + y) = - c (z ) - s (z) m z + m y = - c (z ) - s (z) m + c ( ) + s (z) = - m y Karena eksentrisitas force timbul akibat ketidaksimbangan massa putar dengan simpangan harmonic y = Fe sin t, maka persamaan gerak menjadi : m + c + s z = m 2 Fe sin t Karena pegas daun (Leaf Spring) pada kendaraan ini terdiri dari atas 5 lapis atau bagian seperti dibawah ini :

dipertimbangkan dalam analisa respons dinamis. Beberapa aksi gaya relatif dan respon yang terjadi akibat kendaraan a.l.; Gerak Relatif Terhadap Wheel (Roda), Respon Dari Gerakan Penyokong dan Penyaluran Gaya Ke Pondasi Metode Sistem Pembebanan akibat Beban Dinamik Kendaraan untuk Perhitungan Momen di Gelagar Dari hasil penjelasan sebelumnya nampak bahwa ketidak seimbangan static pada roda pada umumnya akan memberikan efek yang signifikan terhadap body kendaran kendati system sudah dilengkapi dengan komponen peredam. Dengan demikian analisa dilakukan dengan mengambil gaya dari massa kendaraan pada setiap distrik pada tiap roda sebagai gaya statik dan ditambah dengan gaya eksentirisitas akibat ketidak seimbangan gaya rotornya sebagai gaya dinamis. 1. Metode Garis Pengaruh akibat Beban Kendaraan Gaya dinamis ini bekerja sepanjang bentangan memiliki frekuensi gaya yang setiap titik pada sepanjang bentangan itu memiliki gaya yang berbeda dan tergantung pada intensitas getaran selama waktu tertentu. Maka akan dianalisis titik ekstrim pada bentangan yaitu tengah bentangan dan diambil gaya maksimum dari frekuensi gaya selama massa bergetar yakni amplitudo gaya sebagai harga maksimum dari sebuah frekuensi gaya. Dengan mencoba beberapa kedudukkan posisi kendaraan maka akan diperoleh nilai momen maksimum. 2. Metode Sistem Beban D tanpa Koefisien Kejut akibat Beban Kendaraan Perhitungan lantai kendaraan, trotoir, dan balok difragma dalam hal ini akan langsung dimasukkan besar beban yang bekerja dan di abaikan analisanya karena

h=4 cm

Gambar 7. Susunan pegas daun (Leaf Spring) Sebagai pendekatan untuk bentuk seperti diatas, maka diambil b = h. Momen inersia penampang terhadap titik berat pegas (Leaf Sring) dengan pendekatan bentuk pegas :
b h

Gbr 8. Idealisasi penampang sebuah pegas daun Pengaruh Gaya Dinamik pada Penyokong Dalam berbagai macam keadaan aktual dimana pondasi atau penyokong struktur bergerak bervariasi menurut waktu. Struktur biasanya dipengaruhi oleh gerakan-gerakan dinamis dari mesin yang mengakibatkan getaran, gempa bumi, atau pengaruh lain seperti ledakan yang merupakan contoh dimana penyokong (support) harus ikut

Majalah Ilmiah Al-Jibra, ISSN 1411-7797, Vol. 12, No.41. Agustus 2011

perhitungan akan dilakukan pada gelagar memanjang. Pada analisa tidak akan memperhitungkan beban kejut, karena telah ditambahkan beban dinamis pada beban kendaraan itu sendiri, dimana beban dinamis tersebut merupakan faktor yang menyebabkan adanya penambahan gaya kejut. 3. Metode Sistem Beban D tanpa Beban Dinamis akibat Beban Kendaraan Pada analisa ini akan ikut diperhitungkan beban kejut, karena tanpa ditambahkan beban dinamis pada beban kendaraan. Analisa pada gelagar tengah diperhitungkan sebesar 100 % sedangkan pada gelagar tepi sebesar 50 %. Selanjutnya terhadap nilai momen dan lintang maksimum dipakai untuk mendesain strukturnya. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu ; 1. Terjadi penambahan gaya dari massa kendaraan untuk tiap distrik roda kendaraan oleh gaya eksentrisitas yang diteruskan ke penyokong dalam hal ini adalah lantai kendaraan,. 2. Penggunan koefisian kejut dibandingkan dengan penerapan gaya dinamis sudah dapat menjamin tingkat keamanan, khususnya gaya eksentrisitas oleh

ketidak seimbangan massa rotor roda. 3. Beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya ayunan/getaran pada balok gelagar yaitu : a. Kondisi jalan yang tidak rata b.Saat menikung c. Kecepatan kendaraan Saat pengereman dan penambahan kecepatan secara tiba-tiba Daftar Pustaka 1. Ashad, Hanafi, Dr. Ir. M.Sc., 2001. Beton Bertulang, Diktat Kuliah Jurusan Sipil Universitas Muslim Indonesia: Makassar 2. Gere dan Timoshenko, Alih Bahasa Wospakrik Hans. J., 1985. Mekanika Bahan, Edisi Ke Dua Versi SI Jilid I. Penerbit Erlangga: Jakarta. 3. Husin, Bustam, Ir., 1989. Mekanika Teknik Statis Tertentu. Penerbit CV. Asona: Jakarta. 4. Paz, Mario Oleh Den Hartog, J.P., 1984. Dinamika Struktur, Teori dan Perhitungan, Edisi ke Dua. Penerbit Erlangga: Jakarta. 5. Timoshenko S. P. Dan Goodier J. N., Alih Bahasa Sebayang Darwin,1986. Teori Elastisitas, Edisi Ke Tiga. Penerbit Erlangga: Jakarta. 6. Titherington dan Rimmer, Alih Bahasa Prasetyo, Lea, Dra, M.Sc., 1984. Mekanika Terapan, Edisi ke Dua. Penerbit Erlangga: Jakarta Pusat.

Anda mungkin juga menyukai