gizi utama
Di indonesia
IMR, perkembangan mental terhambat, risiko penyakit kronis pada usia dewasa Proses Pertumbuhan lambat, ASI ekslusif kurang, MP-ASI tidak benar
Kurang makan, sering terkena infeksi, pelayanan kesehatan kurang, pola asuh tidak memadai
BBLR
Pelayanan Kesehatan kurang memadai Konsumsi tidak seimbang Gizi janin tidak baik
BALITA KEP
Konsumsi gizi tidak cukup, pola asuh kurang
WUS KEK
Konsumsi Kurang
ASUPAN GIZI
INFEKSI PENYAKIT
Penyebab LANGSUNG
Pelayanan kesehatan
Masalah UTAMA
Masalah DASAR
BEBAN
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002
ASET
I. KLASIFIKASI :
1. 2.
Starvation Kekurangan intake yg banyak Undernutrition Intake yg tdk adekuat Specific deficiency Imbalance Ketdk cocokan dari zat gizi Overnutrition
II.
PATOGENESIS
Primary inadequancy
Nutritional Inadequacy
Tissue depletion
Biochemical Lession
Secondary Inadequacy
Perubahan fungsi
Manifestasi
Anatomic Lession
II.
Gangguan gizi :
1. Cadangan tubuh menurun 2. Defisiensi pada jaringan & serum 3. Timbul gejala klinis thd khas, daya tahan tubuh menurun 4. Kelainan biologis & fisiologis dan klinis semakin jelas 5. Perubahan anatomis 6. Gejala defisiensi semakin nyata dan fatal
III. PENYEBAB
A. Primer
Pola konsumsi Distribusi makanan ditingkat family ( RT ) Pola makan Ketersediaan pangan di RT & pasar
B. -
Secunder Digestion (pencernaan) Absorpsion Transportation Utilization Storage excretion (penyimpanan) Peningkatan kebutuhan
PENGERTIAN
Gizi Buruk = KEP tingkat berat = Kurus sekali = Severely Malnourished
Gizi buruk
adalah keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan rendahnya konsumsi energi (karbohidrat, protein dan lemak) dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan sering disertai dengan kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
Edema
MARASMUS
Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua Cengeng, rewel Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-baggy pants) Perut cekung Iga gambang Sering disertai: peny. infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare
Rambut
Iga gambang
MARASMIK KWASHIORKOR
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus dengan BB/U <60% baku median WHONCHS disertai edema yang tidak mencolok
% %
% %
% %
% %
% %
% %
6.3
7.2
11.6
10.5
8.1
3.0
Penyebab:
Tingkat Makro: KEP erat hub. dengan keadaan status ekonomi Penurunan KEP = penurunan kelompok dibawah garis kemiskinan Ketersediaan pangan Tingkat Mikro: Tingkat kesehatan (infeksi) Sanitasi lingkungan
Program intervensi
Program UPGK: penimbangan balita KIE/promkes pemanfaatan pekarangan PMT oralit kapsul vit A
Posyandu
2. Anemia Gizi
Terbanyak: defisiensi zat besi
Akibat:
Kemampuan intelektual Produktifitas kerja Morbiditas anak Mortality ibu BBLR dan keguguran
Program intervensi
Pemberian tablet besi pada ibu hamil (Posyandu dan Puskesmas) KIE (penyuluhan gizi) Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian
Garam dan mie diproduksi dibanyak produsen
3. Kekurangan Vit. A
Prevalensi : 0.7% Akibat KVA : Tingkat mortalitas tinggi Anak rentan infeksi Biaya kesehatan tinggi Perkembangan mental terganggu Penyakit degeneratif menyerang usia dini
Kekurangan Vitamin A
Klinis: xerophthalmia KVA: gangguan epitelisasi gampang infeksi ( diare dan ISPA )
kebutaan
KEKURANGAN VITAMIN A
10 JUTA ANAK BALITA MENDERITA KURANG VITAMIN A SUB-KLINIS
66 RIBU ANAK BALITA DISERTAI DENGAN GEJALA BERCAK BITOT PADA MATA YANG TERANCAM BUTA
KALSEL :
Suvita, 1992
1978 : Kalsel daerah rawan KVA. Prevalensi Bercak Bitot 1,5%. Prevalensi kornea Scar, parut besar pada mata (bisa menjadi Buta) 0,15%. 1992 : Kalsel sudah bebas dari KVA. Survei Xeroptalmia Nasional, 1978 & 1992.
Epidemiologi
250 juta anak pra sekolah menderita kekurangan vit A subklinik 3 juta menunjukkan gejala klinik kekurangan vit A 300.000 anak buta karena kekurangan vit A (10% dari seluruh kebutaan pada anak) Indonesia: ~ 50% anak pra sekolah kekurangan vit A subklinik ~ 34% wanita hamil keku rangan vit A subklinik
Kekurangan Vitamin A
Sebab: Keadaan sosial ekonomi Ketidaktahuan Akibat infeksi Kekurangan ASI
Program intervensi
Distribusi kapsul vitamin A pada anak-anak kematian berkurang Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian
Perubahan warna makanan
4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY) Akibat GAKI: Pembesaran kelenjar gondok Gangguan pertumbuhan (cebol, bisu, tuli) Gangguan mental Gangguan neuro motor
Besarnya masalah
Didaerah endemik: pegunungan di beberapa propinsi di Indonesia Didaerah pesisir
Program intervensi
Program iodisasi garam Program penyuntikan preparat beriodium Penyuluhan Program lain (taraf penelitian) Iodisasi air Tetes iodium
Gizi lebih
DI INDONESIA TAHUN 2002, 165.000 ANAK BALITA DENGAN GIZI BURUK TINGKAT BERAT
Gizi kurang
Akibat obesitas: PJK Kanker diabetes melitus hipertensi Angkanya meningkat tajam setelah tahun 1992
Continuum of Care
Pelayanan bagi anak SD Pelayanan bagi balita Pelayanan bagi bayi Persalinan, nifas & neonatal
Penjaringan Bln Imunisasi Anak Sekolah Upaya Kes Sklh PMT Pemantauan pertumbuhan & perkembangan PMT
KB MKJP
P4K ANC terpadu (HIV, dll) Kelas Ibu Fe & asam folat PMT ibu hamil TT ibuhamil
ASI eksklusif Imunisasi dasar Inisiasi Menyusu Dini lengkap Pemberian makan Vit K 1 inj Penimbangan Imunisasi Hep B Vit A Rumah Tunggu Kemitraan Bidan Dukun KB pasca salin
46