Anda di halaman 1dari 22

KELAINAN PADA SISTEM GENITOURINARY

Faraida jilzani

NYERI KELUHAN MIKSI HEMATURIA PNEUMATURIA HEMATOSPERMIA CLOUDY URINE KELUHAN PADA SKROTUM DISFUNGSI SEKSUAL

1. NYERI
Definisi : pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyanangkan akibat kerusakan jaringan. Nyeri pada organ genitourinaria dapat berupa nyeri lokal kelainan ginjal (terasa di CVA) referred pain kolik ureter (terasa hingga ke inguinal, testis, dan tungkai bawah)

Intensitas :

Macam-macam nyeri pada kelainan Sangat nyeri : terutama pada organ genitourinary :
padat karena regangan kapsul yang melingkupi organ tersebut. Kurang nyaman : terutama pada organ berongga seperti bulibuli atau uretra Nyeri ginjal Nyeri kolik Nyeri vesika Nyeri prostat Nyeri testis Nyeri penis

Nyeri ginjal
Akibat regangan kapsul ginjal Terjadi pada : edema, obstruksi saluran, tumor

Nyeri kolik
Akibat spasme otot polos ureter gerakan peristaltiknya terhambat oleh batu, bekuan darah, benda asing Sangat nyeri dan hilang timbul sesuai gerak peristaltik ureter Lokasi terutama pada CVA dan menjalar ke regia inguinal dan dinding depan abdomen Dapat diikuti dengan mual muntah

Nyeri vesika
Akibat overdistensi buli-buli (retensi urin, inflamasi) Terasa sebagai perasaan kurang nyaman di daerah suprapubik, muncul episodik saat terisi penuh dan berkurang saat setelah miksi

Nyeri prostat
Akibat inflamasi yang menyebabkan edema kelenjar prostat dan distensi kapsul prostat Nyeri di abdomen bawah, perineal, lumbosakral, rektum, Kadang diikuti keluhan miksi

Nyeri testis / epididimis


Akibat inflamasi akut yang menyebabkan peregangan kapsul Sangat nyeri, dapat menjalar ke daerah abdomen

Nyeri penis
Saat flaksid atau tidak ereksi
Dapat berupa referred pain dari inflamasi mukosa bulibuli atau uretra Atau akibat radang prepusium / glands penis yang terasa di ujung penis

Saat ereksi
Penyakit peyronie atau penyakit priapismus

2. Keluhan miksi
Lower urinary tract symptoms
Gejala iritasi
Urgensi Polakisuria Nokturia disuria

Gejala obstruksi
Obstruksi infravesika Obstruksi uretra

Inkontinensia urin

Gejala iritasi
Urgensi : rasa sangat ingin kencing sehingga terasa sakit Akibat inflamasi yang menyebabkan hiperaktivitas, benda asing di dalam buli-buli, obstruksi infra vesika, kelainan nerogen. Polakisuria : frekuensi berkemih lebih dari normal akibat produksi urin berlebihan (poliuria) : DM, asupan>> kapasitas buli-buli berkurang : obstruksi, benda asing

Nokturia : polakisuria yang terjadi pada malam hari dipengaruhi oleh asupan cairan berlebih, konsumsi alkohol dan kopi, posisi, usia tua Disuria : nyeri pada saat miksi terutama daerah meatus uretra eksternus akibat inflamasi buli-buli (akhir miksi) dan uretra (awal miksi)

Gejala obstruksi
Infravesika
Hesitansi : awal keluar urin lebih lama Mengejan saat mulai miksi Pancaran urin melemah Intermitensi Terasa masih ada sisa urin di akhir miksi Menetes di akhir miksi (terminal dribbling)

Uretra
Pancaran kecil, deras Bercabang, kadang berputar

Inkontinensia urin
Yaitu tidak mampu menahan urin yang keluar dari buli-buli Jenis:
Paradoksa (overflow) urin keluar saat buli-buli penuh, pada obstruksi infravesika Stress urin keluar saat tekanan abdomen meningkat, pada kelemahan otot panggul Urge urin keluar saat ada keinginan, pada kelainan nerogen Continuous / true urin keluar selalu, pada kerusakan sfingter eksterna

3. hematuria
Definisi : terdapat darah dalam urin atau sel darah merah Beda dengan bloody uretral discharge (tanpa melalui proses miksi) Disebabkan oleh infeksi saluran kemih, trauma, keganasan (tanpa nyeri). Jenis :
Total Inisial terminal

4. Penumaturia : miksi bercampur udara terjadi pada fistula antar buli-buli dengan usus atau fermentasi glukosa CO2 pada penderita DM 5. Hematospermia : terdapat darah dalam semen akibat kelainan pada kelenjar prostat dan vesikula seminalis 6. Cloudy urin : urin keruh dan bau busuk terdapat pada infeksi saluran kemih

PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA KELAINAN NEFROLOGI


Faraida jilzani

URINALISIS
WARNA URIN
Normal : pucat kuning tua Patologis:
Merah TBC, sistitis, glomerulonefritis, tumor ginjal, Hijau infeksi pseudomonas, klebsiella Putih susu tbc, litiasis

PH URIN
Normal : 4,3 8 Patologis :
Basa : infeksi bakteri pemecah urea Asam : asidosis tubulus ginjal / asam urat

Proteinuria
Normal : tidak lebih dari 150 mg/hari terdiri dari albumin : 40 80 mg/hari ig G : 5 10 mg/hari tamm horstfall : 30 60 mg / hari Proteinuria patologis
Proteinuria glomerulus Proteinuria tubular Proteinuria overload Proteinuria benigna

Glikosuria
Disertai hiperglikemi : DM Tanpa hiperglikemi : sindrom nefrotik, sindrom tubular

Px mikroskopik sedimen
Normal :
WBC 1-4 / LPB RBC 1-2 / LPB

Patologis RBC >> pada cedera saluran kemih, WBC >> pada infeksi saluran kemih, silinder >> pada kerusakan parenkim ginjal

Mikrobiologi urin : untuk mengetahui bakteri patogen


Pewarnaan gram CFU dan sedimen urin Tes biokimia Kultur urin Uji kepekaan in vitro terhadap anti biotik

Pemeriksaan faal ginjal


1. Faal glomerulus Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum Pemeriksaan LFG (laju filtrasi glomerulus)
Klirens inulin : volume plasma yang telah dibersihkan Klirens kreatinin : kemampuan filtrasi ginjal

2. Faal tubulus ginjal Tubulus proksimal asam amino, asam urat, fosfat, glikosuria Tubulus distal
Berat jenis urin (Normal < 1,005) Osmolaritas urin (Normal > 800 mOsm/kg)

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
FOTO POLOS ABDOMEN 4S : Side, Skeleton, soft tissues, stone PIELOGRAFI INTRAVENA foto yang menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras radioopak yodium PIELOGRAFI RETROGRAD pencitraan sistem urinaria bagian atas dengan memasukkan bahan kontras melalui kateter ureter yang dimasukkan transuretra.

Anda mungkin juga menyukai