Anda di halaman 1dari 10

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

PENGARUH TATA LETAK PERMUKIMAN TEPIAN AIR TERHADAP PEMBENTUKAN POLA JALAN Kasus : Permukiman Tepi Laut Mariso Makassar
Edward Syarif1), Endang TS Darjosanjoto2), I Gusti Ngurah Antaryama3)
1) Jurusan Asitektur Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, Telp. 0411-586265, Mahasiswa Program Doktor Pascasarjana Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, e-mail : edosyarif@yahoo.com 2) Pembimbing Utama Program Doktor Arsitektur, FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, Telp. 031-5927290, e-mail : endar@arch.its.ac.id 3) Pembimbing II Program Doktor Arsitektur, FTSP ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, Telp. 031-5927290, e-mail : antaryama@yahoo.co.uk

ABSTRAK
Permukiman Mariso merupakan permukiman yang terletak ditepi laut Makassar dan terbentuk karena proses perubahan area laut menjadi daratan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Proses reklamasi menyebabkan terbentuknya permukiman baru Mariso dan mempengaruhi pola permukiman. Tulisan ini mendeskripsikan pengaruh tata letak permukiman terhadap pembentukan pola jalan pada kawasan permukiman tepi laut Mariso sebagai konsekwensi permukiman padat yang terbentuk karena proses reklamasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode teknik analisa diachronic reading yang didukung oleh teknik analisa typhomorphology terhadap struktur ruang permukiman dan hasil penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa; pertama, proses reklamasi laut telah mempengaruhi tata letak permukiman tepi laut Mariso dan mempengaruhi pembentukan pola jalan. Kedua, pola jalan terbentuk mengikuti tata letak rumah yang terbentuk secara spontan oleh masyarakat Mariso sebagai akibat ketergantungan terhadap pantai. Tata letak dan pola jalan permukiman yang terbentuk di Mariso sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan interaksi sosial masyarakat dalam lingkungannya. Hasil dari kajian ini dapat menjadi usulan konsep untuk perbaikan permukiman pada kawasan reklamasi yang sesuai dengan karakteristik lingkungan dan masyarakat tepian air. Kata Kunci : reklamasi, pola permukiman, pola jalan.

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 1

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

PEMAHAMAN TENTANG AKSESIBILITAS DALAM KONTEKS MORFOLOGI PERKOTAAN PADA LAHAN BERKONTUR Kota Donggala, Sulawesi Tengah sebagai Referensi Lokasi
Asyra Ramadanta 1, Endang T.S. Darjosanjoto 2, I Gusti Ngurah Antaryama 3
1

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako, Kampus Bumi Tadulako Tondo, Palu, Telp. 0451-422611, Mahasiswa Program Doktor Arsitektur FTSP, ITS, email: a.ramadanta2@gmail.com 2 Pembimbing Utama, Program Doktor Arsitektur, FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031- 5927290, email: endar@arch.its.ac.id 3 Pembimbing II, Program Doktor Arsitektur, FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031- 5927290, email: antaryama@arch.its.ac.id

ABSTRAK
Kawasan perkotaan pada lahan berkontur memerlukan beberapa pertimbangan dalam penataannya, berkaitan dengan keterhubungan antar ruang di dalam kawasan perkotaan. Keterhubungan tersebut meliputi interaksi antar ruang yang mengacu pada jalur pergerakan secara fisik dan jangkauan pengamatan antar bagian kawasan secara visual. Interaksi antar ruang berdasarkan pergerakan menentukan sejauh mana bagian ruang dapat dilintasi secara fisik, sedangkan interaksi visual berhubungan dengan pengamatan terjauh dan terluas dari pengguna terhadap bagian lain dari kawasan. Keterhubungan yang dimaksud diungkapkan melalui penjelasan tentang akses sebagai media penghubung antar ruang pada kawasan perkotaan yang dipengaruhi oleh perletakan bangunan dan ruang terbuka berdasarkan kondisi bentang alam kawasan perkotaan, Tulisan ini merupakan kajian literatur sebagai bagian dari penelitian disertasi pada Program Doktor Arsitektur FTSP-ITS. Kajian ini dimaksudkan untuk mengisi celah pengetahuan tentang aksesibilitas dalam konteks ruang perkotaan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek keterhubungan antar ruang kota dalam wujud aksesibilitas melalui pola pemanfaatan yang mempengaruhi morfologi ruang kotanya. Pembahasan tentang peranan aksesibilitas dalam menentukan perubahan ruang perkotaan diungkapkan melalui penerapannnya pada lahan berkontur. Secara umum aksesibilitas pada kawasan perkotaan dapat dijelaskan melalui pola jalan sebagai salah satu elemen morfologi. Metode yang digunakan dalam pengungkapan gagasan tentang keterkaitan antara aksesibilitas dan morfologi perkotaan dilakukan dengan cara mengelaborasi teori. Elaborasi teori dirumuskan dari berbagai pemahaman tentang aksesibilitas dalam kajian morfologi perkotaan dengan referensi lokasi pada kawasan berkontur untuk menjelaskan kajian awal terhadap subyek penelitian. Hasil penelitian ini akan menjelaskan pemahaman tentang aksesibilitas dari sudut pandang sebagai jalur penghubung dan sebagai ruang yang dihubungkan. Berdasarkan perspektif pemahaman tersebut akan menjelaskan peranan aksesibilitas sebagai indikator dari jaringan perkotaan melalui fungsinya sebagai media penghubung secara fisik berdasarkan pergerakan dan secara visual berdasarkan keleluasaan pengamatan. Kata kunci: Aksesibilitas, Kontur, Morfologi, Ruang Kota

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 2

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

PENATAAN KAWASAN INDUSTRI KEBOMAS GRESIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN IDENTITAS KAWASAN DENGAN PENEKANAN PERANCANGAN BERKELANJUTAN
Samira1, Ir. Ispurwono S., M. Arch, Ph.D2 dan Dr. Ing. Ir. Bambang S.3
1

Program Magister Perancangan Kota, Jurusan Arsitektur, FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: samira_smeer@yahoo.co.id 2 Dosen Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: isp4251@yahoo.com 3 Dosen Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: bamsoem03@yahoo.com

ABSTRAK
Kabupaten Gresik merupakan salah satu lokasi kawasan industri utama di Jawa Timur. Namun, perkembangan perindustrian di Kabupaten Gresik menimbulkan berbagai masalah di perkotaan. Hal ini menyebabkan turunnya identitas kawasan sebagai kawasan industri, terutama di sekitar Jalan Mayor Jendral Sungkono Gresik yang dikenal sebagai kawasan Industri Kebomas. Permasalahan tersebut meliputi pola tatanan massa yang terkesan kurang tertata, pemanfaatan lahan yang kurang terarah dan tampilan bangunan terkesan kurang mendukung fungsi kawasan sebagai kawasan industri. Adapun tatanan massa dan pemanfaatan lahan untuk permukiman berdekatan dengan lahan industri sehingga akan berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Kawasan ini tergolong kawasan yang strategis dan cepat tumbuh sehingga untuk mengatasi permasalahan dibutuhkan konsep untuk menciptakan kawasan industri yang memiliki identitas dan berwawasan lingkungan demi perancangan berkelanjutan. Teori utama yang digunakan adalah teori identitas kawasan oleh Lynch. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang diawali dengan mengeksplorasi data yang terdapat di lapangan melalui telaah pustaka, observasi, wawancara, dan kuisioner sebagai pendukung data. Kemudian untuk memproses data akhir maka data tersebut dianalisa menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, analisa faktor, triangulasi dan pemograman dalam arsitektur. Hasil dari penelitian ini adalah kriteria dan konsep penataan kawasan industri Kebomas Gresik bangunan yang berguna untuk meningkatkan identitas kawasan dengan mempertimbangkan perancangan berlanjutan dalam kawasan industri, yakni dengan penerapan kawasan industri yang berwawasan lingkungan yang mengedepankan green infrastructure pada kawasan. Kata kunci: identitas, industri, perancangan berkelanjutan

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 3

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO


Olis Bakari1 , Joni Hermana2, Wahju Herijatno3
Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember-Surabaya E-mail :olisbakari@yahoo.com 2 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember-Surabaya 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember-Surabaya 1

ABSTRAK
Pengelolaan persampahan di Kota Gorontalo yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup masih menghadapi berbagai permasalahan, terutama kondisi pola pengumpulan dan pengangkutan yang tidak efisien dan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji tingkat efisiensi kondisi eksisisting pelayanan sistem pengangkutan sampah di wilayah Kota Gorontalo serta mengoptimasi sistem pengangkutan sampah untuk meningkatkan cakupan layanan pengelolaan sampah yang maksimum. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dan untuk mendapatkan hasil Optimasi yang efisien digunakan Analisis Pola Pengumpulan Komunal Langsung serta dengan pendekatan metode Traveling Salesman Problem (TSP). Alternatif optimasi yang diperoleh kemudian dijabarkan ke dalam program dan rencana kerja. Hasil analisis kondisi eksisting menunjukkan bahwa: Pelayanan pengangkutan sampah belum efisien, Analisis Optimasi menghasilkan peningkatan terhadap cakupan layanan pengelolaan persampahan menjadi 74,73% dari jumlah penduduk yang terlayani dengan biaya operasional dan pemeliharaan pengumpulan serta pengangkutan sampah yang optimum. Kata Kunci : Sistem pengumpulan/pengangkutan, maksimum dan optimum Traveling Salesman Problem (TSP) , efisien,

KAJIAN KELAYAKAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) UNTUK MENINGKATKAN CAKUPAN PELAYANAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU
Kurniawan1, Joni Hermana2
1

Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya E-Mail: kurni0508@gmail.com 2 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya

ABSTRAK
Untuk meningkatkan pelayanan sampah yang masih bertumpu pada pendekatan akhir, yaitu pola kumpul-angkut-buang, Pemerintah Kota Bengkulu mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 4

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Bengkulu. Perda ini mengatur pengolahan sampah melalui TPST sebelum sampah dibuang ke TPA, yang pengelolaannya akan dilaksanakan masyarakat melalui Lembaga Permberdayaan Masyarakat (LPM). Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kelayakan penerapan TPST tersebut untuk meningkatkan cakupan pelayanan sampah di Kota Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan analisa kelayakan penerapan TPST dari aspek teknis yaitu penerapan TPST pada setiap kecamatan di Kota Bengkulu, aspek kelembagaan Dinas dan LPM, serta aspek keuangan dengan NPV, IRR, dan PP. Dari hasil analisa diperoleh, penerapan TPST pada setiap kecamatan berupa pengembangan 4 TPST eksisting dan pembangunan 5 TPST, dapat mencapai target cakupan pelayanan sampah yang ditetapkan yaitu sebesar 45,33 % pada tahun 2015, meningkat dari cakupan pelayanan sampah sebesar 31,66% di tahun 2011. Perlu dibentuk pengelola TPST dari LPM yang telah ada di setiap kelurahan di Kota Bengkulu. Dari analisa kelayakan keuangan, investasinya layak dilaksanakan bila investasi awal untuk pengembangan 4 TPST eksisting disubsidi pemerintah sebesar Rp. 2.431.400.000,-, Nilai NPV dengan tingkat suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %, dan PP 6,86 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Kata kunci: IRR, LPM, NPV, PP, dan TPST

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI
Albert Wicaksono1, Doddi Yudianto2, Bambang Adi Riyanto3 dan Gneis Setia Graha4
1

Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan Bandung, telp. 022-2033691, email: albert.wcso@unpar.ac.id 2 Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Unpar, telp. 022-2033691, email: doddi_yd@yahoo.com 3 Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Unpar, telp. 022-2033691, email: b_adiriyanto@yahoo.com 4 Alumni Jurusan Teknik Sipil Unpar, email: gneissg@gmail.com

ABSTRAK
Penyediaan lahan industri merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang pergerakan industri seiring peningkatan perekonomian negara. Akibat pengembangan kawasan yang kurang terencana dengan baik, salah satu kawasan industri di Provinsi Jawa Barat kini mengalami genangan di sejumlah lokasi. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa perluasan lapisan kedap air di daerah hulu menyebabkan peningkatan debit yang sangat signifikan dari 34 m3/s menjadi 91 m3/s. Terkait hal tersebut, maka studi ini akan mencoba mencari solusi yang dapat digunakan untuk mengendalikan peningkatan puncak debit banjir tersebut. Salah satu alternatif solusi adalah menggunakan kolam retensi, namun terbatasnya ketersediaan lahan bagi penyediaan kolam retensi dalam hal ini menjadi salah satu kendala pengendalian limpasan. Dengan memanfaatkan luas lahan yang tersedia sebesar 1,5 ha dan 3 ha, limpasan yang terjadi hanya mampu direduksi menjadi 50 m3/s. Permasalahan lain yang juga dihadapi adalah lokasi outlet saluran drainase yang berada tepat di hulu gorong-gorong dan memiliki elevasi di bawah kedalaman normal muka air saluran utama. Kondisi ini menyebabkan terjadinya aliran balik yang pada akhirnya menuntut dilakukannya peninggian elevasi muka jalan setinggi 50 cm sepanjang 175 m serta penggantian gorong-gorong. Kata kunci: pengembangan kawasan industri, pengendalian limpasan permukaan, penerapan kolam retensi

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 5

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

KEBENARAN TOPONIMI PETA SURABAYA KARYA ENRIQUE DENGAN METODE GROUND TRUTH
Satriana Fitri
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya, email:satriana_fms@yahoo.co.id

ABSTRAK
Bermula dari ketersediaan peta, selanjutnya proses perencanaan dan pelaksanaan dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya peta Surabaya yang beredar di masyarakat cukup banyak ragamnya. Ini terjadi karena tidak ada aturan yang mengatakan bahwa peta harus dibuat oleh suatu lembaga yang mengikuti aturan yang ada. Peta merupakan sumber informasi. Sehingga, dengan adanya peta seharusnya orang atau masyarakat menjadi mengerti atau lebih mengerti dari sebelum mendapat peta, tetapi kalau dengan keberadaan peta malah membuat orang menjadi tidak tahu dan bingung, maka peta tersebut dapat dikatakan peta yang tidak atau kurang baik. Kartografi adalah ilmu dan seni membuat peta yang pekerjaannya merepresentir di atas peta hasil-hasil ukuran dan pengumpulan data berbagai unsur permukaan bumi, yang dilakukan oleh surveyor, geograf, kartograf dan lain-lain orang, sedemikian hingga peta itu mudah dibaca, mudah dimengerti, mudah ditafsir dan mudah dianalisa sehingga memberi manfaat yang semaksimal mungkin sesuai dengan maksud dan tujuannya. Untuk mengetahui toponimi dari peta tersebut, dimana menggunakan peta Surabaya karya Enrique dengan skala 1 : 15000, maka dilakukan evaluasi terhadap peta Surabaya dan pengecekan peta. Untuk menegevaluasi kebenarannya dilakukan dengan metode ground truth. Pada penelitian ini, setelah dianalisa didapatkan bahwa Peta Surabaya Karya Enrique dengan studi kasus daerah Kelurahan Wonorejo terdapat banyak kekurangan dari toponimi nya seperti: kesalahan penulisan toponimi, penggunaan lahan, dan lainnya. Setelah dianalisa didapat kebenaran toponimi sebesar 86,15% yang belum sesuai. Kata kunci : Peta Surabaya, Legenda, Toponimi

PENGUKURAN TINGKAT KEBERLANJUTAN STRUKTUR RUANG KOTA MALANG


(Studi kasus: Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Kedungkandang) Septiana Hariyani1 , Endang Titi Sunarti Darjosanjoto2, dan Haryo Sulistyarso3
1

Mahasiswa S3 Jurusan Arsitektur ITS, Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Telp 08123 3125 99, email: septianahariyanipwk@yahoo.co.id 2 & 3 Pembimbing Program Doktor Jurusan Arsitektur FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 0817376937, email: endar@arch its.ac.id; endar@indo.net.id, Telp 081333 999 314, email: haryo.its@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan kota berakibat pada perluasan kota, perluasan kota disebabkan oleh berkembangnya penduduk, tingginya arus urbanisasi. Semakin bertambahnya penduduk kota menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat terhadap perumahan, perkantoran, dan fasilitas sosial ekonomi lain. Fenomena ini lebih dikenal dengan urban sprawl atau pemekaran kota. Urban sprawl menyebabkan terjadinya kecenderungan penduduk perkotaan memilih bertempat tinggal di wilayah pinggiran kota (sub-

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 6

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) urban). Akibatnya terjadilah kantong-kantong permukiman, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan akan sarana dan prasarana serta ketidakefisienan penyediaan sarana dan prasarana. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan struktur ruang Kota Malang ditinjau dari konsep keberlanjutan. Dalam merumuskan struktur ruang kota digunakan metode kuantitatif melalui perhitungan tingkat keberlanjutan Kota Malang. Sampel yang digunakan untuk mengukur tingkat keberlanjutan adalah dua kecamatan yaitu Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Kedungkandang. Kedua sampel tersebut diukur dengan kriteria keberlanjutan yaitu kepadatan, keragaman, guna lahan campuran, dan kompaksi untuk merumuskan suatu struktur ruang kota termasuk kedalam keberlanjutan. Interpretasi hasil perhitungan menggunakan referensi dari penelitian sejenis. Hasil perhitungan didapatkan bahwa struktur Kota Malang termasuk di tingkat keberlanjutan sedang, dimana tingkat kepadatan penduduk tergolong sedang (101,1-200 jiwa/ha), kepadatan bangunan sedang (20-40 bangunan/ha), tingkat keragaman random (1,1-1,36) dan rata-rata indeks entropy (0,51-0,56), serta kompaksi termasuk ke dalam hampir tidak merata(koefisien gini 0,78-0,8). Kata kunci: keberlanjutan, struktur ruang kota

PEMAHAMAN TENTANG AKSESIBILITAS DALAM KONTEKS MORFOLOGI PERKOTAAN PADA LAHAN BERKONTUR Kota Donggala, Sulawesi Tengah sebagai Referensi Lokasi
Asyra Ramadanta 1, Endang T.S. Darjosanjoto 2, I Gusti Ngurah Antaryama 3
1

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako, Kampus Bumi Tadulako Tondo, Palu, Telp. 0451-422611, Mahasiswa Program Doktor Arsitektur FTSP, ITS, email: a.ramadanta2@gmail.com 2 Pembimbing Utama, Program Doktor Arsitektur, FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031- 5927290, email: endar@arch.its.ac.id 3 Pembimbing II, Program Doktor Arsitektur, FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031- 5927290, email: antaryama@arch.its.ac.id

ABSTRAK
Kawasan perkotaan pada lahan berkontur memerlukan beberapa pertimbangan dalam penataannya, berkaitan dengan keterhubungan antar ruang di dalam kawasan perkotaan. Keterhubungan tersebut meliputi interaksi antar ruang yang mengacu pada jalur pergerakan secara fisik dan jangkauan pengamatan antar bagian kawasan secara visual. Interaksi antar ruang berdasarkan pergerakan menentukan sejauh mana bagian ruang dapat dilintasi secara fisik, sedangkan interaksi visual berhubungan dengan pengamatan terjauh dan terluas dari pengguna terhadap bagian lain dari kawasan. Keterhubungan yang dimaksud diungkapkan melalui penjelasan tentang akses sebagai media penghubung antar ruang pada kawasan perkotaan yang dipengaruhi oleh perletakan bangunan dan ruang terbuka berdasarkan kondisi bentang alam kawasan perkotaan, Tulisan ini merupakan kajian literatur sebagai bagian dari penelitian disertasi pada Program Doktor Arsitektur FTSP-ITS. Kajian ini dimaksudkan untuk mengisi celah pengetahuan tentang aksesibilitas dalam konteks ruang perkotaan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek keterhubungan antar ruang kota dalam wujud aksesibilitas melalui pola pemanfaatan yang mempengaruhi morfologi ruang kotanya. Pembahasan tentang peranan aksesibilitas dalam menentukan perubahan ruang perkotaan diungkapkan melalui penerapannnya pada lahan berkontur. Secara umum aksesibilitas pada kawasan perkotaan dapat dijelaskan melalui pola jalan sebagai salah satu elemen morfologi. Metode yang digunakan dalam pengungkapan gagasan tentang keterkaitan antara aksesibilitas dan morfologi perkotaan dilakukan dengan cara mengelaborasi teori. Elaborasi teori dirumuskan dari berbagai pemahaman tentang aksesibilitas dalam kajian morfologi perkotaan dengan referensi lokasi pada kawasan berkontur untuk menjelaskan kajian awal terhadap subyek penelitian. Hasil penelitian ini akan menjelaskan pemahaman tentang aksesibilitas dari sudut pandang sebagai jalur penghubung dan sebagai ruang yang dihubungkan. Berdasarkan perspektif pemahaman tersebut akan

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 7

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

menjelaskan peranan aksesibilitas sebagai indikator dari jaringan perkotaan melalui fungsinya sebagai media penghubung secara fisik berdasarkan pergerakan dan secara visual berdasarkan keleluasaan pengamatan. Kata kunci: Aksesibilitas, Kontur, Morfologi, Ruang Kota

ZONA POTENSI AIRTANAH CEKUNGAN AIRTANAH (CAT) PALU SULAWESI TENGAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK AIRTANAH PADA SETIAP SATUAN HIDROMORFOLOGI DAN HIDROGEOLOGI
Zeffitni
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tadulako, Kampus Bumi Tadulako, Palu- Sulawesi Tengah, Telp 0821 8934 6012, email: zefitni_04@yahoo.com

ABSTRAK
Potensi airtanah pada setiap satuan hidromorfologi dan hidrogeologi ditentukan oleh karakteristik akuifer pada setiap sistem akuifer. Penelitian ini mencoba mengintegrasikan antara pendekatan geomorfologi dan geologi untuk penentuan tingkat potensi airtanah di Cekungan Airtanah (CAT) Palu Propinsi Sulawesi Tengah, baik pada sistem airtanah bebas maupun airtanah tertekan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi satuan hidromorfologi dan hidrogeologi CAT Palu dalam penentuan tingkat potensi relatif airtanah berdasarkan karakteristik airtanah. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis spasial dan lingkungan (spasio ekologikal). Analisis spasial ditujukan untuk mengetahui agihan airtanah (bebas, mataair dan tertekan) dengan satuan bentuklahan sebagai satuan evaluasinya. Analisis kelingkungan digunakan untuk mengetahui karakteristik airtanah pada setiap satuan bentuklahan. Metode analisis ditujukan untuk variabel karakteristik airtanah dengan menyusun: 1). satuan hidromorfologi untuk airtanah bebas dan mataair dengan lingkup kajian, antara lain: kedalaman muka airtanah (freatik), fluktuasi airtanah, permeabilitas akuifer, kuantitas dan kualitas airtanah, 2). satuan hidrogeologi untuk penentuan tingkat potensi airtanah tertekan dengan lingkup kajian, antara lain: geometri dan konfigurasi akuifer, litologi penyusun akuifer, parameter akuifer dan non akuifer, muka piezometrik, kuantitas (debit jenis dan debit optimum) dan kualitas airtanah. Meskipun ruang lingkup kajian tersebut berbeda, namun dalam analisis tingkat potensi airtanah baik pada sistem akuifer bebas ataupun tertekan, antara satuan hidromorfologi dan hidrogeologi, diintegrasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif dan tidak bersifat regional semata. Hasil penelitian sebagai berikut: 1). atas dasar bentuklahan, kondisi geologi dan karakteristik airtanah maka daerah penelitian secara umum dikategorikan sebagai Satuan Hidromorfologi Dataran Aluvial yang disusun oleh satuan geologi Aluvium dan Formasi Pakuli. Meskipun di CAT Palu juga terdapat satuan bentuklahan perbukitan denudasional tapi keberadaan airtanah pada satuan bentuklahan ini hanya setempat setempat, 2). berdasarkan satuan bentuklahan CAT Palu maka satuan hidromorfologi CAT Palu pada umumnya didominasi oleh satuan hidromorfologi dataran aluvial, 3). karakteristik airtanah di CAT Palu berbeda pada setiap satuan bentuklahan dan dipengaruhi oleh litologi batuan penyusun akuifer pada Aluvium dan Formasi Pakuli, dan 4). tingkat potensi relatif airtanah CAT Palu berdasarkan karakteristik airtanah pada satuan hidromorfologi dataran aluvial, berkisar dari sedang tinggi. Kata kunci: cekungan, airtanah, akuifer, hidromorfologi, hidrogeologi

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 8

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN (STUDI KASUS KAWASAN SULTAN ADAM BANJARMASIN)
Nurfansyah1
1

Dosen Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani KM 35,5 Banjarbaru, Telp 0511-4773868, email: nfsarsitek@gmail.com

ABSTRAK
Sistem sosial dan kultur masyarakat kota di Indonesia, yang oleh beberapa ahli dikatakan belum mencirikan urban way of life yang sesungguhnya untuk mengetahui batas-batas ruang publik dan privat, diusulkan paling tidak tiga tipologi. Salah satu kawasan yang menarik perhatian untuk diteliti adalah kawasan Sultan Adam yang merupakan kawasan berkembang dengan zone publik yang sedikit dan masih banyak lahan kosong yang bisa dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batasan antara ruang publik dan privat yang sesuai dengan dengan kondisi masyarakat kota Banjarmasin, serta dapat menerapkan konsep dan wujud ruang perkotaan yang sesuai dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi untuk melihat dan mengumpulkan data-data primerkemudian dilakukan library research untuk mendapatkan pola rencana kawasan yang cocok diterapkan pada wilayah tersebut. Berdasarkan data-data tersebut maka didapatkan suatu kerangka pemikiran penyusunan pekerjaan rencana hutan kota di kawasan Sultan Adam dengan memanfaatkan lahan yang belum terbangun sebesar 117.979 Ha dengan pembangunan hutan kota jenis hutan rawa. Selain hutan kota di wilayah penelitian juga dilengkapi pola rencana kawasan berupa kawasan perumahan, rest area, kawasan perdagangan dan kawasan bersejarah. Kata kunci: Ruang Terbuka, Hutan Kota, Sultan Adam Banjarmasin

STUDI KARAKTERISTIK EMISI KENDARAAN SEPEDA MOTOR DI KOTA MAKASSAR


Muhammad Arafah1, M. Isran Ramli2, S. Hamid Aly3, dan Mary Selintung4
1

Mahasiswa S-3, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email: arafahpalu69@gmail.com 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email: muhisran@yahoo.com 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email: marni_hamidaly@yahoo.com 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS Tamalanrea, Makassar, Telp 0411-587636, email: mary.selintung@yahoo.com

ABSTRAK
Peningkatan populasi sepeda motor yang semakin cepat dewasa ini telah menimbulkan berbagai permasalahan lalu lintas perkotaan dan lingkungan di kota-kota besar di Indonesia, termasuk di Kota Makassar. Salah satu permasalahan di bidang lingkungan adalah semakin meningkatnya emisis kendaraan di jalan-jalan seiring dengan meningkatnya jumlah sepeda motor. Dalam konteks mencari solusi permasalahan tersebut, maka studi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil kegiatan inpeksi dan monitoring (I/M) emisi kendaraan sepeda motor pada jalan arteri di Kota Makassar. Kegiatan I/M

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 9

Seminar Nasional IX - 2013Teknik Sipil ITS Surabaya Peran Industri Konstruksi dalam Menunjang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

tersebut berupa pengukuran emisi sepeda motor secara berkala, dimana dilakukan pengukuran dua jenis polutan emisi sepeda motor, yaitu polutan CO dan HC. Pengukuran emisi tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pengukur emisi portable yang mengukur emisi sepeda motor dalam kondisi diam (idle). Informasi lain yang terkait karakteristik sepeda motor berupa, umur, kapasitas mesin, jenis mesin, dan lain-lain, dilakukan juga pada kegiatan tersebut. Data panel hasil pengujian selama 3 tahun berturutturut dari kegiatan I/M ini dievaluasi pada studi ini. Berdasarkan hasil evaluasi terlihat bahwa dominan sepeda motor di Kota Makassar didominasi oleh sepeda dengan mesin 4 tak, dimana usia rerata sepeda motor adalah 3 4 tahun. Lebih jauh, hasil-hasil analisis memperlihatkan bahwa sebagian besar kendaraan sepeda motor di Kota Makassar yang disampling pada studi ini masih memiliki nilai emisi CO dan HC di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan oleh Standar Baku Mutu Lingkungan di Indonesia. Pemodelan hubungan nilai level emisi terhadap umur sepeda motor memperlihatkan bahwa model polinomial orde-3 memberikan pola hubungan yang signifikan. Hasil studi memberikan ekspektasi yang baik untuk dilanjutkan dalam rangka mengembangkan model kegagalan uji emisi sepeda motor di Kota Makassar pada studi-studi lanjutan. Kata kunci: emisi, sepeda motor, karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC).

PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN LAMONGAN
(Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup)
Nur azizah Affandy1 dan Cicik Herlina Yulianti2
1

Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073, email: nurazizah_5@yahoo.com 2 Dosen dpk, Jurusan Teknik Elektro Universitas islam lamongan, Telp. 085730616331, email: cicikherlina@gmail.com

ABSTRAK
Penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya masalah pencemaran lingkungan dan sosial. Kunci keberhasilan program penanganan sampah ini terletak pada proses pemilahan. Keberhasilan pemilahan sampah yang bersumber dari rumah tangga sangat ditentukan dengan peranan seorang ibu dalam memberikan contoh bagi anggota keluarganya dalam memilah, mengelola dan menanamkan kesadaran terhadap masalah lingkungan hidup. Di Kabupaten Lamongan, data dari Badan Lingkungan Hidup rata-rata timbulan sampah yang berasal dari sumber sampah di TPA Tambak Rigadung pada tahun 2007 mencapai 103 m/hari dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 105,4 m/hari, sehingga diperkirakan timbulan sampah di kabupaten Lamongan mencapai 982.291,04 m3/tahun (Saker PPLP Jawa Timur, 2011). Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud mendeskripsikan suatu fenomena. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Sukomulyo, Kabupaten Lamongan. Kelurahan Sukomulyo salah satu wilayah yang pengelolaan sampah telah terlaksana dengan baik mulai dari pemilahan sampai pengomposan. Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan pengelolaan. (2) Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan sehat. (3) Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat adalah pada soal bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. Kata Kunci : Komprehensif, Sampah, Berbasis Masyarakat, Kelestarian Lingkungan

Kumpulan Abstrak Bidang Tata Ruang dan Wilayah - 10

Anda mungkin juga menyukai