Anda di halaman 1dari 19

KETERAMPILAN MELAKUKAN VARIASI

A. Standar Kompetensi :

Mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keterampilan-keterampilan mengajar, merencanakan penggunaan berbagai keterampilan-keterampilan mengajar di dalam rencana pembelajaran, dan terampil menerapkan berbagai keterampilan mengajar dalam pembelajaran

B. Kompetensi Dasar: Mahasiswa trampil melakukan varasi di dalam mengajar

C. Indikator
1. Memahami konsep dan prinsip variasi di dalam pembelajaran 2. Merencanakan berbagai variasi didalam rencana pembelajaran 3. Trampil melakukan variasi di dalam mengajar

D. Tujuan Pembelajaran 1. Memahami maksud pemberian variasi di dalam pembelajaran 2. Memahami berbagai bentuk variasi di dalam pembeljaran 3. Memahami teknik melakukan variasi di dalam pembelajaran 4. Menuangkan rencana berbagai bentuk variasi dalam rencana pembeljaran 5. Terampil melakukan variasi pada saat mengajar

E. Metode dan Strategi Perkuliahan Pada perkuliahan ini digabungkan sejumlah metode pembelajaran, antara lain Tanya jawab, diskusi, simulasi, dan eksperimen. Strateginya disesuaikan dengan kondisi perkuliahan kemampuan mahasiswa. Bagi kamu yang tidak duduk dibangku kuliah dapat
4.1

membentuk kelompok belajar, dan mengukur sendiri capaian kompetensi menggunakan instrument yang terlampir pada bagian akhir modul ini.

F.

Uraian Materi 1. Pendahuluan Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam jangka waktu relatif panjang dengan frekuensi mungkin dua kali seminggu atau lebih. Karakter materi ajar fisika yang menuntut pemahaman konsep melalui penalaran matematik dan analisis terhadap berbagai peristiwa, kemungkinan siswa menjadi bosan. Apa lagi kalau pembelajaran dirasa kurang menarik, kebosanan semakin cepat datangnya. Kalau sudah siswa sudah bosan, apa yang dipelajari tidak lagi menraik buat mereka. Untuk mengatasi rasa bosan tersebut guru harus mencari strategi yang jitu, sesuai tntunya dengan karakter anak. Kondisi ruang dengan pencahayaan terbatas atau kurang bagus, panas atau terlalu sejuk menimbulkan kantuk. Apalagi bila jam belajar fisika berlangsung pada jam-jam terakhir, siswa sudah capek, atau mungkin kenyang setelah makan siang. Rasa mengantuk akan menyerang siswa dengan sangat kuatnya. Dalam kondisi ini guru harus punya strategi yang tepat agar siswa melawan rasa mengantuk teresebut. Gaya mengajar, metode, media dan strategi guru dalam menyajikan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perhatian dan kosentrasi serta motivasi anak. Pada saat anak mengalami penurunan kosentrasi yang ditandai dengan mengantuk, mengobrol atau bercanda dengan temannya, izin ke luar kelas, atau dengan sengaja memancing keributan, guru perlu segera mlakukan intropeksi guna mendapatkan jawaban kenapa kondisi tersebut terjadi. Segera setelah mendapatkan jawaban guru menyesuaikan gaya mengajar atau merubah komponen mengajar lainnya, agar lebih tepat. Semua perubahan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan bertujuan untuk menghilangkan rasa bosan, mengantuk atau mengalamai penurunan motivasi belajar disebut variasi dalam pembelajaran. Berbagai variasi dapat dilakukan oleh guru, untuk membangun kondisi yang kondusif di dalam pembelajaran. Tentu saja variasi tersebut tidak sembarangan dilakukan, harus mengandung nilai-nilai pendidikan.Oleh sebab itu guru harus tahu betul bagaimana variasi yang tepat guna dapat dilakukan.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Variasi di dalam Pembelajaran

4.2

Ada tiga prinsip yang harus diperhatikan guru di dalam melakukan variasi pada saat mengajar, supaya usaha yang dilakukan guru tidak menjadi sia-sia. Prinsiprinsip tersebut adalah:

a. Variasi yang dilakukan harus sesuai dengan tujuannya

Seperti telah disampaikan pada bagian pendahuluan ada berbagai hal yang menandakan menurunnya kosentrasi siswa dalam belajar. Penurunan kosentrasi tersebut bisa tampil dalam bentuk tingkah laku, sikap, maupun ucapan yang sudah kurang baik untuk ditampilkan dalam proses pembelajaran. Berbeda penyebab ataupun tanda-tanda penurunan kosentrasi, tentu berbeda pula bentuk variasi yang harus dilakukan oleh guru. Variasi yang dilakukan juga harus disesuaikan dengan karakter anak atau knondisi kelas saat itu. Variasi akan tepat sasaran dalam mengatasi masalah bila guru berpikir sejenak terjadinya kondisi yang tidak diinginkan. Contoh kasus: Siswa yang berada baris belakang terlihat mengantuk!!! Kemungkinan penyebabnya bukanlah kondisi kelas, karena siswa yang lain tidak mengantuk. Kemungkinan penyebabnya dari dalam diri siswa tersebut, atau sangat mungkin dari gaya atau strategi mengajar yang ditampilkan guru dalam mengajar. Guru sejenak intropeksi apakah sudah berusaha menciptakan kondisi kondusif yang membuka peluang siswa bebas berpartisipasi secara aktif dalam belajar? Apakah guru sudah membagi perhatian pada semua anak? Semenjak dibuka sampai saat anak terlihat mengantuk, apakah guru pernah berada di dkat anak tersebut? jawaban yang jujur akan memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Bila hasil intropeksi menunjukan bahwa penyebabnya adalah gaya mengajar yang monoton, maka guru harus merubah gaya mengajarnya. Tapi apabila penyebabnya adalah posisi guru yang lebih banyak duduk di depan kelas, maka guru harus mencoba mendekati anak yang bermasalah tersebut. Tapi bila penyebabnya buka dari guru, maka guru sebaiknya nelakukan inisiatif untuk mencari tahu apa penyebab anak mengantuk. Apa karena kurang tidur, kurang sehat atau habis minum obat, atau kenapa? Dengan demikian perubahan yang dialakukan guru ada manfaatnya bagi anak.
b. Variasi dilakukan secara lancar dan berkesinambungan 4.3

Kondisi kondusif anak aktif di dalam proses pembelajaran harus dipertahankan sepanjang proses, dari awal sampai akhi. Supaya pembelajaran yang dilakukan berlangsung efektif dalam pencapaian konpetensi. Untuk itu guru harus trampil melakukan berbagai perubahan atau variasi, selama proses pembelajaran. Supaya tidak terkesan kaku atau mengada-ada, variasi tersebut harus menyatu di dalam gaya mengajar guru, disesuaikan dengan kararter anak, dan dilakukan secara terus menerus. Tidak terkesan tiba-tiba dan mengejutkan siswa. Contoh Kasus Pada saat membuka pelajaran guru berada di depan kelas, menulis informasi penting di papan tulis, atau memperhatikan siswa secara menyeluruh. Ketika menghimpun pengetahuan awal anak tentang materi pelajaran yang akan diberikan, guru mulai bergerak dari satu posisi ke posisi lain guna mendekati anak yang ingin berpartisipasi. Sambil bergerak, sekali-sekali guru memperlihatkan mimik muka senang, saat yang lain guru terlihat serius mendengarkan anak menyampaikan pendapatnya. Apabila anak berebut menjawab pertanyaan, guru memberi isyarat dengan tangan dan mimik muka mengajak supaya tenang dulu dan menyampaikan pada anak supaya mereka mengacungkan telunjuk bila ingin menjawab pertanyaan. Atau merubah volume dan tekanan suara. Guru juga dapat beralih dari menggunakan papan tulis dengan ke media lain. Misalnya apa yang ada di dalam kelas atau sekitarnya. Karena fisika itu ada di dalam dan sekitar siswa, maka banyak benda dan kejadian yang dapan digunakan menjadi alat bantu pembelajaran. Misalnya menggunakan OHP, power poin, meja, kursi, penghapus kontak listrik, dan lain-lain. Hal yang harus diingat guru dalam mengajar adalah, tidak ada metoda yang bagus bila hanya itu yang digunakan sepanjang proses pembelajaran. Tidak ada media yang sempurna tanpa dukungan strategi yang tepat. Tidak ada kompetensi yang akan dicapai tanpa melibatkan siswa dalam pencapaiannya. Jadi harus divariasikan metode, media, strategi, gaya mengajar, mimic dan posisi secar berkesinambungan.

c. Variasi digunakan secara luwes

4.4

Seorang guru yang professional, selalu belajar dari kekurangan dia sendiri dan kelebihan orang lain dalam mengajar. Bila dia mengamati teman sejawatnya mengajar, dia akan berlatih untuk menerapkan hal-hal terbaik yang ditampilkan teman tersebut. Bila diperlukan dia akan mencobakan di depan cermin di kamar, sebelum diterapkan dalam mengajari anak. Sehingga pada saat melakukan variasi dalam pembelajaran dia sudah tidak ragu-ragu dan kikuk melakonkannya. Saat pertama mengajar boleh jadi seorang guru terlihat kaku di dalam menerapkan variasi. Tapi setelah beberapa kali tampil mengajar, maka berpindah posisi, merubah tekanan dan volume suara, merubah mimik muka, atau berpindah dari menggunakan media ke media lain atau dari satu metoda ke metoda lain dapat dilakukan secara luwes. Karena variasi dilakukan sudah melalui berpikir sejenak tentang penyebab munculnya permasalahan kebosanan di dalam belajar.

3. Manfaat Variasi dalam Pembelajaran Sudah disampaikan pada bagian pendahuluan bahwa variasi dilakukan dalam rangka mengatasi rasa bosan, mengantuk atau penurunan kosentrasi siswa dalam belajar. Variasi yang dilakukan melalui analisis situasi dan menggali penyebabnya, dilaksanakan secara berkesinambungan dan luwes; akan bermanfaat bagi siswa. Adapun manfaat yang diharapkan diperole dari melakukan variasi di dalam pembelajaran adalah:

a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian kepada aspek-aspek pembelajaran

yang relevan,
b. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat dan rasa ingin tahu dan ingin

menyelidiki dari siswa tentang hal yang baru,


c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dalam berbagai

cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik,
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan cara menerima pelajaran

yang disenangi,
e. Meningkatkan kualitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

4.5

4. Komponen Variasi di dalam Pembelajaran a. Variasi gaya Mengajar 1) Variasi Suara Tekanan atau intonasi serta volume suara yang digunakan guru selama proses pembelajaran, hendaknya tidak monoton. Tapi perlu divariasikan, kadang intonasinya rendah, bila perlu dirubah agak tinggi, dan pada saat meminta perhatian dalam suasana kelas ramai atau rebut dibutuhkan intonasi tinggi. Intonasi tinggi bukan berarti marah. Perubahan intonasi suara dari waktu ke waktu dibutuhkan agar tidak terkesan datar. Kadang perlu intonasi yang menyejukan. Pada saat yang lain mungkin dibutuhkan karena adanya penekanan tertentu atau bagian penting dari pelajaran, guru merubah intonasi suara menjadi lebih tgas. Jadi perubahan intonasi disini dimaksudkan untuk menysuaikan dengan kondisi kelas atau pemenuhan kebutuhan siswa. 2) Pemusatan Perhatian Pada saat memberikan penjelasan kepada siswa, guru tahu bahwa ada bagian-bagian penting yang harus dicatat atau diingat secara khusus oleh siswa. Guru melakukan perubahan tertentu, misalnya dengan volume suara dan mimik serius guru mengatakan anak-anak coba diperhatikan gambar ini, sambil menunjuk bagian tertentu pada gambar yang ditampilkan. Bagian paling tinggi ini dinamakan puncak gelombang, pada titik ini terjadi simpangan terbesar. Bila belum seluruh siswa yang memberikan perhatian, pada bagian yang dianggap guru penting, guru mengatakan perhatian, perhatian , anakanak semuanya lihat ke depan, guru member tanda khusus pada bagian yang dia anggap penting tersebut. Mungkin guru melingkari, memberi tanda berbeda dengan bagian lainnya, atau mungkin menebalkan bagian penting dimaksud. Sehingga menarik perhatian siswa. 3) Kesenyapan

4.6

Perpindahan topik pembicaraan, perubahan strategi, pernggantian media pelajaran, atau pemberian waktu sejenak kepada anak untuk berpikir setelah diberi tugas, selayaknya diberi jedah waktu. Namanya jedah, tentu waktu tersebut tidak lama, cukup beberapa saat saja, supaya kosentrasi siswa tidak bubar. Jedah waktu tersebut disebut dengan istilah kesenyapan. Jedah waktu atau kesenyapan dibutuhkan agar siswa tidak mernyimpan pertanyaan, kok tiba-tiba sudah berganti topik? Apa maksud Ibu/ Bapak guru ya? Kenapa bapak/ Ibu guru mundar mandir aja ya? Jedah waktu membantu guru dan siswa untuk lebih menikmati manfaat variasi yang dilakukan.

4) Mengadakan Kontak pandang Selama proses pembelajaran berlangsung, pasti terjadi kontak pandang antara guru dengan siswa. Tapi kontak pandang yang dimaksudkan di sini adalah, kontak pandang dengan siswa atau kelompok tertentu. Pada saat guru ingin meyakinkan bahwa siswa pasti bisa menjawab pertanyaan, guru memandang siswa sejenak dengan maksud member kekuatan mental. Kontak pandang juga bermanfaat dalam memberikan perhatian khusus kepada siswa yang berkelakuan menyimpang di kelas. Untuk menghentikan tingkah anak atau kelompok yang mengganggu ketentraman kelas, sejenak guru memandang satu per satu siswa tersebut sebelum menyampaikan teguran halus. Guru juga bisa memanfaatkan kontak pandang untuk meyakinkan diri bahwa siswa benar-benar telah mengerti dengan apa yang dijelaskan. Setelah menjelaskan bagian materi tertentu atau memberikan contoh soal, guru bertanya apa kalian sudah paham? sambil memandangi anak secara bergantian. Karena mata bisa jujur mengungkap rahasia hati, dia masih bingung atau sudah mengerti sering terlihat dari mata anak. 5) Gerakan badan dan Mimik Mimik dan gerakan anggota badan dapat membantu guru mengatasi masalah kebosanan anak dalam belajar. Guru mrmperlihatkan muka serius pada saat menjelaskan. Begitu menjawab pertanyaan anak berubah ramah dan santun, Begitu melihat anak sukses melakukan aktivitas yang ditugaskan kepadanya, guru memperlihatkan mimik senang dan bangga.

4.7

Perubahan mimik muka bermanfaat di dalam mengatasi rasa jenuh, bosan atau takut atau tegang.Karena mimik muka guru saat mengajar berdampak secara psikologis terhadap anak. Ibarat seorang artis atau public figure lainnya, guru sebaiknya tidak memperlihatkan kesedihan, kekecewaan, atau marah di hadapan siswa. Sebaliknya mimic muka bersahaja, senang, bangga dengan anak akan menumbuhkan motivasi belajar pada anak. Variasi gerak tubuh juga dibutuhkan, sehingga tidak terkesan gerakan guru sebagai gerakan sebuah robot. Anggukan, gekengan, acuangan jempol, senyuman dan gerakan tubuh lainya harus ditampilkan secara bergantian.sehingga menarik bagi anak. 6) Pergantian Posisi Guru Rombongan belajar di Indonesia pada umumnya jumlahnya besar, lebih kurang 40 orang. Tempat duduk kebanyakan disusun berjejer ke samping dan ke belakang. Semua anak berhak mendengarkan penjelasan, mendapatkan perhatian dan mengamati media dengan jelas. Oleh sebab itu guru harus memenuhi hak mereka tersebut antara lain dengan mendatangi mereka sesekali ke sampimg atau ke belakang. Jadi kadang kala guru berafa di depan, lalu pindah ke tengah dan pindah lagi ke belakang. Begitu seterusnya sepanjang kegiatan pembelajaran. Jadi guru tidak hanya berada di depan atau hanya menghadap papan tulis saja selama mengajar.

b. Variasi Penggunaan Media Fisika termasuk dalam kelompok ilmu yang berasal dari alam, hasil pengamatan terhadap gejala dan kejadian di sekitar bahkan di dalam diri manusia. Dengan karakter tersebut banyak sekali tersedia media pembelajaran di sekitar siswa. Guru tinggal memilih media mana yang paling tepat digunakan untuk materi ajar yang akan diberkan. Diri dan pengalaman siswa dapat menjadi media pembelajaran. Misalnya untuk mengajarkan hukum pertama Newton, yang berbicara tentang kelembaman, guru dapat meminta pengalaman anak pada saat berada di kendaraan yang tibatiba direm atau sebaliknya baru naik langsung di gas. Guru juga dapat menggunakan kursi roda di dalam ruang tersebut untuk memperagakan kelembaman.

4.8

Dua orang anak bisa diminta ke depan untuk melakukan peragaan tentang kelembaman. Kedua anak memiliki kelembaman. Guru juga dapat meletakan sebuah gelas bekas minuman di atas selembar kertas di meja guru. Peragakan bagaimana gelas tersebut mempertahankan kelembaman pada saat kertas di bawahnya ditarik. Diantara media-media yang disebutkan di atas dan media jenis lain yang belum disebutkan, media digolongkan sebagai berikut:

1) Media yang dapat dilihat Media jenis ini hanya dapat dipandang oleh siswa. Media-media yang tergolong media ini antara lain slide proyektor, power point, charta, gambar, model, dan miniatur. 2) Media yang dapat didengar Jenis media kedua adalah media yang dapatn didengar. Suara yang diperdengarkan mungkin tentang komunikasi dua orang atau lebih yang direkam. Suara tersebut kemungkinan juga penjelasan atau narasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah radio, tape recorder, MP3, MP4, dan media sejenis lainnya.

3) Media yang dapat didengar dan dilihat Karena melibatkan dua indra manusia, penggunaan yang benar dalam kegiata pembelajaran tentu akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan media pertama dan kedua. Media pelajaran yang termasuk dalam kategori ini adalah video, film, dan program simulasi. 4) Media yang dapat diraba dan dimanipulasi Media yang termasuk dalam kategori ini jauh lebih baik dari ketiga media yang disebutkan sebelumnya. Karena siswa dapat berinteraksi dengan
4.9

media tersebut. Siswa punya kesempatan untuk memberi masukan atau merubah suatu variable atau besaran fisika tertentu dan mengamati akibat dari perubahan yang diberikan terhadap suatu proses atau besaran lain. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah set peralatan eksperimen, set peralatan demonstrasi, dan program simulas interaktif. Program simulasi interaktif berbeda dengan program simulasi saja, karena program ini menyediakan menu yang dapat diisi oleh siswa. Jadi ada interaksi antara siswa dengan media tersebut. Guru dapat memilih satu, dua atau lebih media di dalam suatu pertemuan pembelajaran. Misalnya untuk mengajar pembiasan cahaya guru menggunakan set eksperimen yang akan dilaksanakan berkelompok. Pada saat member pengarahan cara menggunakan alat guru menggunakan power point atau OHP atau Charta. Untuk penyampaian informasi lain guru memanfaatkan papan tulis dan spidol. Sehingga ada variasi dan siswa tidak bosan belajar.

c. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa Kegiatan pembelajaran adalah proses mencari ilmu, keterampilan dan pembentukan sikap. Proses yang baik akan memberikan pembelajaran yang efektif. Dimana dalam waktu yang sudah ditetapkan didapatkan hasil maksimal. Proses yang baik tergambar dari interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran. Interaksi-interaksi yang dikembangkan oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran, mengacu pada empat interaksi; yaitu interaksi siswa-guru, guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa media pembelajaran. Imteraksi tersebut dikembangkan lewat beberapa pola interaksi yang ditata oleh guru. Dalam hal ini guru menjadi sutradara. Guru dapat memilih, menggabungkan, menggunakan scara bergantian pola-pola berikut:

1) Diskusi Kelas Pola interaksi ini tepat digunakan pada saat membuka, menutup, memberikan penjelasan-penjelasan penting yang harus diketahui dan
4.10

dipahami oleh semua anak, mencari kesepakatan, merangkum dan membuat kesimpulan. Seyogianya pola ini tidak digunakan sepanjang proses pembelajaran, karena terlalu lama menggunakan ini bisa berakibat muncul kejenuhan pada sebagian siswa. Pola diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan pola lain dengan strategi yang disesuaikan dengan karakter anak dan kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
2) Diskusi Kelompok

Diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan diskusi kelompok. Pada diskusi kelompok kesempatan untuk aktif benjadi lebih besar. Terutama bagi siswa yang pemalu dan pendiam. Di dalam kelompok kecil siswa bertukar pikiran hanya dengan beberapa orang teman, sehingga komunikasi menjadi lebih efektif. Diskusi kelompok yang direncanakan secara matang, akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan diskusi kelas. Apalagi kalau guru bisa menjalankan perannya sebagai fasilitator, motivator, dan mediator. Menggabungkan diskusi kelompok dengan presentasi membantu guru menyatukan pendapat siswa melalui pendapat mereka sendiri. Jadi pada satu sisi anak lebih paham, pada sisi lain tugas guru menjadi lebih ringan. 3) Demonstrasi Menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah memahami konsep-konsep fisika yang diajarkan, dan menghidupkan suasana kelas dapat dilakukan guru melalui bantuan demonstrasi. Bila guru menguasai tatacara demonstrasi dan cekatan di dalam memperagakan atau trampil dalam menggunakan alat, membantu anak cepat menyerap materi ajar. Guru dapat melibatkan anak di dalam melakukan demonstrasi. Guru dapat memilih strategi demonstrasi yang cocok dengan karakter anak dan kondisi kelas. Kegiatan demonstrasi yang dilengkapi dengan latihan tentang konsep-konsep fisika dan aplikasinya, diharapkan memberikan hasil yang lebih baik. Jadi ada tindak lanjut dari demonstrasi yang dilakukan. 4) Pembelajaran perorangan Selama proses pembelajaran berlangsung semua siswa berhak untuk mendapatkan perhatian khusus dari guru. Di dalam kelas biasanya ada anak yang butuh bantuan khusus untuk bisa aktif di dalam diskusi kelas dan diskusi

4.11

kelompok. Untuk itu guru perlu mendorong anak tersebut agar berani mengemukakan pendapat di forum diskusi kelas maupun diskusi kelompok. Walaupun guru sedang menerapkan diskusi kelas atau diskusi kelompok, anak yang terlalu aktif perlu disadarkan untuk berbagi kesempatan dengan temannya. Sebaliknya anak yang terlalu pasif harus didorong supaya menjadi aktif berpartisipasi. Dengan kata lain pendekatan pribadi harus tetap ada di tengah pendekatan klasikal dan kelompok. Sepanjang kegiatan pembelajaran diharapkan guru trampil menvariasikan atau mengkombinasikan pendekatan klasikal, kelompok dan perorangan. Agar siswa tidak bosan, guru memanfaatkan waktu secara efektif, dan tujuan pembelajaran trcapai denga cara lebih mudah.

4.12

G. Contoh Rencana Pembelajaran

Rencana Mengajar Mikro

Bidang Studi Materi Pokok Sub Pokok Materi Satuan Pendidika Kelas/ Semester Waktu

: Fisika : Pengaruh kalor terhadap zat : Cara-cara perpindahan kalor : SMA : X Semester 2 : 10 menit

Keterampilan yang dilatih : Keterampilan Memberi Penguatan


4.13

Standar Komptensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi

Kompetensi Dasar Menganalisis cara perpindahan kalor

Indikator Pencapain 1. Memahami tiga cara perpindahan kalor 2. Mengkaji peritiwa perpindahan kalor di dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi 3. Melakukan penelitian sederhana yang berhubungan dengan perpindahan kalor Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan prinsip perpindahan kalor secara konduksi 2. Memberikan contoh perpindahan kalor secara konduksi 3. Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip fisika untuk menjelaskan proses perpindahan kalor secara konduksi 4. Secara berkelompok melakukan penelitian sederhana dan menulis laporan tentang konduksi

Materi Pelajaran 1. Perpindahan kalor secara konduksi

Uraian materi terlampir !!

4.14

Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Guru 1 Sejenak memperhatikan seluruh siswa secara bergantian dan mengucapkan salam. 2 Mendekati siswa yang terlihat belum siap mengikuti pembelajaran. Mengajukan pertanyaan Rahmi, sudah siap untuk belajar? 4 Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran 5 Mengajukan pertanyaan tentang pengaruh kalor terhadap zat dan menunggu beberapa saat untuk memberi kesempatan kepada siswa memikirkan jawaban. 6 Bila siswa tidak ada yang menjawab, guru melemparkan pertanyaan pada siswa tetentu 7 Menyampaikan strategi pembelajaran dan mencatat halhal penting di papan tulis 8 Menyampaikan penjelasan umum tentang perpindahan kalor secara konduksi, menggunakan power point 9 Mendemonstrasikan percobaan tentang konduktivitas bahan 10 Mengajukan pertanyaan batang mana yang lebih dahulu melelehkan lilin? 11 Mengajukan pertanyaan kenapa terjadi perbedaan waktu melelehkan lilin antara batang satu dengan yang lainnya? Kegiatan Siswa Membalas salam Menjawab pertanyaan guru Keterampilan Kontak pandang Variasi posisi

Menyimak apa yang disampaikan guru Menjawab pertanyaan guru

Pola interaksi Menyimak penjelasan guru Menyimak penjelasan guru Variasi metode media dan

Memperhatikan peragaan Menjawab pertanyaan guru Menjelaskan bahwa masingmasing logam memiliki daya hantar panas berbeda, logam dengan daya hantar panas terbesar akan mengirim panas lebih cepat ke ujung yang tidak dipanaskan dibandingkan logam lainnya. Akibatnya lilin mencair lebih cepat pada konduktor terbaik.

Variasi metode Variasi pola interaksi

Memberikan tanggapan dengan mendekati anak tersebut lalu menepuk-nepuk pundaknya


4.15

Variasi posisi

12 13

sambil mengucapkan tepat sekali!! Menanyakan siswa yang belum Bertanya tentang materi yang Kelompok mengerti dengan materi pelajaran tidak dimengerti atau kurang dipahami Memberi kesempatan kepada Mencoba menjawab pertanyaan siswa lain untuk menjawab temanya. Bila jawaban yang diberikan Perorangan benar, guru mengucapkan ya tepat sekali Menanyakan aplikasi perpindahan kalor secara konduksi yang ditemui siswa di dalam kehidupan sehari-hari. Jelaskan peristiwa konduktivitas panas yang kamu ketahui? Fika Menjawab pertanyaan guru Klasikal dengan menyebutkan secara benar aplikasi tersebut. Misalnya wajan dan alat masak lain yang dpanaskan hanya bagian bawah, tapi bagian lain yang tidak terkena api ikut panas. Guru mengatakan karena Menerima dengan senang perorangan jawabannya benar, ibu akan memberikan hadiah untuk Fika. Memberikan hadiah sambil tersenyum Mengajukan sejumlah pertanyaan Mencatat dan mengerjakan Klasikal tentang perpindahan panas secara latihan (bila waktu sudah habis, konduksi, untuk melihat mengerjakan sebagai Pekerjaan pencapaian kognitif siswa. Rumah) Misalnya Kenapa pegangan wajan diberi lapisan keramik? Diantara logam-logam berikut mana diantaranya yang memiliki konduktivitas panas terbesar ? besi, tembaga, aluminium, dan kuningan. Menutup pelajaran Mengucapkan salam menutup Alat dan Sumber Belajar Alat white board, spidol, penghapus, power poin atau OHP, alat Muschenbroek, kapas, spiritus, korek api, lilin, stopwatch.

14

15

4.16

Sumber: 1. Buku paket Fisika SMA yang direkomendasikan oleh BSNP 2. Sumber berupa LKS Penilaian Dari hasil demonstrasi: 1. Batangan logam mana yang merupakan konduktor panas terbaik?
2. Bandingkan waktu yang dibutuhkan masing-masing batangan untuk melelehkan lilin

pada salah satu ujungnya, 3. Buat kesimpulanmu tentang konduktivitas bahan yang digunakan pada demonstrasi, menggunakan teori yang terdapat di dalam buku teks.

H. Latihan dan Petunjuk Solusi


1. Susun rencana pembelajaran mikro (waktu 10 menit) untuk melatih keterampilan

variasi dalam pembelajran! Petunjuk mengerjakan latihan: a. b.


c.

Pelajari susunan sebuah rencana pembelajaran, Pilih dan bataskan materi ajar untuk kegiatan pembelajaran selama 10 menit. Tuliskan semua variasi yang akan dilakukan pada saat pembelajaran.

2. Lakukan kegiatan latihan praktek mengajar untuk melatih keterampilan melakukan

variasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Gunakan Rencana pembelajaran yang sudah disusun, b. Lakukan aktivitas pembelajaran dengan benar, sesuai rencana yang sudah disusun,
c. Minta teman saudara

untuk mengamati apakah keterampilan bertanya yang saudara tampilkan sudah terlaksana sesuai rencana atau belum,

d. Kalau ada alat rekam semua aktivitas pembelajaran,

4.17

e. Lakukan diskusi dengan teman-teman untuk mengevaluasi catatan observer dan hasil rekaman, f. Manfaatkan saran-saran teman saudara sebagai masukan untuk memperbaiki kemampuan saudara pada latihan berikutnya.

I. Penilaian LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN MELAKUKAN VARIASI

Nama Praktikan Bidang Studi Materi Pokok Sub Materi Pokok

: .... : Fisika : : .

Tanggal Skolah Kelas Pengamat


1

: . : . : .. : ..
Bobot Keterampilan 2 3 4 5

Komponen-komponen keterampilan Variasi Gaya Mengajar 1. Variasi suara 2. Mimic dan gerak 3. Kesenyapan 4. Kontak pandang 5. Perubahan posisi 6. Pemusatan Variasi Media dan Alat Bantu Pelajaran 1. Media yang dapat dilihat 2. Media yang dapat didengar 3. Media yang dapat dilihat dan didengar 4. Media yang dapat dipegang dan dimanipulasi

Catatan :
1. Sangat kurang 4.18

Observer,

2. Kurang 3. Sedang 4. Baik 5. Sangat baik

..

Bobot dinilai dari frekuensi dan kualitas

4.19

Anda mungkin juga menyukai