Anda di halaman 1dari 6

SALING TAHU.....!!!!

ULAT BULU BISA BERSIUL Meski kecil, namun hewan ini banyak ditakuti juga. Selain dapat membuat gatal-gatal ternyata hewan ini dapat melindungi diri juga saat ia akan dimangsa oleh hewan lainnya. Bagaimanakah caranya? Ternyata ulat bulu juga dapat bersiul seperti seekor burung. Memang mereka tidak bersiul lewat mulut seperti burung. Namun menurut para peneliti, ulat bulu dapat bersiul dengan melalui sisi-sisi tubuh mereka. Cara itu dilakukan ulat sebagai mekanisme pertahanan diri untuk mengusir burung-burung predator yang akan memangsanya KENAPA PASTA GIGI SERING DI SEBUT ODOL? (http://giant41.blogspot.com/2011.html) Di sekitar kita, pasta gigi sering juga disebut Odol, yaitu salah satu merek pasta gigi. Walaupun merek ini sudah berpuluh-puluh tahun tidak lagi dijual di Indonesia, nama Odol telah menjadi nama generik.Odol pertama kali diproduksi di Jerman oleh Dresden chemical laboratory Lingner. William James Sidis .

SUSUNAN REDAKSI al-MIllah Buletin SOEARA PENA STAIN Ponorogo Edisi II Diterbitkan Oleh: LPM al-Millah STAIN Ponorogo Pelindung: Ketua STAIN Ponorogo Penanggung Jawab: Crew Buletin SOEARA PENA Pimpinan Umum: Lailatul Maulida Pimpinan Redaksi: Imam Rahmad B. Sekretaris Redaksi: Ahmad Yani Editor: Tim Redaksi Lay Outer Tim Kreatif Staff Redaksi: Driastutik Wulan Y, Defi Sukesti, Ghulam Akhrori, M. Ngizudien A, Arif Hendri H, Mustofa, Silviana C. F, Rukhsotul Layli H, Putri Dwi Lestari, A. Elly Wibowo. Alamat Redaksi: Jl. Pramuka 156 Ronowijayan Ponorogo. Email: lpmmillah@yahoo.com. Contact Person: Imam (085 790 227 335)

SALAM REDAKSI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat yang luar biasa kepada kita. atas izin-NYA lah kami dapat menyelesaikan buletim SOEARA PENA edisi II ini tanpa ada halangan yang berarti. Edisi kali ini mengangkat tema tentang kehidupan para buruh yang sampai sekarang belum juga berubah. Masih saja terpinggirkan, terabaikan oleh orang-orang yang berkuasa di atas sana. Ketidak adilan yang diterima oleh para buruh menjadi topik bahasan kami kali ini. Para buruh yang telah berusaha bekerja keras namun tetap saja imbalan yang sepadan belum terealisasi. Atas dasar inilah yang mendorong kami untuk menelaah kepiluan yang mereka rasakan. Tak lupa ucapan terima kasih kepada segenap kawan-kawan crew atas segala partisipasi dan kekompakannya untuk menyelesaikan agenda kita bersama yaitu penerbitan bulletin ini sebagai wujud bakti kasih kita terhadap dunia keintelektualan para kawan mahasiswa dan suatu apresiasi pikiran kreatif kawan crew al-Millah, tanpa partisipasi kalian tak mungkin tujuan yang telah disepakati akan tercapai. Sebagai manusia biasa tentunya kami tak lepas dari kesalahan, maka dari itu dengan tulian sederhana ini kami menantikan kritik dan saran dari para pembaca untuk memberikan perubahan yang lebih baiak. demikian dari kami semoga informasi kami yang tak seberapa ini bisa memberikan manfaat bagi kita
Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

BUKAN EINSTEIN, BUKAN THOMAS ADA PABRIK KULIT MANUSIA DI ALVA EDISON. TAPI IALAH WILLIAM JAMES SIDIS. JERMAN (http://giant41.blogspot.com/2011/Pabrik- http://blog.unand.ac.id/kevan020/kampus/10orang-terpintar-di-dunia/html Kulit-Manusia-di-Jerman.html) Pabrik ini dibuat untuk menghasilkan jaringan tubuh manusia, lengkap dengan urat, sehingga dapat digunakan untuk menangani luka atau kondisi medis lain.pabrik ini dapat menghasilkan 5.000 jaringan tembus pandang berwarna putih. Proyek di Jerman ini bertujuan memproduksi kulit manusia yang bisa dipakai untuk keperluan penelitian dan pengobatan. KENAPA HUJAN BERAROMA Pria berkewarganegaraan Amerika serikat. IQnya lebih dari IQ 250. Mengapa ia kurang dikenal dunia? Orang ini memang terlalu pintar. Baru berusia 11 tahun, Ia sudah masuk Universitas. Ia menjadi siswa termuda di Universitas Harvard. Seumur hidupnya, Sidis telah menguasai 200 bahasa di Dunia. Bahkan, Ia menghafal 1 jenis bahasa secara keseluruhan hanya dalam waktu 1 hari. Kepintarannya yang luar biasa membuatnya gila. Ia tak punya teman atau pacar. Bahkan ia pergi dari rumah, meninggalkan keluarganya dan mengasingkan diri. Ia meninggal pada usia 46 tahun dalam keadaan menganggur, terasingkan, dan amat miskin.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan aroma hujan. Hal yang umum adalah uap minyak yang dikeluarkan oleh bakteri. Ketika tanah mengering, bakteri menghasilkan spora. Ketika hujan, air yang menetes ke tanah membuat spora itu terangkat ke udara dan terhirup oleh manusia. Karena spora itu +++++ memiliki wangi yang khas, manusia yang menghirupnya pun merasakan aroma. Aroma yang dihasilkan bakteri ini akan sangat terasa ketika hujan diikuti oleh kondisi terik.

12

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

TITIK API Imbalan kucuran kerIngat,yang kurang layak...


Hari buruh yang selalu diperingati oleh hampir seluruh orang di dunia, khususnya para buruh ini lahir dari berbagai rentetan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomipolitis hak-hak industrial. Sebagaimana yang kami kutip dari http://thealenia.multiply.com/ journal. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis keadaan ekonomi dunia, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Dimana adanya pengetatan disiplin untuk para pekerja, penambahan jam kerja, dan minimnya upah. Kondisi yang buruk inilah yang m e l a h i r k a n perlawanan dari kalangan kelas kerja. Adapun pengertian buruh yang penulis peroleh dari undangundang no 13 tahun 2003 adalah: setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Perlawanan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh cordwainers. Perlawanan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja dari peterson, New Jersey, adalah sosok yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut pengurangan jam kerja. Kemudian ia melanjutkan dengan berbicara dengan para buruh dan para pengangguran untuk melobi atau tawarmenawar dengan pemerintah agar menyediakan pekerjaan dan uang lembur. Atas partisipasinya terhadap para pekerja atau buruh Mc Guire menjadi terkenal dengan sebutan pengganggu k e t e n a n g a n masyarakat. Pada tanggal 5/09/ 1882, hari buruh pertama digelar dengan peserta begitu banyak sekitar 20 ribu orang dengan membawa spanduk yang bertuliskan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi di New York. Maguire dan McGuire lagi-lagi mempunyai peran penting dalam parade ini. Gagasan inipun menyebar ke semua negara, dan merekapun turut merayakannya. Pada konggres 1886 oleh Federation of Organization Trades and labor Union menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia. Karena

ASAL

http://.jalan-membingungkan.com zabwckdar?feactur

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

11

ASAL
BODOHNYA SI ANGGOTA DPR.. Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR, seorang anggota dewan yang baru di angkat, tampak masih canggung, dan lugu. Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja di ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya. Setelah dibuka, berdiri dihadapannya dua orang dengan koper besar dan membawa segulung kabel. "Wah..., ini pasti wartawan TV yang mau mewawancarai aku," pikirnya dalam hati. Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon dia berkata: "Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi Ketua Fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini..." penumpang, "Udah sampe banyuwangi belum?" Hari mulai malam dan anak itu masih terus beranya-tanya. Penumpang yang satu menjawab, "Belum, nanti kalau sampai di bangunin deh! tidur aja!". Tapi, si anak tidak mau diam, dia maju ke depan dan bertanya kepada sopir untuk kesekian kalinya, "Pak, cudah campe Banyuwangi belum?". Pak sopir yang sudah lelah dengan pertanyaan itu menjawab, "Belum! tidur saja deh! nanti kalau sampai Banyuwangi pasti dibangunin!".

IMBALAN KUCURAN KERINGAT, YANG KURANG LAYAK

TITIK API

mereka terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan 1 Mei 1886. Pada konggres 1886 oleh Federation of Organization ini tidak hanya memberikan momen tuntutan delapan jam sehari tetapi juga memberikan semangat baru perjuangan para pekerja di kala itu. Dikarenakan terjadi di bulan Mei inilah yang menjadi alasan hari buruh disebut dengan May Day. Di Indonesia sendiri hari buruh pertama kali diperingati pada tanggal 1 Mei 1920. Tetapi sejak adanya pemerintahan Orde Baru (pemerintahan SOEHARTO) tidak lagi di realisasikan (tidak lagi memperingati hari buruh) karena gerakan buruh yang dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis sejak kejadian G30S 1965 ditabukan di indonesia. Selama masa pemerintahan presiden Soeharto, aksi untuk memperingati hari buruh (may day) masuk dalam aktivitas subvertif, karena hari buruh (may day) selalu dianggap berhubungan dengan ideologi (paham) komunis. Anggapan ini tentu tidak pas, karena kebanyakan negara-negara yang ada di dunia sebagian besar menganut ideologi (paham) non komunis, bahkan ada juga yang menganut ideologi (paham) antikomunis yang menetapkan tanggal (1)satu Mei sebagai hari libur nasional khususnya bagi kalangan buruh. Ketika pemerintahan presiden Soeharto berakhir, setiap tanggal 1(satu) Mei para buruh pun kembali marak untuk merayakanya, meskipun tanggal tersebut bukan lagi hari libur. Rasa kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan terhadap gerakan massa buruh yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Mei ternyata tidak pernah terbukti. Peringatan May Day sejak tahun 1999 sampai tahun 2006 tidak pernah ada tindakan kericuhan yang dilakukan oleh gerakan para buruh

Kali ini si anak tidak bertanya lagi, ia tidur pulas sekali. Karena si anak tidak terdengar lagi, semua orang di dalam bus lupa pada si anak sehingga ketika melewati Banyuwangi, tidak ada yang membangunkannya. bahkan Kemudian, selama beberapa puluh sampai menyebrangi Selat Bali dan sudah menit dia menelepon dan terlibat pembicaraan mendarat di Ketapang, Bali. Si anak tertidur tingkat tinggi, sambil sekali-kali menyebut- dan tidak bangun-bangun. terus sadarlah si nyebut "demi rakyat" atau "demi kepentingan sopir bahwa ia lupa membangunkan si anak. rakyat" dengan suara keras. Setelah selesai lalu ia bertanya kepada penumpang, "Bapaksambil meletakkan gagang telepon dia berkata Ibu, gimana nih, kita antar balik nggak anak ini?". Para penumpang pun merasa bersalah, pada dua orang tamunya tersebut. "Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai karena ikut melupakan si anak dan setuju mengantar si anak kembali ke Banyuwangi. sekarang..." Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya, salah satu berkata: "Maaf Pak.., kami datang ke sini mau memasang saluran telepon yang bapak pakai.." Maka kembalilah bus itu menyebrangi selat Bali dan mengantar si anak kembali ke Banyuwangi. Sampai di Banyuwangi si anak dibangunkan, "Nak..!! sudah sampai Banyuwangi!! ayo bangun!!", kata si sopir. Si anak bangun dan berkata, "O sudah sampai, ya?" lalu, ia membuka tasnya dan mengeluarkan kotak makanannya. Seluruh penumpang bingung, "Bukannya kamu mau turun di Banyiuwangi!?" Tanya si sopir kebingungan. "Nggak, saya ini mau ke Denpasar mengunjungi nenek. Kata Mama, kalau sudah sampai Banyuwangi, saya boleh makan nasi kotaknya!".

SUDAH SAMPAI BANYUWANGI Suatu hari, seorang Ibu mengantar anaknya yang baru berusia 7 tahun, naik bus jurusan Surabaya-Denpasar. Ibu berpesan pada pak sopir: "Pak, titip anak saya ya? nanti kalo sampe di Banyuwangi, tolong kasih tahu dia." Sepanjang perjalanan, si anak cerewet sekali. Sebentar-sebentar ia bertanya pada

tersebut yang masuk dalam kategori membahayakan ketertiban umum dan sebaliknya, aparat keamanan yang bertindak mengkhawatirkan terhadap para buruh karena mereka menganggap bahwa peringatan May Day adalah tindakan yang selalu ricuh dan di dalangi oleh gerakan komunis. Pada tanggal 1 Mei tahun 2006, aksi May Day terjadi di berbagai kota di Indonesia. seperti Jakarta, Lampung, Makassar, Malang, Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung, Semarang, Samarinda, Manado, dan Batam. Ribuan buruh di Jakarta terfokus berunjuk rasa di bundaran HI dan parkir timur senayan, dengan sasaran utama adalah gedung MPR/ DPR Di jalan Gatot Subroto dan istana kepresidenan. Selain itu, lebih dari 2.000 buruh juga beraksi di kantor walikota Jakarta Utara. Buruh yang tergabung datang dari sejumlah kawasan industri di jakarta, bogor, depok, tangerang, dan bekasi (Jabodetabek) yang tergabung dalam berbagai serikat atau organisasi buruh. Pemerintah diharapkan dapat memberikan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya terhadap masyarakat untuk mengangkat kehidupan masyarat yang lebih layak. Masih sering kita jumpai begitu banyak masyarakat yang hidup di garis kemiskinan, mendapatkan lingkungan kehidupan dan pendidikan yang masih kurang layak, bantuan yang belum memenuhi, serta pengayoman yang kurang memadai. Gemboran-gemboran yang mereka ucapkan hanyalah sebagai pemanis dalan suatu usaha penghegemonian. Tak sedikit masyarakat yang mengharapkan kehidupan, pendidikan, ekonomi yang layak. Tapi apa yang dilakukan oleh para penguasa? Dengan nyamannya mereka duduk di kursi mewah dan seakanakan merasa tugas mereka telah selesai. Selesai karena telah terlena atas kepuasan kekayaan mereka atau selesai karena tidak mau tau.
Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

10

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

kISaH MAHASISWA UNJUK RASA, PERINGATI HARDIKNAS


Kualitas Pendidikan dan Fasilitas Kampus Jadi Tuntutan Utama

JIKA AKU MENJADI

Kampus hijau STAIN POMemperingati hari pendidikan nasional (HARDIKNAS), Senin (2/5) mahasiswa STAIN Ponorogo yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli kampus mengadakan aksi demonstrasi menuntut peningkatan kualitas pendidikan mahasiswa dan kepastian fasilitas kampus. Demonstrasi yang dikoordinasi oleh DEMA STAIN Ponorogo itu bergerak dari lokasi parkir utara pos satpam menuju ke depan gedung perpustakaan, gedung F, Gedung E, Gedung C lalu ke depan kantor akademik. Dalam tuntutannya mereka meminta pihak akademik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di STAIN Ponorogo, tidak hanya berkutat pada pembangunan gedung saja. "Indrakila bukan rumah kita, tapi rumah drakula" itulah salah satu kalimat sindiran yang tertulis di spanduk. Mereka menganggap gedung yang berada di sudut paling timur wilayah kampus STAIN itu masih menyisakan banyak

pertanyaan akan fungsi serta kejelasan pengerjaannya. Graha Watoe Dakon pun tak lepas dari sorotan karena mahasiswa merasa keberatan bila dalam memanfaatkan fasilitas gedung tersebut mereka dipungut biaya. Menurut mereka hal itu menyalahi aturan. Mahasiswa adalah civitas akademika yang juga berhak menggunakan gedung kebanggaan STAIN Ponorogo itu tanpa pungutan apapun. Demonstrasi yang diikuti kurang lebih 50 mahasiswa itu berjalan cukup lancar tanpa ada aksi anarkis. Meskipun para demostran menjelajah hampir semua gedung, mereka tetap menjalankan aksi mereka secara damai. Namun aksi mereka tersebut dianggap telah mengganggu proses belajar mengajar pada hari itu. Para demonstran meminta semua mahasiswa untuk mengikuti aksi yang dimulai pukul 08.30 itu . Usai berorasi di depan gedung akademik para demonstran diajak pihak akademik menuju ke gedung Graha Watoe Dakon

JIKA AKU MENJADI Diumurnya yang 19 tahun johan harus terdampar sebagai buruh di pabrik multinasional di kota industri ini. Di kota yang besar ini ratusan ribu, bahkan jutaan orang dari kampung seperti dirinya harus bertahan hidup dengan membanting tulang. Ada yang mujur, ada yang babak belur. Johan berada ditengah-tengah. Dia membandingkan dirinya dengan teman-teman kos sebelahnya. Budi, tukang bangunan, cuma tamatan sd, dia hanya bisa mengandalkan kekuatan ototnya. Dia juga sering menyatakan ke-iri-annya pada johan. Beda dengan thomas seorang sarjana dan cukup beruntung karena bisa bekerja di bank. Alasan macet tiap harilah yang menyebabkan dia mau kos disitu, karena dia tidak perlu repot-repot jauh ke tempat kerjanya. Johan menatap langit-langit kosnya, sedikit senyum mengembang di bibirnya, sedikit melamun tentang nasib teman-teman satu kosnya. Walau cuma buruh, masih banyak yang bisa disyukurinya. Dia masih bisa menyekolahkan ke-4 adiknya, disaat orang tuanya sudah lemah untuk bekerja. Ya, paling tidak sampai hari ini. Cuma tamatan stm tapi hal itu sudah berarti besar baginya. Dia bisa ditempatkan sebagai operator mesin, tidak jelek, tidak bagus. Tiap hari harus bekerja 8 jam, minimal, berkutat dengan tombol-tombol, suara bising, mesin dan orang yang sama. Seolah-olah mengalami de javu yang tidak pernah berakhir. Tidak perlu berpikir, dia hanya membiarkan instingnya menggerakkan tubuh-tubuhnya. Bosan, kata yang hinggap di kepalanya lebih dari seribu kali perhari. Dia hanya harus membiasakan rutinitas itu walau tidak tahu sampai kapan. Yang dia tahu menjadi buruh adalah anugerah karena dengannya ke-4 adiknya bisa sekolah. Shift pagi, shift siang, shift malam, telah menjadikan hari-harinya terlihat sama saja. Tidak ada keindahan di masing-masing hari. Kadang matahari terbit dia baru pulang, atau kadang ketika langit berbintang dia harus berangkat bekerja. Umr yang tidak naik setahun ini telah telah mecekik lehernya. Ketika harga kebutuhan sudah naik, uang yang diterimanya setiap bulan menjadi tidak banyak, walau sudah ditambah uang lembur. Bosan, tiap hari harus makan mie instant. Sekali lagi, dia ingin keempat adiknya bisa sekolah. Johan hari itu pulang sore, kelihatan normal. Sepanjang perjalanan pulang ia hanya bisa membayangkan bisa tidur nyenyak malam ini. Semoga rasa lelah bisa membawanya ke mimpi yang indah, satu hal yang sudah sangat jarang terjadi di tidurnya. Ada sesosok orang berdiri disamping pintu kosnya, guntur nmanya. "mas johan, aku pulang, kayaknya gak akan kembali kesini, kalo ada salah tolong dimaafkan", "ya sama-sama gun, semoga selamat sampai dikampung". Secara insting johan meraba sakunya dan mengambil selembar uang untuk diberikan pada guntur. Senyum kecil merekah di bibir guntur, "makasih mas, semoga rizkinya mas semakin lancar". Johan menatap punggung guntur yang semakin menjauh, teman yang setahun lebih muda darinya. Kurang beruntung bagi guntur, dia bekerja di tempat yang buruk. Dia tidak digaji sesuai umr, bahkan jauh dari umr. Untuk kebutuhan sehari-hari tanpa hutang sudah untung buat guntur. Entahlah, apakah buruh hanya buat disuruh-suruh, sehingga dia tidak bisa melawan. Pabrik tempatnya bekerja memang tidak besar, income-nya tidak besar tapi bukan berarti memberi upah jauh dari umr, memang yang kaya selalu menindas. Seperti sudah menjadi hokum alam. Sebelum johan menutup mata, dia sholat isya' dahulu. Sholat kata yang sangat asing diucapkan disaat semua teman johan tidak pernah melakukannya. Disaat materialisme sudah menggantikan tuhan mereka. Uanglah yang menjadi agama mereka. Jam menunjukkan jam 21.00, waktunya dia tidur. Ada sedikit makanan dari budi, beberapa potong kue kering terbungkus koran, dia harus memakannya. Sedikit menambah kenyangnya karena makan malamnya cuma mie instant. Semoga bisa melelapkan tidurnya. Dia menatap bungkus koran yang penuh dengan minyak, tapi johan masih bisa membaca jelas, sebuah judul "lebih dari 50% sarjana menjadi pengangguran terdidik". Sedikit senyum mengembang di bibir johan, dia beruntung dia bukan bagian dari orang yang dimaksud.
Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

PROFIL
sebelumnya sempat bekerja menjadi buruh pabrik di Sumatra selama satu tahun, lalu pindah ke salah satu mebel di Semarang, namun karena ia merasa tidak cocok dengan tempatnya bekerja ia pun mencoba untuk bekerja di sebuah mebel di Ponorogo akan tetapi hal itu tidak bertahan lama sampai akhirnya sekarang ia memilih menjadi kuli material. Pun demikian ia bersyukur bisa bekerja di tempat yang lumayan dekat dengan kota kelahirannya. Sebagai anak terakhir dari tiga bersaudara ia bertangung jawab merawat ibunya, sementara sang ayah jauh lebih dulu meninggalkan mereka. Ia rela merawat sang ibu yang sakit, karena baginya itu sebagai bukti baktinya pada orang tua dan hanya itulah yang mampu ia lakukan. Pendidikan laki-laki pekerja kasar ini, ia tempuh di sekolah-sekolah biasa yang ada di desanya pada masa itu, mulai dari SD hinga lulus SMA. Ijazah yang hanya setingkat SMA tak bisa membantunya mendapat pekerjaan yang lebih layak dari seorang buruh. Mengenyam pendidikan di bangku kuliah tak pernah terlintas dalam benaknya, yang ada dalam pikirannya saat itu hanyalah bagaimana cara ia bisa mendapat penghasilan apa pun itu pekerjaannya. Program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan menurut Andi hanyalah obral politik semata. Rakyat miskin seperti dirinya malah semakin ditindas dengan kebijakan yang ada. Sistem ekonomi pasar bebas yang dijanjikan bisa membantu rakyat bawah justru malah memojokkan mereka. Dulu para pengusaha kecil sedikit terjamin pendapatannya tapi sekarang nasib mereka berada di ujung tanduk hingga banyak dari mereka yang

ANDI GUNADI, SANG BURUH MATERIAL

MAHASISWA UNJUK RASA, PERINGATI HARDIKNAS

lebih memilih jadi buruh meski dengan penghasilan yang kecil. Mereka merasa kalah saing dengan pasar bebas. Lima tahun usia pernikahannya ia belum dikaruniai momongan karena sang istri harus bekerja sebagai seorang buruh rumah tangga di negeri sebrang. Sejak ia mulai merintis bahtera kehidupan bersama seorang wanita yang menjadi pilihannya, tuntutan ekonomi memaksanya rela berpisah dengan sang istri yang sejak usia muda pernikahannya menjadi TKW di Hongkong. Istri Andi adalah salah satu wanita buruh yang kini menjadi pahlawan devisa bagi negara. Andi, sosok pria pekerja keras ini tak pernah putus harapan. Keinginan hidup berkecukupan di hari depan membuatnya selalu semangat bekerja. Pukul 07.00 ia sudah stand by di tempat ia bekerja hingga jam 05.00 sore ia baru bisa istirahat untuk sekedar menghilangkan rasa lelah. Seperti itulah hari-hari yang dilalui Andi sebagai seorang buruh yang bekerja hanya mengandalkan fisik belaka. Jauh dari keluarga dan tak ada kamus sakit dalam hidupnya karena sehari ia tak bisa bekerja maka ia pun akan kesulitan sekedar untuk sesuap nasi. Entah salah dirinya yang tak memilki keterampilan ataukah salah pemerintah yang tak bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil. Bagi Andi memang itulah jalan hidupnya. Demi keluarga tercinta ia rela menjadi buruh meski untuk selama masa hidupnya. Rasa syukur yang membuatnya bertahan hidup hingga sekarang.

Soal keberadaan gedung Indrakila yang masih dipertanyakan itu pihak akademik mengatakan bahwa gedung yang rampung dikerjakan akhir 2010 lalu itu akan digunakan untuk k e p e r l u a n mahasiswa pasca sarjana. Begitu juga dengan gedung pasca sarjana yang ada di barat kantor a k a d e m i k nantinya juga akan segera difungsikan.

untuk audiensi. Di gedung itu mereka diajak untuk berdiskusi menindak lanjuti tuntutantuntutan mahasiswa yang di sampaikan dalam aksi mereka. Dalam diskusi itu beberapa mahasiswa mengajukan cukup banyak pertanyaan kepada pihak akademik yang diwakili oleh ketua STAIN, Pembatu Ketua 1, Pembantu Ketua II dan beberapa pihak terkait lainnya. Di antara banyak pertanyaan yang diajukan adalah tentang penggunaan gedung Graha Watu Dhakon yang memungut biaya kepada mahasiswa. Menanggapi hal itu Pembantu Ketua II Drs. Kasanun mengatakan biaya itu digunakan untuk fasilitas yang ada di dalam gedung tersebut, seperti AC, sound system, kebersihan dan lainnya."Jadi ditarik biaya itu ya digunakan untuk fasilitas yang ada di sini, seperti AC itu, sound" jelasnya di hadapan para Mahasiswa. " Nek gak gelem bayar ya udah pakai kipas angin biasa aja ngga apaapa, lantai dibersihkan sendiri, sound juga bawa sendiri " lanjutnya disambut gelak tawa mahasiswa. Soal keberadaan gedung Indrakila yang masih dipertanyakan itu pihak akademik mengatakan bahwa gedung yang rampung dikerjakan akhir 2010 lalu itu akan digunakan untuk keperluan mahasiswa pasca sarjana. Begitu juga dengan gedung pasca sarjana yang ada di barat kantor akademik nantinya juga akan segera difungsikan. UKM KSR pun ikut
Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

PROFIL
menyumbangkan pertanyaan terkait fasilitas kesehatan yang dirasa masih kurang, mereka meminta ada ruang kesehatan dan mobil ambulans. "Kami meminta ada fasilitas kesehatan di sini, seperti ruang kesehatan dan mobil ambulans" ujar salah satu perwakilan KSR. Pihak akademik pun menanggapi hal itu dengan berjanji akan merealisasikan itu segera. Dari banyaknya tuntutan mahsisiwa tersebut intinya mereka meminta kejelasan seputar alokasi dana keuangan yang ada di STAIN Ponorogo. "Uang itu adalah milik Negara setiap tahun selalu ada pemeriksaan dari pusat, kemarin saja sudah dua kali pemeriksaan"ujar PK II. Di akhir diskusi yang usai sekitar pukul 12.00 itu, pihak mahasiswa yang diwakili Dawam Multazam selaku ketua DEMA meminta Ketua STAIN Dr. Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag untuk menandatangani perjanjian mahasiswa dengan Ketua STAIN Ponorogo. "Dengan perjanjian ini kami akan memantau apa yang telah bapak ibu katakana tadi" ujar Dawam sebelum menandatangani perjanjian itu. (@md/team)

ANDI GUNADI, SANG BURUH MATERIAL

ANDI GUNADI, SANG BURUH MATERIAL


Andi Gunadi, begitulah nama yang diberikan kedua orang tuanya sejak kelahirannya 35 tahun yang lalu. Hidup di tengahtengah keluarga yang berada di tingkat ekonomi menengah ke bawah tidak menjadikannya seorang anak yang tidak mempunyai impian. Pun sekarang ia harus mengubur dalamdalam impian masa kecilnya dan merelakan hidupnya untuk mengabdi pada orang lain. Sedari kecil ia sudah dilatih membantu orang tua menggarap sawah dan rela memanggang kulit di bawah terik matahari. Kehidupan desa yang pada masa itu masih jauh dari arus globalisasi membuatnya tumbuh menjadi orang yang lugu, pasrah akan keadaan dirinya, hingga kini ia masih menjadi korban era kemajuan. Disaat sekian banyak orang berlomba kekreatifan, bersaing kepiawaian dalam bekerja dan bahkan para birokrat bermain lidah merayu hati rakyat demi kekuasaan untuk memanjakan hidupnya, ia rela hanya menjadi seorang pekerja kasar sebagai kuli bangunan d i sebuah t o k o material dengan g a j i y a n g hanya cukup untuk makan bersama ibunya y a n g k i n i terbaring lemas karena penyakit yang tak kunjung sembuh. Pria kelahiran Pacitan ini sudah bekerja selama tujuh bulan sebagai buruh di Desa Sragi, Sukorrejo, Ponorogo. Meskipun dia seorang pekerja kasar namun hal itu tak membuatnya lupa akan senyuman, dibalik peliknya kehidupan yang ia jalani ia masih mampu untuk selalu menyunggingkan senyuman dan selalu ramah pada orang-orang di sekitarnya. Prisipnya bahwa hidup susah bukan berarti segalanya ikut susah, masih banyak celah yang memberinya kesempatan untuk tersenyum selama rasa syukur itu masih ada. Pria yang biasa disapa Andi ini
Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

Bulletin SOEARA PENA edisi/II/Th 2011

Anda mungkin juga menyukai