Anda di halaman 1dari 9

Pengukuran Listrik

PENGERTIAN PENGUKURAN LISTRIK

A. Pengertian Pengukuran Pekerjaan mengukur pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat suatu zat atau benda ke dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran. Pemberian harga-harga tersebut dalam prakteknya dapat dicapai dengan: 1. 2. Membandingkan dengan alat tertentu yang dianggap standar Membandingkan besaran yang akan diukur dengan suatu skala

yang telah ditera atau dikalibrasi. Jelaslah bahwa pengukuran sebagai suatu proses yang hasilnya sangat tergantung 1. 2. 3. dari unsur-unsurnya. Unsur-unsur terpenting dalam proses pengukuran itu antara lain : Alat yang dipergunakan sebagai pembanding / penunjuk Orang yang melaksanakan pengukuran Cara melaksanakan pengukuran.

Kalau ada salah satu unsur yang tidak memenuhi syarat maka hasilnya tidak mungkin baik/benar. Pengukuran listrik mempunyai tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mengetahui, menilai atau menguji besaran listrik. Alat yang digunakan sebagai pembanding/penunjuk disebut instrumen pengukur. Instrumen ini berfungsi sebagai penunjuk nilai besaran listrik yang diukur. Hasil pengukuran pada umumnya merupakan penunjukan yang langsung dapat dibaca/diketahui. Dari hasil penunjukan ini selanjutnya dapat dianalisa atau dibuat data untuk suatu bahan studi/analisa lebih lanjut. Oleh sebab itu hasil pengukuran diharapkan mencapai hasil yang optimal.

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

Kebesaran listrik (arus, tegangan, daya, dan sebagainya) tidak dapat secara langsung ditanggapi dengan panca indera manusia. Untuk memungkinkan pengukuran maka kebesaran listrik tersebut ditransformasikan pada suatu phenomena fisis yang memungkinkan pengamatan melalui panca indera. Misalnya arus ditransformasikan pada suatu phenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis, berupa perubahan rotasi melalui suatu sumbu yang tertentu. Besar sudut rotasi berhubungan langsung dengan kebesaran arus listrik yang akan diamati, sehingga pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu perputaran, dan besar sudut adalah menjadi ukuran kebesaran listrik yang diukur. B. BATASAN-BATASAN ISTILAH Mengukur yaitu membandingkan sesuatu besaran (kuantitas) yang tak diketahui besarnya (harganya) dengan besaran yang diketahui besarnya. Peranti (instrumen) adalah sarana untuk menentukan besar (atau harga) sesuatu besaran (kuantitas) atau sesuatu variabel. Bilangan menyatakan berapa banyak besaran yang diketahui untuk memperoleh harga besaran yang diukur, sedangkan besaran yang diketahu dinamai satuan. Kecermatan (accuracy) adalah berapa besar selisih sesuatu peranti menampilkan harga (atau variabel) yang sedang diukurnya, ditandingkan dengan harga sebenarnya. Ketelitian (precision) adalah ukuran bagi ketepatan pereproduksian-ulang sesuatu pengukuran. (catatan: ketelitian berkaitan dengan derajat keseragaman hasil-hasil ukur, sedangkan kecermatan berkaitan dengan selisih dari harga sebenarnya.

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

Kekeliruan (error) adalah simpangan (selisih) dari harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ingat, Kekeliruan tidak sama dengan kesalahan (fault). Misalnya jika mengukur tegangan dengan menggunakan alatukur ohm, itu adalah kesalahan, bukan kekeliruan. C. Arti dan Kegunaan Pengukuran Listrik Kegunaan instrumen pengukur listrik sangat luas meliputi bidang penyelidikan, produksi, pemeliharaan, pengawasan dan sebagainya. Oleh sebab itu instrumen pengukur dibuat dengan kepekaan dan ketelitian penunjukan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Misalnya instrumen untuk kebutuhan laboratorium diperlukan ketelitian dan kepekaan yang tinggi sedangkan yang dipakai untuk keperluan industri lebih diutamakan kepraktisannya. Pemilihan instrumen pengukur pada umumnya mempertimbangkan halhal sebagai berikut: 1. Dapat dipercaya 2. Mudah penggunaannya 3. Kecermatannya 4. Pemakaian tenaga 5. Ukuran 6. Bentuk 7. Berat 8. Harga

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

D. Besaran-besaran Listrik yang Diukur Besaran-besaran listrik yang banyak dijumpai dalam bidang industri, perbengkelan ataupun keperluan-keperluan yang lain adalah arus listrik, tegangan, tahanan, daya, frekuensi, dsb. Dalam pemakaian besaran listrik diukur dalam satuan praktis dan harga efektif. Untuk memudahkan dalam memahaminya dibuat ringkasan seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Besaran untuk Arus Searah Besaran Kuat Arus Tegangan Tahanan Daya Listrik Usaha/Kerja Simbol i,I e,E R W A Satuan Ampere Volt Ohm Watt Watt Jam Singkatan/ Satuan A V W Wh I= Rumus E R V =I xR E R= R W =E xI W =I2 xR A= E x I xt

Tabel 2. Besaran untuk Arus Bolak-balik Besaran Frekuensi Daya Nyata Daya Buta Daya Semu Faktor Kerja Simbol f W Wb Ws Cos Satuan Hertz Watt Watt Volt Ampere Singkatan/ Satuan Hz W W VA F= Rumus 1 T W = E x I x Cos W = E x I x Sin Ws = E x I x Sin -

Tabel 3. Besaran-besaran yang Lain Besaran Simbol Satuan Singkatan/ Satuan Rumus

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

Kapasitansi Induktansi

C L

Farad Henry

F H

C Volt Weber 1 Henry = Amp

1 Farad =

E. Pengelompokan Instrumen Pengukur Maksud dan tujuan pengelompokan instrumen pengukur adalah untuk memudahkan pengaturan pemakaian, penyimpanan dan keperluan lainnya. Pengelompokan instrumen pengukur dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain : 1. Menurut macam arus Alat ukur arus searah ( DC ) Alat ukur bolak-balik ( AC ) Alat ukur arus searah dan arus bolak-balik ( AC/DC ) Milli Ampere, Ampere meter : untuk mengukur arus Volt meter, Kilo Volt meter : untuk mengukur tegangan Ohm meter, Megger : untuk mengukur tahanan Watt meter, Kilo Watt meter : untuk mengukur daya Watt Jam meter (Wh-meter), Kwh meter : untuk mengukur energi listrik Frekuensi meter : untuk mengukur getaran per detik Cos phi meter : untuk mengukur faktor kerja. Alat ukur portable (mudah dibawa kemana-mana) Alat ukur papan hubung (tetap)

2. Menurut macam instrumen untuk mengukur besaran -

3. Menurut Sifat Penggunaan -

4. Menurut Azas Kerja Instrumen Pengukuran a. Alat ukur analog Alat ukur dengan prinsip
sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

Perubahan suhu Magnet jarum Induksi Getaran Elektrostatis Kumparan putar Besi putar Dsb. Mekanik Elektronik

b. Alat ukur digital -

5. Menurut Kecermatan Pemakaian Alat ukur presisi (untuk laboratorium) Alat ukur praktis/industri (untuk industri, perusahaan).

F. KEKELIRUAN Kekeliruan dalam pengukuran pada dasarnya dikategorikan ke dalam 2 bagian, yaitu: Kekeliruan Sistematika dan Kekeliruan Acak.

Kekeliruan Sistematika

Kekeliruan sistematika disebabkan oleh sistem pengukuran, yaitu oleh: a. peranti-ukur b. metoda pengukuran c. manusia yang melaksanakan pengukuran 1. Kekeliruan Peranti Kekeliruan yang ada pada peranti-ukur, terutama adalah : a. kekeliruan teraan

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

b. kekeliruan yang ditimbulkan oleh suhu lingkungan c. kekeliruan yang disebabkan oleh penuaan peranti-ukur d. gesekan dalam tumpuan-tumpuan (atau gantunga) jarum. Kekeliruan peranti-ukur lazimnya dinyatakan dalam spesifikasi peranti yang dikeluarkan oleh pabrik yang memberikan keterangan akan besar kekeliruan maksimum yang dapat terjadi. Kekeliruan peranti-ukur dapat dinyatakan dengan pernyataan: a. sekian persen dari penunjukan, misalnya 3%; b. sekian persen dari penunjukan skala penuh, misalnya 2% FS. (FS = full scale); c. dengan suatu harga mutlak, misalnya 5mvolt; d. kombinasi dari cara-cara di atas, misalnya 3% + 1% FS. Contoh : osiloskop dengan kekeliruan 3%, menampilkan amplitudo setinggi 10 volt, maka amplitudo sebenarnya berada diantara 9,7 V 10,3 V. 2%FS, jika alatukur-volt ditaruh dalam jangkah ukur 10 V, dan jarum menunjukkan skala penuh (10 V), maka harga tegangan sebenarnya berada diatara 9,8 V 10,2 V. kekeliruan dalam peranti-ukur diguit lazimnya dinyatakan dalam jumlahan kekeliruan dalam sesuatu penampilan dan kekeliruan dalam penampilan skala penuh (FS). Kekeliruan itu dinyatakan, misalnya 5% + 1% FS. (misalnya, pada jangkah 20 V, kekeliruan 1% FS membuat kekeliruan maksimal 0,01 x 20 = 0,2 volt. Jika alatukur menampilkan 16 volt, maka kekeliruan 5% membuat kekeliruan maksimal 0,05 x 16 = 0,8 volt. Kekeliruan maksimal keseluruhan pada penampilan 16 volt adalah 0,2 + 0,8 = 1 volt. Jadi tegangan sebenarnya berada diantara 15 dan 17 volt.

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

2. Kekeliruan Metoda
Kekeliruan yang timbul karena metoda pengukuran berpengaruh kepada objek yang diukurnya. Misalnya, Alatukur-volt berpengaruh kepada sifat-sifat kalang ternala yang tegangannya sedang diukur. Adapula faktor-faktor yang perlukita perhitungkan, yang brpengaruh kepada metoda pengukuran, seperti misalnya: a. kelembaban b. suhu c. pelawanan bocoran d. medan magnet dan medan listrik e. getaran

3. Kekeliruan Oleh Manusia


Kekeliruan ini berada pada orang yang melakukan pengukuran, misalnya dalam membaca harga yang ditunjukkan (keliru dalam menafsirkan harga-harga pembagian skala). Kekeliruan dari manusia dapat diperkecil dengan cara melakukan pengukuran oleh beberapa orang, lalu menentukan harga rata-rata dari hasilhasil ukurnya.

Kekeliruan Acak ( random errors )

sabara_edy@yahoo.co.id

Pengukuran Listrik

Kekeliruan yang berubah-ubah kalau pengukuran diulang-ulang. Meskipun peranti beroperasi dalam lingkungan yang ideal, dan juga sudah tekalibrasi dengan cermat, namun selalu akan didapat terjadinya kekeliruan dalam pengukuran (yang disebabkan oleh hal-hal di luar peranti itu sendiri).

1. Gangguan
Perubahan-perubahan dalam besaran yang sedang diukur. Dapat berlangsung sejenak dan dapat berlangsung lama. Kekeliruan yang berlangsung lama dapat menimbulkan kekeliruan sistematika. Kekeliruan ini dapat dicegah dengan metoda pengukuran yang benar. Contoh: Jaringan listrik umum 220 V membangkitkan medan magnet. Medan ini dapar menyebabkan simpangan jarum yang tidak benar. Dengan memberikan cadar (shield) kepada rangkaian (yaitu dengan memperbaiki metoda pengukuran) simpangan yang keliru dapat dicegah. Kekeliruan yang menyolok yang ditimbulkan oeh gangguan-gangguan tersebut mudah dikenali, dan pengukuran yang bersangkutan dibatalkan, lalu dilakukan pengukuran-pengukuran secara berulang.

2. Kekeliruan Baca
Pada umumnya terjadi pada peranti-peranti analog. Kalau membaca harga yang ditunjukkan jarum tunjuk, maka mata harus berada tegak lurus di atas jarum. Kekeliruan baca dapat digolongkan dalam dua golongan: a. Kekeliruan proyeksi b. Kekeliruan taksir

sabara_edy@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai