Anda di halaman 1dari 9

REVIEW MATERI

Paper Disajikan sebagai Bahan Tugas Mata Kuliah Filsafat

Taufiqurrahman, M.A

Disusun Oleh : BELLA SEPTIVICHA KUMALA PSIKOLOGI C 125120300111010

PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

SANG SKEPTIKUS RADIKAL : DAVID HUME Skeptisisme Skeptis = Penuh keraguan Rene Descartes merupakan tikoh sentral Rasionalisme dengan Metode Kesangsiannya. Perbedaan antara Metode Kesangsian dengan Skeptisisme yaitu : Metode Kesangsian Skeptisisme Tujuannya untuk mencari substansi Tujuannya untuk menguji substansi

Cogito

Tuhan

Yang menggabungkan Sebab Akibat ( Kausalitas )

Post Hoc Propter Hoc Taraf pengetahuan / Pengetahuan / kebenaran kebenaran yang lolos yang belum dilakukan empirik dengan empiris ( pengetahuan yang belum diuji scr empirik)

Keyakinan Naif Kepercayaan Buta Seorang empiris sejati yaitu temuan temuannya harus diuji terlebih dahulu. Hume prihatin bahwa metafisika tradisional sangat kabur, tidak pasti, melebih lebihkan kemampuan akal manusia. Metafisika menjadi tercampur dengan dogma dogma Katolik, jargon jargon politis, dan takhayul takhayul rakyat. Hume berfikir bahwa yang bisa diketahui pikiran hanyalah persepsi, bukan objek. Substansi hanyalah kumpulan persepsi belaka. Menurut Hume, segala peristiwa yang bisa kita amati memiliki hubungan tetap satu sama lain, tetapi hubungan tetap itu tidak boleh dianggap sebagai hubungan sebab akibat. Dalam kasus api menyala, menyentuh kertas, dan kertas terbakar tidak bisa disimpulkan bahwa api menyebabkan kertas terbakar (propter hoc), sebab yang bisa kita ketahui hanyalah bahwa kertas terbakar sesudah api menyentuhnya (post hoc). Yang bisa kita amati hanyalah gejala yang satu menyusul dengan gejala yang lain, sedangkan kausalitas tidak bisa diamati. Hume mengatakan bahwa konsep kausalitas hanyalah kepercayaan naif yang tidak punya dasar. Hume mengatakan bahwa kita tidak bisa menyimpulkan suatu hukum umum yang mencakup semua kasus yang ada dan mungkin ada. Karena itu ilmu pengetahuan tak akan pernah mencapai taraf keniscayaan tapi hanya pada taraf probabilitas.

Menurut Hume : 1. Cogito ( Rasio )

Propter Hoc

Post Hoc

Ada

Tidak Ada

Tidak dapat dibuktikan secara empirik maka dia adalah NON ENTITAS ( tidak ada ) Kumpulan Serial Imajinasi

2.

Tuhan

Propter Hoc

Post Hoc

Ada

Tidak Ada

3.

Tidak dapat dibuktikan secara empirik maka dia adalah NON ENTITAS ( tidak ada ) Kumpulan Serial Imajinasi ` Sebab - Akibat

Propter Hoc

Post Hoc

Ada

Tidak Ada

Tidak dapat dibuktikan secara empirik maka dia adalah NON ENTITAS ( tidak ada ) Kumpulan Serial Imajinasi

David Hume begitu radikal / detail. Kesalahan Jika sebab akibat tidak ada maka untuk apa pengetahuan. Karena ketika berobservasi harus ada hipotesis terlebih dahulu. Observasi Hipotesis Logika | Sebab Akibat

Materi

Materi

KRITISISME IMMANUEL KANT Immanuel Kant

Kritisisme Tujuannya untuk menguji kesahihan pengetahuan dengan cara

Critique pure Reason

Penetapan Batas Rasio Penetapan batas objek refleksi

Objek Refleksi Filsafat

Nomena das ding an sich Bukan objek refleksi filsafat ada pada dirinya sendiri Fenomena Indera Data indrawi / empirik

Rasio Pengetahuan, pemahaman, pengertian 12 Kategori nalar / rasio

Berfungsi sebagai kacamata. Ex : Ketika kita memakai kacamata merah maka kita akan melihat warna merah. Kategori tersebut akan menuntun pemahaman tentang fenomena.

Nomena ( metafisika ) ada tapi bukan objek refleksi filsafat / wilayah filsafat. Jadi yang termasuk objek refleksi filsafat hanya fenomena. Memang rasionalisme mengakui fenomena akan tetapi fenomena terketahui dengan keberadaan nomena. Dalam merefleksikan fenomena begitu kompleks. Selain melibatkan indera tapi juga melibatkan rasio, begitupun sebaliknya. Indera itu hanya mencari seolah olah materi memilikinya sendiri ( rasionalisme ) Fenomena disebut sebagai objek materi 12 Kategori rasio disebut sebagai objek forma 12 Kategori Determistik Melampaui waktu / ada sebelum manusia ada

Universal Seluruh manusia memiliki 12 kategori ini

Transendentalisme Rumusan Normatif / Etika manusia Manusia

Diri Imanen adalah tubuh biologis ( diri yang berada pda taraf hewani ) Tunduk pada kecenderungan / hukum alamiah ( tidak bebas ) Keinginan / Hasrat / Nafsu

Diri Transenden ada mendahului waktu

Tidak tunduk pada kecenderungan/ hukum alamiah ( bebas ) Kehendak

Determistik Universal Inperative Categories / Pertimbangan moral (membantu manusia menentukan baik/buruk atau benar/salah)

KELAHIRAN POSITIVISME ( AUGUSTE COMTE ) Auguste Comte POSITIVISME Sentifikasi Fakta Sosial Ilmu Alam Menemukan hukum sosial Dilakukan prosedur ilmiah Objektif Observasi Fakta Alam Menemukan Hukum Alam Observasi Matematika
1. Komparas 2. Eksperimen

Sebagai pewaris dari filsafat empirisme

Observasi

Berdistansil ( tidak boleh memasukkan/ berinteraksi emosional dg objek penelitian ) POSITIVISME

Non Interes ( bebas kepentingan atau nilai )

Masy. sebagai organisasi

Sosiologi

Saintifikasi fakta sosial

Dinamis Bisa direvisi

Statistika Menemukan hukum sosial Dinamika Sosial Matematika + Observasi Prosedur yang dibakukan Objektivitas Berdistansi Non Interes

Perkembangan Pengetahuan Manusia Teologis - Animisme - Politisme

Keyakinan adanya kekuatan yang melampaui manusia

Metafisis Abstraksi entitas metafisis Positivistis Masyarakat ilmiah Pengetahuan yang diperoleh dari objek objek faktual melalui indra. MATEMATIKA ASTRONOMI FISIKA KIMIA BIOLOGI SOSIOLOGI Kompleks Relatif Partikular Sederhana Absolut General

Matematika ( sederhana ) karena tidak memiliki objek dan absolut atau pasti. MATERIALISME DIALEKTIS : KARL MARX Materialisme Historis Sejarah semua masyarakat adalah darah perjuangan kelas Bertujuan Praksis Dalam sepanjang masalah / sejarah masyarakat adalah penindasan* Emansipasi

*Karena mayoritas masyarakat teralinasi maka yang terjadi mereka tidak sadar bahwa ditindas sehingga tidak ada perlawanan. Filsafat harus merubah dunia. Filsafat tidah hanya masalah tentang dunia saja. Ex : Air Air adalah prinsip pertama kehidupan ( Tidak penting ) Bagaimana air tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat karena air itu sudah mahal ( Menurut Marx ) Penindasan Teralinasi

Fakta terakhir yang terketahui

FEODALISME basis pola produksi ( bertujuan untuk konsumsi ) Tanah dan alat produksi m c menciptakan kelas sosial Tuan / Master (minoritas) Budak (mayoritas) Karena sudah didominasi maka ia tidak berhak atas dirinya sendiri.

Relasi dominasi total

Ada karena budak tidak memiliki tanah dan alat produksi sehingga mau tidak mau menyerahkan tubuhnya secara total kepada tuan untuk mendapatkan konsumsi.

Memiliki faktor alienasi ( faktor kesadaran total dominasi )

AGAMA adalah candu (Budak berfikir bahwa tidak apa apa menderita total didunia karena adanya agama sehingga nantinya mendapatkan surgawi ) Tuan / Master Agamawan Aristokrat ( kaum bangsawan )

KAPITALISME Pada distribusi terjadi penyumbatan distribusi yang hanya berputar pada tuan / masrter sehingga dapat menyebabkan bangkrut. Sehingga muncullah makelar. Semua sistem yang anomali akan mengalami kebangkrutan dari dalam. Makelar tersebut mendistribusikan produksi sehingga ada peralihan dari feodalisme menuju kapitalisme. Pola produksi tidak lagi berpedoman pada tanah tapi pada mesin (alat) produksi.

Pola Produksi Konsumsi

Mesin ( alat ) produksi + modal ( uang )

MCM uang produksi uang

Berjuis ( orang kaya baru ) minoritas Memiliki kekuasaan total

Proletar mayoritas

Relasi kerja produksi Relasi Eksploitasi Nilai lebih ( tenaga, waktu )

Mau tidak mau untuk mengakses konsumsi proletar harus menggadaikan tenaganya kepada berjuis sehingga terjadi ketimpangan karena proletar benar benar dihisap oleh berjuis. Pola produksi bertujuan untuk melipatgandakan modal.

PROLETAR

relasi

Tidak Kaya
Selalu dihisap

BERJUIS

relasi

Selalu Kaya

Muncullah alianasi

Hasil Produksi

Dari sesama pekerja Saling berkompetisi, saling mengawasi Untuk bebas dari teralinasi / tereksploitasi dengan cara mati sehingga tenaganya tidak tereksploitasi. Selain itu dengan melakukan resistensi atau perlawanan terhadap kelas berjuis. Resistensi akan melahirkan REVOLUSI untuk keadilan bersama / sosial dalam amsyarakat. Dalam masyarakat borjuis kapitalis, mereka bebas untuk memilih tempat kerja, dan dalam arti ini bebas memilih ketergantungannya pada kerja upahan itu. Keprihatinan dasar Marx sebagai seorang filosof humanis sebenarnya adalah bagaimana cara menghapus alienasi dan mengemansipasi masyarakat seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai