JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
BAB II ISI
II.1 Mikroskop
1. Definisi Mikroskop
Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata. Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah antonie van leeuwenhock (1632-1723) tahun 1675 antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi. Ia menyebut bendabenda bergerak tadi dengan animalcule.
1. Fungsi Komponen Mikroskop
melekat lengan dengan semacam engsel, pada mikroskop sederhana (model student).
b. Lengan, dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat
ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk memegang mikroskop pada saat memindah mikroskop.
c. Cermin, mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung,
berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber sinar. Cermin datar digunakan bila sumber sinar cukup terang, dan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model baru, sudah tidak lagi dipasang cermin, karena sudah ada sumber cahaya yang terpasang pada bagian bawah (kaki).
d. Kondensor, tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan
sinar.
e. Diafragma, berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan
mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa kondensor.
f. Meja preparat, merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang akan
dilihat.Objek diletakkan di meja dengan dijepit dengan oleh penjepit. Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewat sinar. Pada jenis mikroskop tertentu,kedudukan meja tidak dapat dinaik atau diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama model terbaru, meja preparat dapat dinaikturunkan.
g. Tabung, di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran
tertentu (15X, 10X, dan 15 X). Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif.
h. Lensa objektif, bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
i.
Lensa Okuler, lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali.
j.
Pengatur Kasar dan Halus, komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat. Pada mikroskop dengan tabung lurus/tegak, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan tabung sekaligus lensa onbjektif. Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus untuk menaikturunkan meja preparat.
2. Jenis-jenis Mikroskop Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
a. Mikroskop Cahaya
Gambar 2.2 Mikroskop Cahaya Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bias berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Gambar 2.3 Mikroskop Monokular Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk bendayang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus. c. Mikroskop Elektron Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel. d. Mikroskop Ultraviolet Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada
cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu
menjadium. Karena cahaya ultra violet tak dapat dilihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari.
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
b. Mikroskop Sederhana
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang digunakan untuk menemukan fokus). Kegiatan berikut ini akan memperlihatkan pembentukan bayangan pada mikroskop. PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA MIKROSKOP Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif. Sedangkan mata kita tepat berada pada lensa okuler. Mata pengamat berada dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik focus lensa okuler dinamakan pegamat secara rileks dan pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang etama okuler.
Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir berada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak. Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta
berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali. Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
4. Cara Menggunakan Mikroskop untuk Mengidentifikasi Sampel
Mengatur penerangan Menggunakan objek perbesaran 10x. Memutar pengatur kasar sehingga objektif bergerak keatas. Memutar cermin sedemikian rupa sehingga bidang penglihatan nampak seterang-terangnya.
Mengatur diafragma Memasang preparat, letakkan tepat diatas lubang meja. Menjepit dengan penjepit preparat. Melihat preparat dengan lensa okuler. Mengatur objektif serendah mungkin, tetapi hati-hati jangan sampai objektifnya terhimpit oleh kaca preparat yang akibatnya akan merusak preparat dan pecah.
Memasang salah satu mata pada okuler dan yang satunya tetap dibuka. Usahakan melihat dengan keadaan kedua mata terbuka, jangan biasakan memejamkan atau menutup salah satu mata karena hal tersebut dapat menimbulkan kesilindrisan pada mata.
Memutar pengatur kasar sehingga objektif bergerak ke atas, sambil mengamati gambarnya nampak.
Mengganti objektif dengan perbesaran yang lebih besar. Perbesaran bayangan dapat dihitung dengan mengalikan perbesaran objektif dan perbesaran okulernya.
Memperjelas gambar dengan memutar pengatur halus. Mengamati hasil pengamatan yang didapat.
II.2 Analisis spesimen rambut dengan menggunakan mikroskop Rambut merupakan salah satu jenis barang bukti yang paling sering ditemukan di tempat kejadian perkara, tetapi juga menjadi salah satu barang bukti yang paling sulit untuk dipahami. Rambut dapat dijadikan sebagai barang bukti forensik yang baik karena rambut dapat dipelajari serta dapat bertahan hingga bertahun tahun. Selain itu, rambut juga menyimpan informasi biologis yang sangat banyak serta untuk memeriksanya tidaklah sulit serta tidak memerlukan biaya yang besar. Selain itu, DNA juga dapat diperoleh dari rambut dan hal ini memberikan manfaat tambahan dalam fungsinya sebagai barang bukti forensik. Walaupun sebagian kecil kasus pemeriksaan forensik yang kurang baik telah disorot oleh media, terutama pada saat dilakukan pemeriksaan ulang setelah penetapan hukuman. Akan tetapi, sebenarnya kesalahan tidak terletak pada metodenya, melainkan pada pemeriksanya sendiri. Dalam pembahasan selanjutnya akan
diketahui bahwa rambut dapat memberikan informasi investigatif yang kuat dan dapat menjadi penguat keyakinan hakim apabila pemeriksaannya dilakukan secara benar, akurat, dan terdeskripsikan dengan jelas. Pemeriksaan mikroskopik rambut utuh akan memperlihatkan akar, bagian tengah dan ujung yang lengkap. Pada rambut yang tercabut, rambut akan terlihat utuh disertai dengan jaringan kulit. Sebaliknya rambut yang lepas sendiri mempunyai akar yang mengerut tanpa jaringan kulit. Rambut yang terpotong benda tajam, dengan mikroskop terlihat terpotong rata, sedangkan akibat benda tumpul akan terlihat terputus tidak rata. Panjang rambut kepala kadang-kadang dapat memberi petunjuk jenis kelamin. Tetapi untuk menentukan jenis kelamin yang pasti, harus dilakukan pemeriksaan terhadap sel-sel sarung akar rambut dengan larutan orcein. Pada rambut wanita dapat ditemukan adanya kromatin seks pada inti sel-sel tersebut. Rambut, baik rambut kepala ataupun kelamin, merupakan bagian tubuh manusia yang dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan peradilan, antara lain tentang : a. saat korban meninggal dunia b. sebab kematian c. jenis kejahatan d. identitas korban e. identitas pelaku f. benda/ senjata yang digunakaninformasi tersebut di atas diperoleh dengan meneliti sifat-sifat gambaran mikroskopik serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun tertentu. a. Saat meninggal dunia
Sifat- sifat dari rambut dapat dipakai untuk menentukan saat kematian korban antara lain : Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4 mm per hari Pertumbuhan tersebut akan berhenti jika orang meninggal dunia. Atas sifat tersebut maka saat kematian dapat diperhitungkan asalkan diketahui kapan korban terakhir kali mencukur rambutnya. Memang ada pendapat yang menyatakan bahwa rambut orang yang baru saja meninggal dunia masih dapat tumbuh menjadi lebih panjang, tetapi sebetulnya bertambah panjangnya rambut tersebut disebabkan oleh menuyusutnya kulit. Lepasnya rambut akibat pembusukan. Jika kematian sudah berlangsung 48 72 jam maka rambut kepala akan mudah lepas. Perubahan warna Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian. Pada penguburan yang dangkal perubahan warna terjadi sesudah 1 3 bulan, sedang pada penguburan yang dalam sesudah 6 12 bulan. b. Sebab kematian Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut mengingat beberapa racun tertentu, terutama racun metalik, disimpan di bagian tubuh tersebut. c. Jenis kejahatan Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat macam rambut yang ditemukan. Adanya rambut pubes pada tubuh korban memberikan dugaan adanya tindak pidana perkosaan atau tndak pidana seksual lainnya dan adanya rambut binatang pada tubuh manusia atau sebaliknya juga dapat memberikan perkiraan adanya bestialiti. d. Identitas korban Rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahanbahan kimia sehingga dapat dijadikan sarana identifikasi bagi mayat-mayat tidak dikenal yang sudah membusuk. Meskipun tak dapat memberikan
identitas personal tetapi dari rambut paling tidak dapat ditemukan umur, jenis kelamin, ras, dan sebagainya. e. Identitas pelaku Rambut juga dapat dipakai sebagai sarana identifikasi guna mengetahui identitas pelakunya. Sebagaimana diketahui bahwa pada tindak pidana perkosaan dan pembunuhan, sering ditemukan rambut pelaku tertinggal atau berhasil dijambak oleh korban sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan identifikasi. f. Benda/ senjata yang digunakan Kerusakan pada rambut kadang-kadang menunjukkan ciri-ciri tertentu. Pukulan di kepala dapat meninggalkan kerusakan kortikal pada rambut, sedangkan tembakan senjata api dapat menyebabkan kebakaran pada rambut. Rambut yang terbakar tersebut akan terlihat, hitam, rapuh, terpilin atau menjadi keriting dan menimbulkan bau yang khas. Keadaan pangkal rambut juga dapat dipakai sebagai petunjuk bagaimana rambut itu lepas. Pada pangkal rambut yang lepas secara alami akan terlihat atrofi, sedang pada rambut yang dicabut secara paksa akan mengalami robekan pada sarung rambut dan pada bulbus akan terlihat tak teratur. Ditemukannya rambut pada senjata juga dapat memberi petunjuk tentang adanya kaitan antara senjata itu dengan kasus pembunuhan dan ditemukannya rambut pada kendaraan bermotor juga dapat meberi petunjuk tentang keterlibatan kendaraan tersebut dalam peristiwa tabrakan. Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejahatan maka hendaknya rambut tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui : 1. Keaslian rambut Pemeriksaan keaslian rambut perlu dilakukan mengingat adanya berbagai serat yang bentuk dan warnanya mirip rambut. Rambut yang utuh biasanya terdiri atas akar, batang dan ujung. Akar ranbut terdiri atas jaringan ikat longgar sedangkan batang rambut terdiri atas kutikula, korteks dan medula. Serat yang bukan berasal dari rambut tidak mempunyai susunan seperti itu. Serat sintetis misalnya, gambaran mikroskopiknya terlihat homogen.
2. Penentuan rambut manusia atau bukan Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka langkah selanjutnya adalah menentukan apakah rambut tersebut berasal dari manusia atau hewan. Ciri rambut manusia yaitu halus dan tipis, kutikula mempunyai sisik kecil dan bergerigi, medula sempit atau kadang-kadang tak ada, kortek tebal, index medulla kurang dari 0,3 dan pigmennya lebih ke arah perifer. Sedangkan, ciri rambut binatang ialah kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan polihidral, medula lebar, kortek tipis, index medulla lebih dari 0,5 dan pigmennya di perifer maupun di sentral. Dengan tes presipitasi akan dapat dibedakan dengan tepat antara rambut manusia dan rambut binatang. 3. Identifikasi Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia maka pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya. Perlu diketahui bahwa rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia sehingga dapat dijadikan salah satu sarana identifikasi bagi mayat-mayat yang sudah membusuk. Meskipun tak dapat memberikan identitas personal seperti halnya sidik jari, tetapi dapat memberikan identitas umum, antara lain : a. Umur Umur dari pemilik rambut dapat ditentukan dengan memeriksa rambut tersebut berdasa1rkan tempat tumbuh dan warnanya. Tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh berbeda-beda waktunya. Rambut pubis dan rambut ketiak misalnya, tumbuh pada masa adolesen. Selain itu warna rambut juga dapat dipakai sebagai petunjuk umur dari pemiliknya. Pada orang-orang tua warna rambut akan berubah menjadi putih. Rambut lanugo pada bayi baru lahir mempunyai sifat halus, tidak berpigmen, tak bermedula dengan pola sisik yang lebih seragam. b. Jenis kelamin
Melalui berbagai pemeriksaan yang teliti akan dapat ditentukan jenis kelamin dari pemilik rambut. Rambut laki-laki pada umumnya lebih kaku, lebih kasar dan lebih gelap. Sedang rambut wanita umumnya halus, panjang dan meruncing ke arah ujung. Dari distribusinya juga dapat ditentukan jenis kelaminnya. Rambut jenggot, rambut dada dan kumis adalah khas rambut lakilaki. Penyebaran rambut pubis antara laki-laki dan wanita juga menunjukkan gambaran yang berbeda. c. Ras Untuk menentukan jenis rasnya dapat dilihat dari warna, panjang, bentuk dan susunan rambut. Rambut orang Eropa misalnya, berwarna pirang, kecoklatan atau kemerahan.