Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tujuan : Umum Khusus : Mahasiswa memahami sifat oksidator halogen : Dalam melakukan kegiatan laboratorium, mahasiswa mampu (a) membuat air klor dan air brom, (b) mengidentifikasi klorin, bromin, dan iodin dalam pelarut CCl4, dan (c) mengidentifikasi daya oksidasi klorin, bromin, dan iodin II. Dasar Teori Unsur-unsur kimia yang berada pada golongan 17/VII A di dalam tabel periodik dikelompokan sebagai golongan Halogen. Golongan tersebut dinamakan Halogen yang artinya pembentuk garam (berasal dari bahasa yunani: Halos: Garam; Genes : Pembentuk). Unsur-unsur pembentuk garam tersebut terdiri dari: Flourin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Yodium (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Kelima unsur yang telah ditemukan adalah sebagai berikut: 1. Flourin (F) ditemukan dalam Flourspar oleh Schwandhard pada tahun 1970 dan pada tahun 1886 Ferdinand Hendri Moissan dari Francis berhasil membuar gas Flourin melalui proses Elektrolisis. 2. Klorin (Cl) ditemukan oleh Schele pada tahun 1974 diberi nama oleh Davy pada tahun 1810. 3. Bromin (Br) ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. Brom merupakan zat cair bewarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar, uapnya bewarna merah. Brom bersifat kurang reaktif dibandingkan Clor. 4. Yodium (I) ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811.
5. Astatin (At) ditemukan oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie, dan E. Segre pada tahun 1940. Astatin merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismut dengan partikel alfa. Keberadaan Halogen di Alam Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolid (Na3AlF6). Klorin, Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl 2,8% berat air laut. Banyaknya ion halida pada air laut: 0,53 M Cl- ; 8X10-4 M Br- ; 5X10-7 M I-. Selain itu, klorin ditemukan di alam sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garan (NaIO3) di daerah Chili, Amerika Serikat. Iodin yang ditemukan dalam senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air diwatudakon ( Mojokerto ). Selain di alam, ion halida juga terdapat dalam tubuh manusia. Ion clorida merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan ekskresi. Ion iodida terdapat dalam kelenjar tiroid. Ion flourida merupakan komponen pembuat bahan perekat flouroaptit [Ca5(PO4)3F] yang terdapat pada lapisan email gigi. Sifat Asam Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida, dan oksilhalida. a. Asam Halide (HX) Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Senyawa halida akan sulit terurai menjadi H+ dan X-. H+ tersebut mengakibatkan kekuatan asam. Jadi kekuatan asam halida: HF < HCl < HBr < HI 1. Titik didih asam halida Titik didih dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr) dan ikatan antar molekul 2. Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi. 3. Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi. Pengurutan titik didih asam halida: HF > Hi > HBr > HCl Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul yang sangat kuat ikatan hydrogen sehingga titik didihnya paling tinggi. b. Asam Oksihalida Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi (+1,+3, dan +7) untuk Cl,Br,I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya : X2O + H2O 2HXO X2O3 + H2O 2HXO2 X2O5 + H2O 2HXO3 X2O7 + H2O 2HXO4 Biloks Halogen Oksida Halogen Asam Oksilhalida Asam Oksilklorida Asam Oksilbromida Asam Oksiliodida penamaan +1 +3 +5 X2O HXO HClO HBrO HIO Asam hipohalit X2O3 HXO2 HClO2 HBrO2 HIO2 Asam halit X2O5 HXO3 HClO3 HBrO3 HIO3 Asam halat
+7
Kekuatan Asam Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Contoh : O OClOH O Urutan kekuatan asam oksilhalida: HClO > HBrO > HIO asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 ( asam perklarat ). Reaksi Kimia Unsur-unsur halogen dapat bereaksi dengan air, hidrogen, logam, non-logam, metalloid, basa, dan antar halogen. 1. Reaksi dengan air Flourien bereaksi dengan air akan membentuk larutan asam dan oksigen. 2F2 + 2H2O 4HF +O2 (dalam tempat gelap) Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan asam oksilhalida. Cl2 + H2O HClO + HCl Br2 + H2O HBrO + HBr Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi. I2 + H2O --/-Tetapi I2 larut dalam larutan KI I2 + KI KI3
2. Reaksi dengan hydrogen Semua halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hydrogen halida (HX) serta bereaksi menurun dari F2 ke I2. Contoh : F2 + H2 2HF ( bereaksi kuat di tempat gelap ) Cl2 + H2 2HCl ( bereaksi di tempat terang ) Br2 + H2 2HBr ( bereaksi pada suhu 500oC ) I2 + H2 2HI (bereaksi dengan pemanasan katalis Pt ) 3. Reaksi dengan logam Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam. Contoh : 2Na + Cl2 NaCl 2Fe + 3Cl2 2FeCl3 Sn + 2Cl2 SnCl4 Mg + Cl2 MgCl2 2Al + 3Cl2 2AlCl3 Halida logam yang terbentuk bersifat ionic jika energi ionisasina rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3.
4. Reaksi dengan non-logam Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe + F2 XeF2 2Kr + 2F2 KrF4 2P + 3Cl2 2PCl3 5. Reaksi dengan unsur metalloid Contoh : 2B +3Cl2 2BCl3 2Si + 2Cl2 SiCl4 6. Reaksi dengan basa Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida (X-) dan hipohalida (XO-), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida (X-) dan halat (XO3-). Contoh : X2 + 2NaOH NaX +NaXO + H2O (encer, dingin) ( X = Cl, Br, I ) X2 + 2NaOH NaX +NaXO + H2O (pekat, dingin) ( X = Cl, Br, I ) 2F2 + 2NaOH 2NaF + OF2 + H2O (encer, dingin) 2F2 + 2NaOH NaX + O2 + H2O ( pekat, panas ) 7. Reaksi antar unsur halogen Unsur-unsur halogen memiliki harga elektronegativitas yang berbeda sehingga akan terbentuk senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk memiliki 4 kategori : XY, XY3, XY5, XY7 (X adalah halogen yang lebih elektronegatif). Contoh : F2 + Cl2 2FCl Cl2 + 3I2 2ClI3
III. Alat dan Bahan a. Tabung uji reaksi dan pipa bengkok b. Pemanas dan kertas lakmus biru c. Padatan NaL dan MnO2 d. Larutan NaBr/KBr (0,1 M) e. Asam sulfat pekat f. Larutan NaI / KI (0,1 M) g. Larutan amilum / kanji h. Karbon tetraklorida i. Larutan AgNO3 (0,1 M) IV. Prosedur Percobaan 1. Buatlah gas X dn air (klorin) Y dengan cara : campurkan ~ 1 gram NaCl dan ~ 1 gram MnO2 di dalam tabung uji reaksi, tambahkan asam sulfat pekat ~ 2 mL dan alirkan gas yang terjadi ke dalam tabung uji reaksi lain (A C) selama ~ 1 menit untuk masing masing tabung hingga nampak kemungkinan adanya perubahan. (kerjakan ini di dalam almari asap). (Tabung uji reaksi A, B, dan C, masing masing berisi aquadest (5mL), larutan ~ 2 mL KI, dan larutan ~ 2 mL KBr. Untuk tabung A setelah dialiri gas tersebut harus ditutup dengan sumbat untuk keperluan uji klorin. 2. Uji terhadap larutan A (air klorin Y) a. Masukkan sepotong kecil kertas lakmus biru ke dalam larutan A. b. Masukkan ~ 5 tetes larutan AgNO3 ke dalam tabung uji reaksi kemudian tambahkan ~ 5 tetes larutan A dan amati perubahan yang terjadi. c. Ke dalam cairan ~ 1 2 mL CCl4 masukkan ~ 10 tetes larutan A, kemudian kocok campuran ini cukup kuat.
d. Ke dalam larutan ~ 1 mL KI tambahkan ~ 10 tetes larutan A, amati dan kemudian tambahkan 1 2 tetes amilum, ulangi perlakuan ini tetapi sebagai ganti amilum yaitu penambahan ~ 2 mL CCl4 dan dikocok. e. Ke dalam larutan ~ 1 mL KBr, tambahkan ~ 10 tetes larutan A kemudian ~ 2 mL CCl4 dan dikocok. 3. Uji hasil laruatn B setelah dialiri gas X. Lakukan hal yang sama seperti pada (2d) dan bandingkan hasilnya. 4. Uji hasil larutan C setelah dialiri gas X. Lakukan hal yang sama seperti pada (2e) dan bandingkan hasilnya.
V.
Hasil Pengamatan No. Perlakuan Amatan dan Simpulan 1. Serbuk NaCl + MnO2 + Serbuk NaCl (putih) + MnO2 (hitam) + H2SO4 pekat H2SO4 (bening) menghasilkan larutan berwarna hitam dan menghasilkan gas Dialirkan ke dalam air (A) Terdapat gas dalam larutan
Dialirkan ke dalam larutan -Perubahan warna setelah beberapa menit KI (B) bening menjadi kuning muda jernih
Dialirkan ke dalam larutan -Perubahan warna setelah beberapa menit 2. KBr (C) Larutan A + lakmus biru Larutan A + AgNO3 Bening menjadi kuning muda jernih Lakmus biru menjadi merah(tanda larutan bersifat asam) Larutan bening menjadi putih(terdapat endapan)
Larutan
bening
menjadi
bening
keruh(terdapat buih atau busa) Larutan bening menjadi A+KI menjadi kuning bening menjadi ungu bening Larutan A + KI + CCl4 Larutan A+KI menjadi kuning bening Terpisah jadi dua fase: -atas : bening cekung - bawah : miniskus cembung Larutan A + KBr + CCl4 -terpisah menjadi dua lapisan : -atas : bening cekung -bawah : bening cembung 3. Larutan B (KI) + gas X (a) + amilum (b) + CCl4 Kuning muda jernih menjadi hitam bening Kuning muda jernih menjadi terpisah dua lapisan: -atas : kuning bening -bawah : merah muda bening -terdapat gelembung di tengah lapisan 4. merah muda bening Larutan C (KBr) + gas X + Lapisan atas pada miniskus cekungnya CCl4 berwarna merah muda bening. Bagian tengah larutan berwarna bening. -bagian bawah berwarna merah muda bening
VI. Persamaan Reaksi MnO2(s) + 2H2SO4(aq) + 2Cl- Mn2+ + Cl2 (g) + 2SO42- + 2H2O(l) 2KBr(aq) + MnO2(s) + 2H2SO4(aq) Br2 (g) + 2K+ + Mn2+ + 2SO42- + 2H2O(l) 2I- + MnO2(s) + 2H2SO4(aq) I2 (g) + Mn2+ + 2SO42- + 2H2O 2I- + Cl2 (g) I2 (g) + 2ClI2 + 5Cl2 + 6H2O 2IO3- + 10Cl- + 12H+ 2Br- + Cl2 (g) Br2 (g) + 2ClBr2 (g) + Cl2 (g) 2BrCl Br2 (g) + Cl2 (g) + 2H2O 2OBr- + 2Cl- + 4H+ Br2 (g) + Cl2 (g) + 6H2O 2BrO3- + 10Cl- + 12H+
VII. Pembahasan Percobaan kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu membuat air klor dan air brom, mengidentifikasi klorin, bromine, dan iodine dalam pelarut CCl4, serta mengidentifikasi daya oksidasi klorin, bromine, dan iodine. Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida. (Rumah Kimia) Pada percobaan, padatan klorida (yang didapat dari NaCl) dicampurkan dengan mangan oksida beserta asam sulfat pekat, dari reaksi tersebut menurut Vogel (1985:346) klor akan dilepaskan yang dapat diidentifikasi dari baunya yang menyesakkan nafas, warnanya berubah menjadi menghasilkan gas, reaksi : MnO2 + 2H2SO4 + 2Cl- Mn2+ + Cl2 + 2SO42- + 2H2O Selanjutnya gas tersebut di reaksikan dengan air, KI dan KBr. Pada tabung A (air) menghasilkan larutan tetap bening dan terdapat gas dalam larutan. hitam dan
Menurut Rumah Kimia, klorin bereaksi dengan air membentuk larutan asam halida dan asam oksilhalida menurut reaksi Cl2 + H2O HClO + HCl. Pada tabung B (KI) menghasilkan larutan yang berwarna kuning muda jernih yang semulanya berwarna bening. Sedangkan pada tabung C (KBr) menghasilkan larutan yang berwarna kuning muda jernih. Menurut Vogel (1985:349) penambahan reagensia ini setetes demi setetes kepada larutan suatu bromide akan membebaskan brom bebas, yang mewarnai larutan itu merahjingga. Tabung A direaksikan dengan lakmus biru dan lakmus biru berubah warna menjadi merah. Ini menunjukkan larutan berada pada kawasan pH <7 atau bersuasana asam. Perlakuan selanjutnya yaitu tabung A direaksikan dengan AgNO3 dan menghasilkan larutan yang berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan. Menurut Vogel (1985:346) warna tersebut merupakan endapan perak klorida, AgCl, yang seperti dadih putih. Ia tak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan dalam larutan larutan kalium sianida dan tiosulfat. Perlakuan selanjutnya yaitu pada tabung A yang ditambah CCl4,menghasilkan larutan yang berwarna bening keruh (terdapat buih atau busa) ,lalu pada tabung A ditambahkan KI dan amilum. Reaksi ini menghasilkan larutan yang terpisah menjadi dua bagian, atas berwarna kuning bening dan ungu bening. Selanjutnya yaitu pada tabung A ditambahkan KI dan CCl4 terpisah menjadi dua bagian(atas;bening cekung,bawah;bening cembung),lalu larutan A ditambahkan KBr dan CCl4(atas;bening cekung,bawah;bening cembung) . Bila reagensia ini ditambahkan setetes demi setetes kepada larutan suatu iodide, iod dibebaskan, yang mewarnai larutan cokelat; setelah dikocok dengan 1 2 ml karbon disulfide, kloroform atau karbon tetraklorida, iod ini melarut membentuk larutan membentuk larutan lembayung, yang turun ke sebelah bawah lapisan air. Iod bebas juga diidentifikasi dari warna biru khas yang dibentuknya dengan larutan kanji. Jika air klor berlebihan ditambahkan, iod ini dibebaskan menjadi emas iodat yang tak berwarna. (Vogel 1985:351) Pada percobaan kali ini hasil yang didapatkan kurang akurat. Hal ini dikarenakan alat yang digunakan tidak berfungsi dengan baik,misalnya pipa
bengkok, karena keterbatasan alat maka kami menggunakan selang kecil untuk mengganti pipa bengkok,mungkin hal ini juga yang menyebabkan gas tidak dapat mengalir.
jarinya semakin besar sehingga akan terletak jauh terhadap inti maka elektron akan sulit untuk diterima. 2. Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena jika jarijari atom kecil, lebih dekat dengan inti, energi ionisasinya semakin kuat/besar. 3. 4. relatif. Klorin dan bromin bereaksi dengan air membentuk larutan asam Kelarutan halogen dalam air dalam satu golongan dari atas halida dan asam oksilhalida. kebawah kelarutannya semakin kecil karena bertambahnya massa atom
DAFTAR PUSTAKA
HAM, Mulyono. 2007. Kamus Kimia. Bina Aksara : Jakarta. L, Hadeli, M. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik I. Laboratorium Pendidikan Kimia UPPSB : Inderalaya. Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Kualitatif Makro dan Semimikro. PT. Kalman Media Pusaka : Jakarta.