Anda di halaman 1dari 38

BAB

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN MATRIKS

1.1 Pendahuluan Sistem Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy secara aljabar dapat dinyatakan oleh persamaan yang berbentuk :
a 1x + a 2 y = b

Persamaan semacam ini dinamakan persamaan linier dalam variabel x dan y. (karena pangkat dari x dan y masing-masing sama dengan satu) Secara lebih umum didefinisikan persamaan linier dalam n variabel x1, x2, xn sebagai persamaan yang dinyatakan dalam bentuk : a1 x1 + a2 x2 + + an xn = b dimana a1, a2, an dan b adalah konstanta-konstanta riil. Contoh-1: 1. x + 3y = 7 2. y = x + 3z + 1 3. x1 - 2x2 - 3x3 + x4 = 5 4. x1 + x2 + ..... + xn = 1 Contoh-2: Carilah himpunan penyelesaian dari: 1. 4x 2y = 1 2. x1 - 4x2 + 7x3 = 5 Penyelesaian-1 Untuk menyelesaikan masalah ini, tetapkan nilai sembarang ke x, misalkan x = t, maka: y = 2t

Andiani /Feb13/FTUI

Penyelesaian-2 Untuk menyelesaikan masalah ini, tetapkan nilai sembarang untuk 2 peubah mana saja, misalkan x2 = s dan x3 = t, maka: x1 = 5 + 4s 7t Jika banyaknya persamaan linier lebih dari satu buah, maka dinamakan Sistem Persamaan Linier (SPL).

Contoh : 1. x 2x
2.

+ 2y = 1 y = 2

x + y + z = 0 2x - 2y - 3z = 1 2x + y 4z = 2
+ 3x 3 + 2x 3 + x3 x4 = 1 = 2 = 3

3.

x1 - x1

+ 2x 2 - x2 x2

+ x4

Sebuah sistem persamaan yang tidak mempunyai penyelesaian disebut sebagai tak-konsisten, jika punya satu penyelesaian saja maka disebut konsisten. Tinjau persamaan linier dalam peubah x dan y a1x + b1y = c1 a2x + b2y = c2 kemungkinan: a. Garis l1 dan l2 mungkin sejajar, tidak ada perpotongan, akibatnya tidak ada penyelesaian terhadap sistem tersebut. b. Garis l1 dan l2 mungkin berpotongan hanya disatu titik, akibatnya sistem tersebut mempunyai tepat satu penyelesaian. c. Garis l1 dan l2 mungkin berimpitan, ada banyak titik potong (tak berhingga), akibatnya sistem tersebut mempunyai banyak penyelesaian. 2 (a1 dan b1 0) (a2 dan b2 0)

Grafik persamaan-persamaan ini berbentuk garis, sebut l1 dan l2. Ada tiga

Andiani /Feb13/FTUI

y
l2 l1

l1

l2

l1& l2

x (a) Tidak mempunyai penyelesaian (b) Mempunyai satu penyelesaian

x (c) Mempunyai tak hingga banyaknya penyelesaian

Secara umum SPL terbagi atas 3 jenis : 1. SPL tidak mempunyai jawab 2. SPL mempunyai satu jawab 3. SPL mempunyai banyak jawab Contoh : SPL tidak mempunyai jawab :
x 2x + y = 1 + 2y = 1

SPL mempunyai satu jawab

x x

+ y = 1 y = 0

SPL mempunyai banyak jawab :


x 2x + y = 1 + 2y = 2

Andiani /Feb13/FTUI

SPL yang akan dicari jawabnya adalah : a 11x1 a 21x1 M a m1x1


+ +

a 12 x 2 a 22 x 2

+ L + + L +

a1n x n a 2n x n

= =

b1 b2

+ a m2 x 2

+ L + a mn x n

= bm

dimana aij (i = 1, 2, m ; j = 1, 2, n) dan bi (i = 1, 2, m) adalah konstanta-konstanta yang diketahui.


Dari SPL di atas, maka a 11 a 12 K a 1n a 21 a 22 K a 2n M disebut matriks koefisien a a m2 K a mn m1 a 11 a 12 K a 1n a 21 a 22 K a 2n M a m1 a m2 K a mn Contoh : SPL x + y + 2z = 9 Matriks yang diperbesar 1 1 2 9 2x + 4y 3z = 1 2 4 - 3 1 3 6 - 5 0 3x + 6y 5z = 0 brs 2 brs 2 - 2brs 1 x + y 2y 3x + 6y x + y 2y 3y + + 2z = 9 1 1 2 7z = - 17 0 2 - 7 - 17 3 6 - 5 0 5z = 0 brs 3 brs 3 - 3 brs 1 9 = 9 = - 17 brs 2
1 brs 2 2

b1 b2 disebut matriks yang diperbesar (augmented matrix) bm

2z 7z

- 11z = - 27

9 1 1 2 0 2 - 7 - 17 0 3 - 11 - 27

Andiani /Feb13/FTUI

x +

y y 3y

2z
7 z 2

9
17 2

= - 11z = - 27

9 1 1 2 7 -17 0 1 -2 2 0 3 - 11 - 27 9 17 2 -3 2 9 - 17 2 3
- 3
35 2 17 2

brs 3 brs 3 - 3 brs 2 x + y + 2z = 9 y - 7 z = - 17 2 2 1 z 2

1 1 2 7 0 1 - 2 0 0 - 1 -3 2 2 brs 3 (-2) brs 3 1 1 2 7 0 1 - 2 0 0 1

x + y + 2z = 9 y - 7 z = - 17 2 2 z = 3 x y
+
11 2 7 2

brs 1 brs 1 - brs 2 z = z z


= = 3
35 2 17 2

1 0 11 2 0 1 -7 2 0 0 1

brs 1 brs 1 - 11 brs 3 2 brs 2 brs 2 + 7 brs 3 2 x


= 1 y = 2 z = 3 1 0 0 1 0 1 0 2 0 0 1 3

Jadi jawabnya adalah x = 1, y = 2, z = 3 Proses di atas disebut ELIMINASI GAUSS - YORDAN

1.2

Eliminasi Gauss - Jordan

Matriks dalam bentuk Eselon Baris Tereduksi (Reduced Row Echelon Form)

Definisi :

Suatu matriks A berordo m x n disebut matriks Eselon Baris Tereduksi jika :


Andiani /Feb13/FTUI

1. Terdapat bilangan bulat k dimana 1 k m sehingga semua unsur pada baris k+1, k+2, m adalah nol. 2. Unsur tak nol pertama pada baris i adalah 1 untuk i = 1, 2, k (dinamakan 1 utama). 3. Jika unsur 1 utama pada baris i terjadi pada kolom ci maka c1 < c2 < c3 < < ck. 4. Masing-masing kolom yang mengandung 1 utama mempunyai nol di tempat lain. Sebuah matriks yang hanya mempunyai sifat-sifat 1, 2 dan 3 dikatakan berada dalam bentuk eselon baris (row-echelon form) Contoh: Matriks bentuk eselon baris tereduksi
1 0 0 4 0 1 0 7 , 0 0 1 - 1 k =3 c1 = 1, c 2 = 2 c3 = 3 1 0 0 0 1 0 , 0 0 1 0 0 0 0 1 - 2 0 1 0 0 1 3 , 0 0 0 0 0 0 0 0 k=2 c1 = 2, c 2 = 4 0 0 0 0

k =3 c1 = 1, c 2 = 2 c3 = 3

Matriks bentuk eselon baris 1 4 3 7 0 1 6 2 , 0 0 1 5 k =3 c1 = 1, c 2 = 2 c3 = 3 1 1 0 0 1 0 , 0 0 0 k=2 c1 = 1, c 2 = 2 0 1 2 6 0 0 0 1 -1 0 0 0 0 0 1 k =3 c1 = 2, c 2 = 3 c3 = 5

Andiani /Feb13/FTUI

Contoh : Misal bahwa matriks yang diperbesar untuk SPL telah direduksi oleh operasi baris menjadi bentuk eselon baris tereduksi sbb: 1 0 0 0 6 0 0 4 - 2 0 1 0 3 1 0 0 1 5 2 0 0 0 0 0

Tentukan jawab dari sistem persamaan linier yang bersesuaian, adalah: x1 + 6x 2 x3 x4 Jadi : x1 x3 x4 = - 2 - 4x 5 = = 1 2 - 3x 5 - 5x 5 - 6x 2 + 4x 5 + 3x 5 + 5x 5 = -2 = 1 = 2

Jika dipilih x5 = t (sembarang) dan x2 = s (sembarang), maka jawabnya adalah:


x1 x2 x3 x4 x5 = - 2 - 4t = s = 1 - 3t = 2 - 5t = t - 6s Jadi terdapat banyak jawab.

Jadi jika SPL yang dinyatakan dalam matriks yang diperbesar diubah menjadi bentuk eselon baris tereduksi, maka jawabnya mudah dicari. Persoalannya menjadi bagaimana mengubah matriks yang diperbesar menjadi bentuk eselon baris yang tereduksi. Contoh-1: Matriks yang diperbesar 0 0 - 2 0 7 12 2 4 - 10 6 12 28 brs 1 brs 2 (tukar tempat) 2 4 - 5 6 - 5 -1

Andiani /Feb13/FTUI

2 4 - 10 6 12 28 0 0 - 2 0 7 12 brs 1 2 4 - 5 6 - 5 -1

1 2

brs 1

2 4 - 10 6 12 28 0 0 - 2 0 7 12 brs 1 2 4 - 5 6 - 5 -1 1 utama

1 2

brs 1

14 1 2 - 5 3 6 12 brs 2 - 1 brs 2 0 0 - 2 0 7 2 0 0 5 0 - 17 - 29 14 1 2 - 5 3 6 7 0 0 1 0 - 2 - 6 brs 3 brs 3 - 5 brs 2 0 0 5 0 - 17 - 29

1 2 - 5 3 6 14 0 0 1 0 - 7 - 6 brs 3 2brs 3 2 0 0 0 0 1 1 2
1 2 - 5 3 6 14 7 0 0 1 0 - 2 - 6 .............. () 0 0 0 0 1 2 1 utama Langkah-langkah di atas dinamakan ELIMINASI GAUSS (untuk mendapatkan bentuk eselon baris). Jika proses di atas dilanjutkan untuk mendapatkan bentuk eselon baris tereduksi, maka dinamakan ELIMINASI GAUSS-YORDAN sbb:

() : brs 2 brs 2 + 7 brs 3 : 2 1 2 - 5 3 6 14 0 0 1 0 0 1 brs 1 brs 1 - 6 brs 3 0 0 0 0 1 2

Andiani /Feb13/FTUI

1 2 - 5 3 0 2 0 0 1 0 0 1 brs 1 brs 1 + 5 brs 2 0 0 0 0 1 2

1 2 0 3 0 7 0 0 1 0 0 1 Sudah dalam bentuk eselon baris tereduksi. 0 0 0 0 1 2 Ini berarti SPL nya adalah: x1 + 2x 2 x3 x5 Atau
x1 x3 x5 = 7 = 1 = 2 2x 2 - 3x 4

+ 3x 4

= 7 = 1 = 2

Jika dipilih x2 = s (sembarang) dan x4 = t (sembarang), maka jawabnya adalah


x1 x2 x3 x4 x5 = 7 = s = 1 = t = 2 2s - 3t Hasil dari eliminasi Gauss - Yordan.

Contoh-2: Pecahkan dengan menggunakan Eliminasi Gauss - Yourdan x1 2x 1 2x 1 Jawab: Matriks yang diperbesar untuk SPL tersebut adalah:
Andiani /Feb13/FTUI

+ 3x 2 + 6x 2 + 6x 2

- 2x 3 - 5x 3 5x 3

2x 4

+ 2x 5 + 4x 5 + 4x 5

3x 6

= 0 = -1 = = 5 6

+ 10x 4 + 8x 4

+ 15x 6 + 18x 6

1 2 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

3 -2 0 2 0 0 6 - 5 - 2 4 - 3 - 1 brs 2 brs 2 - 2 brs 1 0 5 10 0 15 5 brs 4 brs 4 - 2 brs 1 6 0 8 4 18 6 3 -2 0 2 0 0 0 - 1 - 2 0 - 3 - 1 brs 2 - brs 2 0 5 10 0 15 5 0 4 8 0 18 6 3 -2 0 1 0 0 5 4 0 1 brs 3 brs 3 - 5 brs 2 10 0 15 5 brs 4 brs 4 - 4 brs 2 8 0 18 6 0 2 2 0 0 3 brs 4 brs 3

3 - 2 0 2 0 0 0 1 2 0 3 1 brs 3 0 0 0 0 0 0 brs 3 0 0 0 0 6 2

1 6

3 - 2 0 2 0 0 0 1 2 0 3 1 Sudah dalam bentuk eselon baris 0 0 0 0 1 1 brs 2 brs 2 - 3 brs 3 3 0 0 0 0 0 0 3 - 2 0 2 0 0 0 1 2 0 0 0 brs 1 brs 1 + 2 brs 2 0 0 0 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 3 0 4 2 0 0 0 1 2 0 0 0 Sudah dalam bentuk eselon baris tereduksi 0 0 0 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0

Baris terakhir dari matriks ini (0 semua) berarti : 0 x1 + 0 x2 + 0 x3 + 0 x4 + 0 x5 + 0 x6 = 0 Yang pasti dipenuhi untuk sembarang harga-harga x1, x2, x3, x4, x5, x6 sehingga baris ini dapat dibuang (dalam matriks di atas).
Andiani /Feb13/FTUI

10

Ini berarti bahwa SPL nya adalah

x1 + 3x 2 x3 Sehingga : x1 = - 3x 2 x3 x6 = - 2x 4 1 = 3

+ 4x 4 + 2x 4

+ 2x 5 x6

= 0 = 0 =
1 3

4x 4

2x 5

Jadi variabel yang dapat ditentukan secara bebas adalah : x2 = r x4 x5 x1 x2 x3 x4 x5 x6 = s = t = - 3r = r = - 2s = s = t =


1 3

Sehingga jawab SPL nya adalah : 4s 2t

Dari contoh di atas, hal penting yang harus dijadikan pegangan adalah tetapkanlah nilai-nilai sembarang pada setiap variabel tak utama.

1.3
nol:

Sistem Persamaan Linier Homogen


Sebuah SPL dikatakan homogen jika semua suku konstan sama dengan a 11x1 a 21x1 M a m1x1 + + a 12 x 2 a 22 x 2 + L + + L + a1n x n a 2n x n = b0 = b0 = b0

+ a m2 x 2

+ L + a mn x n

Setiap Spl homogen adalah sistem yang konsisten, karena x1 = 0, x2 = 0, .., xn = 0 selalu merupakan solusi. Solusi tersebut dinamakan solusi trivial

(trivial Solution). Andiani /Feb13/FTUI

11

Ada 2 kemungkinan untuk SPL homogen : 1. Solusinya trivial. 2. Solusinya banyak (tak terhingga). Jika sistem persamaan homogennya memiliki lebih banyak bilangan tak diketahui dari banyaknya persamaan, maka dipastikan mempunyai solusi tak trivial. Contoh : Pecahkan sistem persamaan homogen berikut dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan : x1 x1 + 2x 2 - x2 - x3 + x3 = 0 = 0

Jawab: Matriks yang diperbesar adalah 1 2 - 1 0 1 - 1 1 0 brs 2 brs 2 - brs 1

1 2 -1 0 1 0 - 3 2 0 brs 2 - 3 brs 2

1 2 -1 0 0 1 - 2 0 brs 1 brs 1 - 2brs 2 3


1 0 1 3 0 1 - 2 3 Ini berarti:
x1 x2 + 1 3 2 3

0 0
= 0 = 0

x3 x3

x3 = s x2 = 2 s 3 x1 = - 1 s 3 Jika s = 0 Solusi Trivial Jika s 0 Solusi Tak trivial banyak (tak hingga solusi)

Andiani /Feb13/FTUI

12

Teorema-1:
SPL homogen dengan lebih banyak bilangan tak diketahui dari banyaknya persamaan selalu mempunyai tak hingga banyaknya solusi.

1.4

Matriks Dan Operasi Matriks


Matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks berorde m x n

Jika A adalah sebuah matriks, maka aij adalah entri yang terdapat di dalam baris i dan kolom j dari A. Dengan demikian matriks Amxn yang umum adalah :

a11 a12 K a1n a 21 a 22 K a 2n A= M a m1 a m2 K a mn Jika m = n maka matriks A disebut matriks bujursangkar, dan entri-entri a11, a22, .., ann dikatakan berada pada diagonal utama dari a.

a11 a12 K a1n a 21 a22 K a 2n A= M a a n2 K ann n (a11 , a 22 , L , a nn ) disebut diagonal utama


1.4.1 Definisi Penjumlahan Matriks

Jika diketahui Amxn maka entri-entri : C = A + B di definisikan sebagai : cij = aij + bij i = 1, 2, 3, , m j = 1, 2, 3, , n Matriks-matriks yang ordenya berbeda tidak dapat ditambahkan. Contoh: Diketahui matriks-matriks berikut: 2 1 0 3 A = -1 0 2 4 , B = 4 - 2 7 0
Andiani /Feb13/FTUI

- 4 3 5 1 2 2 0 - 1 , C = 3 2 -4 5

1 1 2 2
13

Maka: - 2 4 5 4 A + B = 1 2 2 3 , sedangkan A + C dan B + C tidak didefinisikan 7 0 3 5

1.4.2

Definisi Perkalian Skalar

Jika diketahui Amxn maka entri-entri B = cA adalah : bij = caij Contoh-1: 4 2 A = 1 3 maka 2A = -1 0 Contoh-2: 1 2 3 Jika A = - 2 5 - 7 dan B = 0 1 - 2 maka (-B ) = - 3 - 4 1 1 2 3 0 1 - 2 1 3 1 dan A - B = A + (-B) = - 2 5 - 7 + - 3 - 4 1 = - 5 1 - 6 0 -1 2 3 4 - 1 8 4 2 6 dan (-1)A = - 2 0 - 4 - 2 -1 - 3 1 0 i = 1, 2, 3, , m j = 1, 2, 3, , n

1.4.3

Definisi Perkalian Matriks

Jika diketahui Amxn dan Bnxr maka hasilkali dari A dan B yaitu C = AB adalah matriks Cmxr yang unsur-unsurnya adalah :
n

c ij =

k =1

a ik b kj = a i1 b1j + a i2 b 2j + ... + a in b nj

untuk i = 1, 2, ..., m j = 1, 2, ..., r

Dengan demikian unsur cij diperoleh dari baris ke-i dari A dan kolom ke-j dari B. Jadi:

Andiani /Feb13/FTUI

14

a11 a12 L a1n M a ai 2 L ain i1 M a m1 a m2 L a mn kolom yang sama dengan B. Contoh-1:

b11 L bij L b1r c11 L c1r b 21 L b2 j L b 2r M = M cij c L c mr m1 b n1 L bnj L b nr

Hasil kali C = AB mempunyai jumlah baris yang sama dengan A dan jumlah

- 2 5 1x(-2) + (2x4) + (-1)x2 1x5 + 2x(-3) + (-1)x1 1 2 1 4 - 3 = 3 1 4 3x5 + 1x(-3) + 4x1 2 1 3x(-2) + 1x4 + 4x2 4 - 2 = 6 16 Contoh-2: 1x(-2) + 3x2 6 4 1 3 3 - 2 1x3 + 3x1 - 2 - 4 1 2 = (-2)x3 + (-4)x1 (-2)x(-2) + (-4)x2 = - 10 - 4 Syarat perkalian matriks AB adalah banyaknya kolom A = banyaknya baris B. A m x r
di dalam = sama di luar

B r x n

AB m x n

Contoh-3
1 1 A= 2 2 1 2 B = 3 4 AB tidak terdefinisi 1 5

Misal Amxn dan Bnxr sehingga AB terdefinisi. Dalam memandang BA, terdapat beberapa kemungkinan : a. BA tidak terdefinisi. Ini akan terjadi jika r m. b. Jika BA terdefinisi, maka BA mempunyai orde nxn dan AB berorde mxm. c. Jika BA dan AB mempunyai orde yang sama, belum tentu BA = AB.

Andiani /Feb13/FTUI

15

Contoh : 1. Misal A 2x3 dan B3x4 maka (AB)2x4 dan BA tidak terdefinisi. 2. Misal A 2x3 dan B3x2 maka (AB)2x2 dan BA3x3 1 7 2 3 2 1 1 2 3. A = - 1 3 , B = 0 1 maka AB = - 2 2 dan BA = - 1 3 , AB BA
Pandang kembali Sistem Persamaan Linier : a11x1 a 21x1 M + + a12 x 2 a 22 x 2 + L + + L + a1n x n a 2n x n = = b1 b2

a m1x1 + a m2 x 2

+ L + a mn x n

= bm

Definisi matriks - matriks : a11 a12 K a1n x1 b1 a 21 a 22 K a 2n x2 b2 A= , X = M , B = M M x b a a m2 K a mn n m m1 Maka Sistem Persamaan Linier (SPL) di atas dapat ditulis : AX = B Matriks A disebut matriks koefisien dan matriks : a11 a12 K a1n a 21 a 22 K a 2n M a m1 a m2 K a mn Contoh : 2x1 b1 b2 disebut matriks yang diperbesar (augmented matrix). bm

+ 3x 2

4x 3 x3

+ -

x4 4x 4

= 5 = 7 = 3

- 2x1 3x1 + 2x 2

SPL di atas dapat ditulis : x1 2 3 -4 1 x2 - 2 0 1 0 = 3 2 0 - 4 x3 x 4 5 7 3

Andiani /Feb13/FTUI

16

1.4.4 Definisi Transpose


Jika A berorde mxn, maka transpose A dinyatakan oleh At dan didefinisikan sebagai matriks nxm yang kolom pertamanya = baris pertama dari A, kolom 2 = baris 2 dari A, dan seterusnya. Dengan perkataan lain : B = At bij = aji, Contoh : a11 a12 A = a 21 a 22 a 31 a 32 a13 a 23 a 33 a11 a 21 a 31 a14 a12 a 22 a 32 t a 24 A = a a 23 a 33 13 a 34 a 14 a 24 a 34 1 6 4 t B = 2 -3 3 5 0 - 1 i = 1, 2, 3, , n j = 1, 2, 3, , m

1 2 5 B = 6 -3 0 4 3 - 1

1.5

Aturan-Aturan Ilmu Hitung Matriks (Aljabar Matriks dan Matriks Balikan)

Teorema-2:
1. A + B = B + A 2. A + (B+C) = (A+B) + C 3. A (BC) = (AB) C 4. A (B+C) = AB + AC 5. (B+C) A = BA + CA 6. A (B-C) = AB AC 7. (B-C) A = BA CA 8. a (B+C) = aB + aC 9. a (B-C) = aB aC 10. (a+b) C = aC + bC 11. (a-b) C = aC bC 12. (ab) C = a (bc) 13. a (BC) = (aB) C = B (aC)
Andiani /Feb13/FTUI

(komutatif penjumlahan) (assosiatif penjumlahan) (assosiatif perkalian) (distributif) (distributif)

(a=skalar) (a, b = skalar)

17

Matriks nol : semua unsurnya nol : 0 0 L 0 0 0 L 0 M = 0mxn 0 0 L 0 A+0 = 0+A = A Jika AB = 0 (matriks 0), belum tentu A = 0 atau B = 0 Contoh : 0 1 A= 0 2 , B = 3 5 0 0 maka AB = 0 0 0 0

Teorema-3:
a) A + 0 = 0 + A = A b) A A = 0 c) 0 A = -A d) A0 = 0; 0A = 0 (0 = matriks nol)

Teorema-4:
Setiap sistem persamaan linier tidak mempunyai jawab, tepat satu jawab, atau tak hingga banyaknya jawab. Bukti : Anggap bahwa AX = B mempunyai lebih dari satu jawab dan misalnya x1 dan x2 adalah 2 jawab yang berbeda. Jadi : Ax1 = B Ax 2 = B Ax1 - Ax 2 = 0 A(x1 - x 2 ) = 0

Jika dimisalkan x0 = x1 x2 dan jika dimisalkan k skalar sembarang, maka: A (x1 + kx0) = Ax1 + A (kx0) = Ax1 + k (Ax0) = B + k. 0 =B+0 =B

Andiani /Feb13/FTUI

18

Yang berarti bahwa x1 + kx0 adalah jawab dari AX = B. Karena tak terhingga banyaknya pilihan untuk k, maka AX = B mempunyai tak terhingga banyaknya jawab. Matriks Satuan (identity matrix) : 1 0 1 0 0 1 0 0 1 , I3 = 0 1 0 , I 4 = I2 = 0 1 0 0 0 0 1 0 0 Jika A adalah matriks mxn, maka : AI n = A ImA = A Contoh : a 12 a A = 11 a 21 a 22 Maka : 1 0 a11 a12 I2A = 0 1 a 21 a 22 a13 = a 23 a11 a 12 a 21 a 22 a13 = A a 23 a13 a 23 0 0 0 0 , dan seterusnya ... 1 0 0 1

a12 a AI3 = 11 a 21 a 22

1 0 0 a 13 0 1 0 = a 23 0 0 1

a11 a12 a 21 a 22

a13 = A a 23

Definisi:
Jika A adalah matriks bujursangkar, dan jika dapat mencari matriks B sehingga AB = BA = I, maka A dikatakan dapat dibalik (invertible) dan B disebut invers dari A. Notasi : B = A-1

Andiani /Feb13/FTUI

19

Contoh : 3 5 2 - 5 A = - 1 3 , B = 1 2 invers dari A 2 - 5 3 5 1 0 AB = - 1 3 1 2 = 0 1 = I2 3 5 2 - 5 1 0 BA = 1 2 - 1 3 = 0 1 = I2

Teorema-5:
Jika B dan C masing-masing invers dari A, maka B = C Bukti : Karena B invers A, maka BA = I (BA)C = IC = C Padahal (BA)C = B(AC) = BI = B Maka B = C Contoh : a b A= c d Jika ad - bc 0, maka A -1 = 1 ad - bc d - b - c a

Teorema-6:
Jika A dan B adalah matriks-matriks yang mempunyai invers dan ukurannya sama, maka: a). AB mempunyai invers b). (AB)-1 = B-1 A-1 Bukti : (AB) (B-1 A-1) = A (BB-1) A-1 = AI A-1 = AA-1 = I (B-1 A-1) (AB) = B-1(A-1A) B = B-1IB = B-1B = I Ini berarti bahwa AB mempunyai invers, dan (AB)-1 = B-1 A-1

Andiani /Feb13/FTUI

20

Perluasan: (ABC)-1 = C-1 B-1 A-1 (ABCD)-1 = D-1 C-1 B-1 A-1 dan seterusnya

Definisi:
Jika A adalah matriks bujursangkar, maka di definisikan: A0 = I, An = AA .. A n faktor n>0

A-n = (A-1)n = A-1 A-1 .. A-1 n faktor

Teorema-7:
Jika A adalah matriks bujursangkar (kuadrat), dan r serta s adalah bilangan bulat, maka: a) Ar As = Ar+s b) (Ar)s = Ars

Teorema-8:
Jika A adalah matriks yang mempunyai invers, maka : a) (A-1)-1 = A b) (An)-1 = (A-1)n n = 0, 1, 2, .
1 k

c) Untuk setiap k 0, maka (kA)-1 = Bukti :

A-1

a) AA-1 = A-1A = I A-1 mempunyai invers dan (A-1)-1 = A b) (An)-1 = (AA .. A)-1 = A-1 A-1 .. A-1 A-1 = (A-1)n

n c) (kA) ( A-1) =
1 k

n
1 1 (kA) A-1 = ( k) AA-1 = 1.I = I k k

Andiani /Feb13/FTUI

21

Demikian juga ( A-1) (kA) = I sehingga kA mempunyai invers dan (kA)-1 =


1 -1 A k

1 k

Teorema-9:
a) (At)t = A b) (A + B)t = At + Bt c) (kA)t = kAt, dimana k sembarang skalar d) (AB)t = Bt At

1.5

Matriks Elementer Dan Metode Untuk Mencari A-1


Sebuah matriks nxn dinamakan matriks elementer jika matriks tersebut dapat

Definisi:
diperoleh dari matriks satuan (identitas) nxn yakni In dengan melakukan sebuah operasi baris elementer tunggal. Contoh : 1 0 a) 0 - 3 kalikan baris kedua I 2 dengan - 3 1 0 b) 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 pertukarkan baris kedua dan baris keempat dari I 4 0 0

1 0 3 c) 0 1 0 tambahkan 3x baris ketiga dari I3 pada baris kesatu 0 0 1 1 0 0 d) 0 1 0 kalikan baris kesatu dari I3 dengan 1 0 0 1

Andiani /Feb13/FTUI

22

Teorema-10:
Jika matriks elementer E dihasilkan dengan melakukan sebuah operasi baris tertentu pada Im dan jika A adalah matriks mxn, maka hasilkali EA adalah matriks yang dihasilkan bila operasi baris yang sama ini dilakukan pada A

Contoh : 1 0 2 3 Misal A = 2 - 1 3 6 1 4 4 0 1 0 0 Matriks elementer E = 0 1 0 3 0 1 dihasilkan oleh penambahan 3x baris kesatu dari I 3 ke baris ketiga. Maka : 1 0 2 3 EA = 2 - 1 3 6 4 4 10 9 merupakan matriks yang dihasilkan bila ditambahkan 3x baris kesatu dari A ke baris ketiga.

Jika matriks B dapat diperoleh dari matriks A dengan melakukan urutan terhingga dari operasi-operasi baris elementer, maka jelas bahwa dapat memperoleh B kembali dari A dengan melakukan invers dari operasi baris elementer ini dalam susunan yang sebaliknya. Matriks-matriks itu dapat diperoleh yang satu dari yang lainnya dengan urutan terhingga dari operasi-operasi baris elementer yang disebut ekivalen baris (row equivalent).

Teorema-11:

Setiap matriks elementer dapat dibalik, dan inversnya adalah juga matriks elementer. E0E = I dan EE0 = I Jadi matriks elementer E0 adalah invers dari E

Andiani /Feb13/FTUI

23

Teorema-12:

Jika A adalah matriks nxn, maka pernyataan-pernyataan berikut ekivalen : a) A mempunyai invers b) AX = 0 hanya mempunyai jawab trivial. c) A ekivalen baris terhadap In. Contoh mencari Invers : 1 2 3 A = 2 5 3 akan dicari A -1 1 0 8 Gandengkan matriks satuan I3 disebelah kanan A, kemudian terapkan operasioperasi baris pada kedua ruas hingga ruas kiri tereduksi pada I3. Maka matriks terakhir akan mempunyai bentuk [I I A-1].

Andiani /Feb13/FTUI

24

1 2 3 M 1 0 0 brs2 brs2 - 2brs1 2 5 3 M 0 1 0 1 0 8 M 0 0 1 brs3 brs3 - brs1 1 2 3 M 1 0 0 0 1 - 3 M - 2 1 0 brs3 brs3 + 2brs2 0 - 2 5 M -1 0 1 1 2 3 M 1 0 0 0 1 - 3 M - 2 1 0 brs3 (-1)brs3 0 0 -1 M - 5 2 1 1 2 3 M 1 0 0 brs2 brs2 + 3brs3 0 1 -3 M - 2 1 0 0 0 1 M 5 - 2 - 1 brs1 brs1 - 3brs3 1 2 0 M - 14 6 3 0 1 0 M 13 - 5 - 3 brs1 brs1 - 2brs2 0 0 1 M 5 - 2 -1 1 0 0 M - 40 16 9 0 1 0 M 13 - 5 - 3 0 0 1 M 5 - 2 -1 Jadi : A
-1

- 40 16 9 = 13 - 5 - 3 5 - 2 -1

Akan tetapi dengan cara di atas, sebelumnya tidak bisa diketahui apakah matriks A mempunyai invers atau tidak. Seandainya dalam proses di atas muncul baris nol atau kolom nol disebelah kiri, maka ini berarti bahwa A tidak mempunyai invers, dan proses tidak dapat dilanjutkan.

Andiani /Feb13/FTUI

25

Untuk jelasnya pandang contoh berikut : 1 6 4 A = 2 4 - 1 -1 2 5 1 6 4 M 1 0 0 brs2 brs2 _ 2brs1 = 2 4 -1 M 0 1 0 - 1 2 5 M 0 0 1 brs3 brs3 + brs1 1 6 4 M 1 0 0 2 - 8 - 9 M - 2 1 0 brs3 brs3 + brs2 0 8 9 M 1 0 1 1 6 4 M 1 0 0 0 - 8 - 9 M - 2 1 0 0 0 0 M -1 1 1 4243 1
baris nol

[A I]

Karena muncul baris nol disebelah kiri, maka A tidak mempunyai invers.

1.5.1

Sifat-Sifat Lainnya

Teorema-13:

Jika A adalah matriks nxn yang mempunyai invers, maka untuk setiap matriks B yang berukuran nx1, sistem persamaan AX = B mempunyai persis satu jawab, yaitu X = A-1 B Bukti : Karena A(A-1 B) = B, maka X = A-1 B adalah jawab dari AX = B. Untuk memperlihatkan bahwa ini adalah satu-satunya jawab, maka dimisalkan jawab A-1 B. X0 adalah sembarang jawab, kemudian memperlihatkan bahwa X0 harus merupakan

Andiani /Feb13/FTUI

26

Jika X0 suatu jawab, maka AX0 = B. Dengan mengalikan kedua ruas dengan A-1, maka X0 = A-1 B. Contoh : SPL : x1 + 2x 2 + 3x 3 + 3x 3 + 8x 3 = 5 2x1 + 5x 2 x1 = 3 = 17

SPL ini dapat ditulis dalam bentuk AX = B, dimana : 1 2 3 A = 2 5 3 , X = 1 0 8 x1 x2 , B = x 3 5 3 17

Dalam bab 1.5 telah diperlihatkan bahwa A mempunyai invers, yaitu : - 40 16 9 A = 13 - 5 - 3 5 - 2 -1


-1

Sehingga jawab SPL tersebut adalah : - 40 16 9 5 1 X = A B = 13 - 5 - 3 3 = - 1 5 - 2 - 1 17 2


-1

atau x1 = 1, x 2 = - 1, x 3 = 2 Metode tersebut akan bermanfaat ketika perlu memecahkan seluruh deret sistem : AX = B1, AX = B2, AX = B3, ., AX = Bk Yang masing-masing mempunyai matriks koefisien A yang sama. Jika A mempunyai invers, maka jawab : X = A-1 B1, X = A-1 B2, X = A-1 B3, , X = A-1 Bk Dapat diperoleh dengan menggunakan satu invers matriks dan k perkalian matriks. Akan tetapi, metode tersebut lebih efisien terhadap bentuk matriks :

[A

B1 B 2 L B k

]
27

Andiani /Feb13/FTUI

Di sini matriks koefisien A diperbesar oleh semua k dari matriks B1, B2, Bk. Dengan mereduksi bentuk ini terhadap bentuk eselon baris tereduksi, dapat memecahkan semua sistem k dengan eliminasi Gauss-Yordan.
Contoh : Tentukan jawab dari kedua sistem : a) x1 2x 1 x1 b) x1 2x 1 x1 + + 2x 5x 2 + + + 3x 3 3x 3 8x 3 = = = 1 6 -6 + + 2x 2 5x 2 + + + 3x 3 3x 3 8x 3 = = = 4 5 9

Jawab : Kedua sistem mempunyai matriks koefisien yang sama. Jika memperbesar matriks koefisien ini dengan kolom konstanta pada ruas kanan dari sistem-sistem ini, maka diperoleh :
1 2 3 4 2 5 3 5 1 0 8 9

1 6 -6

Dengan mereduksi matriks ini menjadi bentuk eselon baris tereduksi akan dihasilkan :
1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 -1

Jadi jawab sistem a) adalah x1 = 1, x 2 = 0, x 3 = 1 b) adalah x1 = 2, x 2 = 1, x 3 = -1

Teorema-14:
Misalkan A adalah matriks bujursangkar . a) Jika B adalah matriks bujursangkar yang memenuhi BA = I, maka B=A-1 b) Jika B adalah matriks bujursangkar yang memenuhi AB = I, maka B=A-1

Andiani /Feb13/FTUI

28

Teorema-15:
Jika A adalah sebuah matriks nxn, maka pernyataan berikut ekivalen satu sama lain: a) A mempunyai invers. b) AX = 0 hanya mempunyai jawab trivial. c) A ekivalen baris dengan In d) AX = B konsisten untuk tiap-tiap matriks B yang berukuran nx1

Masalah:
Misalkan A adalah sebuah matriks mxn yang tetap. Carilah semua matriks B yang berukuran mx1 sehingga sistem persamaan AX = B konsisten.

Contoh : Syarat - syarat apa yang harus dipenuhi oleh b1 , b 2 dan b3 supaya SPL : x1 + x 2 x1 2x1 + x 2 Konsisten ? Jawab : Matriks yang diperbesar untuk sistem tersebut adalah : 1 1 2 b1 brs2 brs2 - brs1 1 0 1 b2 2 1 3 b brs3 brs3 - brs1 3 b1 1 1 2 0 - 1 - 1 b 2 - b1 brs2 - brs2 0 - 1 - 1 b - 2b 3 1 + 2x 3 + x3 + 3x 3 = b1 = b2 = b3

Andiani /Feb13/FTUI

29

b1 1 1 2 0 1 1 b1 - b 2 brs 3 brs 3 + brs 2 0 - 1 - 1 b - 2b 3 1 b1 1 1 2 b1 - b 2 0 1 1 0 0 0 b - b - b 3 2 1 Jadi SPL tersebut mempunyai sebuah pemecahan jika dan hanya jika b1, b2, dan b3 memenuhi kondisi : b3 - b2 - b1 = 0 matriks yang berbentuk:
b1 B = b 2 , b1 , b 2 sembarang b + b 2 1 Contoh : Syarat apa yang harus dipenuhi oleh b1 , b 2 dan b 3 agar SPL : x1 2x1 x1 + 2x 2 + 5x 2 + 3x 3 + 3x 3 + 8x 3 = b1 = b2 = b3

atau

b3 = b1 + b2

Dengan perkataan lain, maka AX = B konsisten jika dan hanya jika B adalah

menjadi konsisten ?

Andiani /Feb13/FTUI

30

Jawab : Matriks yang diperbesar adalah : 1 2 3 b1 2 5 3 b2 1 0 8 b 3 Dengan mereduksi ini menjadi bentuk eselon baris tereduksi akan menghasilkan : 1 0 0 - 40b1 0 1 0 13b1 0 0 1 5b 1 + 16b 2 - 5b 2 - 2b 2 + 9b 3 - 3b 3 - b3

Karena b1, b2, dan b3 dapat dipilih secara bebas (tidak ada pembahasan), maka sistem yang diberikan oleh AX = B mempunyai jawab yang tunggal, yaitu :
x1 x2 x3 = - 40b1 = 13b1 = 5b1 + 16b 2 - 5b 2 - 2b 2 + 9b 3 - 3b 3 - b3

b1 Untuk semua B = b 2 b 3 Contoh : Tentukan harga-harga a sehingga SPL berikut mempunyai : a) Tidak mempunyai jawab. b) Lebih dari satu jawab. c) Jawab tunggal x + y - z = 1 2x + 3y + az = 3 x + ay + 3z = 2

Andiani /Feb13/FTUI

31

Jawab : Matriks yang diperbesar : 1 1 -1 1 2 3 a 3 1 a 3 2 Kemudian diubah menjadi bentuk eselon baris sebagai berikut : brs2 brs2 - 2brs1 brs3 brs3 brs1 1 1 -1 1 0 1 a + 2 1 brs3 brs3 - (a - 1)brs2 0 a -1 4 1 -1 1 1 1 a+2 1 0 1 0 0 4 - (a - 1)(a - 2) 1 - (a - 1) -1 1 1 a+2 0 1 0 0 6 - a - a2 1 1 2-a

-1 1 1 1 a+2 1 0 1 0 0 (3 + a)(2 - a) 2 - a Sistem persamaan mempunyai jawab tunggal jika koefisien z dalam persamaan ketiga 0, yaitu jika a 2 dan a -3. Dalam hal a = 2, persamaan ketiga adalah 0x + 0y + 0z = 0 sehingga sistem persamaan mempunyai lebih dari satu jawab. Dalam hal a = -3, persamaan ketiga adalah 0x + 0y + 0z = 5 sehingga sistem tidak mempunyai jawab.

Kesimpulan:
a) a = -3 b) a = 2

tidak mempunyai jawab lebih dari satu jawab persis satu jawab

c) a 2 dan a -3

Andiani /Feb13/FTUI

32

1.6

Jenis-Jenis Matriks

1.6.1

Matriks Bujursangkar
Jika m = n maka matriks A disebut matriks bujursangkar, dan entri-entri

a11, a22, .., ann dikatakan berada pada diagonal utama dari a. a11 a 12 K a 1n a 21 a22 K a 2n A= M a a n2 K ann n (a 11 , a 22 , L , a nn ) disebut diagonal utama

1.6.2

Matriks Transpose
Jika A berorde mxn, maka transpose A dinyatakan oleh At dan

didefinisikan sebagai matriks nxm yang kolom pertamanya = baris pertama dari A, kolom 2 = baris 2 dari A, dan seterusnya. Dengan perkataan lain : B = At bij = aji, Contoh : a A = 11 a 21 a 12 a 22 a 13 a 23 a 11 A = a 12 a 13
t

i = 1, 2, 3, , n j = 1, 2, 3, , m a 21 a 22 a 23

4 6 4 7 2 Jadi jika A = 7 9 A t = 6 9 5 2 5

Teorema :
a) (At)t = A b) (A B)t = At Bt c) (kA)t = kAt, dimana k sembarang skalar d) (AB)t = Bt At

Andiani /Feb13/FTUI

33

1.6.3

Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemennya

sama dengan nol, kecuali elemen pada diagonal utamanya. Contoh : 1 0 0 1 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0

1.6.4

Matriks Satuan (Identity)


Matriks satuan (identity) adalah matriks diagonal yang semua elemen

diagonal utamanya sama dengan satu. Matriks satuan dinyatakan dengan I. Contoh : 1 0 0 1 0 I2 = 0 1 , I3 = 0 1 0 , I 4 = 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 , . dan seterusnya 0 1 0 0 0 1

Jika A adalah matriks m x n , maka A.In = A Im.A = A Contoh : a12 a A = 11 a 21 a 22 Maka : 1 0 a11 a12 I2A = 0 1 a 21 a 22 1 a11 a12 a13 0 AI3 = a 21 a 22 a 23 0 a13 = a 23 a11 a12 a 21 a 22 a13 = A a 23 a13 = A a 23 a13 a 23

0 0 a a12 1 0 = 11 a a 22 0 1 21

1.6.5

Matriks Singular
Matriks bujur sangkar yang tidak mempunyai invers (berarti

determinannya = 0)

Andiani /Feb13/FTUI

34

1.6.6 Matriks Non Singular


Matriks bujur sangkar yang mempunyai invers (berarti determinannya 0)

1.6.7

Matriks Simetris
Matriks bujur sangkar adalah matriks berorde m x m Matriks bujur sangkar [aij] disebut simetrik jika aij = aji Contoh :
1 2 5 A = 2 8 9 , matriks tersebut simetris dengan diagonal utamanya 5 9 4

Perhatikan A = At

1.6.8

Matriks Asimetris
Matriks bujur sangkar [aij] disebut anti-simetrik (asimetris) jika aij = -aji Contoh : 0 2 5 B = - 2 0 9 , dalam hal ini B = -Bt - 5 - 9 0

1.6.9
3, 4,

Matriks Idempotent
Matriks bujur sangkar di mana berlaku A2 = A atau An = A, dengan n = 2,

Contoh :
2 - 2 - 4 A = -1 3 4 1 - 2 - 3

2 - 2 - 4 2 - 2 - 4 2 - 2 - 4 = A. A = - 1 3 4 - 1 3 4 = - 1 3 4 = A 1 - 2 - 3 1 - 2 - 3 1 - 2 - 3

Andiani /Feb13/FTUI

35

1.6.10 Matriks Nilpotent


Matriks bujur sangkar di mana A3 = 0 Contoh : 1 1 3 A = 5 2 6 - 2 - 1 - 3 1 1 3 A = A.A.A = 5 2 6 - 2 - 1 - 3
3

1 1 3 5 2 6 - 2 - 1 - 3

1 1 3 0 0 0 5 2 6 = 0 0 0 = 0 - 2 - 1 - 3 0 0 0

1.6.11 Matriks Nol


Semua unsurnya nol : 0 0 L 0 0 0 L 0 = 0 mxn M 0 0 L 0 Jika AB = 0 (matriks 0), belum tentu A = 0 atau B = 0 Contoh : 0 1 A= 0 2 , B = 3 5 0 0 maka AB = 0 0 0 0

Teorema :
e) A + 0 = 0 + A = A f) A A = 0 g) 0 A = -A h) A0 = 0; 0A = 0 (0 = matriks nol)

1.6.12 Matriks Segitiga (Triangular Matriks):


Terdiri dari:

Andiani /Feb13/FTUI

36

a.

Matriks Segitiga Atas


Matriks bujursangkar, apabila elemen yang terletak di bawah diagonal

utamanya sama dengan nol. Contoh : A 3x3 a 11 = 0 0 a 12 a 22 0 a 13 a 23 a 33

b.

Matriks Segitiga Bawah


Matriks bujursangkar, apabila elemen yang terletak di atas diagonal

utamanya sama dengan nol. Contoh :


B 3x3 b11 = b 21 b 31 0 b 22 b 32 0 0 b 33

Andiani /Feb13/FTUI

37

Soal:
1. Tentukan harga-harga a sehingga SPL berikut mempunyai : a) Tidak mempunyai jawab. b) Mempunyai satu jawab. c) Mempunyai banyak jawab. a) ax + y + x + ay + x + y z z = 1 = 1

+ az = 1

b)

x + 2y + az = 1 2x + ay + 8z = 3

c) x 3x + y + az = 2 + 4y + 2z = a z = 1

2x + 3y

d) x 2x + ay x 3z = - 3 z = -2 1

+ 2y + az =

2.

Carilah sebuah matriks K sehingga AKB = C, jika diberikan bahwa:


1 2 8 5 -1 2 0 1 A = - 2 1 , B = 0 1 - 1, C = - 6 5 - 8 3 4 20 9 1

Selamat bekerja

Andiani /Feb13/FTUI

38

Anda mungkin juga menyukai