mampu menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi. Prinsip: >penentuan kadar Chlor Chlor yang dibebaskan akan berikatan dengan KI dan Yodida yang dihasilkan akan dititrasi oleh Na2S2O3 >standarisasi K2Cr2O7 Bahwa K2Cr2O7 dalam suasan asam akan menghasilkan onaxen, onaxen akan membentuk ion Yodium (I) dan Yodida (I2) yang terbentuk dititrasi dengan Na2S2O3
o
Hasil Kelompok IV Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 Posisi Skala Buret Na2S2O3 Titrasi I 27 II 3,5 Total 30,5
o Kadar Chlor Praktikum Percobaan 1 Percobaan 2 I 22,8 22,6 Titrasi dengan Na2S2O3 II Total 2,6 25,4 2,8 25,4
Kelas
o
Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 Posisi Skala Buret Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Titrasi Na2S2O3 I 27,9 26,1 26,8 27 II 1,8 4 5 3,5 Total 29,7 30,1 31,8 30,5
3,7 4 3,6 9
Kadar Chlor Percobaan 1 Posisi Skala Buret Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8 Percobaan 2 Posisi Skala Buret Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8 Titrasi Na2S2O3 I 24,7 22,8 23,6 22,6 24,6 23 23 23,3 II 3,9 5,4 4,3 2,8 7,5 4,2 4,6 5,8 Total 28,6 28,2 27,9 25,4 32,1 27,2 27,6 29,1 Titrasi Na2S2O3 I 24,9 23 23,4 22,8 24,8 23 23 23,5 II 3,7 5,6 4,4 2,6 7,5 4 4,4 5,6 Total 28,6 28,6 27,8 25,4 32,3 27 27,4 29,1
4.2.
Perhitungan
Titran (NaOH)
Perubahan Warna :
-
Titrasi I Titrasi II
Perhitungan standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 V Na2S2O3 standarisasi (29,7 ; 30,1 ; 31,8 ; 30,5 ; 33,5 ; 31,5 ; 30, 6 ; 36,8)
Diketahui :
-
= = 31,8125 ml
N Na2S2O3
x
N K2Cr2O7 x 0,1
= 31,8125 N
Titran (Na2S2O3)
Analit (CaOCl2)
Perubahan Warna :
-
Titrasi I Titrasi II
Diketahui :
-
Percobaan I (28,6 ; 28,6 ; 27,8 ; 25,4 ; 32,3 ; 27 ; 27, 4 ; 29,1) V Na2S2O3 rata rata =
= = 28,275 ml
Percobaan II (28,6 ; 28,2 ; 27,9 ; 25,4 ; 32,1 ; 27,2 ; 27,6 ; 29,1) V Na2S2O3 rata rata =
= = 28,2625 ml
N Na2S2O3
x
N CaOCl2
x 0,1
V Na2S2O3 x N Na2S2O3
V Na2S2O3 x N Na2S2O3
= =
= mg
50,17925
= mg Cl
% Cl x 100 x 100
% Cl = % Cl = % Cl =
Perhitungan Reagen Larutan K2Cr2O7 0,1 N Val K2Cr2O7 = 6 Mr K2Cr2O7 = 294 Volume K2Cr2O7 = 250 ml
x x
0,016 =
4,7 = gr x 4 gr = 1,175 gr
Dik : %
x 100
x 100
Dik : N HCl = 6 N
= 11,36 x 1 = 11,36 M
Jadi, V pekat HCl = 51,5 ml. Amilum 1% Volume Amilum = 250 Dit : massa amilum? Jawab ; % = = x 100 x 100
Dik : % W/V = 1%
Dik : N H2SO4 = 6 N
Jawab : M=
Dik : N Na2S2O3 = 0,1 N Mr = 158 Val = 2 Volume = 1 L (1000 ml) Dit : massa Na2S2O3?
M 0,05
= =
x x
Dik : 1 gr CaOCl2 dalam 100 ml Dit : massa dalam 250 ml? Jawab : 1 gr = 100 ml Gr = 250 / 100 = 2,5 gr Jadi, massa CaOCl2 dalam 250 ml = 2,5 gr
4.3.
Pembahasan Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7 Untuk melakukan titrasi permanganometri yang petama sekali di lakukan
adalah melakukan standarisasi larutan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7. Yang pertama kali di lakukan untuk melakukan standarisasi adalah larutan K2Cr2O7 ke dalam erlenmeyer menggunakan pipet volume 10 ml, masukkan 3 ml KI 20%, 5 ml HCl 6 N dan 10 ml aquades di aduk rata dan setelah di amati larutan tersebut berwarna kuning pekat. Setelah itu dilakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 yang volume awal yang di gunakan 0 ml. Perlahan lahan muncul warna kehijauan di larutan. Pada saat volume Na2S2O3 mencapai 27 ml terjadi TAT dengan di tandai perubahan warna dari kuning pekat menjadi kuning kehijauan. Setelah itu larutan di berikan 3 ml larutan amilum 1%. Terjadi perubahan warna dari kuning kehijauan menjadi coklat. Setelah itu, di lakukan titrasi lagi dengan larutan Na2S2O3 sampai terjadi TAT pada volume 3,5 ml yaitu di tandai dengan perubahan warna dari coklat pekat menjadi hijau terang. Saat praktikum larutan yang berada di Erlenmeyer di tutup dengan kantong plastic agar hasil titrasi lebih akurat. Percobaan di lakukan 1 kali.
Gambar :
10 ml K2Cr2O7 0,1N di masukkan ke dalam Erlenmeyer, di tambahkan 3 ml KI 20%, 5 ml HCl 6 N, 10 ml aquades Larutan berwarna kuning pekat
Setelah titrasi dengan larutan Na2S2O3, larutan berubah warna menjadi kuning kehijauan
Di lakukan titrasi lagi dengan larutan Na2S2O3 larutan berubah warna menjadi hijau terang
Penentuan kadar Chlor dalam pemutih Untuk melakukan titrasi untuk menentukan kadar chlor dalam pemutih
yang pertama kali di lakukan adalah memasukkan 10 ml Chlor ke dalam Erlenmeyer menggunakan pipet volume 10 ml, lalu ditambahkan 5 ml KI 20%, 5 ml H2SO4 6 N ke dalam Erlenmeyer dan di aduk rata. Larutan yang berada di dalam Erlenmeyer berwarna coklat. Setelah itu di lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N. Dan larutan akan berubah warna dari coklat tua menjadi coklat muda. Setelah itu di masukkan 3 ml amilum 1% ke dalam Erlenmeyer. Terjadi perubahan warna pada larutan, yaitu dari warna coklat muda menjadi warna hitam. Selanjutnya di titrasi lagi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N. Terjadi perubahan warna secara perlahan lahan saat titrasi yaitu warna hitam pelan pelan berubah menjadi ungu. Pada saat volume Na2S2O3 mencapai 2,7 ml terjadi TAT dengan di tandai perubahan warna dari hitam menjadi tidak berwarna. Gambar :
Dimasukkan 10 ml Chlor ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 5 ml KI 20%, 5 ml H2SO4 6 N. Larutan berwarna coklat tua
Larutan di titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N Warna larutan akan berubah menjadi warna coklat muda.
Setelah itu, larutan di tambahkan 3 ml amilum 1% dan larutan berubah warna menjadi hitam
Selanjutnya larutan di titrasi lagi dengan larutan Na2S2O3. Saat mencapai TAT, larutan berubah dari warna hitam menjadi tidak berwarna