Anda di halaman 1dari 17

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

MODUL 06

RETURN dan RISIKO PORTFOLIO

Pengertian dan Tujuan Pada Portfolio AsetAset Dalam dunia bisnis, sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsure ketidak pastiaan atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Hal lain yang dihadapi investor adalah jika ia mengharapkan keuntungan yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung resiko yang tinggi pula. Hampir semua investor tidak menginginkan kerugian pada waktu melakukan investasi. Berbagai cara dilakukan agar terhindar dari kerugian, atau setidaknya keuntungannya maksimal dengan resiko yang minimal. Hal ini berlaku juga di transaksi yang berhubungan dengan kegiatan pasar modal. Sebelum melakukan invesatsi, investor akan melihat analisis di surat-surat kabar masa yang akan datang, bagaimana perbandingannya dengan instrumen lainnya, dsb. Problem utama yang dihadapi setiap investor adalah menentukan sekuritas beresiko mana yang harus dibeli. Karena satu portfolio merupakan kumpulan sekuriatas, masalah ini bagi investor sama dengan memilih portfolio yang optimal dari suatu portfolio yang ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, maka dilakukan upaya meminimalisasi kerugian dengan portfolio investasi. Istilah portfolio ini juga banyak berhubungan dengan reksadana. Reksadana merupakan suatu perusahaan yang berfungsi melakukan investasi dari hasil dana yang diperolehnya dari para investor. Investor yang dilakukan biasanya bukan pada satu instrumen pasar modal, tetapi dikombinasi dengan instrumen pasar modal lain. Atau dapat dikatakan, portfolio adalah sekumpulan investasi atau gabungan dari 2 atau lebih surat berharga. Tujuan utama dari kombinasi ini adalah rencana investasi yang paling aman dengan keuntungan yang maksimal dan resiko yang minimal. Semakin banyak jenis instrument yang diambil, maka risiko kerugian dapat dinetralisir atau ditutup oleh Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

keuntungan yang diperoleh dari jenis instrument yang lain. Melakukan kombinasi yang tepat dalam melakukan invesatasi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan suatu ketelitian dan analisis yang cermat, sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai. Portfolio dapat didefinisikan sebagai melakukan investasi pada beberapa alat investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis, yang tujuannya adalah menghindari resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan. Portfolio yang efisien dapat dicapai melalui dua cara, yaitu : Investor bisa menerima penghasilan tertentu, dengan bersedia pula menerima resiko minimum. Investor bisa menetukan penghasilan yang tinggi (maksimum), dengan bersedia pula menerima resiko tertentu. Menurut Markowitz, portfolio bisa dikatakan efisien bila memenuhi 2 persyaratan, yaitu : Portfolio yang dibentuk memberikan return yang tinggi, namun diikuti dengan resiko tertentu. Portfolio yang dibentuk memberikan resiko yang terendah, namun diikuti dengan return tertentu. Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam melakukan portfolio, yaitu : Placement analysis. Dalam langkah ini, investor melakukan pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portfolio. Portfolio construction. Pada langkah ini, investor mulai melakukan berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan investasinya. Portfolio selection. Pada langkah ini, investor mulai melakukan kombinasi diantara alat investasi yang sudah dipilih tadi. Tujuan kombinasi ini jelas adalah mendapatkan portfolio yang efisien, sesuai dengan kaidah Markowitz. Proses Investasi Portfolio Dalam melakukan investasi portfolio perlu dilakukan sbb: Menetapkan Kebijakan Investasi Manajer investasi perlu mengenali tujuan investasi dari kliennya, terutama yang menyangkut sikapnya terhadap trade off antara resiko dengan return. Melakukan Analisis Sekuritas

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

Dilakukan analisis untuk membandingkan antara market value dengan intrinsic value, degan maksud untuk mengetahui apakah terjadi situasi mispriced. Membentuk Portfolio Memilih sekuritas-sekuritas mana yang akan dibeli dan berapa banyak dana yang akan diinvestasikan pada sekuritas-sekuritas tersebut. Merivisi Portfolio Menentukan mana sekuritas dalam portfolio yang akan diganti, dan sekuritas mana yang akan dibeli sebagi penggantinya. Menilai Kinerja Portfolio Apakah tingkat keuntungan yang diperoleh dari portfolio tersebut sesuai dengan resiko yang ditanggung? Pembandingnya perlu dilakukan dengan benchmark yang dipilih. Tingkat Keuntungan Tingkat keuntungan yang diperoleh dari pemilik suatu portfolio dipengaruhi oleh daya sumber, yaitu : Kemungkinan adanya perubahan harga sekuritas-sekuritas yang membentuk portfolio tersebut. Pembayaran dividen ( atau juga bunga kalau dalam portfolio tersebut terdapat obligasi ). Portfolio adalah komposisi asset yang menjadi pilihan seorang investor. Asset tersebut dapat berupa financial assets seperti saham (stock), obligasi (bond), dan opsi (option) maupun real assets seperti tanah, gedung, kendaraan, dan perusahaan. Dana yang diniatkan untuk diinvestasikan akan ditanamkan oleh investor ke asset-asset tersebut dengan proposisi tertentu. Bagaimana kita menghitung ekspektasi dan risiko dari sebuah portfolio? B. Menghitung Return dan Resiko Portfolio Sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, ia perlu merumuskan terlebih dahulu kebijakan investasinya. Berapa resiko yang perlu ditanggung, berapa jumlah dana yang diinvestasikan, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus ia jawab terlebih dahulu. Setelah itu baru melakukan analisis sekuritas, membentuk portfolio, melakukan revisi portfolio apabila dianggap perlu dan mengevaluasi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

portfolio tersebut. Ekspektasi return adalah rata-rata tertimbang (ditimbang berdasarkan proporsi nilai modalnya dalam portfolio) dari ekspektasi return masing-masing asset yang ada dalam portfolio. Formula untuk menghitung ekspektasi return suatu portfolio, E(Rp) adalah sebagai berikut: RUMUS : E(Rp) = E(Ri) Xi
i=1 N

Keterangan: E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu porfolio E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas Ri Xi = satu outcome dari sekuritas = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham i Karena investasi yang dilakukan mempunyai unsur ketidak-pastian, investor hanya dapat mengharapkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Mereka tidak dapat mengetahui dengan pasti tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Ketidakpastian atau resiko investasi tersebut diukur dengan penyebaran nilai tingkat tinggi keuntungan di sekitar nilai tingkat keuntungan yang diharapkan. Ekspektasi return suatu portfolio adalah rata-rata tertimbang ekspektasi return dari asset-asset yang ada dalan portfolio, namun resiko portfolio tidak merupakan rata-rata tertimbang dari resiko asset-asset dalam portfolio tersebut. Resiko portfolio dipengaruhi oleh kovarian (covariance) antar asset yang ada di portfolio, dan komponen utama dari kovarian adalah koefisien korelasi (correlation coefficient). Formula untuk menghitung satndar deviasi sebuah portfolio, p adalah sbb : RUMUS :
N i=1 N N i=1 i=1

p2 = Xi2 i2 + Xi Xj ij

N
p2
2

N N
i2

= Xi + Xi Xj ij
i=1 i=1 i=1

Keterangan :

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

p2 = varian portfolio i = kovarian saham i ( i = 1,2, ; i j ) ij = kovarian antara i dan j Xi = proporsi dana ke sekuritas i Xj = proporsi dana ke sekuritas j Para pemodal melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin mengurangi risiko yang meraka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang diharapkan dari portfolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portfolio tersebut. Deviasi standar portfolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang sejauh koefisien korelasi antar saham yang menbentuk portfolio tersebut lebih kecil dari 1. Semakin rendah rendah koefisian korelasi, semakin efektif penurunan deviasi standar. Dengan memperbesar jumlah saham pada portfolio, akhirnya deviasi standar portfolio tersebut akan tergantung pada covariance saham-saham yang membentuk portfolio tersebut. Hal inilah yang menyebabkan mengapa dengan menambah jumlah saham dalam portfolio, deviasi standar portfolio akan semakin berkurang, tetapi tidak pernah bisa dihilangkan. Untuk mengurangi resiko investasi, kita juga bisa melakukan analisis melalui tingkat korelasi antara instrumen dalam suatu portfolio. Menurut J.Supranto kau tidaknya hubungan antar variabel diukur dengan suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi. Nilai Koefisien Korelasi berkisar antar -1 sampai 1 (J.Supranto, Statistik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1994). Korelasi positif menunjukkan keduanya bergerak dalam arah yang searah. Artinya variabel satunya naik, maka variabel yang lain juga mengalami kenaikan. Sementara korelasi negative menujukkan arah pergerakan yang saling berlawanan antar variabel. Jika tidak ada korelasi antara variabel, maka koefisien korelasinya = 0. Setelah kita mengetahui hasil korelasi antar variabel, hubungannya dengan strategi investasi, maka kita akan memilih portfolio yang mempunyai hubungan antar variabel adalah negative. Efektifitas pengurangan risiko tersebut disebabkan oleh : Banyaknya julah saham yang tersedia di pasar-pasar modal tersebut. koefisien korelasi antar tingkat keuntungan saham-saham yang terdaftar di bursa tersebut. Semakin rendah koefisien korelasi tingkat keuntunagan, semakin Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

efektif pengurangan resiko. Hal ini menujukkan bahwa kemungkinan seluruh resiko bisa dikurangi. Setelah portfolio dipelajari dalam masalah potensi hasil dan resikonya, investor berada pada posisi untuk memilih satu portfolio yang paling mnarik baginya dan keberanian investor dalam menghadapi resiko investasi. Ada 3 macam sikap investor terhadapa resiko investasi : Risk Averse --- mengindari resiko Risk Seeker --- menyenangi resiko Risk Indefferent --- tidak menyukai resiko Kurva indifferent menunjukkan serangkaian kombinasi resiko dan return yang diharapkan yang memberi investor jumlah utilitas yang sama. Para investor dikatakan berada pada kondisi indifferent (tidak lebih memilih salah satu) antara kombinaskombinasi resiko dan return yang diharapkan yang berada pada kurva indifferent yang sama.

0100090000038d00000002001c00000000000400000003010800050000000b0200 000000050000000c02b3040907040000002e0118001c000000fb02100007000000 0000bc02000000000102022253797374656d007668b6b509509b2300cc03377640 913a765058c1095c9b2300040000002d010000040000002d010000040000000201 01001c000000fb02a4ff0000000000009001000000000440002243616c696272690 0000000000000000000000000000000000000000000000000040000002d0101000 40000002d010100040000002d010100050000000902000000020d000000320a570 0000001000400000000000807b0042000360005000000090200000002040000002 d010000040000002d010000030000000000 Gambar 1.Kurva Indifferent C. Portfolio Dua Asset Portfolio dua asset adalah portfolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua asset atau sekuritas. Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu dimulai dari tidak adanya investasi yang bebas resiko dan tidak diperkenankannya short sales. Short dales berarti menjual saham yang tidak dimiliki. Misalkan seorang investor X menduga bahwa saham A yang saat ini harga jualnya Rp 10.000,- akan

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

turun harganya menjadi Rp 9500,- pada bulan depan. Kemudian investor meminjam saham tersebut dari investor Y (yang memiliki saham A) dengan janji akan saham tersebut pada bulan depan. Setelah memperoleh saham tersebut benar mengalami penurunan seperti dugaan investor X, maka investor X akan mengalami keuntungan. Tetapi jika ternyata dugaaan tersbut meleset, maka investor X akan mengalami kerugian. Short sales tidak diperkenankan berarti kita hanya dapat menginvestasi dana kita maksimum sebesar 100% pada suatu sekuritas dan minimum 0%. Sedangkan Short sales diperkenankan itu berarti proporsi dana yang diinvestasikan pada suatu sekuritas bias lebih dari 100% dan bias lebih kecil dari 0%(artinya negative). Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang diharapkan dari portfolio adalah : E(RP) = WA .RA + WB .RB E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB) WA + WB = 1 Keterangan : E(RP) E(RA) RA XA E(RB) RB XB : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio : ekspektasi return dari sekuritas A : satu outcome dari sekuritas A : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham A : ekspektasi return dari sekuritas B : suatu outcome dari sekuritas B : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B

Jika Short sales diperkenankan, maka proporsi dana yang diinvestasikan pada sekuritas yang di Short sales akan negative. Ini terjadi karena kita sebenarnya meminjam sekuritas tersebut, dan hasilnya kita pergunakan untuk investasi pada sekuritas yang lain. Tetapi khusus pembahasan kali ini Short sales tidak diperkenankan. Maka, XA + XB = 1 ------ XB = 1- XA .persamaan 1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

Dimana : Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

XA 0 Return saham B 0.05 0.06 0.02 0.00 0.05 0.08 0.04 0.03 0.01 -0.02

Return saham A 0.10 0.05 0.02 0.00 0.05 -0.02 0.08 0.15 -0.05 0.10 XB 0

Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham / sekuritas menjadi : E(RP) = XA .E(RA) + XB .E(RB) E(RP) = XA .E(RA) + (1-RA) .E(RB) Tabel 1 . Return saham A dan saham B. Tingkat kemampuan yang diharapkan dari suatu portfolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing sekuritas membentuk portfolio tersebut. Hal tersebut tidak berlaku untuk resiko ( atau deviasi standar tingkat keuntungan ) suatu portfolio. Deviasi standar portfolio yang terdiri dari 2 jenis sekuritas adalah : P2 P Dimana : = XA2 .A2 + XB2 .B2 + 2XAXB .A = XA2 .A2 + XB2 .B2 + 2XAXB .AB P = varian portfolio

A = kovarian saham A B = kovarian saham B AB = kovarian antara A dan B XA = proporsi dana ke sekuritas A XB = proporsi dana ke sekuritas B Kemudian masukan persamaan 1 :

E(Ri) = ? Ri Pi
RETURN & RESIKO PORTFOLIO

P P

= XA2 A+ XB2 B + 2XAXB AB = XA2 A + (1-XA2) B2 + 2XA(1.XA) AB

dan, karena AB = KAB A B, maka : P = XA2 A2+ (1-XA2) B2 + 2XA(1.XA) KAB AB

Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien korelasi +1 menunjukan bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut selalu bergerak dari arah yang sempurna sama (artinya kalau yang satu naik 10% maka yang lain juga naik 10%). Sedangkan korelasi sebesar -1 menunjukan bahwa pergerakan tengkat keuntungan menuju kearah berlawanan yang sempurna (artinya jika yang satu naik 10% maka yang lain akan turun sebesar 10%). Contoh : Seorang investor memiliki portfolio yang terdiri dari saham A dan saham B yang proporsinya berturut-turut 75% dan 25%. Dalam 10 periode yang lalu return saham A dan saham B nampak dalam table dibawah ini : Return pada masing-masing periode adalah outcome yang diasumsikan akan muncul kembali dengan probabilitas yang sama untuk masing-masing outcome. Dengan menggunakan rumus untuk menghitung expected return sekuritas/saham :

dimana : E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i Ri Pi = satu outcome dari sekuritas i = probabilitas munculnya outcome tertentu dari sekuritas i

Maka, ekspektasi return saham A sebesar 0.048 dan ekspektasi return saham B sebesar 0.032 Dengan demikian ekspektasi return dari portfolio tersebut adalah : N E(RP) = E(Ri)Xi i=1 E(RP) = (75% x 0.048) + (25% x 0.032) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

= 0.044 Untuk menghitung standar deviasi portfolio yang dicontohkan diatas, terlebih dahulu harus dihitung standar deviasi saham A dan standar deviasi saham B serta koefisien korelasi antara saham A dan saham B. Dengan menggunakan formula standar deviasi () : i = [ri-E(ri)]2 pi Maka, standar deviasi saham A = 0.062 Standar deviasi saham B = 0.030 Sementara itu koefisien korelasi antara saham A dan saham B adalah -0.0515 (pembaca dapat melihat formula koefisien korelasi di buku-buku statistic) Kemudian dapat dihitung besar standar deviasi portfolio adalah : N NN 2 2 + X X P= Xi i i j ij p = (0.75)2 x (0.062)2 + (0.25)2 x (0.030)2 + 2 x 0.75 x 0.25 x 0.062 x 0.030 x (-0.0515) = 0.0467 Contoh portfolio antara saham A dan saham B diatas merupakan contoh yang baik karena keduanya memiliki koefisien korelasi yang negative. Secara matematis, jika ada 2 sekuritas yang koefisien korelasinya negative sempurna (yaitu r = -1) maka, risiko portfolionya dapat dihilangkan sama sekali dengan memakai kombinasi tertentu dari dua saham tersebut. Namun sayangnya di praktek sangat sulit ditemukan, bahkan tidak mungkin ada dua sekuritas yang korelasi returnnya negative sempurna. Apalagi jika investor mengkombinasi lebih dari dua sekuritas/asset dalam portfolionya maka untuk mendapatkan korelasi yang negative menjadi menjadi sangat tidak mungkin. Yang lebih mungkin adalah mencari kombinasi yang koefisien korelasinya rendah, bukan yang negative. D. Portfolio Banyak Asset

10

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas atau banyak sekuritas. RUMUS : E(RP) = E(Ri)Xi Atau E(RP) = WA.RA + WB.RB ++Wn.Rn ( Dimana : WA+WB++Wn = 1) Keterangan : E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i Ri Xi = satu outcome dari sekuritas i = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i

Formula untuk menghitung standar deviasi sebuah portfolio adalah sbb : Rumus : p 2 = Xi i + 2 Xi Xj ij i j
i=1 i=1 j=1 N NN

karena : COVij = ij i j
N NN

Kondisi 1 2 3 P 2

Pi 0.20 0.70 0.10 = Xi2 i2 +


i=1

Ra Rb 0.0500 -0.0500 0.2000 0.1250 0.3000 0.4000 2 Xi Xj COVij


i=1 j=1

Rc -0.0250 0.1500 0.3500

atau
N NN

= Xi + 2 Xi Xj COVij
2 2 i

i=1

i=1 j=1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

dimana : P2 i ij Xi Xj = varian portfolio = kovarian saham i (i = 1,2,.;ij) = kovarian antara i dan j = proporsi dana ke sekuritas i = proporsi dana ke sekuritas j

Contoh : Hitunglah return dan risiko dari suatu portfolio yang terdiri atas 3 investasi yaitu A, B, dan C dengan data tertera dibawah ini : Komposisi portfolio : Investasi A 60% Investasi B 25% Investasi C 15% Jawab : Saham A B C E(Ri) 0.1800 0.1175 0.1350 Var(Ri) 0.0051 0.0136 0.0009 (Ri) 0.0714 0.0714 0.0714

COVab = Pi ( Ra-E(Ra)) ( Rb-E(Rb) 0.00079 COVac = Pi ( Ra-E(Ra)) ( Rc-E(Rc) 0.0070 COVbc = Pi ( RB-E(RB)) ( RC-E(RC) 0.0115

Komposisi portfolio : A B C Saham = 60% = 25% = 15% Xi Xi2 Var ( Ri ) Xi2 Var ( Ri )

12

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

A 0.60 B 0.25 C 0.15 Xi Var ( Ri )

0.36 0.0625 0.0225

0.0051 0.0136 0.0009

0.00184 0.00085 0.00022 0.00291

XA XB COVAB = 0.60 x 0.25 x 0.0079 = 0.001185 XA XC COVAC = 0.60 x 0.15 x 0.0070 = 0.000630 XB XC COVBC = 0.25 x 0.15 x 0.0115 = 0.000431 Xi Xj ij i j = 0.002246 2 Xi Xj ij i j = 0.004492 Varians portfolio P2 = Xi2 i 2+ 2 Xi Xj COVij = 0.00291 + 0.004492 = 0.007402 Standar deviasi portfolio p = Xi2 i 2+ 2 Xi Xj COVij = 0.007402 Return portfolio E(RP) = E(Ri) Xi = ( 0.6 x 0.18 ) + ( 0.25 x 0.1175 ) + ( 0.15 x 0.135 ) = 0.1576 = 15,76% E. Menentukan Portfolio Efisien dan Optimal Portfolio Efisien Banyak hal yang mempengaruhi berhasil tidaknya usaha investor dalam melakukan investasi menyebabkan perlinya pertimbangan yang cukup matang dalam melakukan analisis. Uangnya akan dialokasikan ke berbagai portfolio untuk dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini disebut dengan holding period. Setelah itu investor akan menjual sahamnya pada akhir masa tertentu. Untuk dapat menarik investor sehingga tetap mau melakukan investasi, diperlukan investasi strategi yang tepat. Strategi ini yang kemudian disebut dengan portfolio yang efisien. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI = 0.08604

Ada 2 cara untuk dapat mencapai portfolio yang efisien. Markowitz (1952) mengilustrasikan bagaimana membentuk portfolio yang efisien. Portfolio yang efisien adalah yang : 1 . Menawarkan return yang diharapkan maksimum untuk berbagai tingkat risiko 2 . Menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat return yang diharapkan 0100090000038d00000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000 000050000000c02b3040907040000002e0118001c000000fb02100007000000 0000bc02000000000102022253797374656d007668b6b509509b2300cc03377 640913a765058c1095c9b2300040000002d010000040000002d010000040000 00020101001c000000fb02a4ff0000000000009001000000000440002243616c 696272690000000000000000000000000000000000000000000000000004000 0002d010100040000002d010100040000002d01010005000000090200000002 0d000000320a5700000001000400000000000807b0042000360005000000090 200000002040000002d010000040000002d010000030000000000 Gambar 2. Daerah yang layak dan efisien Keterangan gambar : Gambar ini menunjukan ilustrasi efficien set Titik G, E, S dan H adalah contoh portfolio Secara umum, portfolio-portfolio itu membentuk gambar seperti payung. Tergantung pada sekuritas yang terlibat, bentuk tersebut dapat lebih ke kanan atau ke kiri atau lebih tinggi atau lebih rendah, atau lebih tebal atau lebih tipis dari yang dicontohkan gambar. Sejumlah portfolio yang memenuhi kondisi pertama ( menawarkan return yang diharapkan maksimum untuk berbagai tingkat risiko) dari teorema efficient set harus diidentifikasi. Tidak terdapat portfolio yang menawarkan risiko yang lebih rendah dari portfolio E, tidak akan ada titik pada feasible set yang berada di sebelah kiri garis. Juga tidak ada portfolio yang menawarkan risiko yang lebih besar dari H. jadi portfolio yang sesuai dengan kondisi pertana adalah portfolio yang terletak pada batas atas feasible set antara E dan H.

14

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

Kemudian tentukan portfolio yang sesuai dengan kondisi kedua (menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat return yang diharapkan). Tidak ada portfolio yang menawarkan return yang diharapkan lebih besar dari portfolio S dan lebih rendah dari portfolio G.

Pemilihan Portfolio Yang Optimal Bagaimana investor memilih portfolio yang optimal? 0100090000038d00000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000 000050000000c02b3040907040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc0 2000000000102022253797374656d007668b6b509509b2300cc03377640913a765058 c1095c9b2300040000002d010000040000002d01000004000000020101001c000000f b02a4ff0000000000009001000000000440002243616c6962726900000000000000000 000000000000000000000000000000000040000002d010100040000002d0101000400 00002d010100050000000902000000020d000000320a5700000001000400000000000 807b0042000360005000000090200000002040000002d010000040000002d01000003 0000000000 Gambar 3. Pemilihan portfolio yang optimal Keterangan : Investor dapat menggambatkan kurva indiferensnya pada grafik dengan efficient set dan kemudian memilih portfolio yang berada pada kurva indifferens yang paling kiri atas. Portfolio ini akan bertemu dengan titik, yang pada titik ini kurva indifferens bersinggungan dengan efficient set. Potfolio O* yang terdapat pada kurva indifferens I2. Meskipun infestor akan lebih menyukai portfolio I3, tidak ada portfolio yang tersedia ; keinginan untuk berada pada pada kurva indifferens tersebut hanya merupakan impian. Sedangkan pada I1, investor mempunyai banyak pilihan investasi, bias saja pada titik O.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal 2005 . Teori Keuangan dan Pasar Modal, edisi pertama, Yogyakarta : Ekonisia. Anoraga, Panji, 2003 . Pengantar Pasar Modal, Edisi keempat, Jakarta, PT Rineka cipta. Sharpe, William F. 2005 . Investasi ( versi Bahasa Indonesia ), edisi keenam, Jakarta, PT Indeks Kelompok Gramedia. Suad Husnan, 2003. Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, edisi ketiga, yogyakarta, Unit penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

16

RETURN & RESIKO PORTFOLIO

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Agus Zainul Arifin MANAJEMEN INVESTASI

Anda mungkin juga menyukai